AKUNTANSI MANAJEMEN
MENFAAT, ASUMSI”
Dosen Pengampu :
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul "Analisis Artikel Ilmiah Akuntansi Lingkungan". Atas
dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Elva Nuraina S.E., M.Si selaku dosen pengampu mata Akuntansi manajemen
dan memberikan bimbingan kepada penulis.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik materiil maupun non-
materiil.
3. Teman-teman yang telah mendukung.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER......................................................................................I
KATA PENGANTAR......................................................................................II
DAFTAR ISI....................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B..Rumusan Masalah........................................................................................1
C..Tujuan Penulisan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Informasi akuntansi salah satu sistem Informasi diantara berbagai
sistemyang digunakan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan. Sistem ini
merupakan subsistem Informasi manajemen yang mengelola data keuangan
menjadi Informasi keuangan untuk memenuhi kebutuhan pemakai intern maupun
pemakai ekstern.Pada dasarnya, lingkup informasi yang dihasilkan oleh sebuah
sistem informas iakuntansi mencangkup informasi untuk pemakaian
eksternal dan internal. Secara komprehensif sistem informasi akuntansi
manajerial ini khusus menghasilkan informasi bagi pihak internal perusahaan
(manajeman) untuk membantu proses pembuatan berbagai macam
keputusan oleh manajemen.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas diperoleh rumusan masalah antara lain:
1. Bagaimana Perkembangan Metode Pengendalian Biaya?
2. Bagaimana Konsep Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban?
3. Apa sajakah Manfaat Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban?
4. Bagaimana Asumsi Perilaku dalam Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban
Tradisional?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas diperoleh tujuan penulisan yakni:
1. Memahami Perkembangan Metode Pengendalian Biaya.
2. Mengetahui Konsep Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban.
3. Mengetahui Manfaat Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban.
4. Mengetahui Asumsi Perilaku dalam Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban
Tradisional.
BAB II
PEMBAHASAN
Aktiva Terkendalikan
Aktiva yang digunakan oleh suatu pusat pertanggungjawaban dapat
dikelompokkan ke dalam dua golongan: (1) aktiva terkendalikan dan (2) aktiva tidak
terkendalikan. Aktiva terkendalikan bagi seorang manajer pusat pertanggungjawaban
adalah:
a. Aktiva yang pemerolehan dan penggunaannya berada di bawah wewenang
manajer pusat pertanggungjawaban tersebut, atau
b. Aktiva yang penggunaannya berada di dalam wewenang manajer pusat
Kadangkala pemerolehan aktiva suatu pusat berada di tangan manajer puncak.
Dalam hal ini jika menejer pusat pertanggungjawaban tersebut memiliki
wewenang untuk secara signifikan menggunakannya, aktiva tersebut termasuk
dalam golongan aktiva terkendalikan bagi manajer tersebut.
Pendapatan Terkendalikan
pertanggungjawaban pendapatan yang diperoleh suatu pusat
penanggungjawaban tidak begitu sulit pelaksanaannya, karena pendapatan mudah
diidentifikasikan dengan manajer yang bertanggung jawab untuk memperolehnya.
Dapat diperoleh atau tidaknya pendapatan oleh suatu pusat pertanggungjawaban
sangat tergantung atas kemampuan pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan.
Biaya Terkendalikan
Terjadinya biaya dalam suatu pusat pertanggungjawaban tidak selalu sebagai
akibat dari keputusan yang diambil oleh manajer pusat pertanggungjawaban yang
bersangkutan. Karena tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu pusat
pertanggungjawaban dapat dikendalikan oleh manajer yang bersangkutan, maka
didalam pengumpulan dan pelaporan biaya setiap pusat pertanggungjawaban, harus
dipisahkan antara biaya-biaya yang terkendalikan dengan yang tidak terkendalikan.
hanya biaya-biaya yang terkendalikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban, yang
disajikan dalam laporan biaya dan dimintakan pertanggungjawaban dari padanya.
Dengan demikian, setiap laporan biaya yang disampaikan kepada setiap
manajer pusat pertanggungjawaban seolah-olah mengatakan demikian: “inilah
realisasi dan penyimpangan-penyimpangan dari anggaran yang saudara susun, dan
yang menjadi tanggung jawab saudara”. Oleh karena itu, akuntansi
pertanggungjawaban biasanya menitikberatkan pada pertanggungjawaban biaya pusat
pertanggungjawaban.
Untuk memisahkan biaya ke dalam biaya terkendalikan dan tidak
terkendalikan pada kenyataannya seringkali ditemui kesulitan. Hanya sedikit biaya
yang terjadinya menjadi tanggung jawab seseorang. Pedoman untuk menetapkan
apakah suatu biaya dapat dibebankan sebagai tanggung jawab seorang manajer pusat
pertanggungjawaban adalah sebagai berikut:
1. Jika seorang manajer memiliki wewenang, baik dalam pemerolehan maupun
penggunaan jasa, ia harus dibebani dengan biaya jasa tersebut. Seorang
manajer jelas dapat mempengaruhi jumlah suatu biaya jika ia memiliki
wewenang dalam memperoleh dan menggunakan jasa. Manajer pemasaran
yang mempunyai wewenang memutuskan media promosi dan jumlah
biayanya, bertanggung jawab penuh terhadap terjadinya biaya tersebut.
2. Jika seorang manajer dapat secara signifikan mempengaruhi jumlah biaya
tertentu melalui tindakannya sendiri, ia dapat dibebani dengan biaya tersebut.
Seorang manajer mungkin tidak mempunyai wewenang dalam memutuskan
pemerolehan barang atau jasa, baik harga maupun jumlahnya, namun dapat
secara signifikan mempengaruhi jumlah pemakaiannya. Dalam hal ini, ia
dapat dibebani tanggung jawab pemakaian barang atau jasa tersebut. Harga
dan jumlah bahan baku yang dibeli ditentukan oleh Manajer Bagian
Pembelian, sedangkan jumlah pemakaiannya sangat dipengaruhi oleh Manajer
Bagian Produksi. Dengan menggunakan harga standar, Manajer Bagian
Pembelian bertanggung jawab terhadap harga pemerolehan bahan baku,
sedangkan Manajer Bagian Produksi dibebani tanggung jawab terjadinya
biaya bahan baku.
3. Meskipun seorang manajer tidak dapat secara signifikan mempengaruhi
jumlah biaya tertentu melalui tindakan langsungnya sendiri, ia dapat juga
dibebani baiaya tersebut, jika menejer puncak menghendaki agar ia menaruh
perhatian, sehingga ia dapat membentu manajer lain yang bertanggung jawab
untuk mempengaruhi biaya tersebut. Biaya reparasi dan pemeliharaan
merupakan tanggung jawab Bagian Bengkel, namun sebenarnya ada dua
faktor yang mempengaruhi biaya tersebut: (1) efisiensi pemakaian tenaga
kerja bengkel dan (2) pemakaian mesin dan ekuipmen. Faktor yang pertama
menjadi tanggung jawab manajer Bagian Bengkel, sedangkan banyaknya
frekuensi pekerjaan reparasi dan pemeliharaan dipengaruhi oleh pemakaian
mesin dan ekuipmen oleh Manajer Bagian Produksi. Dalam hal ini, Manajer
Bagian Produksi dapat dibebani biaya reparasi dan pemeliharaan agar ia dapat
membantu manajer Bagian Bengkel dalam mengendalikan biaya reparasi dan
pemeliharaan tersebut.
Biaya yang dalam jangka pendek dapat dipengaruhi dengan wewenang yang
dimiliki oleh menejer pusat pertanggungjawaban tertentu adalah biaya kebijakan:
yang terdiri dari discretionary variable costs dan discretionary fixed costs. Biaya ini
berperilaku variabel atau atau tetap atas kebijakan manajemen, sehingga dalam
jangka pendek terjadinya biaya ini juga dapat dipengaruhi secara signifikan dengan
wewenang yang dimiliki oleh manajemen.
A. KESIMPULAN
Sistem biaya standar merupakan metode pengendalian biaya yang
dikembangkan pada waktu komponen biaya produksi merupakan proporsi
terbesar dalam total biaya penuh produk dan biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja (prime costs) merupakan proporsi besar dalam total biaya produksi. Sistem
akuntansi pertanggungiawaban merupakan metode pengendalian biaya yang
dikembangkan kemudian setelah sistem biaya standar.
Konsep informasi akuntansi pertanggungjawaban telah mengalami
perkembangan, sejalan dengan metode pengendalian biaya yeng digunakan dalam
perusahaan. Dalam sistem akuntansi penanggungjawaban tradisional, informasi
akuntansi pemnggungjawaban merupakan informasi aktiva, pendapatan, dan/atau
biaya, yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggung jawab atas pusat
pertanggungjawaban tertentu. Dalam acctivity based responsbility accaunting
system, informasi akuntansi pettanggungjawaban adalah infomasi aktiva,
pendapatan, dan/atau biaya yang dihubungkan dengan aktivitar penambah dan
bukan-penambah nilai.
Laporan pertanggungijawaban merupakan alat untuk untuk merunut informasi
pendapatan dan/atau biaya ke manajer yang memiliki posisi terbaik untuk
menjelaskan penyebab terjadinya penyimpangan dan yang mampu merencanakan
tindakan untuk memperbaiki penyimpangan yang terjadi. Sistem akuntansi
pertanggungjawaban menekan bahwa hanya menejer pusat pertanggungjawaban
yang memiliki wewenang untuk mempengaruhi secara signifikan pendapatan
dan/atau biayalah yang dimintai penanggungjawaban atas pendapatan dan/atau
biaya tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen Konsep Manfaat dan Rekayasa. Jakarta:
Salemba Empat