Atik Kurnia - 2103011412007 - BAB IV
Atik Kurnia - 2103011412007 - BAB IV
BAB IV
UTILITAS
Adapun utilitas yang digunakan di PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk berfungsi
sebagai sarana dan prasarana yang mendukung seluruh kegiatan di area pabrik. Sistem
utilitasnya dibagi menjadi empat area utama yaitu:
1. Area 1 merupakan Sistem Pengambilan Air Laut (Sea Water Intake System), Sistem Air
Pendingin (Cooling Water System), dan sistem Pemadaman Kebakaran (Fire Fighting
System).
2. Area 2, yaitu Sistem Pengolahan Air dan Unit Desalinasi (Water Treatment System and
Desalination Unit).
3. Area 3, terdiri dari Sistem Penyediaan Udara Pabrik dan Peralatan Udara (Plant Air /
Instrument Air), Sistem Boiler, dan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik (Steam Turbine
Generator STG and Gas Turbine Generator/GTG).
4. Area 4, yaitu Sistem Pengolahan Air Limbah (Waste Water Treatment System).
4.1 Penyediaan Air
Sumber air yang digunakan untuk seluruh PT. Chandra Asri diperoleh dari dua
sumber, yaitu:
a. Air laut berasal dari selat sunda, digunakan untuk indirect cooling pada proses
perpindahan panas, direct cooling pada surface condensor, dan pendingin quench
water pada ethylene plant.
b. Air baku berasal dari PT. Krakatau Tirta Industri (PT. KTI), digunakan sebagai
umpan boiler, fasilitas air pendingin, air minum, supply polishedwater ke deaeration
di ethylene plant dan untuk fasilitas pembangkit tenaga uap.
Sistem dalam penyediaan dan pengolahan air terdiri dari 3 sistem, yaitu sistem
pengolahan air laut, sistem pengolahan air, dan sistem air pendingin.
4.1.1 Sea Water System
Sistem pengolahan air laut bertujuan untuk mengolah air laut yang
digunakan oleh Ethylene Plant dan Auxilary Facility Plant (Polyethylene dan
Polypropylene Plant). Kapasitas sea water yang diambil untuk kegiatan produksi
di PT. Chandra Asri Petrochemical sebesar 72.000 m3/jam. Sea Water berfungsi
sebagai pendingin langsung pada permukaan kondensor, dan quench water
71
Laporan Kerja Praktik
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
coolers untuk ethylene plant. Sistem ini terdiri dari sea water intake system dan
desalination process.
Sistem pengambilan Air Laut (Sea Water Intake System)
Sitem pengambilan air laut terdiri dari beberapa unit proses dengan skema
pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Sistem Pengambilan Air Laut (Sea Water Intake System)
72
Laporan Kerja Praktik
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
73
Laporan Kerja Praktik
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
74
Laporan Kerja Praktik
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Gambar 4.2 Standar baku mutu kualitas air PT. Chandra Asri
75
Laporan Kerja Praktik
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Polished water digunakan sebagai bahan baku boiler feed water, regenerasi
demineralization unit, regenerasi mixed bed polisher unit, untuk cooling water
make up, dan untuk air proses pada ethylene plant.
Oleh karena itu water treatment system berfungsi untuk mengolah air baku,
memanfaatkan kondensat dalam turbin, mensuplai polished water ke dearator di
ethylene plant, memfasilitasi pembangkit uap (steam generator), dan sebagai
make up umpan boiler ke fasilitas cooling water. Skema water treatment system
dapat dilihat pada gambar 4.3.
Raw Material
Sludge Basin
Deminenalizer Unit
Sludge
Steam Condensate
Polisher Water Tank Polisher Water
Tank
76
Laporan Kerja Praktik
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
hingga menuju ukuran besar dengan unggun pasir sebagai lapisan pertama dan
diikuti oleh pasir silika dan batu kerikil (gravel). Ketika air dialirkan ke bagian
atas kolom, suspended solid terjebak pada sela-sela unggun, sehingga terpisah
dari air. Air yang keluar dari sand filter ini disebut filter water, dengan
kandungan solid sebesar 2 mg/L dan kandungan chlorine 0,8 mg/L. Sludge
yang diperoleh dialirkan ke sludge basin untuk dipompakan ke sludge
dewatering equipment
c. Sludge dewatering Equipment
Sludge Dewatering Equipment merupakan decanter yang berfungsi
untuk memisahkan air yang ikut terbawa dalam sludge dan selanjutnya air
yang didapat diumpankan kembali ke clarifier sebagai recovery water. Sludge
Dewatering Equipmentmemiliki volume sebesar 260 m3.
d. Filtered Water Basin
Air yang disaring di sand filter dengan suhu ambient (30OC) dan tekanan
1,5 kg/cm2 dimasukkan ke dalam filtered water basin sebagai penampung
sementara dengan kapasitas 250 m3. Air dialirkan ke filtered water basin
melalui atas kolom yang berisi unggun activated carbonuntuk menghilangkan
chlorine karena akan merusak ion resin. Outlet water dari activated carbon
filter mempunyai kandungan chlorine sebesar 0,8 ppm. Jika kandungan
chlorine pada outlet water telah lebih dari 0,8 ppm, maka activated carbon
telah jenuh dan perlu diganti dengan unggun yang baru. Kolom activated
carbon juga mengalami backwash, untuk cleaning suspended solid yang
terperangkap dan dilakukan setelah activated carbon filter beroperasi 25.000
m3/cycle. Air dari filtered water basin sebagian dikirim ke drinking water tank
untuk air minum dan sebagian lagi dipompakan ke filtered water tank. Dari
filtered water tank, air digunakan untuk servis dan sebagian lagi dipompakan
ke demineralizer unit. Fungsi lain air yang ditampung di filtered water basin,
digunakan sebagai media backwash untuk proses pembersihan (cleaning) sand
filter apabila telah jenuh dengan kandungan suspended solid. Air bilasan dari
backwash sand filter ini, dialirkan menuju recovery water basin, lalu dibuang
ke laut.
e. Demineralizer Unit
77
Laporan Kerja Praktik
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
78
Laporan Kerja Praktik
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
37 oC 30 oC
HE
Cooling Cooling
45 oC 33 oC
water water
Jumlah cooling water yang digunakan PT. Chandra Asri sebesar 40.000 m3/hr. Cooling
Water System terdiri dari beberapa alat sebagai berikut :
a. Indirect Cooler Plate Heat Exchanger
Air pendingin yang telah mengalami kenaikan suhu akibat digunakan
dalam proses akan dialirkan ke indirect cooler plate heat exchanger dengan air
laut sebagai pendingin. Dengan kondisi sebagai berikut :
Suhu dan tekanan inlet cooling water: 45OC dan 4,5 kg/cm2G
Suhu dan tekanan outlet cooling water: 33OC dan 2,5 kg/cm2G
Sedangkan untuk kapasitasnya yaitu:
OP (Olefin Plant) : 14,96 mmkcal/hr (14 operasi 1 stand by)
AFP : 13,16 mmkcal/hr (4 operasi 1 stand by)
79
Laporan Kerja Praktik
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Aktivitas Pemadam
Kebakaran
80
Laporan Kerja Praktik
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
kW), sedangkan pompa lainnya digerakkan oleh mesin diesel (541 kW). Fresh
water pump digunakan untuk memompa air segar dari PT. Krakatau Tirta
Industri.
c. Sea Water Fire Pump
Digunakan untuk mengambil air laut sebagai cadangan air, apabila fresh
water tidak sanggup memadamkan api yang terjadi. Kapasitas sea water fire
pump sebesar 1.100 m3/hr yang digerakkan dengan mesin diesel (547 kW).
4.2 Penyediaan Uap
Pada PT. Chandra Asri Petrochemical, steamdigunakan untuk boiler pada utilitas,
menyuplai air umpan boiler dan sistem penyediaan steam. Skema penyediaan steam
terdapat pada gambar 4.6.
Oxygen
Ammoniac Phosphate
Scavanger
Chemical
Deaerator
Injection Unit
Boiler A Boiler B
High Pressure
Steam (HPS)
Steam
Let Down
Gambar 4.6 Skema Unit Penyedia Steam di PT. Chandra Asri Petrochemical
Pressure Control. Bahan bakar Boiler adalah Pyrolisis Fuel Oil (PFO), C1 Gas, dan
Diesel Oil (DO) yang diambil dari Ethylene Plant.
Kondisi operasi : T (405OC) dan P (44 kgf/cm2)
Kapasitas : 120 ton/hr x 2 unit
Sistem boiler ini terdiri dari beberapa komponen yaitu condensate filter, dearetor,
economizer, boiler feed water (BFW) pump, unit boiler, superheater, dan chemical
injection unit. Skema proses pada sistem boiler terdapat pada gambar 4.7.
82
Laporan Kerja Praktik
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
residu oksigen bebas yang dapat menyebabkan korosi. Selain itu juga diinjeksikan
amine N-1800 yang berfungsi untuk menjaga pH dari boiler water (BW). BW yang
dihasilkan harus memenuhi standar quality air yaitu memiliki pH antara 9-9,7, total
dissolved solid maksimum 500 ppm, konduktivitas maksimum 50 μs/cm, kandungan
phosphate 4-9 ppm, dan silica makasimum 3 ppm.
Boiler Water (BW) yang dihasilkan dari deaerator kemudian diumpankan ke
dalam boiler menggunakan tiga buah boiler feed water (BFW) pump (GA-2001
A/B/C). Sebelum memasuki unit boiler terlebih dahulu BFW dilewatkan ke dalam
economizer (EA-2001) untuk mengalami pre-heater dari 147 oC menjadi 192oC
dimana perpindahan panas terjadi secara tidak langsung antara BFW dengan flue
gas. Unit economizer ini didesain dengan tekanan 52,2 kgf/cm2. Setelah mengalami
pre-heater kemudian dimasukkan dalam steam drum dimana pada steam drum ini
diinjeksikan phosphate yang berfungsi untuk mencegah pembentukan kerak. Steam
yang dihasilkan dari sistem boiler adalah high pressure steam, dengan temperature
405 oC dan tekanan 44 kgf/cm2. Flue gas yang dihasilkan setelah dilewatkan dalam
economizer kemudian dibuang ke cerobong pembakaran (stack).
Dari unit boiler ini hanya dihasilkan high pressure steam, sedangkan untuk
medium pressure steam dan low pressure steam diperoleh dari let down sistem.
Medium pressure steam yang diperoleh dari let down sistem ini memiliki
temperature 295oC dan tekanan 15,5 kgf/cm2, sedangkan low pressure steam
memiliki temperature 195 oC dan tekanan 3,5 kgf/cm2.
b. Air Umpan Boiler (Boiler Feed Water)
Sistem ini terdiri dari Condensate Filter, Deaerator (Oxygen Scavenger),
Boiler Feed Water Pump, dan Chemical Injection Unit(Ammonia dan Phospate).
Condensate dimasukkan ke Condensate Filter agar kandungan besi terlarutnya
hilang, lalu diumpankan ke Deaerator bersamaan dengan polished water. Dengan
tekanan rendah, Oxygen Scavenger diinjeksikan ke Deaerator untuk dihilangkan
residu oksigen bebas. Amonia diinjeksikan pada Chemical Injection Unit untuk
mengatur pH air umpan Boiler (BFW) dan diinjeksikan phosphate agar dapat
mencegah scale (batu ketel) yang akan menghambat aliran.
Kriteria air umpan boiler:
1. pH : 9,8 – 10
83
Laporan Kerja Praktik
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
84
Laporan Kerja Praktik
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
85
Laporan Kerja Praktik
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
86
Laporan Kerja Praktik
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
87
Laporan Kerja Praktik
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Plant air compressor yang digunakan terdapat 5 buah. Dalam kondisi normal
dua beroperasi dan lainnya stand-by. Salah satu compressor digerakkan oleh turbin,
tiga buah oleh motor, dan satu buah oleh motor. Plant air compressor menghasilkan
udara terkompresi yang akan digunakan oleh dua system yaitu plant air system dan
instrument air system. Plant air compressor mempunyai kapasitas 5.800 Nm3/hr
dengan tekanan 8 kg/cm2 dan membutuhkan daya sebesar 725 kW. Udara
terkompresi pada plant air system ditampung dalam plant air reservoir.
b. Instrument Air Dryer
Instrument air dryer yang berjumlah dua buah berfungsi untuk menegeringkan
udara terkompresi. Kapasitas pengering yang digunakan adalah 2.400 Nm3/hr dan
dew point -40OC.
c. Instrument Air Reservoir
Udara terkompresi yang telah dikeringkan, ditampung di dalam instrument air
reservoir. Pada operasi normal, pabrik hanya memerlukan 2.020 Nm3/hr udara
terkompresi.
4.5 Pengelolaan Limbah
Sistem pengolahan limbah bertujuan untuk mengolah limbah sesuai standar baku
mutu yang telah ditetapkan pemerintah. Limbah yang terdapat pada PT. Chandra Asri
terdiri dar 3 fasa yaitu cair, gas dan padat.
4.5.1 Pengelola Limbah Padat
Limbah padat yang merupakan sisa proses produksi dan limbah domestik yang
berasal dari perkantoran akan dibakar atau didaur ulang. Limbah padat yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) disimpan dalam drum penyimpanan
sementara yang selanjutnya dikirim ke pusat pengolahan limbah B3. Sedangkan limbah
yang berasal dari jasa boga akan dikumpulkan dan diangkut ke luar pabrik.Pengolahan
limbah padat Pada PT. Chandra Asri dibagi menjadi beberapa jenis, sebagai berikut:
a. Limbah padat berupa sisa proses industri yang terdiri dari kerak karbon, lumpur dan
abu, serta limbah domestik khususnya dari perkantoran akan dibuang melalui sistem
land fill dan dibakar. Limbah padat berupa lumpur dibakar menggunakan multiple
hearth furnace.
b. Limbah padat berbahaya dan beracun akan diolah di pusat pengolahan limbah
industri B3.
88
Laporan Kerja Praktik
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
c. Limbah padat yang berasal dari jasa boga atau catering berupa sisa makanan akan
dikumpulkan oleh perusahaan dan diangkut keluar pabrik.
d. Limbah padat yang berasal dari gedung dan kantor akan didaur ulang.
Alat pembakaran limbah padat lumpur yang digunakan adalah multiple heart
furnace. Limbah padat bergerak di sepanjang bagian tungku dengan cara didorong oleh
lengan pengaduk sehingga limbah padat tersebut jatuh ke tingkat yang lebih rendah di
dalam tungku. Tungku dilengkapi dengan poros dan dipasang lengan pengaduk dengan
media pendingin berupa udara yang berasal dari blower. Sisa udara pendingin dibuang
melalui bagian atas tungku. Proses pembakaran pada tungku terjadi pada tiga zona
yaitu:
1. Zona 1 (Zona Pengeringan)
Zona 1 merupakan zona pembakaran dengan sistem perapian sebelah atas dimana
kandungan uap air dari limbah akan menguap.
2. Zona 2 (Zona Pembakaran)
Zona 2 merupakan tempat dimana kandungan dari limbah yang ingin dihilangkan
dan dibakar pada suhu 760-930C.
3. Zona 3 (Zona Pendinginan)
Zona 3 merupakan perapian paling bawah yang berfungsi untuk mendinginkan abu
sisa pembakaran sebelum dikeluarkan dari bagian bawah tungku. Udara dari zona
pembakaran melepaskan panas ke limbah padat yang dingin pada saat udara panas
tersebut bergerak ke atas dan bersinggungan dengan aliran limbah padat yang masuk
sehingga menyebabkan penguapan yang cukup besar.
Ketika partikel limbah padat diaduk di sepanjang perapian maka gigi-gigi pada
lengan pengaduk akan menyebabkan ukuran parikel limbah padat tersebut menjadi
lebih kecil. Pengadukan ini bertujuan untuk mengusahakan sebanyak mungkin
permukaan partikel limbah bersentuhan dengan udara panas sehingga mempercepat
terjadinya pengeringan sekaligus proses pembakaran yang baik.
Panas yang dibutuhkan untuk proses pembakaran dan pemanasan awal diperoleh
dari burner yang secara otomatis akan menjaga tingkat suhu tertentu dari tungku. Abu
sisa pembakaran akan dikeluarkan dari tungku ke wadah penampung melalui lubang
pengeluaran di bagian bawah tungku. Gas yang meninggalkan zona pengeringan
dilewatkan melalui ruang atas yang berfungsi sebaga zona after-burning. Gas berada di
89
Laporan Kerja Praktik
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
zona ini selama 1 detik. Di dalam zona ini terdapat burner yang mampu menaikkan
suhu gas mencapai 750C.
Gas sisa pembakaran yang meninggalkan zona after-burning didinginkan di
bagian pendingin awal dan dilewatkan pada scrubber sebelum dibuang ke atmosfer.
Udara atau gas yang bersih dibuang melalui cerobong dengan menggunakan IDF pada
suhu 80C
4.5.2 Pengelola Limbah Cair
Unit ini didesain untuk mengolah semua limbah dalam fasa cair yang dihasilkan
dari seluruh proses produksi di PT. Chandra Asri menjadi treated water yang nantinya
dibuang kembali ke laut. Karakteristik limbah cair terdapat pada tabel 4.1. Proses
pengolahan air limbah terdiri dari 8 unit dengan skema pada gambar 4.10.
PS Blow
Neutralization
API separator
tank
Domestic
Surge basin water
Equalization
basin
Flocculant
tank
Waste oil
Air Flotation
Sludge
storage tank
Aeration basin
Incinerator
Settler
90
Laporan Kerja Praktik
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
oilakan dipompa ke slop oil tank. Akumulasi air yang terpisah dari minyak
dipompakan ke equalization basin.
2. Unit Netralisasi dan Equalisasi
Unit netralisasi berfungsi untuk mengatur kondisi pH dan aliran buangan yang
bersifat basa, sedangkan unit equalisasi berfungsi untuk mengumpulkan, dan
mengequalisasi air yang telah terpisah dari minyak, basa yang telah dinetralisasi, dan
limbah domestik. Spent caustic dengan pH tinggi masuk ke tangki I dan dinetralkan
dengan H2SO4 (asam). Langkah ini dilanjutkan dengan penambahan NaOH (basa)
pada tangki II Untuk menjaga agar pH tetap netral. Air yang telah dinetralisasi
dialirkan secara gravitasi ke kolom equalisasi. Pengequalisasisan aliran ini dilakukan
dengan menggunakan sebuah alat sistem pendifusi udara. Selanjutnya air equalisasi
dipompa ke Coagulation Tank.
3. Unit Penggumpalan (Unit Koagulasi dan Flokulasi)
Limbah dari tangki equalisasi masuk ke dalam coagulation tank. Di dalam
coagulation tank terjadi pembentukkan gumpalan-gumpalan kecil akibat injeksi
Al2(SO4)3 dan FeCl3. Kemudian aliran tersebut masuk ke flocculation tank sehingga
akan terbentuk gumpalan-gumpalan yang lebih besar karena adanya injeksi
flocculant yang berupa sejenis polimer (polyelectrolyte 100%). Dalam tangki ini
juga ditambahkan lumpur aktif yang diambil dari bagian dasar settler unit yang
berfungsi untuk meningkatkan flokulasi.
4. Unit Pengapungan
Unit pengapungan berfungsi untuk membersihkan endapan padatan dan
mengurangi kandungan minyak serta mengentalkan kelebihan endapan biologis. Air
limbah yang berasal dari flocculation tank mengalir menuju tangki pengapungan.
Zat-zat tersuspensi yang mengapung pada permukaan air dipindahkan dengan alat
pengapungan dan dikirim secara gravitasi ke bak penampungan lumpur (sludge pit).
5. Unit Pengolahan Biologi
Unit pengolahan biologi berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembang
biak bakteri yang dapat menguraikan bahan-bahan kimia dalam air tersebut. Limbah
domestik dan limbah unit pengapungan masuk ke aeration basin. Dalamunit ini
diinjeksikan urea dan trisodium phosphate (Na3PO4) sebagai nutrisi bagi bakteri.
Kapasitas aeration basin adalah 750 m3/jam dengan jumlah empat buah.
91
Laporan Kerja Praktik
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
COD (500ppm)
TDS (2500 ppm)
TSS (200 ppm)
Phenol (10-50 ppm)
Minyak (10-100 ppm)
Benzene (5 ppm)
Toluene (5 ppm)
Ethyl benzene (1 ppm)
Limbah 12 m3/jam - BOD (100-150 ppm)
domestic
COD (100-150 ppm)
93
Laporan Kerja Praktik
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
F 0,02 gm/Nm3
Pb 0,025 gm/Nm3
As 0,025 gm/Nm3
Ammoniac 1 ppm
Sb 0,025 gm/Nm3
Cd 0,015 gm/Nm3
Hg 0,01 gm/Nm3
Zn 0,1 gm/Nm3
94