Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berbagai upaya kesehatan memerlukan dukungan pelayanan laboratorium

kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun suasta. Pelayanan

kesehatan bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap

pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata

penduduk, serta penyelenggaraan sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan

profesi yang telah ditetapkan.

Pelayanan laboratorium merupakan bagian internal dari pelayanan kesehatan yang

diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan dan

pengobatan penyakit serta pemulihan kesehatan.

Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil pemeriksaan

laboratorium digunakan untuk penetapan diagnosa, pemberi pengobatan dan

pemantau hasil pengobatan, serta penentuan diagnosis. Berkenan dengan hal tersebut

untuk mendorong pengembangan laboratorium kearah pelayanan yang lebih luas dan

lebih spesifik dan mewujudkan mutu serta standar pelayanan laboratorium klinik

maka ditetapkan peraturan Mentri Kesehatan Nomor : 411/Menkes/Per/III/2010

tentang Laboratorium Klinik.


Untuk meningkatkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium, mutlak perlu

dilaksanakan kegiatan pemantauan mutu (Quality Assurance), yang mencakup

berbagi komponen kegiatan tersebut berupa “ Praktek Laboratorium yang benar “.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Instalasi Laboratorium RSIA Defina

perlu dibuat pedoman pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam

tatacara pelaksanaan pelayanan yang diberi pada pasien secara umum dan pasien

laboratorium. Berdasarakan dengan hal tersebut diatas, maka dalam melakukan

pelayanan laboratorium di Instalasi Laboratorium RSIA Defina harus berdasarkan

pedoman yang telah di tetapkan.

B. TUJUAN PEDOMAN

Tujuan disusunya pedoman pelayanan Instalasi Laboratorium RSIA Defina ini

adalah untuk memberikan arahan atau standar bagi seluru petugas yang bekerja di

Instalasi Laboratorium dalam memberikan pelayanan pada pasien hkususnya

pelayanan laboratorium.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN

Laboratorium Klinik RSIA Defina merupakan laboratorium yang melaksanakan

pelayanan pemeriksaan specimen klinik dengan kemampuan pemeriksaan lebih

lengkap.

Ruang lingkup pelayanan Instalasi Laboratorium RSIA Defina meliputi:

1. Pasien rawat jalan


Yaitu pasien dari Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Jalan RSIA

Defina yang memerlukan pemeriksaan laboratorium.

2. Pasien rawat inap

Yaitu pasien yang dirawat di ruang perawatan RSIA Defina yang memerlukan

pemeriksaan laboratorium.

3. Pasien luar

Yaitu pasien dari dokter luar RSIA Defina maupun dari klinik lain yang

memerlukan pemeriksaan laboratorium.

4. Pasien Medical Check-UP

Yaitu pasien yang berasal dari instalasi Rawat Jalan yang memerlukan

medical check-up untuk keperluan : pengangkatan pegawai negeri sipil,

pemeriksaan kesehatan calon haji, pemeriksaan kesehatan calon anggota

legislatif, dan pemeriksaan kesehatan calon kepala daerah, pemeriksaan

kesehatan pegawai Bank, pemeriksan untuk melanjutkan pendidikan yang ada

di wilayah Kabupaten Parigi Moutong yang memerlukan pemeriksaan

laboratorium.

D. BATASAN OPRASIONAL

Laboratorium Klinik RSIA Defina merupakan laboratorium yang

melaksanakan pemeriksaan specimen klinik dibidang Hematologi, Kimia Klinik,

Imonologi dan serologi dan mikroba.


1. Pemeriksaan Hematologi

Pemeriksaan hematologi adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa

pemeriksaan antara lain : Hematologi Rutin, Hematologi Lengkap, Golongan

darah, Analisa lipid, Elektrolit.

2. Pemeriksaan Kimia Klinik

Pemeriksaan Kimia Klinik asalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa

pemeriksaan antara lain : Glikosa darah, faal hati lengkap, Fal ginjal, Analisa

lipid, Elektrolit.

3. Pemeriksaan Klinik Rutin

Pemeriksaan klinik rutin adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa

pemeriksaan antara lain : Urine rutin, Urine lengkap, tes kehamilan, Drug tes.

4. Pemeriksaan Imunologi dan Serologi

Pemeriksaaan Imunologi dan Serologi adalah pemeriksaan yang mencakup

beberapa pemeriksaan yang memerlukan serum sebagai bahan pemeriksaan

adapun pemeriksaan meliputi : HbsAg, Anti HIV, Anti HCV, NS1, IgG, IgM dan

salmonella.

5. Pemeriksaan Mikrobiologi.

Pemeriksaan mikrobiologi adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa

pemeriksaan antara lain : Sputum gram dan BTA.

E. LANDASAN HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah ( Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran


Negara Republik Indonesia Nomor 4437), Sebagaimana telah diubah beberapa

kali, terakhir Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 perubahan kedua atas

Untdang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah ( Lembaga

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4844;

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan ( Lembaga Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5063);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (

Lembaran Negara Nomor 3637);

4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 298/MENKES/PER/III/2008 tentang

pedoman Akreditas Laboratorium Kesehatan

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/MENKES/PER/VIII/2009 tentang

pengiriman dan penggunaan Spesimen Klinik, materi Biologik dan muatan

informasinya

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

658/MENKES/PER/VIII2009 tentang Jejaring Laboratorium Diagnosis penyakit

Infeksi New Emerging dan Re-Emerging

7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 835/Menkes/PSK/IX/2009 Tentang

Pedoman Kesehatan dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan Biomedik;


BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

No Nama Jabatan Kualifikasi Tenaga yang Keterangan

tersedia

1 Penanggung Jawab S2 Kedokteran (PK) 1 Intrensif

2 Kepala Instalasi DIII Analis 1 PNS

3 Staf Lboratorium S1 1

4 DIII 11

5 SMAK

6 Staf Administrasi S1 Biologi 1

B. Distribusi Ketenagaan

1. Dinas Pagi : ( Jam 07-14.00 )

Berjumlah 7 ( tujuh ) orang dengan rincian sbb :

a. 1 orang Kepala Instalasi

b. 2 Orang petugas sampling

c. 1 Orang petugas Kimia Klinik/Serologi

d. 1 Orang Petugas Hematologi/Urinalisa

e. 1 Orang petugas Administrasi

2. Dinas Sore : ( Jam 14.00-21.00 )

Yang bertugas berjumlah 2 ( dua ) orang menangani semua pekerjaan


3. Dinas Malam : ( Jam 21.00- 08.00 )

yang bertugas berjumlah 1 ( Satu ) Orang menangani semua pekerjaan

C. Pengaturan Jaga

1. Jadwal dinas dibuat oleh Kepala Instalasi dan disetujui oleh Kepala Bidang

Penunjang Medik

2. Jadwal dibuat pda akhir bulan untuk digunakan pada bulan berikutnya selama 1 ( satu

) bulan

3. Bagi tenaga yang ada keperluan penting yang di rencanakan, cuti tahuan atau cuti

melahirkan dapat mengajukan sebelum akhir bulan ( tanggal 25-26 )

4. Apabila ada petugas jaga yang berhalangan hadir harus segerah melapor kepada

kepala instalasi dan mencari pengganti dinas ( pagi, sore dan malam )

Contoh jadwal dinas laboratorium :


BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan

B. Standar Fasilitas

1. Fasilitas dan Sarana

2. Peralatan

a. Erba XL 200 dan XL 300

Untuk pemeriksaan Kimia Klinik

b. Mythix-18 2 Unit

Untuk pemeriksaan hematologi lengkap 3 diff count

c. Ves matic 30

Untuk pemeriksan Laju Endapan Darah automatic

d. i-CHROMA

e. Spotchem EL.SE-1520

Untuk pemeriksaan elektrolit dalam darah 5 parameter ( Na, K, dan Cl )

f. K-Lite

Untuk pemeriksaan elektrolit dalam darah 5 parameter ( Na, K, Cl, Mg dan Ph )

g. Diuri H-100

Pemeriksaan Urine rutin 10 parameter

h. Coatron A4
Untuk pemeriksaan Koagulasi secara automatic ( PT, APTT, Fibrinogen )

i. Coatron Mi ( backup )

Untuk pemeriksaan koagolasi ( PT, APTT )

j. Miskroskop 2 Unit

Untuk pemeriksaan Apusan Darah, sediment urine, faeces, Malaria

k. Rotator

Untuk menggoyang secara automatic agar cairan yang dicampur menjadi

homogen pada pemeriksaan widal

l. Centrifuge

Untuk memutar sampel darah, urine atau cairan tubuh lainnya yang suda berada

dalam tabung vakum atau tabung centrifuge

m. Refrigerator Meedical ( kulkas ) 3 Unit

Untuk menyimpan reagenatau smapel untuk keperluan pemeriksaan laboratorium

n. Ice box Refrigerator

Penyimpanan sampel beku

o. Computer 5 unit

1 Unit Untuk System Informasi Rumah Sakit (SIM-RS)

1 Unit Untuk Menjalankan alat laboratorium

2 Unit Untuk mencetaak hasil pemeriksaan

1 Unit Untuk Administrasi laboratorium


BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Persyaratan Pelayanan

1. Persyaratan umum

a. Pasien suda terdaftar di Sistem Rekam Medik Rumah Sakit sesuai dengan

jaminan pelayanan atau perawatan masing-masing

b. Untuk pasien Rawat Jalan (RJ), pasien dating langsung kelaboratorium dengan

membawah formulir permintaan pemeriksaan telah diisi lengkap dan jaminan

yang sesuai dengan jenis jaminan yang digunakan.

c. Untuk pasien rawat inap (RI), sampel akan di ambil oleh petugas plebotomi ke

ruangan masing-masing

2. Persyaratan khusus untuk pemeriksaan sebelum pengambilan disesuaikan dengan

jenis pemeriksaan, seperti darah puasa, tidak minum obat-obatan, tidak pada saat haid

untuk pemeriksaan urin lengkap

Tata laksana pelayanan laboratorum RSIA DEFUNA secara rincin dituangkan dalam

bentu alur pelayanan laboratorium, dapat dilihat pafa poin B.


B. Alur pelayanan laboratorium ( terlampir )
C. Kriteria pemeriksaan laboratorium

1. Waktu Tunggu

Waktu tunggu hasil pemeriksaan labopratorium tergantung jenis dan jimlah

pemeriksaan laboratorum tergantung jenis dan jumlah pemeriksaan yang digunakan

serta permintaan pemeriksaan, seperti cito dan permintaan pemeriksaan biasa.

Adapun kriterian pemeriksaan laboratorium sebagai berikut :

No Jenis Permintaan Jenis Pemeriksaan Waktu Hasil


Tunggu
1 Cito  Darah Rutin 3o Menit
 Gula Darah
Sewaktu
 HbsAg
 PT, APTT
 Urine Lengkap
2 Biasa cito  Urea 60 Menit
 Creatinine
 GOT
 GPT
 Widal
 elektrolit
3 Biasa  darah lengkap 140 Menit
 Kimia Klinik
Lengkap
 Faeces
 THS
 T4
 HbA1c
4 Pemeriksaan Khusus  Apusan Darah Tepi 24 Jam (dibaca
 BTA dr.PK)

2. Pemberian Label dan Pencatatan Hasil

Prosedur pemberian label dan pencatatan hasil pemeriksaan laboratorium :

a. Hematologi
1) Tabung EDTA yang suda terisi darah pasien, diberi label nama, umur,

ruangan, tanggal atau nomor rekam medic.

2) Sampel bias diroller, setelah itu dapat langsung di periksa.

3) Cetak hasil rangkap tiga ( 2 lembar di seraahkan ke pasien atau ruangan bersa

lembar jaminan, satu untuk arsip)

b. Kimia Imunologi dan serologi

1) Tabung gel yang sudah terisi darah pasien, diberi label nama, umur, ruangan,

tanggal atau nomor rekam medik.

2) Putar disentrifuge lalu ambil serum sesuai kabutuhan dan jenis pemeriksaan

(kimia, imunologi dan serologi) kedalam cup tertutup.

3) Lakukan pemeriksaan sesuai permintaan.

4) Cetak hasil untuk pemeriksaan kimia,untuk pemeriksaan imunologi dan

serologi catat hasil secara manual dan di isi ke komputer untuk di cetak

5) Cetak hasil rangkap tiga (2 lembar di serahkan ke pasien atau ruangan bersama

lembar jaminan, 1untuk arsip)

c. Koagulasi

1) Tabung koagulasi yang sudah terisi darah pasien, diberi label nama, umur,

ruangan, tanggal atau nomor rekam medik.

2) Putar disentrifuge lalu ambil serum sesuai kebutuhan, lalu pemeriksaan.

3) Catat hasil secara manual dan diisi ke komputer untuk di cetak.

4) .cetak hasil rangkap tiga (2 lembar di serahkan ke pasien atau ruangan bersama

lembar jaminan, 1untuk arsip)

d. Bakteriologi
1) Pot yang berisi sampel di beri label nama, umur, ruangan, tanggal atau nomor

rekam medik.

2) Lakukan pembuatan preparat.

3) Periksa di mikroskop, catat hasil secara manual dan diisi ke komputer untuk

dicetak.

4) Cetak hasil rangkap tiga (2 lembar di serahkan ke pasien atau ruangan bersama

lembar jaminan, 1untuk arsip).

e. Urine

1) Urine kontainer yang berisi sampel di beri nama, umur, ruangan, tanggal atau

nomor rekam medik.

2) Pindahakan urine ke dalam tabung sentrifuge

3) Celupkan stik lalu periksa dengan alat dirui H10

4) Tabung disentrifuge untuk pemeriksaan sediment

5) Lakukan pembuatan preparat

6) Periksa di mikroskop, catat hasil secara manual dan diisi ke computer untuk

dicetak.

7) Cetak hasil rangkap tiga (2 lembar di serahkan ke pasien atau ruangan bersama

lembar jaminan, 1untuk arsip).

f. Faeces

1) Pot yang berisi sampel di beri label nama, umur, ruangan, tanggal, atau nomor

rekam medik.

2) Lakukan pembuatan preparat.


3) Periksa di mikroskop, catat hasil secara manual dan diisi ke computer untuk

dicetak.

4) Cetak hasil rangkap tiga (2 lembar di serahkan ke pasien atau ruangan bersama

lembar jaminan, 1untuk arsip)

D.Pengelolaan spesimen

Teknik pengambilan dan penanganan sampel di lakukan sebagai berikut:

1. Persiapan pasien

Pada pasien dengan pemeriksaan gula darah puasa atau 2 jam post prandial.

Harus melakuakan puasa selama 10-12 jam sebelum pengambilan sampel dan

makan minum seperti biasa, kemudian puasa selama 2 jam lalu dilakukan

pengambilan sampel kembali.

2. Persiapan alat dan bahan

a. Needle vacutainer, tube vacutainer, holder, wing needle vacutainer, lancet dan

spuit.

b. Tourniquet

c. Urine container

d. Object dan cover glass

e. Alcohol swab, plaster dan kapas kering atau tissue.

3. tehnik pengambilan spesimen

pastikan semua ID sudah tercetak pada masing-masing tabung atau wadah

sampel dan petugas sudah menggunakan alat pelindung dari (APD) yang sesuai

standar.
Jenis –jenis spesimen sebagai berikut:

a. darah vena

1) pasang tourniquet pada bagian atas dari area yang akan di ambil

darahnya.

2) Disinfeksi bagian yang akan di tusuk dengan alkohol swab

3) Lakukan pengambilan secara perlahan dangan vacutainer sampai darah

terlihat di needle.

4) Longgarkan tourniquet

5) Pasang tube di holder sampai kebutuhan darah cukup untuk masing-

masing pemeriksan.

6) Pemeriksaan hematologi lengkap (EDTA = Tabung ungu) sebanyak 3 ml

7) Pemeriksaan kimia, serologi dan imunologi ( Gel = tabung kuning atau

kosong = Merah ) sebanyak 5 ml

8) Lepaskan tourniquet dan cabut jarum dengan menempelkan kapas kapas

kering pada laubang tusukan.

9) Tutup dengan merekatkan plester

b. Darah kapiler

1) Lokasi pengambilan di ujung jari manis atau jari tengah pada orang

dewasa, daun telinga pada anak-anak dan tumit pada bayi

2) Lakukan desinfeksi dengan alcohol swab pagda bagian yang akan ditusuk

3) Tusuk dengan lancet secepat mungkin

4) Usap tetesan darah yang keluar dengan kapas kering atau tissue

5) Ambil tetesan darah berikutnya untuk masing-masing pemeriksaan


6) Tutup dengan kapas kering lalu tutup dengan plester

c. Daerah Arteri

1) Lokasi pengambilan pada “ arteri radialis “ arteri brachialis dan arteri

femoralis”

2) Gunakan tabung khusus untuk jarumnya suda mengandung heparin

3) Lakukan desinfeksi dengan alcohol swab pada bagian yang akan ditusuk

4) Tusuk arteri dengan posisi tegak lurus (90º)

5) Setelah darah cukup, tarik jarum dengan menempelkan kapas kering pada

bagian tempat tusukan.

6) Lakukan segerah penutupan pada ujung jarum dengan gabus dengan

dempul khusus, homogenkan darah dengan cara membolak-balikkan spuit

atau tabung

7) Rekatkan plester pada bagian bekas tusukan

d. Urine

Wadah urine harus bening, mulut lebah dan bersih, bebas lemak atau sisa

deterjen

1) Urine Sewaktu

Untuk pemeriksaan Urine lengkap dan planotest

Urine yang digunakan pada saat pemeriksaan tanpa syarat apapun,

digunakan untuk pemeriksaan urine lengkap dan Planotest

a) Urine ditampung pada wadah urine ( urine container ) yang suda

berisi data lengkap pasien


b) Urine pertama yang digunakan dibuang, tamping urine tengah kedalam

wadah, tutup rapat

c) Segerah lakukan pemeriksaan atau segerah kirim ke laboratorium 9 tidka

lebih dari 2 jam )

2) Urine pagi

Untuk pemeriksaan urine lengkap dan planotest

Urine yang di keluarkan pertama setelah bangun tidur pada pagi hari

a) Urine ditampung dalam wadah urine (urine container) yang suda

berisi data lengkap pasien

b) Urine yang pertama di gunakan dibuang, tamping urine tengah

kedalam wadah, tutup rapat

c) Segerah lakukan pemeriksaan atau segerah kirim ke laboratorium

(tidak lewat dari 2 jam)

3) Urine 24 jam

Pemeriksaan Creatinine Clearance, Protein kuantitatif, Elektrolite Urine

Cara penampungan urine 24 jam :

a) Jam 7 pagi penderita mengeluarkan urine lalu dibuang

b) Wadah penampunagan harus ditambahkan pengawet “thymol”

sebanyak 2 ml

c) Setelah itu tamping semua urine yang dikeluarkan sampai dengan jam

7 pagi esok harinya.


d) Campur semua urine dari wadah sementara kedalam wadah

penampung yang suda ditambahkan pengawet thymol dan jangan

sampai ada yang tumpah

e. Faeces

1) Beri table dengan data pasien pada wadah yang suda disiapkan

2) Ambil sedikit faeces, masukan kedalam wadah bersih tertutup, jangan

sampai tercapur urine

3) Ambil bagian yang ada darah atau lendirnya

f. Sputum

1) Beri label yang sesuai dengan data pasien pada wadah sputum

2) Berikan penjelasan kepada pasien sputum yang akan digunakan untuk

specimen adalah sputum pada pagi setelah banguntidur

3) Tambung pada wadah yang suda di label.

Anda mungkin juga menyukai