Makalah LK II
Makalah LK II
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat
sederhana. Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai Sunat Perempuan Menurut
Islam.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu pedoman dan juga
berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................................ 2
1.3 Manfaat.............................................................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Ajaran Khitan dalam Islam................................................................................ 3
2.2 Hukum Khitan................................................................................................... 3
2.2.1 Hukum Khitan untuk Lelaki........................................................................... 4
2.2.2 Hukum Khitan untuk perempuan.................................................................... 5
2.3 Apa yang Dipotong dari Perempuan.................................................................. 6
2.4 Tata Cara Pelaksanaan Khitan Perempuan......................................................... 7
2.5 Waktu khitan...................................................................................................... 8
2.6 Walimah Khitan................................................................................................. 8...........
BAB III. PENUTUP
3.1 Simpulan.......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
“Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah ia kepada Allah
(al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Hal itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (an-Nisa’: 59)
Setelah kita kembalikan kepada Allah Subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya, serta telah jelas
apa yang diajarkan oleh Allah Subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya, kewajiban kita adalah
menerima ajaran tersebut sepenuhnya dan tunduk sepenuhnya dengan senang hati tanpa rasa
berat. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
او توترنسولووه لويتأحنكتم بتأينتهنأم تأن يِتنقونلوا تسومأعتناِ توأتطتأعتناِ ِ تونأو ذلتئو ت
ك هننم األنمأفلونحوتن إونلتماِ تكاِتن قتأوتل األنمأؤومونيتن إوتذا ندنعوا إوتلىَ ل
Sesungguhnya jawaban orangorang mukmin, apabila mereka dipanggil kepada Allah dan
Rasul-Nya agar Rasul menghukumi (mengadili) di antara mereka ialah ucapan, “Kami
mendengar dan kami patuh.” Dan mereka itulah orangorang yang beruntung. (an-Nur: 51)
Tentang sunat bagi wanita, tidak diperselisihkan tentang disyariatkannya. Hanya saja
para ulama berbeda pendapat, apakah hukumnya hanya sunnah atau sampai kepada derajat
wajib. Maka dari itu saya selaku penulis ingin menjelaskan sekaligus mengajak para pembaca
agar lebih memahami bagaimana sebenarnya hukum sunat bagi perempuan menurut agama
islam.
1.2 Tujuan
1. Memahami sunat perempuan menurut agama islam
2. Menambah wawasan tentang anjuran Rasulullah S.A.W
1.3 Manfaat
1. Dapat memahami sunat perempuan menurut agama islam
2. Dapat menambah wawasan tentang anjuran Rasulullah S.A.W
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
Memang ada yang mengatakan bahwa khitan tidaklah dianjurkan dari aspek medis
dikarenakan ia akan menyulitkan saat buang air kecil, tidak memberikan kepuasan pada
pasangannya saat berhubungan atau menyulitkan saat melahirkan. Tetapi selaku seorang
muslim, kita jelas harus meyakini atas hadist yang telah disampaikan oleh rasulullah. Ringkas
kata, orang-orang kafir pun mengakui kebenarannya. Meskipun masih banyak perdebatan
tentang sunat bagi perempuan oleh beberapa kalangan, setidaknya kita sudah mengetahui dan
memahami bagaimana pandangan agama islam akan hal tersebut. Ketidak pahaman kita
tentang sunat perempuan itu dikarenakan informasi yang sangat minim di masyarakat, bahkan
bisa dikatakan hampir tidak ada penjelasan yang mendetail. Yang ada hanya bersifatnya
global, padahal informasi ini sangat penting. Sebetulnya, rasanya tabu untuk menjelaskan
semacam ini. Namun, ini adalah syariat yang harus diketahui dengan benar,
dan “Sesungguhnya Allah tidak malu dari kebenaran.” Saya menyadari bahwa kekurangan
informasi dalam hal ini bisa berefek negatif yang luar biasa:
1. Anggapan yang negatif tehadap syariat Islam.
2. Bagi yang sudah menerima Islam dan ajarannya, lalu ingin mempraktikkannya, bisa jadi
salah praktik (malapraktik), akhirnya sunnah ini tidak terlaksana dengan benar. Bahkan, bisa
jadi terjerumus ke dalam praktik khitan firauni yang kita sebut di atas sehingga terjadilah
kezaliman terhadap wanita yang bersangkutan, dan mungkin kepada orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
______. 2014. Wajibkah Wanita Dikhitan Sunat. http://eramuslim.com/. Diakses pada tanggal 16
Desember 2014, pukul 09.00 wib.