Anda di halaman 1dari 16

JURNAL BELAJAR II

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


Dosen Pengampu Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.Pd

Hari, tanggal : Senin, 27 Agustus 2018 dan Rabu, 29 Agustus 2018


Nama/ NIM : Istaufi As Adatillah/160341606055
Kelas :A
Prodi : S1 Pendidikan Biologi
Topik : 1. Paradigma pendidikan, landasan filosofis pendidikan,
dan pendekatan pendidikan.
2. Tugas edmodo, hakikat dan ciri belajar dan pembelajaran
Tujuan :1. Mengetahui paradigma pendidikan, landasan filosofis
pendidikan, dan pendekatan pendidikan.
2. Mengetahui tugas edmodo, hakikat dan ciri belajar dan
pembelajaran.

I. KONSEP BELAJAR

Paradigma
Tugas edmodo
pendidikan

Landasan BELAJAR DAN Haikat belajar


filosofis PEMBELAJARAN dan
pendidikan pembelajran

Pendekatan
Ciri belajar dan
pembelajaran
pembelajaran.
II. BUKTI BELAJAR
A. PARADIGMA PENDIDIKAN
Pendidikan di Indonesia mengalami perubahan dari yang awalnya konsep
teaching diubah menjadi konsep learning, dimana dengan konsep teching semua
proses pembelajaran tergantung pada guru, sedangkan untuk konsep learning,
guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.
1. Perkembangan Kurikulum (Periode Sebelum Kemerdekaan)
Pada abad 16 dan 17 berdirilah lembaga-lembaga pendidikan dalam upaya
penyebaran agama Kristen di Indonesia, pendidikan tersebut untuk bangsa Belanda
dan pribumiPada masa Jepang, perkembangan pendidikan mempunyai arti
tersendiri bagi bangsa Indonesia yaitu terjadinya keruntuhan sistem pemerintahan
kolonial Belanda. Pada masa ini munculah sekolah rakyat yang disebut Kokumin
Gako selama 6 tahun. Bagan perkembangan kurikulum di Indonesia ditunjukan
Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Bagan perkembangan kurikulum di Indonesia.


(Sumber: Evulma, 2014).
2. Periode Sesudah Kemerdekaan
2.1. Kurikulum 1947
Kurikulum pertama pada masa kemerdekaan, yaitu Rencana Pelajaran 1947.
Asas pendidikan yang ditetapkan adalah Pancasila. Situasi perpolitikan dengan
gejolak perang revolusi, maka Rencana Pelajaran 1947, baru diterapkan pada tahun
1950. Oleh karena itu Rencana Pelajaran 1947 sering juga disebut kurikulum 1950.
2.2 Kurikulum 1952
Setelah Rencana Pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia
mengalami penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini diberi nama Rencana Pelajaran
Terurai 1952Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini
bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang
dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Pendidikan dasar lebih menekankan
pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis (Wahyuni, 2017).
2.3 Kurikulum 1964
Menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem
kurikulum di Indonesia yang diberi nama Rencana Pendidikan 1964. Pembelajaran
dipusatkan pada program Pancawardhana yang meliputi pengembangan daya cipta,
rasa, karsa, karya, dan moral. Pendidikan dasar lebih menekankan pada
pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
2.4 Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu
dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana
menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
2.5 Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan
efektif, yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu
MBO (management by objective) yang terkenal saat itu. Metode, materi, dan tujuan
pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).
Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan
bahasan.
2.6 Kurikulum 1984 (Kurikulum CBSA)
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan
pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering
disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai
subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga
melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student
Active Leaming (SAL). Kurikulum 1984 ini berorientasi kepada tujuan
instruksional. Didasari oleh pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar
kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus benar-
benar fungsional dan efektif.
2.7 Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan
dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran,
yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Tujuan
pengajaran menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan
soal dan pemecahan masalah.
2.8 Kurikulum 2004 (KBK)
Kurikukum 2004 ini lebih dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK). Implikasinya adalah perlu dikembangkan suatu kurikulum berbasis
kompetensi sebagai pedoman pembelajaran. Kurikulum Berbasis Kompetensi
berorientasi pada:
 Hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui
serangkaian pengalaman belajar yang bermakna.
 Keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya. Tujuan
yang ingin dicapai menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara
individual maupun klasikal (Wahyuni, 2017).
2.9 Kurikulum 2006 (KTSP)
Kurikulum 2006 ini dikenal dengan sebutan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan
pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah
berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan
(SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran
untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan
Nasional.
2.10 Kurikulum 2013
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan
tematik-integratif. Kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa
depan. Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu
lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan
mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka
ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Pelaksanaan penyusunan
kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana
amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan
pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar
nasional yang telah disepakati.
B. LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
Landasan filosofi pendidikan adalah seperangkat asumsi tentang pendidikan
yang diedukasi dari filsafat umum yang dianut seseorang. Landasan pendidikan
berfungsi sebagai titik tolak praktek pendidikan, sebab landasan filosofis
pendidikan yang dianut akan turut menentukan praktek pendidikannya.
1. Behaviorisme
Kerangkah kerja teori pendidikan behaviorisme adalah empirisme. Asumsi
filosofis dari behaviorisme adalah nature of human being (manusia tumbuh secara
alami). Latar belakang empirisme adalah How we know what we know (bagaimanah
kita tahu apa yang kita tahu). Menurut paham ini pengetahuan pada dasarnya
diperoleh dari pengalaman (empiris). Aliran behaviorisme didasarkan pada
perubahan tingkah laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini berusaha
mencoba menerangkan dalam pembelajaran bagaimanah lingkungan berpengaruh
terhadap perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan
berubah kalau ada stimulus dan respon. Jadi, berdasarkan teori behaviorisme
pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan. Tokoh aliran behaviorisme antara lain :
Pavlov, Watson, Skinner, Hull, Guthrie, dan Thorndike.
Gambar 2.2. Tokoh aliran behaviorisme
(Sumber: Evanto, 2012).
2.Kognitivisme.
Kerangka kerja atau dasar pemikiran dari teori pendidikan kognitivisme adalah
dasarnya rasional. Teori ini memiliki asumsi filosofis yaitu the way in which we
learn (Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan pemikiran) inilah yang
disebut dengan filosofi rationalisme. Menurut aliran ini, kita belajar disebabkan
oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam
lingkungan. Teori kognitivisme berusaha menjelaskan dalam belajar bagaimanah
orang-orang berpikir. Oleh karena itu dalam aliran kognitivisme lebih
mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri.karena menurut
teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks. Jadi, menurut
teori kognitivisme pendidikan dihasilkan dari proses berpikir. Tokoh aliran
Kognitivisme antara lain : Piaget, Bruner, dan Ausebel.

Gambar 2.3. Tokoh aliran kognitivisme


(Sumber: Evanto, 2012).
3. Konstruktivisme.
Menurut teori konstruktivisme yang menjadi dasar bahwa siswa memperoleh
pengetahuan adalah karena keaktifan siswa itu sendiri. Konsep pembelajaran
menurut teori konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran yang
mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif membangun konsep baru, dan
pengetahuan baru berdasarkan data. Jadi, dalam pandangan konstruktivisme sangat
penting peranan siswa. Agar siswa memiliki kebiasaan berpikir maka dibutuhkan
kebebasan dan sikap belajar.Menurut teori ini juga perlu disadari bahwa siswa
adalah subjek utama dalam penemuan pengetahuan. Mereka menyusun dan
membangun pengetahuan melalui berbagai pengalaman yang memungkinkan
terbentuknya pengetahuan. Mereka harus menjalani sendiri berbagai pengalaman
yang pada akhirnya memberikan pemikiran tentang pengetahuan-pengetahuan
tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran adalah siswa perlu menguasai
bagaimana caranya belajar. Dengan itu ia bisa menjadi pembelajar mandiri dan
menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan yang ia butuhkan dalam kehidupan.
Tokoh aliran ini antara lain : Von Glasersfeld, dan Vico.

Gambar 2.4. Tokoh aliran konstruktivisme Von Glaserfeld.


(Sumber: Evanto, 2012).
4. Humanistik
Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan untuk ,memanusiakan manusia.
Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap berhasil apabila si pembelajar telah
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain si pembelajar
dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Tujuan utama para pendidik adalah
membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing-masing
individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan
membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
Menurut aliran Humanistik para pendidik sebaiknya melihat kebutuhan
yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan kurikulum untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan ini. Beberapah psikolog humanistik melihat bahwa manusia
mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk menjadi lebih baik dan
belajar. Secara singkat pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada
perkembangan positif. Dalam teori humanistik belajar dianggap berhasil apabila
pembelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.

Gambar 2.5. Tokoh aliran humanistik Carel Rogres.


(Sumber: Evanto, 2012).

C. PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu.
1. Pendekatan Expository
Pendekatan Expository menekankan pada penyampaian informasi yang
disampaikan sumber belajar kepada warga belajar. Melalui pendekatan ini sumber
belajar dapat menyampaikan materi sampai tuntas. Pendekatan Expository lebih
tepat digunakan apabila jenis bahan belajar yang bersifat informatif yaitu berupa
konsep-konsep dan prinsip dasar yang perlu difahami warga belajar secara pasti.
Pendekatan ini juga tepat digunakan apabila jumlah warga belajar dalam kegiatan
belajar itu relatif banyak. Pendekatan expository dalam pembelajaran cenderung
berpusat pada sumber belajar, dengan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) adanya
dominasi sumber belajar dalam pembelajaran, 2) bahan belajar terdiri dari konsep-
konsep dasar atau materi yang baru bagi warga belajar, 3) materi lebih cenderung
bersifat informasi, 4) terbatasnya sarana pembelajaran.
2. Pendekatan Inquiry
Istilah Inquiry mempunyai kesamaan konsep dengan istilah lain seperti
Discovery, Problem solving dan Reflektif Thinking. Semua istilah ini sama dalam
penerapannya yaitu berusaha untuk memberikan kesempatan kepada warga belajar
untuk dapat belajar melalui kegiatan pengajuan berbagai permasalahan secara
sistimatis, sehingga dalam pembelajaran lebih berpusat pada keaktifan warga
belajar. Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inquiry,
sumber belajar menyajikan bahan tidak sampai tuntas, tetapi memberi peluang
kepada warga belajar untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan
menggunakan berbagai cara pendekatan masalah.
D. EDMODO
Salah satu aplikasi pada internet yang bisa digunakan untuk media
pembelajaran online adalah Edmodo. Edmodo merupakan social network berbasis
lingkungan sekolah (school based environment). Edmodo Edmodo menyediakan
cara yang aman dan mudah bagi kelas untuk terhubung dan berkolaborasi antara
siswa dan guru untuk berbagi konten pendidikan, mengelola proyek dan tugas dan
menangani pemberitahuan setiap aktivitas.
Edmodo dapat membantu pengajar membangun sebuah kelas virtual sesuai
dengan kondisi pembelajaran di dalam kelas, berdasarkan pembagian kelas nyata
di sekolah, dimana dalam kelas tersebut terdapat penugasan, quiz dan pemberian
nilai pada setiap akhir pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran online
sebagai sistem pembelajaran yang baru, mendorong penyelenggaraan pembelajaran
semakin efektif.
E. HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Secara umum istilah belajar dimaknai sebagai suatu kegiatan yang
mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku. Belajar dapat dimaknai sebagai
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Untuk mendapatkan sesuatu seseorang
harus melakukan usaha agar apa yang di inginkan dapat tercapai.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu
peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.

Gambar 4.1. Hakikat belajar dan pembelajaran


(Sumber: Rio, 2013).

F. CIRI-CIRI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


Secara umum ciri belajar, yaitu:
1. Belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku (change behavior).
2. Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan
tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau
tidak berubah-ubah.
3. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses
belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial
4. Perubahan tingkah laku merupakan hasillatihan atau pengalaman
5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.
III. RELEVANSI
Berikut ini merupakan relevansi saya dalam mengukuti perkuliahan
mengenai RPS dan kesepakatan perkuliahan.

Sebelum Sesudah

Sebelum saya mengikuti perkuliahan Mengetahui perubahan kurikulum di


ini saya belum mengetahui tentang Indonesia yaitu, periode sebelum
perubahan kurikilum di Indonesia. kemerdekaan dan setelah
kemerdekaan ( tahun 1947, 1952,
1964, 1964, 1968, CBSA, KBK,
KTSP, K13).

Sebelum saya mengikuti perkuliahan Mengetahui tentang dasar filosofi


ini saya belum mengetahui tentang pendidikan yang berfungsi sebagai
dasar filosofis pendidikan. titik tolak praktek pendidikan yang
terdiri dari behavioristik, kognitifis,
konstruktivis, dan humanis.

Sebelum saya mengikuti tentang Mengetahui pendekatan pembelajaran


pendekatan pembelajaran. yang dapat dibagi menjadi pendekatan
ekspository dan inquiry) yang
keduanya memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing.

Sebelum saya mengikuti tentang Mengetahui tentang aplikasi edmodo


aplikasi edmodo. yang merupakan platform
pembelajaran yang aman bagi guru,
siswa dan sekolah berbasis sosial
media. Aplikasi ini akan digunakan
untuk membantu pengumpulan tugas
matakuliah Belajar dan Pembelajaran.
Saya belum mengetahui hakikat Mengetahui tentang hakikat belajar
belajar dan pembelajaran. dan pembelajaran, dimana belajar
merupakan Secara umum istilah
belajar dimaknai sebagai suatu
kegiatan yang mengakibatkan
terjadinya perubahan tingkah laku,
sedangkan pembelajaran
Pembelajaran pada hakekatnya adalah
proses interaksi antara peserta didik
dengan lingkungan.

Saya belum mengetahui mengenai ciri Saya mengetahui ciri belajar,


belajar. diantaranya,

1. Perubahan tingkah laku tidak


harus segera dapat diamati pada
saat proses belajar sedang
berlangsung, perubahan
perilaku tersebut bersifat
potensial
2. Perubahan tingkah laku
merupakan hasillatihan atau
pengalaman
3. Pengalaman atau latihan itu
dapat memberi penguatan.
IV. ELEMEN MENARIK
Elemen menarik selama mengikuti perkuliahan, diantaranya,
 Mahasiswa diajak untuk selalu termotivasi dalam belajar mengenai teori
tentang belajar dan pembelajaran yang akan bermanfaat bagi kami sebagai
calon pendidik.
 Paradigma pendidikan mengalami banyak sekali perubahan, mulai jaman
dahulu dimana pembelajaran terkesan teaching hingga saat ini yang mulai
beralih menjadi learning, dimana pendidik disini lebih ditekankan untuk
menjadi fasilitator, hingga kurikulum yang terus berubah untuk perbaikan
pendidikan di Indonesia.
 Dasar filosofis belajar banyak macamnya, dan sangat penting untuk
dipelajari karena nantinya akan menjadi dasar bagi kami sbagai calon
pendidik untuk melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar, setiap dasar
filosofi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga
dalam pelaksanaannya dapat dilakukan kombinasi disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang ada.
 Dalam pembelajaran menggunakan edmodo memberikan motivasi agar
mengerjakan tugas dengan tepat waktu.
V. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Masalah:
Apakah melihat fenomena alam termasuk dalam pembelajaran? (Anas
Agung)
Jawaban:
Melihat fenomena alam termasuk pembelajaran karena individu dapat
memperoleh sesuatu dari lingkungannya.
2. Masalah:
Teori belajar manakah yang paling sesuai digunakan untuk pembelajaran?
(Istaufi As A)
Jawabann:
Setiap teori belajar memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Untuk itu dalam pembelajaran diperlukan kolaborasi disesuaikan dengan
situasi dan kondisi..
3. Masalah:
Bagaimanajika terlambat mengumpulkan tugas melalui edmodo ? (Istaufi
As A)
Jawaban:
Jika terlambat mengumpulkan tugas, tugas dapat disertakan di kolom
komentar disertai alasan keterlambatan mengumpulkan tugas.

VI. REFLEKSI DIRI (UMUM)

Dengan adanya matakuliah ini saya menjadi mengerti mengenai materi belajar
dan pembelajaran yang nantinya saya dapat mempelajari mengenai perkembangan
paradigma dan filosofi dalam pendidikan dan pembelajaran di Indonesia, hakikat
dan ciri belajar dan pembelajaran, teori-teori belajar, dan pendekatan dalam
pembelajaran. Penjelasan dari dosen pengampu sangt membantu saya dalam
mempelajari materi yang diajarkan. Nantinya juga akan diadakan observasi ke
sekolah sehingga akan memberikan saya pengalaman baru, dan dapat menjadi bekal
untuk saya agar dapat menjadi calon pendidik yang profesional.

VII. REFLEKSI DIRI (KHUSUS)


Pembelajaran terkesan menyenangkan dengan adanya tugas yang
dikumpulkan melalui aplikasi edmodo sehingga memberikan motivasi tersendiri
untuk mengumpulkan tugas secara tepat waktu. Mahasiswa juga fokus dalam
pembelajaran pada saat dosen pengampu menjelaskan materi pembelajaran. Saya
berharap jika nanti menjadi seorang pendidik dapat menciptkan suasana kelas yang
menyenangkan pada saat pembelajaran.
VI. DAFTAR RUJUKAN

Anwar, M,. 2013. Pendekatan Pembelajaran. Fakultas Ilmu Pendidikan. UPI.


Muchtar, O. 2011, Pendidikan Nasional Indonesia, Pengertia dan Sejarah
Perkembangan, Balai penelitian, IKIP Bandung.
Mudyahardjo, R.1995, Filsafat Pendidikan (Sebuah Studi Akademik) Bagian I
Orientasi Umum: Landasan Filosofis Pendidikan dan Filsafat
Pendidikan sebagai Suatu teori Pendidikan, Jurusan Filsafat Dan
sosiologi Pendidikan.FIP, IKIP Bandung

KRITERIA PENILAIAN JURNAL BELAJAR


MATAKULIAH BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN
SEMESTER GENAP 2016-2017

Istaufi As Adatillah
160341606055/ S1 Pendidikan Biologi/Off A Jurnal Minggu
ke- 1
Skor Penilaian
No. Elemen Mak
DS T D
s
I. Identitas
1 Nama dicantumkan 5 5 5
2 Seluruh masukan dibubuhi tanggal 5 5 5
3 Konsep yang dipelajari dicantumkan 5 5 5

II. Sistematika
4 Jurnal terorganisasi dengan baik dan lengkap 10 9 9

III. Isi Jurnal


5 Mengeksplor beragam konsep yang dipelajari 10 9 9
6 Menyajikan hasil eksplorasi berupa informasi sebagai bukti 10 9 9
Belajar
7 Terdapat pernyataan yang menunjukkan relevansi dan keter- 10 9
kaitan terhadap konsep yang dipelajari
8 Mengidentifikasi permasalahan beserta pemecahannya 15 14 14
9 Mengidentifikasi elemen yang menarik beserta alasannya 15 14 14
10 Jurnal menunjukkan bahwa mahasiswa dapat melihat dirinya 4 5
sendiri sebagai pembelajar, menemukan dan menyelesaikan
masalah serta bekerja untuk meningkatkan kebiasaan
Belajarnya
 Umum (terkait dengan hal-hal yg sifatnya umum) 5
 Khusus (terkait dengan hal-hal yang sudah dibahas/ 10 8 10
substansial)
92 94
Jumlah Skor Maksimal 100
Instrumen penilaian dikembangkan oleh Indriwati, S.E. (2003) Keterangan dan
Korektor :
DS : penilaian diri sendiri :

T : penilaian teman :

D : penilaian dosen

Anda mungkin juga menyukai