DI KABUPATEN KARANGANYAR
TESIS
Oleh :
S 540209007
PROGRAM PASCASARJANA
SURAKARTA
2010
HUBUNGAN SEMBILAN FUNGSI KELUARGA DENGAN
DI KABUPATEN KARANGANYAR
Disusun oleh :
S 540209007
Dewan Pembimbing
NIP. 194803131976101001
NIP. 19481105198111001
Mengetahui
NIP. 194803131976101001
PERNYATAAN
NIM : S540209007
Karanganyar adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya saya,
dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunnjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
Dwi Surya Supriyana, S540209007, 2010. Hubungan Sembilan Fungsi Keluarga dan
Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat mempunyai nilai strategis dalam
pembangunan kesehatan, karena setiap masalah individu merupakan masalah keluarga, dan
sebaliknya. Kasus kesehatan dari setiap individu perlu pendekatan secara holistik
(menyeluruh) terhadap 9 fungsi keluarga. Pendekatan keluarga adalah suatu proses yang
mengembangkan kemampuan keluarga untuk berbuat dan bertindak atas keputusan yang
dengan menggunakan sumber dayanya sendiri atau dengan jalan mengakses sumber daya
lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sembilan fungsi keluarga
cross sectional yang mengambil lokasi di wilayah kerja Puskesmas Tasikmadu Kabupaten
Karanganyar. Subjek penelitian adalah keluarga yang memiliki masalah kesehatan di wilayah
purposive sampling dengan kriteria inklusi anggota keluarga yang memiliki masalah
kesehatan (infeksi maupun noninfeksi), dapat berkomunikasi dengan baik, dan seluruh
Pengumpulan data menggunakan alat ukur berupa kuesioner. Analisis data penelitian
menggunakan model uji Chi Square. Hasil penelitian pada taraf signifikan = 0,05 dan
derajat kebebasan (db) = 1 menghasilkan Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan
antara pendidikan kesehatan berorientasi pada 9 fungsi keluarga dengan peningkatan derajat
kesehatan keluarga.
Kata kunci : pendidikan kesehatan, 9 fungsi keluarga, peranan keluarga, derajat kesehatan
ABSTRACT
Dwi Surya Supriyana, S540209007, 2010. The Effect of Medical Education Oriented by Nine
Thesis: Magister Family Medicine Post Graduate Program at Sebelas Maret University.
Family as the smallest unit from public have strategic value in health development
because of every individual problem is family problem, and conversely. Health case from
every individual need holistic approach in nine family functions. Approach of family is a
process developing ability of family for doing and act to decision which based on knowledge
or information concerning mothering to the member, with apply his own resource or by way
of accessing other resources. This study aims to investigate the effect of medical education
that oriented to holistic, physiologist, pathologyst, family interaction, genetic, behaviour and
non behaviour, indoor and outdoor functions to increase family’s degree of health.
This study is analytic and observational, conducted at analytic and observasional apply
Karanganyar. The study subjects are family that having health problem in regional worked of
family member having problem of health is chlid can be represented by the parents or other
adult family, and all of the member in family ready becoming responden. And then done by
sampling systematically causing obtained by overall of 95 subjects for this research. The data
were collected by use of a questionnaire and secondary data from on duty health
Karanganyar. The data were analyzed employing multiple linear regression model.
The validity and reliability tests show that the questionnaire has alpha Cronbach in a
range between 0.63 and 0.86; test-retest reliability between 0.07 and 1.00.
Keywords : medical education, nine family functions, family approach, degree of health
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang tinggi, yaitu 34/1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Ibu Melahirkan yang
tinggi, sekitar 228/100.000 jiwa, dan angka harapan hidup yang rendah (69,1)
kesehatan. Didapatkan pula angka rata – rata prevalensi malnutrisi dan penyakit
menular yang tinggi, yang seharusnya dapat dieliminasi dengan sistem pelayanan
kesehatan yang sesuai. Hal ini diperburuk dengan adanya isu – isu yang
kesehatan dan untuk dapat mencapai Millenium Development Goals (MDGs) 2015
kesehatan, serta kerja sama lintas sektoral (Faculty of Medicine UGM, 2009).
kualitas hidup setiap warga negara, tanpa menunda usaha pengobatan dan atau
penyembuhan pasien. Misi – misi lain untuk hal ini adalah dengan mengaktifkan
2002). 3
pegunungan dengan ketinggian tempat yang sangat bervariasi dengan luas wilayah
sekitar 2,73 % dari luas propinsi Jawa Tengah, secara administrasi terbagi menjadi
17 kecamatan hingga saat ini memiliki 21 puskesmas. Data terakhir tahun 2009,
jumlah rumah tangga yang ada 203.064 KK dengan jumlah rumah sehat sebanyak
152.718 (75,21%) dengan kriteria sehat utama yang terbanyak didapatkan dari
yang berusia 10 tahun ke atas yang buta huruf dan tidak/belum tamat SD/MI,
daripada penduduk laki – laki. Kondisi ini menunjukkan bahwa laki – laki lebih
pendidikan kesehatan hingga saat ini adalah kegiatan promosi kesehatan. Laporan
kelurahan, RW, RT, posyandu, dasa wisma, PKK, baik itu tentang KB/KIA, gizi,
kesehatan jiwa, dana sehat, dan lain – lain. Penyuluhan dilaksanakan oleh dokter,
2010).
individu dan keluarga dikarenakan selama ini kesehatan belum menjadi kebutuhan
masyarakat, masyarakat masih menganut paradigma sakit, perilaku yang salah dan
banyak yang tidak mampu (Kekalih, 2008).
B. Rumusan Masalah
keluarga?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus :
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis :
2. Manfaat Praktis :
rumah sehat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
isteri, anak, dan anggota keluarga lainnya (UU No.23 tahun 1992).
(menyeluruh). Selain individu sebagai obyek kasus, juga individu sebagai seorang
manusia yang terkait dengan aspek fisik (biologis), psikologis, sosial, dan kultural
bagian dari keluarga, dan sebagai bagian dari masyarakat yang meliputi aspek
biomedis, psikologis, aspek pengetahuan, sikap dan perilaku, aspek sosial dan
8
Setiap individu sejak lahir berada di dalam suatu kelompok, terutama
pada setiap kelompok senantiasa berlaku aturan - aturan dan norma - norma sosial
Individu
Lingkungan Keluarga
Lingkungan Terbatas
Lingkungan Umum 9
Oleh Prof. DR. H. Bambang Poernomo, SH (1996) bahwa hak asasi manusia
meliputi the right to health care (hak memperoleh pemeliharaan kesehatan), the
right to self determination (hak menentukan nasib), dan the right to information
sosial ekonomi dan budaya, terutama kesehatan ibu, bayi, balita, remaja, Pasangan
keluarga sebagai satu kesatuan yang perlu dipahami dengan baik. Pemahaman
2004).
tanpa atau dengan bantuan pihak lain, dengan memanfaatkan potensi keluarga dan
fasilitas yang ada masyarakat. Dalam rangka mengatasi masalah atau kasus,
dimulai dengan mencari fakta dan informasi untuk menetapkan masalah dan sebab
terutama diarahkan pada upaya promotif dan preventif (Paradigma Sehat), tanpa
sebagai satu kesatuan, maupun upaya mendorong paradigma sehat sebagai cara
bidang kesehatan bagi setiap anggota keluarga. Selain itu, pembinaan belum
holistik meliputi tiga faktor, yaitu fungsi biologis, fungsi psikologis, dan 12
fungsi sosial – ekonomi. Fungsi biologis melihat siapa sajakah anggota
keluarga yang tinggal dalam satu rumah dilengkapi dengan identitas, dan
adakah salah satu dari anggota keluarga tersebut yang sedang menderita sakit,
baik itu sakit yang akut ataupun kronis, menular atau tidak menular, menurun
yang ada dalam keluarga tersebut dapat diatasi dengan baik, serta melihat
masalah kesehatan.
a. Adaptation
tersebut.
b. Partnership
pemecahannya.
c. Growth
kebutuhan – kebutuhannya.
d. Affection
keluarga, antara istri dan suami, ibu dan anak – anak, ayah dan anak –
e. Resolve
bagi keluarganya.
APGAR SCORE ini dengan skala skor 0 – 2, kemudian dijumlah dan dirata –
rata. Apabila nilai rata – rata 1 – 5, berarti fungsi keluarga tersebut jelek; 5 –
a. Social
b. Cultural
c. Religion
penerapan ajaran agama dalam kehidupan sehari – hari, dan ibadah sesuai
ajaran agama.
d. Economic
e. Education
f. Medical
sistem pembiayaannya apabila ada anggota keluarga yang sakit dan harus
berobat.
lain. Antara satu sama lain ini dibuat hubungan bolak – balik dengan garis
digambar dengan garis yang penuh, sedangkan apabila ada konflik dan
yang disebut genogram keluarga. Diagram silsilah ini diharapkan dapat dibuat
dari anggota keluarga yang satu ke yang lain. Berangkat dari fungsi ini,
16
6. Fungsi Perilaku Keluarga
8. Fungsi Indoor
rumah, ruangan – ruangan yang ada di dalam rumah dan fungsi masing –
permanen)
f. Sumber air bersih : baik (sumur, leding)/ tidak baik (sungai, dan lain -
lain)
h. Jarak jamban dengan sumber air bersih : baik (≥ 10 meter)/ tidak baik (<
10 meter)
9. Fungsi Outdoor
sampah, jarak rumah dengan tetangga, jarak rumah dengan pusat pelayanan
kesehatan.
ini, akan lebih baik bagi petugas kesehatan apabila membuat denah sederhana
B. Derajat Kesehatan
somatik dipengaruhi oleh 4 faktor besar, yang masing – masing berbeda derajat 18
pengaruhnya, yakni perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan, dan keturunan.
kesehatan, juga saling berpengaruh satu sama lainnya. Status kesehatan akan
tercapai secara optimal bilamana keempat faktor tersebut secara bersama – sama
mempunyai kondisi yang tidak optimal, maka status kesehatan akan bergeser ke
Dalam fungsi keluarga, 4 faktor ini dipilah menjadi dua besar, yaitu faktor
tindakan. Dan faktor nonperilaku meliputi lingkungan (dalam dan luar rumah),
dan kondisi kesehatan keluarga, yang berarti situasi dan kondisi kesehatan
masyarakat. Dan hal ini merupakan salah satu sarana untuk mengevaluasi hasil
1. Indikator Derajat Kesehatan yang merupakan hasil akhir, yang terdiri dari atas
indikator - indikator :
a. Mortalitas :
atau sistem dari tubuh. Telah terbukti secara empirik dan keyakinan teoritik
bahwa pada umumnya penyakit memilih lebih dari satu penyebab, bukan
kelompok, yaitu :
berat.
faktor –faktor tersebut dengan penyakit. Salah satu model yang terkenal
timbangan, dengan host dan agent berada di ujung masing – masing tuas,
3. Indikator proses dan masukan yang terdiri dari indikator - indikator pelayanan
2003).
Karanganyar terletak pada ketinggian 511 meter di atas permukaan laut, beriklim
tropis, dengan temperatur 22ºC - 31ºC, dengan batas wilayah sebagai berikut :
kecamatan yang meliputi 162 desa dan 15 kelurahan, dengan jumlah penduduk
m seluas 8,11%, 101 – 500 meter seluas 45,32%, 501 – 1000 meter seluas
36,59%, dan ketinggian di atas 100 meter dari permukaan laut seluas 9,98% dan
luas wilayah seluruhnya 77.378,6374 Ha atau 2,73% luas propinsi Jawa Tengah.
MI dan yang paling sedikit penduduk lulusan diploma/ sarjana muda. Pada tahun
2008, jumlah penduduk perempuan yang berusia 10 tahun ke atas yang buta huruf
dan tidak/ belum tamat SD/ MI, SLTP/ MTs, SLTA/ MA, AK/ Diploma, dan
tamat universitas lebih banyak daripada penduduk laki – laki. Kondisi ini
Hasil pemetaan Rumah Tangga Sehat yang dilakukan oleh bagian Promosi
Kesehatan pada tahun 2008 terdapat 194.748 rumah dan pada tahun 2009 terdapat
2008, yang mencapai rumah tangga sehat di Kabupaten Karanganyar menurut data
survei dari dinas kesehatan sebesar 74 %, dan pada tahun 2009 mengalami
Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga/
program ini meliputi aspek perilaku dan aspek lingkungan, yang mana
klasifikasinya ditunjukkan melalui nilai Indeks Potensi Keluarga Sehat (IPKS).
Pada tahun 2008 dan 2009, prioritas masalah indikator PHBS adalah sebagai
berikut :
Tabel 1. Prioritas Masalah Indikator PHBS Tahun 2008 dan 2009 Dinas
kelurahan, RW, RT, posyandu, dasa wisma, PKK, baik itu tentang KB/ KIA, gizi,
kesehatan jiwa, dana sehat, dan lain – lain. Penyuluhan dilaksanakan oleh dokter,
2010).
Kesehatan
berperilaku sehat, dan mempunyai akses yang mudah pada pelayanan kesehatan.
mortalitas (bayi baru lahir dan ibu melahirkan), morbiditas (terutama yang
disebabkan oleh penyakit infeksi), serta status gizi. Program kesehatan yang
berhubungan dengan hal ini antara lain adalah PHBS yang diklasifikasi dengan
IPKS.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta IPKS yang berhubungan dengan usaha
aspek nonperilaku dan perilaku, terutama pada masalah sosial ekonomi yang
bahwa kehidupan sosial ekonomi pada masa anak akan mempengaruhi perilaku
Judul Non Dirt Floor and the Stimulant of Environmental Health Decreased the
faktor risiko terkena Infeksi Saluran Napas Atas terutama karena lantai rumah
yang kotor.
Penelitian yang dilakukan oleh Zohrabian and Philipson pada tahun 2010
masyarakat.
DERAJAT KESEHATAN
RENDAH
Indikator :
- Ibu
Status gizi
EDUCATION
Fungsi holistik :
Resolve)
Fungsi patologis :
SCREEM
Educational, Medical)
9 FUNGSI KELUARGA
Keturunan
Non perilaku
Indoor
Outdoor
E. Kerangka Pikir 26
Derajat kesehatan yang rendah di Indonesia dengan indikator mortalitas,
morbiditas, dan status gizi dipengaruhi oleh problem dalam praktek kedokteran
kesehatan tinggi, pengobatan dan prosedur tidak aman, tidak ada mekanisme jaga
mutu, tumpang tindih dan kerancuan sistem pelayanan, serta pendidikan distribusi
tidak mampu (sosial ekonomi). Dalam penelitian ini faktor dalam praktek
keluarga.
F. Hipotesis
kesehatan keluarga.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Karanganyar.
C. Subyek Penelitian
Karanganyar
Kriteria Inklusi :
- Penyakit noninfeksi
28
D. Jumlah Sampel
E. Desain Sampling
sampling.
DKK Karanganyar :
Karanganyar
Tasikmadu
Jaten I
Jaten II
Kebakkramat I
Kebakkramat II
Mojogedang I
Mojogedang II
Kerjo
Jenawi
Karangpandan
Ngargoyoso
Tawangmangu
Matesih
Jumantono
Jumapolo
Jatipuro
Jatiyoso
Colomadu I
Colomadu II
Gondangrejo
masalah kesehatan 29
F. Kerangka Penelitian
Karanganyar
Populasi (N)
Sampel (n)
sekunder
Hasil
Analisis data
(Chi Square)
Kesimpulan
Purposive sampling
Derajat
kesehatan
meningkat
Derajat
kesehatan tetap
/ menurun
Derajat
kesehatan
meningkat
Derajat
kesehatan tetap
/ menurun 30
G. Variabel Penelitian
Variabel Independen :
Pengukuran
Sembilan fungsi keluarga adalah fungsi – fungsi dalam keluarga yang meliputi
Skala : nominal
9 fungsi keluarga ini adalah kesatuan dari fungsi – fungsi keluarga yang
meliputi :
a. Fungsi holistik
bermasyarakat.
Fungsi biologis :
Fungsi psikologis :
Fungsi sosio-ekonomi :
Skala : nominal
b. Fungsi fisiologis
adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga ditinjau dari
yang lain.
1 = kadang – kadang
2 = sering / selalu
Skala : nominal
c. Fungsi patologis
1) Social :
dan bermasalah
2) Culture :
santun
3) Religious :
ajaran agamanya
agamanya
4) Economic :
berpenghasilan
berpenghasilan
5) Educational :
rendah
cukup – tinggi
35
6) Medical :
Bila skor kurang dari 3 berarti fungsi patologis baik, dan bila lebih
Skala : nominal
Skala : nominal
keadaan baik.
Skala : nominal
f. Fungsi perilaku
hidup sehat. Bila baik beri tanda +, bila kurang / tidak baik beri tanda –
Skala : nominal
g. Fungsi nonperilaku
luar rumah.
3) Pelayanan kesehatan :
Apabila dua atau lebih dalam keadaan baik diberi skor 1, apabila
Skala : nominal
h. Fungsi indoor
permanen)
Bila kondisi baik lebih dari atau sama dengan 5 diberi skor 1, bila
Skala : nominal
i. Fungsi outdoor
Skala : nominal
2. Derajat kesehatan
Derajat kesehatan adalah salah satu statistik yang digunakan untuk melihat
Skala : nominal
kondisi baik)
I. Instrumen Penelitian
Kesehatan Masyarakat untuk penelitian DIPA 2009, dan telah dilakukan uji
reliabilitasnya. Subjek yang digunakan dalam uji validitas dan reliabilitas terdiri
dari 30 keluarga yang memiliki masalah kesehatan. Dari 19 butir soal yang
diujikan, didapatkan 10 butir soal yang valid dan reliabel dengan analisa
Spearman dan Alpha Cronbach. Kemudian butir - butir soal tersebut disarikan
kembali menjadi 10 soal berurutan, dan diuji ulang sehingga korelasi per item
total didapatkan :
makin tinggi konsistensi internal alat ukur itu. Konsistensi internal alat ukur
dikatakan baik jika Alpha Cronbach berkisar antara 0.70 hingga 0.90 (Streiner dan
bisa membaca dan menulis, peneliti membacakan butir – butir pertanyaan yang
ada dalam kuesioner dan menuliskan jawaban yang diberikan oleh responden.
Seluruh data ditabulasi dan dianalisa dengan SPSS 16.0 for windows. Data
yang terkumpul dianalisis secara statistik dengan uji Chi-Square yang disebut juga
uji keselarasan, karena untuk menguji apakah sebuah sampel selaras dengan salah
H0 diterima bila X2
dan df = 1, yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara sembilan
2003).
42
BAB IV
A. Hasil Penelitian
penduduk di dalam keluarga yang diteliti tersebut sebesar 347 jiwa. Berikut
Aspek Variasi f %
Perempuan
181
166
52.16
47.84
1 – 4 tahun
5 – 6 tahun
7– 14 tahun
15 – 49 tahun
50 – 60 tahun
40
46
199
39
15
1.15
11.54
1.15
13.26
57.34
11.24
4.32
Ibu (janda)
88
94.62
5.38
Extended Family
85
91.40
8.60
Belum sekolah
Tidak tamat SD
15
23
12
4.32
6.62
3.46
42
43
Belum tamat SD
Tamat SD / sederajat
Tamat SLTP/sederajat
Tamat SMA/sederajat
Tamat PT/akademi
35
79
68
91
24
10.09
22.77
19.60
26.22
6.92
Pekerjaan Petani
Peternak
PNS
Karyawan swasta
Pensiunan
Lain - lain
17
18
16
165
13
114
4.90
1.15
5.19
4.61
47.55
3.75
32.85
Proporsi penyakit
yang diderita
Penyakit infeksi
Penyakit noninfeksi
12
81
12.90
87.10
Sarana/tempat
berobat
Tidak berobat
Kader
Dukun
Praktek medis /
paramedis
Puskesmas / RS
31
52
9.68
1.08
0.00
33.33
55.91
Penghasilan keluarga
perbulan (rupiah)
18
63
19.35
67.74
9.68
3.23
keluarga tersebut terdiri dari keluarga inti, karena semakin banyak anggota
keluarga di luar keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah, akan 44
mempengaruhi kondisi keluarga tersebut terutama pada fungsi holistik dan
kelamin laki – laki sebanyak 181 jiwa (52.16%) dan perempuan 166 jiwa
88 orang (94.62%), sedangkan 5.38% yang lain dikepalai oleh ibu yang telah
kepala keluarga yang seharusnya laki – laki namun harus digantikan oleh
sekaligus ayah pasti akan berbeda dalam menjalani fungsi keluarga tersebut
kelompok usia yang jumlahnya paling sedikit adalah pada kelompok usia
kurang dari 1 tahun dan antara 5 – 6 tahun, dimana masing – masing sebesar
terbesar adalah lulusan SMA/ sederajat, yaitu 91 jiwa atau 26.22 % dari
sekolah 15 orang (4.32%), dan kelompok yang paling sedikit adalah tidak
tamat SD sebesar 12 orang (3.46%). Dengan tingkat pendidikan yang lebih
paling banyak adalah sebagai karyawan swasta, yaitu sebesar 165 orang
orang (4.61 %), pensiunan 13 orang (3.75%), dan lain – lain 114 orang
(32.85%).
bahwa penyakit infeksi lebih sedikit diderita oleh subjek penelitian dibanding
berada di urutan bawah yang berarti angka kejadian penyakit infeksi telah
Dari tabel data penelitian diketahui bahwa sarana berobat yang paling
sering didatangi oleh keluarga responden adalah puskesmas atau rumah sakit,
(9.68%), namun sudah tidak ada keluarga yang datang ke dukun (0.00%).
sedangkan yang tidak berobatpun masih ada namun dalam proporsi yang
ribu sampai dengan satu juta rupiah per bulan yaitu 63 keluarga (67.74%),
kemudian yang berpenghasilan lebih dari satu juta rupiah per bulan 18
keluarga (19.36%), yang berpenghasilan rata – rata tiga ratus ribu sampai
dengan lima ratus ribu adalah 9 keluarga (9.68%), dan yang berpenghasilan
kurang dari tiga ratus ribu perbulan 3 keluarga (3.23%). Dengan semakin
47
B. Analisis Data
Sembilan
Fungsi Keluarga
Total
93 (100%)
mengalami peningkatan derajat kesehatan seratus delapan belas kali lebih besar
daripada keluarga dengan sembilan fungsi keluarga buruk. Dengan uji Chi Square
X2
tabel pada taraf signifikan = 0.05 dan derajat kebebasan (db) = 1 adalah 3.84.
Jadi, X2
hitung > X2
kabupaten Karanganyar.
Fungsi Holistik
Total
93 (100%)
peningkatan derajat kesehatan tiga kali lebih besar daripada keluarga dengan 48
fungsi holistik buruk. Dengan uji Chi Square pada fungsi holisitik keluarga
didapatkan angka X2
hitung > X2
ada hubungan yang signifikan secara statistik antara fungsi holistik keluarga
Fungsi Fisiologis
Total
93 (100%)
peningkatan derajat kesehatan empat kali lebih besar daripada keluarga dengan
fungsi fisiologis buruk. Dengan uji Chi Square pada fungsi fisiologis keluarga
didapatkan angka X2
hitung > X2
ada hubungan yang signifikan secara statistik antara fungsi fisiologis keluarga
Fungsi Patologis
Baik 17 (45.9%) 20 (54.1%) 37 (100%) 7.1 14.86 < 0.001
Total
93 (100%) 49
peningkatan derajat kesehatan tujuh kali lebih besar daripada keluarga dengan
fungsi patologis buruk. Dengan uji Chi Square pada fungsi holisitik keluarga
didapatkan angka X2
hitung > X2
tabel, ini
berarti ada hubungan yang signifikan secara statistik antara fungsi patologis
Fungsi Interaksi
Total
93 (100%)
Keluarga dengan fungsi interaksi antar anggota keluarga yang baik memiliki
risiko mengalami peningkatan derajat kesehatan empat koma kali lebih besar
daripada keluarga dengan fungsi interaksi antar anggota keluarga buruk. Dengan
hitung = 9.48
sedangkan nilai X2
hitung > X2
secara statistik antara fungsi interaksi antar anggota keluarga dengan peningkatan
50
Total
93 (100%)
peningkatan derajat kesehatan nol koma tujuh daripada keluarga dengan fungsi
keturunan buruk. Dengan uji Chi Square pada fungsi keturunan dalam keluarga
didapatkan angka X2
hitung < X2
ada hubungan yang tidak signifikan secara statistik antara fungsi keturunan dalam
Fungsi Perilaku
Total
93 (100%)
peningkatan derajat kesehatan tujuh kali lebih besar daripada keluarga dengan
fungsi perilaku buruk. Dengan uji Chi Square pada fungsi perilaku keluarga
didapatkan angka X2
hitung > X2
tabel, ini 51
berarti ada hubungan yang signifikan secara statistik antara fungsi perilaku
Tabel 10. Hasil Analisa Hubungan Antara Fungsi Nonperilaku Keluarga dan
Fungsi Nonperilaku
93 (100%)
peningkatan derajat kesehatan tiga kali lebih besar daripada keluarga dengan
fungsi perilaku buruk. Dengan uji Chi Square pada fungsi perilaku keluarga
didapatkan angka X2
hitung > X2
ada hubungan yang signifikan secara statistik antara fungsi nonperilaku keluarga
Tabel 11. Hasil Analisa Hubungan Antara Fungsi Indoor Keluarga dan
Fungsi Indoor
Total
93 (100%)
peningkatan derajat kesehatan empat kali lebih besar daripada keluarga dengan 52
fungsi indoor buruk. Dengan uji Chi Square pada fungsi indoor keluarga
didapatkan angka X2
hitung > X2
ada hubungan yang signifikan secara statistik antara fungsi indoor keluarga
Tabel 12. Hasil Analisa Hubungan Antara Fungsi Outdoor Keluarga dan
Fungsi Outdoor
Total
93 (100%)
Keluarga dengan fungsi outdoor yang baik memiliki risiko mengalami
peningkatan derajat kesehatan enam kali lebih besar daripada keluarga dengan
fungsi outdoor buruk. Dengan uji Chi Square pada fungsi outdoor keluarga
didapatkan angka X2
hitung > X2
tabel, ini
berarti ada hubungan yang signifikan secara statistik antara fungsi outdoor
C. Pembahasan
atas. Faktor – faktor yang saling terkait dalam meningkatkan derajat kesehatan
keluarga adalah kesembilan fungsi keluarga, yaitu fungsi holistik keluarga, fungsi 53
mengalami peningkatan derajat kesehatan seratus delapan belas kali lebih besar
daripada keluarga dengan sembilan fungsi keluarga buruk. Dengan uji Chi Square
pada sembilan fungsi keluarga didapatkan angka X2
X2
tabel pada taraf signifikan = 0.05 dan derajat kebebasan (db) = 1 adalah 3.84.
Jadi, X2
hitung > X2
kabupaten Karanganyar.
Fungsi keluarga yang pertama yaitu fungsi holistik keluarga yang meliputi
tiga faktor, yaitu fungsi biologis, fungsi psikologis, dan fungsi sosial – ekonomi.
Fungsi biologis melihat siapa sajakah anggota keluarga yang tinggal dalam satu
rumah dilengkapi dengan identitas, dan adakah salah satu dari anggota keluarga
tersebut yang sedang menderita sakit, baik itu sakit yang akut ataupun kronis,
menular atau tidak menular, menurun atau tidak menurun. Fungsi psikologis
tersebut dapat diatasi dengan baik, serta melihat apakah hubungan antara anggota
yang baik memiliki risiko mengalami peningkatan derajat kesehatan tiga kali lebih
besar daripada keluarga dengan fungsi holistik buruk. Dengan uji Chi Square pada
tabel
pada taraf signifikan = 0.05 dan derajat kebebasan (db) = 1 adalah 3.84. Jadi, X2
hitung > X2
tabel, ini berarti ada hubungan yang signifikan secara statistik antara
Karanganyar.
and Resolve. Penelitian ini menunjukkan bahwa keluarga dengan fungsi fisiologis
yang baik memiliki risiko mengalami peningkatan derajat kesehatan empat kali
lebih besar daripada keluarga dengan fungsi fisiologis buruk. Dengan uji Chi
hitung = 9.91
sedangkan nilai X2
hitung > X2
penelitian ini menunjukkan keluarga dengan fungsi patologis yang baik memiliki
risiko mengalami peningkatan derajat kesehatan tujuh kali lebih besar daripada
keluarga dengan fungsi patologis buruk. Dengan uji Chi Square pada fungsi
tabel pada
taraf signifikan = 0.05 dan derajat kebebasan (db) = 1 adalah 3.84. Jadi, X2
hitung
> X2
tabel, ini berarti ada hubungan yang signifikan secara statistik antara fungsi
Karanganyar.
anggota keluarga satu sama lain. Dari penelitian, diketahui bahwa keluarga
dengan fungsi interaksi antar anggota keluarga yang baik memiliki risiko
mengalami peningkatan derajat kesehatan empat koma kali lebih besar daripada
keluarga dengan fungsi interaksi antar anggota keluarga buruk. Dengan uji Chi
nilai X2
tabel pada taraf signifikan = 0.05 dan derajat kebebasan (db) = 1 adalah
3.84. Jadi, X2
hitung > X2
statistik antara fungsi interaksi antar anggota keluarga dengan peningkatan derajat
disebut genogram keluarga untuk dapat melihat apakah ada penyakit – penyakit
yang diturunkan dalam keluarga, atau melihat penularan penyakit dari anggota
keluarga yang satu ke yang lain. Dalam penelitian ini diperoleh data keluarga
derajat kesehatan nol koma tujuh daripada keluarga dengan fungsi keturunan
buruk. Dengan uji Chi Square pada fungsi keturunan dalam keluarga didapatkan
angka X2
hitung < X2
hubungan yang tidak signifikan secara statistik antara fungsi keturunan dalam
Hal ini dapat dikarenakan faktor keturunan dalam keluarga sulit untuk
dihindari dan dikendalikan walaupun sudah diberikan pendidikan dan pelayanan
kesehatan dengan pendekatan keluarga. Pada sampel penelitian ini, dilihat pada
data di Tabel 2, bahwa jumlah anggota keluarga dalam sampel ini lebih banyak
dibanding yang menular. Pendekatan keluarga hingga saat ini hanya mampu
kuesioner yang dijawab oleh responden, perlu dilakukan observasi lebih dalam 57
lagi dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan pertanyaan serta pemeriksaan
lebih detail.
berobat. Dari data penelitian ini diketahui bahwa keluarga dengan fungsi perilaku
yang baik memiliki risiko mengalami peningkatan derajat kesehatan tujuh kali
lebih besar daripada keluarga dengan fungsi perilaku buruk. Dengan uji Chi
sedangkan nilai X2
hitung > X2
kesehatan tiga kali lebih besar daripada keluarga dengan fungsi perilaku buruk. 58
Dengan uji Chi Square pada fungsi perilaku keluarga didapatkan angka X2
hitung =
hitung > X2
Fungsi indoor ini juga menunjukkan gambaran lingkungan dalam rumah apakah
dengan fungsi indoor yang baik memiliki risiko mengalami peningkatan derajat
kesehatan empat kali lebih besar daripada keluarga dengan fungsi indoor buruk.
Dengan uji Chi Square pada fungsi indoor keluarga didapatkan angka X2
hitung =
hitung > X2
Fungsi outdoor adalah melihat lingkungan di luar rumah, antara lain adanya
pekarangan dan bagaimana kondisi kebersihannya, jarak rumah dengan jalan raya,
kebisingan, jarak rumah dengan tempat pembuangan sampah, jarak rumah dengan
diketahui bahwa keluarga dengan fungsi outdoor yang baik memiliki risiko
mengalami peningkatan derajat kesehatan enam kali lebih besar daripada keluarga
dengan fungsi outdoor buruk. Dengan uji Chi Square pada fungsi outdoor 59
hitung > X2
tabel, ini berarti ada hubungan yang signifikan secara statistik antara fungsi outdoor
terutama pada masalah sosial ekonomi yang dilakukan oleh H van de Mheen, et al
pada tahun 1997 memberikan kesimpulan bahwa kehidupan sosial ekonomi pada
usia dewasa.
Kemudian penelitian yang sejalan oleh Suriyasa,et al. pada 2006 yang
Judul Non Dirt Floor and the Stimulant of Environmental Health Decreased the
yang kotor.
Penelitian yang dilakukan oleh Zohrabian and Philipson pada tahun 2010
dalam keluarga dalam penelitian ini menunjukkan hubungan yang tidak signifikan
menular dalam penelitian ini tidak dipisahkan secara spesifik dalam pengolahan
cariernya, namun tidak dapat untuk dihilangkan. Di samping itu, dipengaruhi pula
oleh faktor lain seperti jenis kelamin dan usia yang mana pada penelitian ini data
– data tersebut hanya diteliti sejauh distribusinya saja, dan dari data dinas
kesehatan PHBS belum secara spesifik mengarahkan pada fungsi keluarga ini.
D. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang (cross sectional). Pada
desain cross sectional, semua variabel diukur pada saat yang sama di lokasi
tertentu saja. Dengan demikian, desain ini tidak dapat memastikan hubungan
2. Penelitian ini mendapatkan hasil estimasi yang tidak signifikan antara fungsi
demikian perlu penelitian lebih lanjut dengan ukuran sampel yang lebih besar
untuk meningkatkan kuasa statistik (statistical power), dan juga penelitian
62
BAB V
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 93 keluarga dengan masalah
delapan belas kali lebih besar daripada keluarga dengan sembilan fungsi
keluarga buruk.
peningkatan derajat kesehatan, dan keluarga dengan fungsi holistik yang baik
memiliki risiko mengalami peningkatan derajat kesehatan tiga kali lebih besar
62 63
baik memiliki risiko mengalami peningkatan derajat kesehatan tujuh kali lebih
derajat kesehatan empat koma kali lebih besar daripada keluarga dengan
fungsi interaksi antar anggota keluarga buruk.
baik memiliki risiko mengalami peningkatan derajat kesehatan nol koma tujuh
peningkatan derajat kesehatan, dan keluarga dengan fungsi perilaku yang baik
baik memiliki risiko mengalami peningkatan derajat kesehatan tiga kali lebih
peningkatan derajat kesehatan, dan keluarga dengan fungsi indoor yang baik
peningkatan derajat kesehatan, dan keluarga dengan fungsi outdoor yang baik
B. Saran
keluarga
dengan jumlah sampel yang lebih besar, dalam rentang waktu yang panjang,
cross sectional. 65
C. Implikasi
1. Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah bahwa setiap penelitian yang akan
2. Implikasi kebijakan dari penelitian ini bagi institusi layanan kesehatan adalah
perlunya upaya peningkatan pelayanan kesehatan menyeluruh, terutama dalam
atau RT atau desa saja seperti yang selama ini sudah berjalan.
66
DAFTAR PUSTAKA
http://www.undp.or.id/pubs/imdg2004/BI/IndonesiaMDG_BI_Goal5.pdf.
Diunduh tanggal 17 Januari 2010
Dokter Indonesia.
Dinkes Propinsi Jawa Tengah. 2004. Panduan Analisa Kasus Melalui Pendekatan
Jawa Tengah.
Yogyakarta.
Ibnu Fajar, Isnaeni, Astutik, Isman Amin, B. Rudy Sunindya, Anom Aswin, dan
: Graha Ilmu.
IDI, KDDKI, KIKKI. 2007. Panduan Pendidikan dan CPD Dokter Keluarga.
Jakarta.
IKM UNS. 2002. Modul Dokter Keluarga (I – XI) Program Semique IV.
66 67
Keluarga. Semarang.
http://www.undp.or.id/pubs/imdg2004/BI/IndonesiaMDG_BI_Goal5.pdf.
Murti. 2010. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan
Press.
Murti. 2003. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi (Edisi Kedua). Yogyakarta :
Surakarta.