PENDAHULUAN
tersebar luas di wilayah Indonesia sehingga tanaman ini juga disebut sebagai
data jumlah pohon ataupun produksi secara nasional. Di Indonesia sebaran pohon
gayam meliputi wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
Salah satu wilayah sebaran pohon gayam di Pulau Jawa adalah Daerah
mencapai 200-300 pohon per wilayah pedukuhan. Tanaman ini hidup dari daerah
dataran rendah hingga ketinggian 500 m di atas permukaan laut dan mampu tumbuh
di tanah miskin hara. Pohon gayam memiliki perakaran yang padat dan dalam,
sehingga jika terjadi perubahan iklim tidak berpengaruh pada produksinya (Heyne,
1987). Pohon dewasa berumur 10-15 tahun pada setiap tahunnya menghasilkan
sekitar 50-150 kg buah yang biasa disebut gayam (Setyowati et al., 2010;
Badrunasar, 2013). Karakteristik gayam adalah tipe buah yang keras, berbentuk
bulat agak pipih dengan panjang 4,6-13,7 cm, lebar 3,4-12 cm dan tebal 4 cm, berat
50-110 g, kulit lembut dan biji ditutup oleh serat buah (2-3 mm). Gayam yang masih
1
muda biasanya berwarna hijau dan ketika matang akan berubah warna menjadi
dimanfaatkan menjadi pangan olahan (Heyne, 1987; Epriliati, 2002; Pauku, 2006).
Keterbatasan pemanfaatan gayam antara lain memiliki kulit biji yang keras dan
dengan perebusan, pembenaman dalam abu panas dan pembuatan keripik (Heyne,
Penjualan olahan gayam berupa gayam rebus dan keripik gayam dilakukan pada
pasar tradisional. Ada peluang pengembangan produk olahan gayam berupa tepung
dan pati gayam untuk kebutuhan industri (Kurniawati, 1998; Epriliati, 2002).
yang tinggi yaitu berkisar antara 76,74-85,22% (Kurniawati, 1998; Epriliati, 2002).
Ardhi (2007) melaporkan kandungan pati pada gayam sebesar 76,32%, sedangkan
Sintarti dan Hardiman (1981) dalam Murdiati (1983) melaporkan kandungan pati
pada gayam sebesar 41,6-60%. Hal ini mengindikasikan bahwa gayam berpotensi
dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dan pati yang baik. Pengolahan gayam
menjadi tepung dapat meningkatkan nilai ekonomis dan variasi jenis produk olahan.
antara lain bahan pembuatan biskuit, cookies, crackers, cake, dan chiffon cake
(Kurniawati, 1998; Jariyah et al., 2013; Ningsih dan Pangesthi, 2013). Gayam juga
2
bahwa pati gayam mengandung amilosa sebesar 52,70% terhadap pati total.
Kandungan tersebut setara dengan amilosa pada pati jagung dan lebih tinggi dari
amilosa pati garut (Faridah et al., 2013). Hal ini menunjukkan bahwa apabila gayam
tinggi amilosa berpotensi sebagai bahan sumber pati resisten (resistant starch/RS).
Kendala preparasi tepung gayam antara lain rentan terjadinya oksidasi saat
gayam dikupas atau biji diiris sehingga mengalami pencoklatan (browning) karena
(2002) melaporkan irisan biji gayam awalnya berwarna kuning muda dan
Hal ini menyebabkan tepung kurang menarik. Salah satu upaya mengurangi
menjadi salah satu teknik preparasi tepung secara fisik yang dilakukan dengan cara
optimum aktivitas enzim polifenolase yakni di atas suhu 73-78oC sehingga pre-
3
warna yang lebih putih. Pre-gelatinisasi pada preparasi tepung gayam dilakukan
dalam kondisi gayam belum dikupas kulitnya. Hal ini akan menghentikan aktivitas
pada preparasi pembuatan tepung dengan berbagai bahan dan tujuan pernah
yang tinggi sehingga menyebabkan indeks glikemik (IG) lebih rendah. Pre-
(Shamai et al., 2003). Pati teretrogradasi sangat resisten terhadap amilolisis yang
tinggi kadar pati resisten menyebabkan respon glukosa semakin rendah. Pangan
yang memberikan respon glukosa rendah memiliki indeks glikemik yang rendah
pula. Indeks glikemik yang rendah dapat menekan kenaikan glukosa darah. Hasil
penelitian Marsono et al. (2003) menunjukkan pemberian pakan kacang merah (IG
sebesar 26) selama empat minggu menurunkan kadar glukosa darah tikus diabetes
sebesar 69%. Informasi indeks glikemik tepung gayam sampai saat ini juga belum
pernah ada sehingga penting dilakukan penelitian indeks glikemik tepung gayam.
resisten dapat dilakukan dengan proses modifikasi. Salah satu alternatif modifikasi
4
pati resisten yang tinggi (Aparicio-Saguilan et al., 2005). Jumlah siklus
Pangan tinggi pati resisten mempunyai berbagai sifat gizi antara lain
darah. Pangan jenis ini sangat diperlukan karena prevalensi penyakit diabetes
mellitus tahun 2010 sebesar 6,4% (285 juta) dan diperkirakan tahun 2030 sebesar
7,7% (439 juta). Sebagian besar (69%) penyakit tersebut terjadi di negara
mellitus di Indonesia tahun 2007 sebesar 1,1% meningkat menjadi 2,1% pada tahun
lemak yang berakibat dislipidemia (Shaw et al., 2010). Untuk mengatasi masalah
ini perlu dilakukan upaya penanganan dan pencegahan. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan antara lain dari aspek gizi dengan konsumsi pangan yang mempunyai
dari pati resisten itu sendiri dan fermentasi pati resisten yang menghasilkan asam
lemak rantai pendek (short chain fatty acids/SCFA) melalui beberapa mekanisme.
merupakan pati tidak tercerna atau hanya sebagian tercerna dalam usus halus
sehingga memiliki respon glikemik yang rendah. Kondisi ini dapat menahan
kenaikan glukosa dan insulin darah setelah makan (The British Nutrition
5
Foundation, 1990; Marsono, 2016). Kedua, asupan pati resisten meningkatkan
sulit diabsorpsi (Caballero et al., 2016). Ketiga, SCFA hasil fermentasi pati resisten
ke dalam otot dan berakibat penurunan kadar glukosa darah. Asetat dan propionat
bebas dalam darah sehingga meningkatkan sensitivitas insulin (Gao et al., 2009;
menurunkan kadar glukosa darah (Raso et al., 2013; Canfora et al., 2015).
Sifat fisiologis pati resisten mirip seperti serat pangan termasuk sifat
memperbaiki profil lipid darah yang mengalami dislipidemia (Bjorck dan Asp,
1994; Sajilata et al., 2006). Dislipidemia merupakan suatu kondisi adanya kadar
kolesterol yang sangat tinggi di dalam tubuh yang mencerminkan kadar LDL yang
tinggi dan HDL yang rendah (Adiwijono dan Asdie, 1993;.Stevens et al., 2009).
empedu; kedua, serat pangan menghambat absorpsi kolesterol; ketiga, serat pangan
6
senyawa organik; keempat, asam lemak rantai pendek yang dihasilkan dalam
fermentasi serat pangan mencegah sintesis kolesterol, dan kelima, serat pangan
potensinya sebagai pangan lokal kaya amilosa dan pati resisten dikaitkan dengan
sifat gizinya. Ada potensi dari gayam yang mempunyai berbagai manfaat terkait
sifat bahan tersebut. Potensi ini perlu digali khususnya yang berkaitan dengan sifat
fungsional dan gizinya. Sifat gizi yang akan dikaji meliputi efek dalam menurunkan
kadar glukosa darah dan memperbaiki profil lipid darah. Pangan jenis ini sangat
tepung gayam dengan warna paling putih dan kadar pati resisten paling tinggi?
b. Berapakah indeks glikemik tepung ayam yang dipreparasi dengan waktu pre-
gelatinisasi berbeda?
7
e. Bagaimanakah sifat gizi secara in vivo (menurunkan kadar glukosa dan
Tujuan umum penelitian ini mengevaluasi sifat gizi dalam menurunkan kadar
glukosa dan memperbaiki profil lipid darah dari tepung gayam yang dimodifikasi
Tujuan umum tersebut akan dicapai melalui beberapa tujuan khusus yaitu:
a. Mengidentifikasi sifat fisik dan kimia tepung gayam yang dipreparasi dengan
pendahuluan pre-gelatinisasi.
autoclaving-cooling.
profil lipid darah dari tepung gayam termodifikasi pada tikus diabetes secara in
vivo.
perlakuan pre-gelatinisasi.
d. Informasi tentang sifat gizi dalam menurunkan kadar glukosa dan memperbaiki
profil lipid darah dari tepung gayam termodifikasi dengan siklus autoclaving-
cooling.
gayam, perbanyakan tanaman gayam serta isolasi dan karakterisasi sifat fisik, kimia
dan fungsional pati gayam. Pada Tabel 1.1 disajikan perbedaan antara beberapa
9
No Nama Judul penelitian Persamaan Perbedaan
penulis
2. Kurniawati Pemanfaatan Menggunakan ba- Tidak melakukan
(1998) tepung gayam han utama gayam perlakuan pre-gela-
untuk pembu- dan melakukan tinisasi pada prepa-
atan biskuit da- pembuatan tepung rasi tepung gayam,
lam rangka gayam. penentuan indeks
glikemik, modifi-
penganekaraga
kasi tepung, serta uji
man pangan. sifat gizi secara in
vitro dan in vivo.
10
No Nama Judul penelitian Persamaan Perbedaan
penulis
6. Jariyah et al. Kajian nutrisi Menggunakan ba- Tidak melakukan
(2013) crackers tepung han utama gayam perlakuan pre-gela-
gayam dan melakukan tinisasi pada prepa-
pengolahan tepung rasi tepung gayam,
gayam. penentuan indeks
glikemik, modifi-
kasi tepung, serta
uji sifat gizi secara
in vitro dan in vivo.
11
No Nama Judul penelitian Persamaan Perbedaan
penulis
10. Allen et al. Glycemic index Melakukan Bahan pada peneli-
(2012) of sweet potato penentuan indeks tian tersebut meng-
as affected by glikemik, serta gunakan ubi jalar
cooking methods mengkaji pengaruh serta tidak melaku-
pengolahan terha- kan modifikasi te-
dap nilai indeks pung dan uji sifat
glikemik. gizinya secara in
vitro dan in vivo.
12
No Nama Judul penelitian Persamaan Perbedaan
penulis
14. Nurhayati et al. Komposisi kimia Melakukan mo- Bahan pada peneli-
(2014) dan krista-linitas difikasi tepung tian tersebut meng-
tepung pisang dengan metode gunakan tepung
termodi-fikasi fisik (autoclaving- pisang dan tidak
secara fermentasi cooling) sebanyak melakukan
spontan dan siklus
1-2 siklus dan penentuan indek
pemanasan
bertekanan- melakukan glikemik, serta uji
pendinginan karakterisasi pati sifat gizi secara in
resisten. vitro dan in vivo.
15. Chou et al. Effects of Melakukan mo- Bahan pada peneli-
(2014) different difikasi tepung tian tersebut meng-
cooking methods dengan metode gunakan tepung
and particle size fisik (autoclaving- beras dan tidak
on resistant cooling) sebanyak melakukan
starch content 1 siklus dan penentuan indek
and degree of melakukan glikemik, serta uji
gelatinization of karakterisasi pati sifat gizi secara in
a high amylose resisten. vitro dan in vivo.
rice cultivar in
Taiwan
16. Yuliwardi et al. Pengaruh dua Melakukan mo- Bahan pada peneli-
(2014) siklus difikasi tepung tian tersebut meng-
autoclaving- dengan metode gunakan tepung
cooling terhadap fisik (autoclaving- beras dan tidak
kadar pati cooling) sebanyak melakukan
resisten tepung 2 siklus dan penentuan indek
beras dan bihun melakukan glikemik, serta uji
yang karakterisasi pati sifat gizi secara in
dihasilkannya resisten. vitro dan in vivo.
13
1.5. Manfaat Penelitian
kadar pati resisten lebih tinggi dan indeks glikemik lebih rendah.
komersial tepung gayam modifikasi tinggi pati resisten yang bermanfaat untuk
14