Rotasi tempat pemberian insulin dilakukan karena pada penyuntikkan yang di lakukan di satu
tempat mengakibatkan timbulnya jaringan parut yang dapat mempengaruhi penyerapan dari
insulin. Bila penyerapan insulin terganggu maka pengendalian kadar gula darah 2 jam setelah
makan menjadi buruk dan komplikasi diabetes akan mungkin terjadi. Daerah suntikkan
sebaiknya berjarak 1inchi (+ 2,5cm) dari daerah sebelumnya.
lokasi penyuntikkan berbeda setiap harinya pada satu bulan / 30 hari ke depan, meliputi hari
pertama di lengan kiri, hari ke dua di lengan kanan, hari ke tiga d perut atas, hari ke empat di
perut bawah, hari ke lima d paha kiri, hari ke enam di paha kanan, hari ke tujuh d bokong kiri,
hari ke delapan di bokong kanan. Kemudian di awali kembali dari lengan lengan kiri dan
seterusnya selama se bulan.
Mengapa pada pasien Diabetes melitus mengalami penurunan proses glikolisis dan
kompensasi serta kenaikan proses glikogenolisis dan glukoneogenesis ?
Pada orang normal terjadi kenaikan proses glikolisis dan glikogenesis serta penurunan proses
glikogenolisis dan glukoneogenesis. Berikut adalah mekanismenya :
A.Glikolisis
Secara normal, Glikolisis adalah pemecahan molekul glukosa untuk membentuk dua molekul
asam piruvat. Glukosa pertama kali diubah menjadi fruktosa 1,6 fosfat dan kemudian
dipecahkan menjadi 2 molekul atom berkarbon 3 kemudian diubah menjadi asam firuvat serta
menghasilkan 2 molekul ATP. Asam piruvat akan dikonversi menjadi 2 molekul asetilkoenzim
B. Glikogenesis
Glikogenesis adalah proses pembentukan glikogenin yang berasal dari glukosa dimana reaksi ini
terjadi di hati, otak dan otot segera setelah masuk dalam sel, glukosa bergabung dengan satu
radikal fosfat menjadi glukosa-6-fosfat dari gambar ini dapat dilihat bahwa glukosa-6-fosfat
pertama tama diubah menjadi glukosa-1-fosfat yang kemudian diubah menjadi uridindifosfat
glukosa yang kemudian diubah menjadi glikogen .
C. Glikogenolisis
Glikogenolisis adalah proses pemecahan glikogen yang disimpan sel untuk menghasilkan
kembali glukosa di dalam sel. Glikogenolisis tidak dapat terjadi melalui pembalikan reaksi kimia
yang sama yang dipakai untuk membentuk glikogen, sebaliknya setiap molekul glukosa pada
masing-masing cabang polimer glikogen dilepaskan oleh foforilasi dikatalisis oleh enzim
fosforilase. Hormon yang berperan dalam proses ini hormon epinefrin dan glukagon dapat
mengaktifkan fosfoilase secara khusus dan dengan demikina menimbulkan glikogenolisis secara
cepat. Epinefrin dilepaskan oleh medula adrenal bila system saraf simpatis terang sang untuk
meningkatkan persedian glukosa. Glukagon dilepaskan oleh sel alfa pankreas jika konsentrasi
gula darah turun sangat rendah.
D. Glukoneogenesis
Pada penderita Diabetes Melitus memiliki jumlah protein pembawa yang sangat
rendah, terutama pada otot jantung, otot rangka dan jaringan adiposa karena insulin yang
mentranslokasikannya ke situs aktif tidak tersedia. Kondisi ini diperparah pula dengan peranan
insulin pada pengaturan metabolisme glukosa. Glikolisis dan glikogenesis akan terhambat
karena enzim yang berperan dalam kedua jalur tersebut diinaktivasi tanpa kehadiran insulin.
Sedangkan tanpa insulin, jalur metabolisme yang mengarah pada pembentukan glukosa
diransang terutama oleh glukagon dan epinefrin yang bekerja melalui cAMP yang memiliki sifat
antagonis terhadap insulin. Oleh karena itu, penderita diabetes mellitus baik tipe I atau tipe II
kurang dapat menggunakan glukosa yang diperolehnya melalui makanan. Glukosa akan
terakumulasi dalam plasma darah (hiperglikemi )