Anda di halaman 1dari 2

TUGAS MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

Islam mengajarkan hidup selaras dengan alam. Banyak ayat Al-quran maupun hadis yang
bercerita tentang lingkungan hidup. Ajaran Islam menawarkan kesempatan untuk memahami
Sunatullah serta menegaskan tanggung jawab manusia. Ajaran Islam tidak hanya mengajarkan
untuk mengambil manfaat dari sumber daya alam, tetapi juga mengajarkan aturan main dalam
pemanfaatannya dimana kesejahteraan bersama yang berkelanjutan sebagai hasil keseluruhan
yang diinginkan.

Salah satu Sunnah Rasullullah SAW menjelaskan bahwa setiap warga masyarakat berhak untuk
mendapatkan manfaat dari suatu sumberdaya alam milik bersama untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan hidupnya sepanjang dia tidak melanggar, menyalahi atau menghalangi hak-hak yang
sama yang juga dimiliki oleh orang lain sebagai warga masyarakat. Penggunaan sumberdaya
yang langka atau terbatas harus diawasi dan dilindungi

Pemahaman untuk melindungi lingkungan hidup merupakan bagian dari perwujudan ibadah
manusia Sebagai khalifah, dimuka bumi ini.

Diperlukan pandangan yang arif dan komprehensif agar dapat melihat persoalan-persoalan di
lingkungan secara bijaksana agar dapat memberikan solusi yang terbaik. Terdapat empat hal
dalam memahami masalah lingkungan, diantaranya, pendekatan scientific (pembuktian empiris,
penelitian, kajian ilmiah), konstruksi sosial budaya (interpretasi sosial budaya terhadap alam
lingkungan), dan agama (teologi)

Peran agama dalam hal ini adalah memberikan ruang integrasi berbagai kearifan (keilmuan,
budaya, politik, ekonomi, dsb), untuk menjadi kanal dari terbentuknya transformasi sosial, serta
menyediakan wahana untuk memahami peristiwa alam contoh, kasus Merapi yang
diinterpretasikan lain oleh setiap orangnya.

Masalah lingkungan diantara posisi agama dalam lingkungan, merupakan masalah non-market
but moral issues. Sistem nilai dalam agama akan sangat membantu dalam mendukung
keberlanjutan kehidupan manusia dengan memberikan kesempatan bagi generasi mendatang
untuk menghuni bumi dengan segala lingkungannya yang masih asri. Tak ada satu ajaranpun
yang mengajarkan atau memberi hak kita untuk memakai alam ini seenaknya.

Agama dan lingkungan, membentuk pandangan baru terhadap alam, misalnya melalui
pemahaman kontekstual kitab-kitab suci dan tradisi religius keagamaan tentang alam,
meningkatkan kesadaran untuk membangun basis untuk aksi, baik melalui fiqih
lingkungan/teologi lingkungan, pemuka agama, dan lembaga keagamaan.

Islam menekankan umatnya untuk menjaga kelestarian lingkungan dan berlaku arif terhadap
alam (ecology wisdom). Dalam QS. al-Anbiya/21: 35-39 Allah mengisahkan kasus Nabi Adam.
Adam telah diberi peringatan oleh Allah untuk tidak mencabut dan memakan buah khuldi.
Namun, ia melanggar larangan itu. Akhirnya, Adam terusir dari surga. Ia diturunkan ke dunia. Di
sini, surga adalah ibarat kehidupan yang makmur, sedangkan dunia ibarat kehidupan yang
sengsara. Karena Adam telah merusak ekologi surga, ia terlempar ke padang yang tandus,
kering, panas dan gersang. Doktrin ini mengingatkan manusia agar sadar terhadap persoalan
lingkungan dan berikhtiar melihara ekosistem alam.

Selain itu kita juga harus mampu memahami konteks missi Islam sebagai Rahmatan Lil Alamiin
atau rahmat bagi sekalian alam. Kata alam disini jelas bukan hanya makhluk hidup seperti
mausia dan binatang, tetapi juga alam semesta. Bahkan jika melihat Al-Quran , dipastikan akan
banyak ditemui ayat-ayat yang berbicara tentan lingkungan hidup.

Islam tentu tak merestui tindakan sewenang-wenang dengan memperlakukan alam secara dzalim.
Hal itu bisa kita lihat dari anjuran agama dalam beberapa hal.
Antara lain:
(1) Nabi memberi nama pada benda tak bernyawa agar si ‘empu’-nya juga dihormati layaknya
manusia.
(2) Kita dilarang mengeksploitasi kekayaan alam secara berlebihan (boros) sehingga
mengakibatkan alam kehilangan keseimbangan
(3) Kita disuruh untuk menghindari dua kutukan, membuang kotoran di jalan dan di tempat
orang berteduh
(4) Kita dilarang mengganggu proses yang dilakukan oleh makhluk sampai mencapai tujuan
penciptaannya. Karenanya, kita tidak boleh memetik buah sebelum bisa dipakai untuk
dimanfaatkan dan bunga sebelum berkembang. Begitulah salah satu cara Islam memberlakukan
alam. Dan cara-cara yang lain tentu masih banyak. (baca: Quraisy Shihab; Membumikan al-
Quran)

Anda mungkin juga menyukai