BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam
penularan, terutama penyakit perut. Seperti yang telah kita ketahui bahwa
penyakit perut adalah penyakit yang paling banyak terjadi di Indonesia. (Sutrisno,
T., 1991)
Air murni adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau.
Karena air merupakan suatu larutan yang hampir bersifat universal, maka zat-zat
yang paling alami maupun buatan manusia hingga tingkat tertentu terlarut
1986).
Air yang dapat diminum berarti air yang bebas dari bakteri yang berbahaya
dan ketidakmurniannya secara kimiawi. Air minum harus bersih dan jernih, tidak
berwarna dan tidak berbau, serta tidak mengandung bahan tersuspensi atau
kekeruhan. Lagi pula air minum harus tampak menarik dan menyenangkan untuk
diminum. Standard untuk air minum telah ditentukan oleh WHO baik untuk Eropa
angkutan antara negara bagian (US Dept. H. E. W. 1962). Menteri perumahan dan
pemerintahan daerah Inggris (1969) juga telah menentukan secara terperinci cara-
Pada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap mengikuti suatu aliran yang
air yang ada dipermukaan bumi akan menguap dan membentuk uap air. Karena
adanya angin, maka uap air ini akan bersatu dan berada ditempat yang tinggi yang
sering dikenal dengan nama awan. Oleh angin, awan ini akan terbawa semakin
lama akan semakin tinggi dimana temperatur diatas semakin rendah, yang
menyebabkan titik-titik air dan jatuh ke bumi sebagai hujan. Air hujan ini
sebagian mengalir ke dalam tanah, jika menjumpai lapisan rapat air, maka
peresapan rapat air ini. Jika air ini keluar pada permukaan bumi, maka air ini
tersebut dinamakan mata air. Air permukaan yang mengalir dipermukaan bumi
Sumber-sumber air :
1. Air laut
NaCl dalam air laut 3 %. Maka air laut tidak memenuhi syarat untuk air
minum.
2. Air Atmosfir
Dalam keadaan murni air ini sangat bersih, tetapi dengan adanya
dan lain sebagainya. Maka untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air
minum hendaknya pada menampung air hujan, jangan dimulai pada saat
3. Air Permukaan
a. Air Sungai
b. Air rawa/danau
Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya zat-zat
organik yang telah membusuk. Contoh zat-zat organik tersebut adalah Fe dan Mn.
Jika semakin pekat warna air rawa maka akan semakin tinggi pula pembusukan
zat organik tersebut terjadi, berarti kadar Fe dan Mn dalam akan semakin tinggi
pula.
4. Air tanah
Terbagi atas :
Terjadi karena ada daya proses penyerapan air dari permukaan tanah.
Terdapat setelah lapisan rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah
dalam, tidak semudah pada air tanah dangkal. Hal ini harus digunakan
c. Mata Air
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang seratus persen murni
dalam arti sesuai dengan syarat air untuk kesehatan, maka harus diusahakan air
yang ada sedemikian rupa sehingga syarat yang dibutuhkan tersebut terpenuhi,
bagaimana syarat-syarat air yang baik, haruslah diketahui oleh setiap petugas
a. Syarat Fisik
Air tidak boleh berwarna, air tidak boleh berasa, air tidak boleh berbau,
b. Syarat Kimia
Air yang tidak tercemar oleh zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan dan
Standar kualitas air minum bagi negara Indonesia ditetapkan oleh Dep.Kes.
a. Warna
(true color) dan warna tampak (aparent color). Warna sesungguhnya adalah warna
tampak adalah warna yang tidak hanya disebabkan oleh bahan terlarut, tetapi juga
b. Kekeruhan
bahan yang tersuspensi sehingga memberi warna/rupa yang berlumpur dan kotor.
c. Rasa
d. Bau
Air minum berbau tidak disukai oleh masyarakat karena dapat memberikan
e. Suhu
Sebaiknya pada suhu yang sejuk atau tidak panas karena : (a) tidak terjadi
pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat membahayakan
3 KmnO 4 10 mg/l
4 CO 2 10 mg/l
5 Ca 200 mg/l
6 Mg 150 mg/l
7 Ba 0,05 mg/l
8 Fe 1 mg/l
9 Mn 0,5 mg/l
10 Cu 1 mg/l
11 Zn 15 mg/l
12 Cd 0,01 mg/l
13 Hg 0,001 mg/l
14 Pb 0,1 mg/l
15 As 0,05 mg/l
16 Se 0,01 mg/l
17 CN 0,05 mg/l
18 S -
19 F 1,5 mg/l
20 Cl 600 mg/l
21 SO 4 400 mg/l
22 P 2 mg/l
23 NH 3 -
24 NO 3 10 mg/l
25 NO 2 -
dilakukan untuk mengubah sifat-sifat suatu zat. Hal ini penting artinya bagi air
minum, karena adanya pengolahan ini, maka akan didapatkan suatu air minum
pengolahan yaitu :
1. Pengolahan Fisik
mengurangi kadar zat-zat organik yang ada dalam air yang akan diolah.
2. Pengolahan Kimia
2.5.1 Sedimentasi
tersuspensi dalam cairan/zat cair karena pengaruh gravitasi (gaya berat secara
kimia. Sedimentasi ini terjadi di danau, sungai atau waduk yang diam.
dan lebih stabil karena penambahan bahan kimia. (Depkes RI, 1993)
2.5.2 Koagulasi/Flokulasi
yang tidak dapat diendapkan secara gravitasi, menjadi partikel yang lebih besar
berwarna putih keabu-abuan sampai coklat muda yang merupakan material asam
berkristal dan bersifat korosif. Bentuk yang biasa digunakan sebagai koagulan
CO 2
Jika suasana air tidak cukup basa untuk bereaksi dengan endapan, maka air
kapur atau soda abu coklat dipakai untuk menaikkan alkalinitasnya. Air kapur
lebih disukai diandingkan dengan natrium karbonat (soda abu) karena harganya
dipakai karena efektif untuk menurunkan kadar karbonat, juga ekonomis dan
murah di dapat dipasaran serta mudah disimpan. Makin banyak dosis tawas yang
perlu dicari dosis tawas optimum yang harus ditambahkan. Pemakaian tawas
paling efektif antara pH 5,8-7,4. Apabila alkalinitas alami dari air tidak seimbang
dengan dosis tawas perlu ditambah alkalinitas dengan menggunakan larutan kapur
Untuk koagulasi yang baik, konsentrasi yang lebih normal dari koagulan
harus dimasukkan kedalam air dan dicampur secara sempurna. Konsentrasi yang
optimal juga tergantung pada keadaan air baku. Percobaan laboratorium yang
disebut dengan “Jar Test” biasanya dipakai untuk menentukan konsentrasi dari
Sebagaian besar air baku untuk penyediaan air bersih diambil dari air
permukaan seperti sungai, danau dan sebagainya. Salah satu langkah penting
air baku tersebut. Kekeruhan disebabkan adanya partikel-partikel kecil dan koloid
yang berukuran 10 nm. Partikel-partikel kecil dan koloid tersebut tidak lain adalah
sifat-sifat tertentu yang disebut flokulasi. Yang biasa digunakan adalah tawas,
1. Partikel-partikel kecil ini terlalu ringan untuk mengendap dalam waktu yang
yang lebih besar dan berat, karena muatan elektris pada permukaan partikel-
1. Pelarutan reagen melalui pengadukan cepat (1 menit, 100 rpm), bila perlu
Pengadukan yang terlalu cepat dapat merusak flok yang telah terbentuk.
proses tersebut sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kadar dan jenis zat
pengadukan dan adanya beberapa macam ion terlarut yang tertentu (seperti fosfat,