Anda di halaman 1dari 10

1

IV. DASAR-DASAR KETEKNIKAN ALAT (ENGINEERING


FUNDAMENTALS)

BAB IV
DASAR-DASAR KETEKNIKAN ALAT
(ENGINEERING FUNDAMENTALS)

1. “DRAWBAR PULL”/”RIMPULL”
1.1. Pengertian umum tentang “DRAWBAR PULL”/”RIMPULL”
“Drawbar pull” (DBP) adalah suatu istilah yang dikenakan terhadap
“tractor” maupun bulldozer atau alat-alat mekanis lain (dozer shovel, backhoe) yang
undercarriage nya adalah jenis roda rantai. “Drawbar pull” adalah beban maksimum
yang masih dapat ditarik oleh alat-alat mekanis jenis roda rantai (misal “tractor”) dalam
kondisi tertentu.
Perlu diperhatikan, bahwa “drawbar pull” tidak termasuk gaya yang
diperlukan untuk menggerakkan “tractor” itu sendiri. Biasanya “drawbar pull” pada
setiap kecepatan tertentu sudah ditentukan pula, dan ketentuan ini mendasarkan pada
tes “tractor” tersebut pada suatu “haul road” dengan “rolling resistance” 110 lb/ton.
Jika dipakai pada “haul road” lebih tinggi dari 110 lb/ton, maka “drawbar pull”-nya
bertambah, dan jika dipakai pada “haul road” dengan “rolling resistance” lebih kecil
dari 110 lb/ton maka “drawbar pull”-nya akan mengecil (berkurang).
“Drawbar pull” yang dapat dihasilkan pada setiap “gear” (versnelling) tidak
sama. Pada gear kecil/rendah, “drawbar pull” yang tersedia besar, sedangkan pada
gear tinggi, “drawbar pull” yang tersedia kecil.
Contoh :

Gear Speed Drawbar pull (lb)


Mph Rpm DBP

1st 1.4 123 21,351


2nd 2.2 194 13,454
3rd 3.2 282 9,090
4th 4.6 405 5,994
5th 6.0 528 4,550

“Drawbar pull” biasanya sudah tersedia pada soal atau pada daftar spesifikasi mesin.
Kalau tidak ada, “drawbar pull” dapat dicari dengan rumus :
“Drawbar Pull” (DBP) teoritis :
(0.90 x in lbs eng. Torque x total gear ratio x ME)
=
tire rolling radius in inches
“Drawbar Pull” (DBP) sebenarnya :

0.90 x in lbs eng. Torque x total gear ratio x ME)


= − rolling resistance in lbs
tire rolling radius in inches

ME = Mechanical efficiency, estimated at 90 %


“Engine Torque in lbs” = (horse power x 5252) : revolution per minute
total gear reduction = transmission ratio x overall axle ratio

“Rimpull” (RP) adalah suatu gaya tarik maksimum yang dapat disediakan
oleh mesin. “Rimpull” ini suatu istilah yang hanya diterapkan pada alat-alat mekanis
yang beroda ban (rubber tired equipment).
2
IV. DASAR-DASAR KETEKNIKAN ALAT (ENGINEERING
FUNDAMENTALS)

Besar kecilnya “rimpull” bergantung pada kecepatan atau “gear” yang dipakai.
Contoh :

Gear Speed Rimpull (lb)


Mph RP
1st 3.25 13,730
2nd 7.10 6,285
3rd 12.48 3,576
4th 21.54 2,072
5th 33.86 1,319

Apabila pada soal/spesifikasi mesin, belum tersedia daftar ”rimpull” pada


setiap “gear”, maka dihitung dengan rumus :

Rimpull =
(375 x HP x efficiency )
speed (mph)
Efisiensi untuk kendaraan beroda ban kira-kira antara 80-85 %.
Rumus lain untuk menghitung “rimpull” :
(0.90 x in lbs eng. Torque x total gear ratio x ME)
Rimpull =
rolling radius

1.2. “Horse Power” (Tenaga)


Tenaga adalah “usaha” (work) yang dilakukan per satuan waktu. Usaha (work) adalah
gaya yang diperlukan untuk memindahkan sesuatu dari suatu tempat ke tempat yang lain
(jarak).
Jadi Work = gaya x jarak
Gaya ini dapat berupa dorongan (push), tarikan (pull), mengangkat (lift). Satuan gaya
adalah Kg gaya (Kg f) atau lb gaya (lb f). Misal traktor mempunyai DBP = 30,000 lb (f) akan
menarik beban seberat 30,000 lb (m) sejauh 110 ft. maka usaha (work) yang harus
dikeluarkan traktor adalah :
Work(traktor) = 30,000 lb (f) x 110 ft
= 3,300,000 lb.ft

Tenaga (Power) adalah usaha (work) yang harus dikeluarkan per satuan waktu. Misal
traktor tersebut diatas selama 1 menit dapat menarik beban seberat 30,000 lb (m) sejauh
110 ft, maka tenaga (power) yang dibutuhkan :
Tenaga (Power) = 30,000 lb (f) x 110 ft/menit
= 3,300,000 lb ft/menit

SATUAN TENAGA
Satuan tenaga adalah TK = tanaga kuda atau HP = Horse Power
1 HP = 550 lb.ft/detik
= 33,000 lb.ft/menit

pada contoh diatas, tenaga atau power yang diperlukan oleh traktor :
3,300,000 lb.ft/menit
Power(tractor) = = 100 HP
33,000 lb.ft/menit HP
3
IV. DASAR-DASAR KETEKNIKAN ALAT (ENGINEERING
FUNDAMENTALS)

“TORQUE”
“Torque” didefinisikan sebagai tenaga yang diperlukan untuk memutar pada
sumbunya. “Torque” mesin (engine torque) adalah gaya (lbf) yang diperlukan untuk
memutar engkol mesin dengan jarak 1 ft. sedangkan roda engkol mesin dengan jari-jari :
1 ft mempunyai keliling = 2 x π x 1 ft
= 2 x 3,14 x 1 ft
= 6,28 ft
Torque x RPM x 6,28 Torque x RPM
Sehingga HPmesin = =
33,000 5252
satuan Torque = lb x feet
satuan HPmesin = HP
HP x 5252
Torque =
RPM
a. “Brake HP” (biasa disingkat BHP) ialah HP mesin yang dihitung dari “torque” mesin
(dari engkol mesin), sehingga sering disebut “Engine HP”
b. “Flywheel HP” (disingkat FHP) ialah HP yang dihitung pada flywheel mesin (pada
roda gendeng).
c. “Drawbar HP” (disingkat DBHP) ialah BHP dikurangi dengan kehilangan-kehilangan
pada “power train”, jadi “Drawbar HP” adalah HP yang dihitung pada roda
penggerak-wheel drive (bisa pada Rim atau pada sprocket – drawbar).
d. Efisiensi mesin (Mechanical Efficiency/ME) adalah “torque mesin” (Haul torque - HT)
yang bisa digunakan (yang diukur pada roda penggerak) dibandingkan dengan
“torque” (T) pada mesin dikalikan dengan “Total Rear Reduction” (TGR).
HT DBHP
Jadi Eff. Mesin = =
T X TGR BHP
Contoh :
Suatu mesin Truk dapat menghasilkan torque pada mesin (T) = 300 lb.ft pada
1,800 RPM. Total gear reduction (TGR) = 100 : 1 dan torque yang bisa digunakan (HT)
= 24,000 lb.ft. berapa efisiensi mesinnya ( Mechanical Efficiency -- ME)?
Jawab:
24,000 lb.ft 24,000 lb.ft
Eff. Mesin (ME) = =
300 lb.ft x 100/1 30,000 lb.ft
= 0.80 = 80 %

2. TAHANAN GELINDING “ROLLING RESISTANCE” (RR)

2.1. Pengertian dan asal usul “Rolling Resistance”


“Rolling resistance” adalah tahanan ( dalam lb RP --- pound rimpull ) yang
berusaha menahan putaran roda. Faktor-faktor yang menimbulkan “rolling resistance”
adalah :
a. “internal friction”
Merupakan “friction” yang terjadi karena putaran-putaran mulai dari “engine
flywheel” sampai ke “velg roda”. Jadi ini dikarenakan oleh komponen mekanis
“mechanical component”.
b. “tire flexing”
Yaitu tahanan gelinding yang terjadi pada roda ban dikarenakan “kenylempetan” ban
(“tire flexing”). Besar kecilnya “kenylempetan” ban tergantung pada :
• desain ban
• “tire inflation”
• tekanan udara dalam ban
• keadaan permukaan jalan lintasnya.
4
IV. DASAR-DASAR KETEKNIKAN ALAT (ENGINEERING
FUNDAMENTALS)

c. “tire penetration”
Adalah amblasnya ban pada permukaan jalan lintas, dan ini bisa menambah besar
angka “roling resistance”. Setiap amblas 1 inchi diperkirakan akan memperbesar
RR sebesar 30 lbs/ton. Kurangnya tekanan ban dapat diatasi dengan cara
memelihara permukaan jalan lintas yang terbuat dari tanah.

W.0 + P.0 + F.r – N.a = 0


W ΣMσ = 0 0 + 0 + F.r – N.a = 0
F.r = N.a
N.a
RR = F = r
P σ
r F(RR )
a = Coefficient of Rolling
a
Resistance
N

r = Jari-jari roda ban

Contoh :
Truck kosong, berat W = 2 Ton, beroda ban 4 buah; φ = 40 inch, r = 20 inch.
Berjalan pada permukaan jalan, amblas 2 inch (a = 1 inch),
Hitung RR (Rolling Resistance) yang menahan jalannya truck.

Jawab :
4,000 lb
W = 2 Ton = = 1,000 lb/ban
4 ban
W= 1,000 lb
N = 1,000 lb

RR1ban = F = N.a
r
1,000 lb x 1 inch
= = 50 lb/ban
20 inch
Truck mempunyai 4 ban, RR = 4 x 50 lb
= 200 lb
Berat truck 2 Ton

Jadi RRTruck = 200 lb = 100 lb/Ton


2 Ton = 5%

2.2. Cara menghitung “Rolling Resistance”


RR yang harus diperhitungkan, hanyalah untuk alat besar/berat (alat-alat
mekani) yang beroda ban. Tetapi untuk alat-alat berat dengan roda rantai (track type
vehicles) untuk keperluan praktis tidak diperhitungkan adanya RR (meskipun sebetulnya
ada, yaitu RR dikarenakan “internal friction”).
Dasar pemikiran ini dikarenakan bahwa “track type vehicles” rodanya berjalan
pada “steel roadway” yaitu pada “track”-nya sendiri. Dengan anggapan permukaan jalan
dari besi dimana keadaannya selalu keras dan licin maka tidak pernah terjadi “tire
flexing” maupun “tire penetration”. Oleh karena itulah pada “track type vehicles” tidak
terjadi RR yang harus diatasi oleh “drawbar pull”.
Perhitungan “drawbar pull” biasanya sudah termasuk adanya “internal friction”
yang harus diatasi.
Biasanya angka RR (yang meliputi RR konstan dan “tire penetration” maupun
“tire flexing”) untuk keperluan-keperluan praktis sudah ditabelkan seperti pada table IV-I.
5
IV. DASAR-DASAR KETEKNIKAN ALAT (ENGINEERING
FUNDAMENTALS)

TABEL IV-I
INDUSTRY ACCEPTED STANDARDS OF ROLLING RESISTANCE (20 lbs/ton = 1 %)

Lb/ton Kg/ton
A hard, smooth, stabilized, surface roadway
without penetration under load, watered,
maintained. 40 20

A film, smooth, rolling roadway with dirt or light


surfacing, flexing slightly under load or
undulating, maintained fairly regularly, watered. 65 35
Snow : pached 50 25
Loose 90 45

A dirt roadway, rutted, flexing under load, little if


any maintenance, no water, 1” (25 mm) or 2” 100 50
(50 mm) tire penetration.

Rutted dirt roadway, soft under travel, no


maintenance, no stabilization, 4” (100 mm) to 150 75
6” (150 mm) tire penetration.

Loose sand or gravel 200 100

Soft, muddy, rutted roadway, no maintenance 200 to 400 100 to 200

Contoh :
Diketahui “elevating wheel tractor-scraper” bekerja pada proyek “highway construction”
dan melintas/dioperasikan pada permukaan jalan tanah yang lembek sehingga terjadi “tire
penetration” (ban amblas) sedalam 2 inchi. Berapa “rolling resistance” yang timbul dan harus
diatasi?
Jawab :
Dari rumus didapat bahwa setiap ban amblas 1 inchi akan timbul RR yang harus diatasi
sebesar 30 lbs/ton (lihat halaman 4 diatas)
Jadi :
- apabila ban amblas sedalam 2 inchi = 2 x 30 lbs/ton = 60 lbs/ton
- RR konstan (karena internal friction): 2 % = 40 lbs/ton
Total rolling resistance = 100 lbs/ton

2.3. Besaran dan satuan “Rolling Resistance”


Besaran RR dapat dinyatakan dengan % (percent) atau dapat pula dinyatakan
dalam lbs/ton.
a. “Rolling Resistance” yang konstan
Angka RR yang pasti ditimbulkan oleh “internal friction” besarnya = 2 % GVW (gross
vehicle weight) atau 2 % x 2,000 lbs/ton (sebab 1 ton =2,000 lbs).
b. “Rolling Resistance” yang tidak konstan
merupakan angka RR yang tidak tetap dan ditentukan oleh :
- “tire flexing”
- “tire penetration”
6
IV. DASAR-DASAR KETEKNIKAN ALAT (ENGINEERING
FUNDAMENTALS)

3. “GRADE RESISTANCE” (GR)

3.1. Pengertian dan asal-usul “Grade Resistance”


“Grade resistance” adalah tahanan yang timbul dan harus diatasi oleh “pull”
(gaya) dari mesin, sehubungan dengan kendaraan bergerak menaik (up hill). “Grade
resistance” atau tahanan tanjakan (jalannya menanjak) ini terjadi pada :
- “wheel type vehicle”
- “track type vehicle”
Kemiringan tanjakan jalan dinyatakan dalam persen, yaitu berapa kenaikan
vertical pada jarak horizontal 100 ft. missal tanjakan 10 % artinya :

10 feet

100 feet
Dan kemiringan tanjakan diistilahkan dengan “grade”. Jika kendaraan bergerak menaiki
tanjakan, diperlukan tambahan tenaga untuk mengatasi “grade resistance”. Tetapi jika
bergerak menuruni tanjakan, tenaga mesin pada roda ditambah oleh adanya “grade
resistance” ini.

3.2. Cara menghitung “Grade Resistance” dan satuannya.


Besarnya “grade resistance” adalah 20 lbs/ton %, artinya setiap persen tanjakan
diperlukan “rimpull”/”drawbar pull” sebesar 20 lbs setiap ton berat kendaraan.
Contoh :
Suatu “wheel tractor scraper” dengan “gross vehicle weight” 100 ton bergerak menaiki
tanjakan dengan “grade” 5 %. Hitung “grade resistance” yang harus diatasi !
Jawab :
“Grade resistance” = 5 % x 100 ton x 20 lbs/ton % = 10,000 lbs.

Tanda “grade resistance” positif, berarti bergerak menanjak dan negatif berarti bergerak
menurun. Jadi apabila kendaran bergerak menaiki jalan maka “total resistance” adalah
RR + GR, dan apabila menuruni jalan “total resistance” adalah RR – GR.

“Effective grade” adalah berapa kemampuan sebenarnya suatu kendaraan menaiki


suatu bukit seandainya tidak ada RR dan GR dan dinotasikan dalam persen. Dengan
demikian :
“Effective grade” = RR (%) + GR (%)
“Effective grade” sangat penting karena diperlukan untuk penggunaan “rimpull”, ”Brake
performance”, dan “travel time curves”.

Contoh :
“Elevating wheel tractor scraper” berjalan diatas jalan angkut yang memberikan RR = 60
lbs/ton. Tanjakan yang harus dilewati sebesar 3 %. Berapa “elevating grade”?
jawab :
RR = 60 lbs/ton = 3 %
GR = 3 %
Jadi “effective grade” = RR + GR
=3%+3%
=6%
Kesimpulan :
“Effective grade” = “total resistance”, dan “power required” = “effective grade” = “total
resistance”
7
IV. DASAR-DASAR KETEKNIKAN ALAT (ENGINEERING
FUNDAMENTALS)

4. KEMAMPUAN TARIK MELALUI RODA

4.1. Koefisien tarik (Coefficient of traction/CT)


Merupakan kemampuan menarik dari suatu alat mekanis, atau kemampuan
mendorong untuk menggerakkan alat itu sendiri. Tenaga yang terpakai sebenarnya
dibatasi oleh kemampuan mendorong/menarik (traction) ini.

Kemampuan tarik/dorong bergantung pada :


- berat kendaraan pada roda penggerak (drive wheels)
- koefisien gesek yang diistilahkan dengan “coefficient of traction”

“Coefficient of traction” merupakan perbandingan antara RP yang terpakai


sebelum selip dengan berat total kendaraan pada “drive wheels”

RP sebelum slip
CT =
berat total kendaraan pada " drive wheels"

Contoh :

Suatu alat besar dengan berat 80,000 lbs pada “drive wheels”. Roda tersebut akan selip
apabila pada roda diterapkan RP = 40,000 lbs. Hitung CT !
Jawab :
40,000 lbs
CT = = 0,5
80,000 lbs

Adanya CT ini membatasi “power usable”, jadi misal tenaga yang dibutuhkan “bulldozer
whell type” untuk mendorong “scraper” adalah 50,000 lbs tetapi apabila “power usable”
hanya sebesar 40,000 lbs (sehubungan dengan CT), maka “bulldozer whell type” tidak
bisa mendorong “scraper”, meskipun mungkin “power available” adalah 60,000 lbs.
Besar kecilnya CT bergantung pada :
- macam media penggeraknya (apakah roda ban atau rantai)
- keadaan permukaan jalan.

5. ACCELERATION (PERCEPATAN)
Percepatan adalah penambahan “kecepatan” dari kendaraan yang bergerak.
Percepatan ini diperoleh dari “gaya percepatan” yang diambil dari kelebihan “rimpull”.
Rate percepatan bergantung pada :
- berat kendaraan
- dan kelebihan rimpull untuk gaya percepatan.
Apabila “tidak ada” kelebihan “rimpull”, maka kecepatan laju kendaraan tak dapat
ditambah lagi.
8
IV. DASAR-DASAR KETEKNIKAN ALAT (ENGINEERING
FUNDAMENTALS)

TABLE IV-2
RATE PERCEPATAN UNTUK SETIAP BERAT 1 TON

RP yang dibutuhkan Rate percepatan (Mph/minute)


5 3.3
10 6.6
20 13.2
30 19.8
50 33.0
100 66.0
200 132.0
300 198.0

Rumus dasar untuk mencari percepatan (a) adalah :


W
F= a
g
Dimana :
F = gaya percepatan
W = berat kendaraan yang akan dipercepat lajunya
g = percepatan gravitasi (32.2 ft/det2)
a = percepatan (ft/det2)

5.1. Hubungan gaya percepatan dengan percepatan


Contoh :
Berat kendaraan 1 ton, tersedia RP = 10 lb untuk percepatan dan percepatan
gravitasi (g) = 32.2 ft/det2. hitung a !
Jawab :
F g 10 lb x 32.2 ft/det 2
a= = = 0.161 ft/det 2
W 2,000 lb

Ini artinya kendaraan tersebut lajunya akan bertambah 0.161 fps/second = 0.161 x 0.7
mph/second = 0.11 mph/second. Artinya setiap menit, kecepatan bertambah = 60
second x 0.11 mph/second = 6.6 mph/menit.
(1 mph = 88 fpm =1.46 fps; 1 fps = 0.7 mph).

5.2. Hubungan kelebihan rimpull dengan kecepatan

Contoh :
Truck dengan mesin 125 HP, berat truk bermuatan 40.850 lb. Efisiensi mekanis
= 0.81. Keadaan jalan datar RR = 60 lb/ton. CT = 1.

Gear Speed
1 3.0
2 5.2
3 9.2
4 16.8
5 27.7

Jawab :
375 x HP x 0.81
RP =
Mph
9
IV. DASAR-DASAR KETEKNIKAN ALAT (ENGINEERING
FUNDAMENTALS)

Dengan menggunakan rumus tersebut diatas, dapat dihitung Rimpull (RP) pada setiap
gear, kemudian ditabelkan sebagai berikut :

Gear Speed (Mph) Rimpull (lb)


1 3.0 12,620
2 5.2 7,275
3 9.2 4,120
4 16.8 2,250
5 27.7 1,365

40,850 lb
Berat truk bermuatan = = 20.425 ton
200 lb/ton
Tractive Effort = 40,850 lb x 1.0 = 40,850 lb
Semua RP pada gear 1 dapat dipakai tanpa selip, karena truck selip pada gear 1 apabila
mesin menarik beban diatas 40,850 lb. Sedangkan gear 1 hanya akan menarik
maksimum beban sebesar 12,620 lb (lebih kecil dari 40,850 lb).

RP untuk mengatasi RR = 60 lb/ton x 20.425 ton = 1,225 lb.


Kelebihan RP pada setiap gear untuk percepatan sebagai berikut :

Gear Speed Rimpull (RP) Rimpull untuk


(Mph) (lb) percepatan (lb)
1 3.0 12,620 11,395
2 5.2 7,275 6,050
3 9.2 4,120 2,895
4 16.8 2,250 1,025
5 27.7 1,365 0,140

Kelebihan RP per ton untuk percepatan dari 0 ke percepatan waktu untuk


kecepatan 0 pada gear 1 (3.0 Mph) adalah = 11,395 lb/20.425 ton = 557 lb/ton; jika yang
efektif terpakai adalah 300 lb/ton, maka rate percepatan mph/minute = 198 mph/minute.
Sehingga dari kecepatan 0 menuju kecepatan gear 1 = 3.0 mph diperlukan waktu = 3.0
mph/ 198 mph/minute = 0.015 minute.

Waktu yang diperlukan untuk gear 1 (3.0 mph) ke gear 2 (5.2 mph), kelebihan
RP per ton pada gear 2 = 6,050 lb/20.425 ton = 296 lb/ton; jika yang efektif terpakai
adalah 200 lb/ton, maka rate percepatan mph/minute = 132 mph/minute ( Tabel IV-2 )
Sehingga dari kecepatan 3,0 mph menjadi 5.2 mph perlu dipercepat (ditambah) sebesar
= 5,2 mph – 3.0 mph = 2,2 mph ; dan memerlukan waktu = 2,2 mph/132 mph/minute
= 0,017 minute.
10
IV. DASAR-DASAR KETEKNIKAN ALAT (ENGINEERING
FUNDAMENTALS)

SOAL LATIHAN BAB IV

1. Mengapa HP (Horse Power) yang tersedia pada roda penggerak ( Drive Wheel ) atau
disebut DBHP (Draw Bar Horse Power) selalu lebih kecil HP yang dihasilkan oleh mesin
(HP engine) ?
375 x HP x ME
2. Uraikan asal usul rumus RP =
Speed

Anda mungkin juga menyukai