Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang memiliki beberapa issue
kependudukan antara lain pertumbuhan penduduk yang tinggi dan masalah kematian ibu. Salah
satu upaya pemerintah dalam rangka menekan jumlah kelahiran adalah melalui program keluarga
berencana. Program keluarga berencana memiliki tujuan untuk menekan laju penduduk dan
mengurangi angka kematian ibu melalui pencegahan kehamilan pada wanita usia muda dan
mengatur jarak kehamilan.1
KB didasarkan pada Undang-undang nomor 10 tahun 1992 tentang perkembangan
kependudukan dan perkembangan keluarga kecil sejahtera yang serasi dan selaras dengan daya
dukung dan daya tampung lingkungan.2
Saat ini pertumbuhan penduduk Indonesia 1,6 persen per tahun. Suatu pertumbuhan yang
cukup mengkhawatirkan, karena dari pertumbuhan ini masih dihasilkan sekitar 3 - 4 juta jiwa
manusia baru di Indonesia per tahun. Program keluarga berencana di Indonesia saat ini
mengalami stagnan yang ditandai dengan tingkatpartisipasi masyarakat hanya mencapai57,9%.1
Program keluarga berencana (familyplanning) telah dilaksanakan di banyak negara
berkembang dari tahun 1950. Perencaan keluarga mempengaruhi praktek konsepsi, kesuburan,
usia pernikahan, risiko gangguan kehamilan, risiko kematian maternal, risiko kematian neonatal,
kehamilan resiko tinggi, dan lainnya.Banyaknya pernikahan dini, rendahnya pengetahuan tentang
perencanaan kehamilan, dan rendahnya akseptor Keluarga Berencana,membutuhkan promosi
pengaturan kehamilan yang menarik dan efektif.3

Program keluarga berencana memiliki makna yang sangat strategis, komprehensif dan
fundamental dalam mewujudkan manusia Indonesia yang sehat dan sejahtera. UU Nomor 52
Tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga menyebutkan
bahwa keluarga berencana adalah upaya untuk mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Keluarga berencana merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan preventif yang
paling dasar dan utama. Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama
diperlukannya pelayanan keluarga berencana. Perwujudan nyata dalam partisipasi program
Keluarga Berencana adalah dengan menggunakan kontrasepsi.4
Banyaknya jenis kontrasepsi yang beredar dipasaran dan masyarakat hanya mampu
menyebut jenis alat atau obat kontrasepsi tersebut sedangkan informasi-infomasi mengenai
keuntungan, kekurangan, kontraindikasi maupun efek samping dari kontrasepsi tersebut tidak
mereka dapatkan, belum lagi adanya pandangan-pandangan atau norma budaya lingkungan dan
orang tua yang dapat membuat pengguna (akseptor) menjadi ragu-ragu dalam menggunakan
kontrasepsi tersebut. Untuk itu diperlukan suatu layanan konseling agar dapat menjelaskan
secara benar setiap kontrasepsi dengan jelas mengenai keuntungan, kerugian, efek samping
maupun kontraindikasinya. Penggunaan alat dan obat kontrasepsi memang tidak dapat lepas dari
efek samping dan risiko yang kadang-kadang dapat merugikan kesehatan, namun demikian yang
harus dipikirkan adalah benefit/ keuntungan dari penggunaan alat/ obat kontrasepsi tersebut yang
lebih besar dibanding tidak menggunakan.4

Anda mungkin juga menyukai