2. Tidak Ambigu
Artinya suatu karya ilmiah haruslah dikarang berdasarkan kaidah bahasa yang baik dan benar.
Penulis harus menguasai materi atau harus mampu untuk menyusun kalimat dengan subjek dan
prediket yang jelas.
3. Tidak Emotif
Artinya karya tulis harus disusun tidak dengan melibatkan aspek perasaan penulisnya. Hal-hal
yang diungkapkan harus rasional, tanpa diberi tambahan pada subjektifitas penulisnya.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang muncul tersebut, kemudian dapat diidentikasi
berbagai macam masalah lain yang timbul. Hal ini sangat penting dilakukan guna memilih dan
menetapkan masalah yang akan ditulis.
3. Pembatasan Masalah
Kualitas suatu karya ilmiah tidak terletak pada banyaknya masalah yang diambil, akan tetapi
lebih kepada sebarapa dalam karya tersebut mengupas permasalahan yang ada. Oleh karena
itu, masalah haruslah dibatasi agar penulis dapat merumuskan masalahnya dengan jelas
4. Perumusan Masalah
Merupakan pertanyaa yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan
diteliti. Perumusan masalah biasanya menggunakan kalimat Tanya.
5. Tujuan Penelitian
Haruslah karya ilmiah mengungkapkan tujuan penelitiannya secara lengkap, operasional, dan
konsisten dengan perumusan masalah yang sudah dikemukakan sebelumnya. Tujuan penelitian
memperoleh jawaban atas masalah yang telah dirumuskan
6. Manfaat Penelitiaan
Bertujuan untuk mengembangkan ilmu dan penelitian lebih lanjut. Manfaat praktis
menyangkut kegunaan praktis penelitian tersebut.
7. Landasan Teoritis
Merupakan pengkajian ilmiah terhadap pengetahuan yang telah ada. Kajian tersebut berbentuk
hukum, konsep, dan prinsip-prinsip yang relevan dengan permasalahan. Teori yang dikutip
haruslah bersumber dan dapat dipertanggung jawabkan.
Dalam landasan teori, juga harus pula dikaji mengenai penelitian yang rleevan atau
berhubungan dengan pernelitian saat ini. Penelitiaan yang relevan tersebut diperlukan untuk
melihat bahwa penelitian yang sebelumnya memiliki unsur-unsur yang dapat mendukung
penelitian saat ini.
8. Kerangka Pemikiran
Merupakan arahan penalaran saat penulis menyusun penelitiannya. Kerangka pemikiran ini
berguna untuk mewadahi teori-teori yang dikutip menjadi rangkaian yang utuh yang mengarah
pada hasil sementara. Menyusun kerangka pemikiran berarti menyusun argumen yang raisonal
didasarkan atas teori-teori yang telah diungkapkan. Jawaban sementara atas masalah disebut
dengan hipotesis.
Hipotesis adalah jawaban sementara atas permasalahan yeng sedang diteliti. Hipotesis disusun
berdasarkan teori yang sudah dikaji dengan kerangka pemikiran tertentu. hipotesis dinyatakan
dalam bentuk kalimat pernyataan.
Teknik Penulisan
Penulisan karya ilmiah menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar mengacu
pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan; dan jika di
pandang mampu maka dapat menggunakan Bahasa Arab dan atau Bahasa Inggris
Informasi disajikan dengan bahasa yang lugas, sederhana, tepat dan langsung pada
persoalan yang dibicarakan;
Penulisan istilah yang berasal dari bahasa asing dan daerah, dengan huruf miring
(italic), seperti kata istinbath al-ahkam (istinbâth al-ahkâm), drop out (drop out), gugur
gunung (gugur gunung);
Untuk menghindari subyektivitas, penulisan karya ilmiah tidak diperbolehkan
menggunakan kata saya, aku, kami atau kita kecuali dalam kata pengantar;
JENIS JENIS PIDATO
1. Pidato impromtu
Adalah pidato yang disampaikan tanpa adanya persiapan dari orang yang akan
berpidato. (spontan).
Keuntungan : dapat mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya.
Gagasan danpendapatnya datang secara spontan
Impromtu memungkinkan kita untuk terus berpikir
Kelemahan : dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah karena dasar
pengetahuan yang tidak memadai
Mengakibatkan penyampaian yang kurang lancar
Gagasan yang disampaikan tidak beraturan
2. Pidato manuskrip
Pidato ini adalah pidato dengan menggunakan naskah.
Keuntungan : kata-kata dapat dipilih dengan baik, sehingga dapat menyapaikan
arti yang tepat
Pernyataan dapat dihemat, karena manuskrip dapat disusun kembali
Dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penyampaian
Kekurangan : komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak
berbicara langsung kepada pendengar
Pembicara tidak dapt melihat pendengar dengan baik
3. Pidato ekstemporer adalah pidato yang paling baik, yaitu pidato yang
menggunakan sebuah catatan kecil yang berisi point point dari isi yang akan
disampaian.
4. Pidato memoriter adalah pidato yang menggunakan metode hafalan, pembicara
akan menulis semua pesan yang akan disampaikan dalam sebuah naskah
kemudian dihafalkan dan disampaikan kepada audiens kata demi kata secara
hafalan.