Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan. Sebagai batasan adalah usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram. Abortus yang berlangsung tanpa adanya tindakan disebut abortus
spontan, sedangkan abortus yang berlangsung karena adanya tindakan disebut abortus
provokatus. Abortus provokatus dibagi menjadi 2, yaitu abortus provokatus medisinalis atau
abortus provokatus kriminalis. Angka kejadian abortus sukar ditentukan karena abortus
provokatus banyak yang tidak dilaporkan, kecuali bila sudah terjadi komplikasi. Dari kejadian
yang diketahui, 15-20% merupakan abortus spontan atau kehamilan ektopik. Sekitar 5% dari
pasangan yang mencoba hamil akan mengalami keguguran yang berurutan, dan sekitar 1%
pasangan mengalami 3 atau lebih keguguran yang berurutan. Rata-rata terjadi 114 kasus
abortus per jam.(1)
Angka kejadian abortus sulit untuk ditentukan karena abortus provokatus sangan
banyak yang tidak dilaporkan, kecuali bila telah terjadi komplikasi. Jika dikaji lebih dalam,
angka kejadian abortus bisa mencapai 50% hal ini dikarenakan tingginya angka chemical
pregnancy loss yang tidak dapat diketahui pada 2-4 minggu setelah konsepsi, sebagian besar
kegagalan konsepsi ini dikarenakan kegagalan gamet (misalnya pada sperma dan disfungsi
oosit). Pada tahun 1988 Wilcox dan kawan-kawan melakukan studi terhadap 221 perempuan
yang diikuti selama 707 siklus haid total. Didapaatkan total 198 kehamilan, dimana 22%
mengalami abortus sebelum saat haid berikutnya.(1)
Abortus habitualis adalah abortus yang terjadi tiga kali berturut-turut, angka
kejadiannya sekitar 3-5%. Data dari beberapa studi menyatakan bahwa setelah 1 kali
mengalami abortus , pasangan punya resiko sebesar 15% untuk mengalami keguguran lagi,
sedangkan jika 2 kali makan resiko keguguran mencapai 25%.(1)
Pada tahun 2000 di Indonesia diperkirakan bahwa sekitar dua juta aborsi terjadi. Angka
ini dihasilkan dari penelitian yang dilakukan berdasarkan sampel yang diambil dari fasilitas-
fasilitas kesehatan di 6 wilayah, dan juga termasuk jumlah aborsi spontan yang tidak diketahui
jumlahnya walaupun dalam hal ini diperkirakan jumlahnya kecil. Walaupun demikian, estimasi
aborsi dari penelitian tersebut adalah estimasi yang paling komprehensif yang terdapat di
Indonesia sampai saat ini. Estimasi aborsi berdasarkan penelitian ini adalah angka tahunan
aborsi sebesar 37 aborsi untuk setiap 1,000 perempuan usia reproduksi (15-49 tahun). Perkiraan
1
ini cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia: dalam skala regional
sekitar 29 aborsi terjadi untuk setiap 1,000 perempuan usia reproduksi. Sementara tingkat
aborsi yang diinduksi tidak begitu jelas, namun terdapat bukti bahwa dari 4.5 juta kelahiran
yang terjadi setiap tahunnya di Indonesia pada waktu sekitar waktu penelitian tersebut
dilakukan, 760,000 (17%) dari kelahiran yang terjadi adalah kelahiran yang tidak diinginkan
atau tidak direncanakan.(2)
Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka
kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka
tersebut sedikit menurun jika dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per
100.000 kelahiran hidup. Target global MDGs (Millenium Development Goals) ke-5 adalah
menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada 2015.(3)

Gambar 1. Penyebab Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun 2010-2013


Berdasarkan penyebabnya, angka kematian ibu paling banyak disebabkan oleh
perdarahan. Abortus juga merupakan salah satu faktor penyumbang angka kematian ibu,
namun lebih sering dilaporkan dalam bentuk perdarahan bukan dalam bentuk abortus. Bila
abortus ini terjadi, maka harus segera ditangani untuk mengatasi perdarahan karena perdarahan
yang banyak dapat menyebabkan kematian ibu.(4)
Oleh karena itu, penulis mengangkat judul “abortus” agar dapat memberikan
pengetahuan mengenai abortus, etiologi, macam-macam abortus hingga penanganannya.

2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami abortus pada kehamilan maternal
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi abortus
2. Untuk mengetahui etiologi dari abortus
3. Untuk mengetahui macam-macam abortus
4. Untuk mengetahui cara mendiagnosis abortus
5. Untuk mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada abortus
6. Untuk mengetahui penanganan abortus
7. Untuk mengetahui prognosa abortus

Anda mungkin juga menyukai