GAMPONG KEUDE ACEH KECAMATAN BANDA SAKTI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG pembangunan, menjamin keberlanjutan, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat dan swasta
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman atau RPLP adalah suatu produk penataan terhadap Pemerintah.
lingkungan permukiman yang dalam proses pengerjaan dan penyusunannya melibatkan masyara- Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) adalah program yang dilaksanakan secara nasional
kat secara aktif (perencanaan partisipatif). RPLP merupakan salah satu produk perencanaan yang di 271 kabupaten/kota di 34 Propinsi yang menjadi “platform” atau basis penanganan permukiman
dihasilkan dari program KOTAKU. Dalam pelaksanaan nya perencanaan dokumen RPLP secara kumuh yang mengintegrasikan berbagai sumber daya dan sumber pendanaan, termasuk dari
terpadu melibatkan partisipasi aktif semua komponen yaitu : pemerintah, masyarakat, pihak pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, donor, swasta, masyarakat, dan pemangku kepent-
swasta , dan kelompok peduli. ingan lainnya. KOTAKU bermaksud untuk membangun sistem yang terpadu untuk penanganan
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman ( RPLP ) gampong Keude Aceh merupakan ac- permukiman kumuh, dimana pemerintah daerah memimpin dan berkolaborasi dengan para
uan pembangunan permukiman yang terkait dengan aspek lingkungan seperti penataan ruang, pemangku kepentingan dalam perencanaan maupun implementasinya, serta mengedepankan
pengelolaan dan pengadaan prasarana dan sarana lingkungan, aspek social berupa kondisi pela- partisipasi masyarakat. Tujuan program adalah meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan
yanan sosial masyarakat dan kelembagaan, pelayanan publik serta aspek ekonnomi yang menggali pelayanan dasar di permukiman kumuh perkotaan untuk mendukung terwujudnya permukiman
potensi dan komoditi ekonomi yang sejalan dengan kebutuhan parsarana pendukung danlembaga perkotaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan.
pengelolanya. Menurut UU No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, Perumahan
Keude Aceh berasal dari Bahasa Aceh yang artinya : Keude = Warung, Aceh, ditinjau dari ka- adalah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi
ta dan makna dalam terjemahaan Bahasa Indonesia Keude Aceh bermakna : Warung Aceh. Keude dengan prasarana dan sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang lay-
Aceh merupakan nama yang diambil dari beberapa warung yang penjualnya adalah orang Aceh ak huni. Penyelenggaraan perumahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19. Agar diperoleh kon-
semua, yang sangat terkenal di Kota Lhokseumawe yang terletak di simpang empat kampung disi lingkungan permukiman yang layak dan sarana dan prasarana yang memenuhi standart maka
Keude Aceh sekarang. Gampong Keude Aceh pada zaman itu banyak dikunjungi oleh para dibutuhkan suatu perencanaan terhadap penataan di lingkungan permukiman. Perencanaan terse-
wisatawan untuk menikmati makanan khas Aceh,seperti mie Aceh,nasi goreng aceh,martabak aceh, but akan tertuang dalam bentuk Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman khususnya
kopi aceh dan yang lainnya. Gampong Keude Aceh. Dokumen RPLP ini ini merupakan salah satu strategi guna mencegah dan
menangani kawasan permukiman kumuh. Sesuai dengan amanah GBHN 2015-2019 adalah meng
Permukiman kumuh masih menjadi tantangan bagi pemerintah kabupaten/kota, karena
0% kawasan kumuh. Dokumen RPLP bagian yang sangat penting dan sangat dibutuhkan untuk
selain merupakan masalah, di sisi lain ternyata merupakan salah satu pilar penyangga
mewujudkan KOTA TANPA KuMUH dalam Program KOTAKU. Berdasarakan UU No 1 Tahun 2011
perekonomian kota. Mengingat sifat pekerjaan dan skala pencapaiannya yang sangat kompleks,
tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman pasal 1 No. 21, 22, 23, Prasarana adalah Kelengka-
diperlukan kolaborasi beberapa pihak antara pemerintah mulai tingkat pusat sampai dengan
pan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat
tingkat kelurahan/desa, pihak swasta, masyarakat, dan pihak terkait lainnya . Pelibatan beberapa
tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman. Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang
pihak secara kolaboratif diharapkan memberikan berbagai dampak positif, antara lain
berfungsi untuk mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan
meningkatkan komitmen pemerintah daerah dalam pencapaian kota layak huni, meningkatkan
ekonomi. Utilitas umum adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian.
rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat dalam memanfaatkan dan memelihara hasil
1 1
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
GAMPONG KEUDE ACEH KECAMATAN BANDA SAKTI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2016
layak huni, produktif dan berkelanjutan agar terintegrasi dan terkoordinasi dengan baik sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Serta tersusun nya indikasi program pembangunan Gampong sam-
pai 5 ( Lima ) tahun yang akan datang.
1.2.3 Sasaran
Sasaran dokumen Rencana Permukiman Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Per-
mukiman Kumuh adalah :
1. Terlaksananya amanat dari UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Per-
mukiman terkait pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman
kumuh.
2. Mengentaskan kawasan permukiman kumuh 0%.
3. Teridentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam penanganan perumahan kumuh dan per-
mukiman kumuh.
4. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana permukiman lingkungan.
5. Tersusunnya dokumen Rencana Penataan Permukiman Gampong.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN 6. Terpenuhinya kawasan ruang terbuka baik di tingkat Permukiman Kota dan Permukiman
1.2.1 Maksud Gampong.
Maksud dari kegiatan Penyiapan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Gampong
Keude Aceh adalah RPLP Sebagai alat untuk mencapai kondisi mendatang yang di inginkan dengan
memanfaatkan semaksimal mungkin mengkondisikan ekisting yang ada dan meminiminalkan
dampak negative terhadap lingkungan fisik dan social, yang dituangkan dalam serangkaian pro-
gram pembangunan dilengkapi dengan estimasi besaran dan biaya yang diperlukan, sumber dana,
serta koordinasi lembaga-lembaga terkait baik dalam tahap perencanaan , pelaksanaan, monitoring
dan evaluasi. Melalui Program Kota Tanpa Kumuh di Gampong Keude Aceh menghasilkan suatu
dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman sebagai acuan dalam pelaksanaan pem-
bangunan dalam lima tahun kedepan.
1.2.2 Tujuan
Adapun Tujuan penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman ( RPLP ) Gam-
pong Keude Aceh adalah tersusun nya rencana teknik dan program tata bangunan dan lingkungan
untuk acuan dalam pengawasan bagi pembangunan yang tidak sesuai dengan aturan dan kesepa-
katan masyarakat. Dan menjadi pegangan bagi masyarakat, swasta, LSM dan investor yang ingin
berpatisipasi dalam peningkatan akses terhadap infrastruktur, pelayanan dasar, fasilitas sarana
dan prasarana di permukiman kumuh dan mendukung terwujudnya permukiman perkotaan yang
2 2
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
GAMPONG KEUDE ACEH KECAMATAN BANDA SAKTI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2016
3 3
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
GAMPONG KEUDE ACEH KECAMATAN BANDA SAKTI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2016
Adapun ketujuh belas tujuan pembangunan berkelanjutan tersebut adalah sebagai berikut: 1.4.4 Peraturan Perundang – Undangan Terkait Lainnya
1. Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuknya di semua tempat. Beberapa Peraturan perundang – undangan lain yang berkaitan dengan pencegahan dan
2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi, serta peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang dijelaskan sebagai berikut :
menggalakkan pertanian yang berkelanjutan. 1. UU No. 25 Tahun 2014 tentang sistem perencanaan Pembangunan Nasional.
3. Memastikan hidup yang sehat dan menggalakkan kesejahteraan untuk semua usia. 2. UU No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
4. Memastikan pendidikan berkualitas yang terbuka dan setara serta menggalakkan 3. UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
kesempatan untuk belajar sepanjang umur hidup pada semua orang. 4. UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa
5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua wanita dan anak perempuan. 5. UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
6. Memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang berkesinambungan atas air dan sanitasi 6. UU No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan
untuk semua orang. 7. UU No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
7. Memastikan akses pada energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern bagi 8. UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
semua orang. 9. UU No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil
8. Menggalakkan perkembangan ekonomi yang berkesinambungan, terbuka, dan berkelanjutan, 10. UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
lapangan kerja yang utuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak bagi semua orang. 11. UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
9. Membangun infrastruktur yang tahan lama, menggalakkan industrialisasi yang 12. PP No. 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
berkesinambungan dan terbuka, serta mendorong inovasi. 13. PP No. 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
10. Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara. 14. PP No. 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
11. Membuat kota dan pemukiman manusia terbuka, aman, tahan lama, serta berkesinambungan. 15. PP No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan
12. Memastikan pola-pola konsumsi dan produksi yang berkesinambungan. 16. PP No. 26 Tahun 2008 Tentang RTRWN
13. Mengambil tindakan mendesak untuk memerangi perubahan iklim dan pengaruhnya. 17. PP No. 43 Tahun 2008 Tentang Air Tanah
14. Melestarikan dan menggunakan samudra, laut, dan sumber-sumber daya maritim secara 18. PP No. 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan
berkesinambungan untuk pengembangan yang lestari. 19. PP No. 68 Tahun 2010 Tentang Bentuk dan Tata cara Peran Masyarakat dalam Penataan
15. Melindungi, mengembalikan, dan menggalakkan penggunaan yang lestari atas ekosistem Ruang
daratan, mengelola hutan secara berkesinambungan, memerangi penggundulan hutan, dan 20. PP No. 38 Tentang Sungai
memperlambat serta membalikkan degradasi tanah serta memperlambat hilangnya 21. Permen PU No. 29 Tahun 2006 Tentang Persyaratan teknis Bangunan Gedung
keragaman hayati. 22. Permen PU No. 45 Tahun 2007 Tentang IMB
16. Menggalakkan masyarakat yang damai dan terbuka untuk pengembangan yang lestari, 23. Permen PU No. 24 Tentang Pemeliharaan Bangunan Gedung
memberikan akses pada keadilan untuk semua orang dan membangun institusi yang efektif, 24. Permen PU No. 25 Tahun 2008 Tentang RISPK
bertanggung jawab, serta terbuka di semua tingkatan. 25. Permen PU No. 26 Tahun 2008 Tentang Proteksi Kebakaran Bangunan Gedung dan
17. Memperkuat cara-cara penerapan dan menghidupkan kembali kemitraan global untuk Lingkungan
pengembangan yang berkesinambungan. 26. Permenpera No. 22 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan
Rakyat
4 4
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
GAMPONG KEUDE ACEH KECAMATAN BANDA SAKTI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2016
27. Permen PU No. 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang 1.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Perencanaan Lingkungan Makro adalah proses penyusunan Rencana Pengembangan
28. PP No. 14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman Permukiman wilayah gampong, rencana ini disusun atas dasar kesepakatan warga melalui
29. Permen PUPR No. 01/PRT/M/2014 Tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan beberapa tahapan kegiatan yaitu :
Umum dan Penataan Ruang 1. Penyusunan Baseline 100 0 100
30. Permen PUPR No. 02/PRT/M/2016 Tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan 2. Membangun Visi atau cita-cita masa depan dan Refleksi Perkara Kritis
Kumuh dan Permukiman Kumuh 3. Kegiatan Pemetaan Swadaya (Pengumpulan Data, peta dan Informasi wilayah gampong)
31. SE DJCK PUPR No. 40/SE/DC/2016 Tentang Pedoman Umum Program Tanpa Kumuh 4. Menyusun Rencana Penataan Lingkungan Permukiman gampong secara partisipatif
32. Qanun Aceh Nomor 19 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Aceh Tahun 2013- 5. Menyusun Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman secara partisipatif.
2033
33. Qanun Aceh Nomor 9 tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Aceh tahun 1.5.1 Metodologi
2012v-2032 Metode pelaksanaan dalam penyusunan Rencana Pengembangan Permukiman ini dilakukan
34. Qanun Aceh Nomor 2 tahun 2011 tentang pengelolaan lingkungan hidup dan penjelasan dengan metode Perencanaan Partisipatif. Metode ini merupakan bagian dari tahapan kegiatan
35. Qanun Aceh Nomor 5 tahun 2010 tentang Penanggulangan Bencana program KOTAKU yang fokus pada proses penyusunan rencana pengembangan lingkungan
36. Qanun Kota Lhokseumawe Nomor 1 tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota permukiman desa, denan melibatkan partisipasi masyarakat, Tim Inti Perencanaan Partisipatif
Lhokseumawe Tahun 2012-2032 (TIPP), Lembaga, lembaga yang ada didesa, Pokja PKP kota Lhoksemawe , yang didukung oleh
37. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Undang – Undang Nomor PJOK Kecamatan, Tim Konsultan (KMP, OSP dan Korkot), Kelompok Peduli, dan pemangku
28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun kepentingan lainnya.
2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532). 1. Tahap Persiapan merupakan Penetapan Lokasi sasaran dan sosialisasi Program
38. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, 2. Tahap Perencanaan Partisipatif adalah Membangun kolaborasi perencanaan, dimana antar
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara berbagai pihak (masyarakat, pemerintah dan pelaku usaha/swasta) dapat saling terbuka
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia berbaai informasi, melakukan dialog dan konsultasi dan bersepakat terhadap perencanaan
Nomor 4817); penataan lingkungan permukiman.
39. Peraturan Pemerintahan Nomor 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan Penyelenggaraan 3. Tahap Pemasaran Kawasan Prioritas adalah Melakukan Proses pemasaran kawasan yang
Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 akan ditata kembali dan telah tersedia RTPLP (Rencana Tindak Penataan Lingkungan
Nomor 320, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5615). Permukiman) kepada pihak pemerintah dan atau swasta.
40. Dll. 4. Tahap Pelaksanaan Pembangunan adalah Proses pelaksanaan pembangunan fisik dari hasil
perencanaan mikro (RTPLP) sebagai bentuk penyelesaian permasalahan serta penggalian
potensi yang dimiliki desa.
5 5
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
GAMPONG KEUDE ACEH KECAMATAN BANDA SAKTI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2016
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat Latar Belakang Pekerjaan, Tujuan dan sasaran, Ruang Lingkup
Pekerjaan, Landasan Hukum serta Sistematika Penyusunan Pelaporan.
Pada bab ini menguraikan data eksisting Gampong Ulee Jalan (Georafis, Administrasi,
Ekonomi Sosial Budaya, Fisik dasar, Guna Lahan, Fisik Bangunan, Sarana dan Prasarana,
Legalitas Lahan) yang dirinci menurut dusun.
Bab ini menceritakan kebijakan perkembangan sesuai RTRW Kota Lhokseumawe yang
mengarah kepada Gampong Ulee Jalan serta analisis kebutuhan penanganan
permukiman kumuh pada Gampong Ulee Jalan sampai Tahun Perencanaan (2021).
Bab ini merupakan penetapan lokasi penanganan (prioritas) dan lokasi pencegahan.
Skenario Rencana yang dilakukan untuk 5 (lima) tahun kedepan (2021) untuk
pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh
Gampong Ulee jalan.
Bab ini berisikan tentang rencana pencegahan dan peningkatan dengan ketelitian peta
1 : 5000.
Bab ini berisikan rencana teknis yang dilakukan pada kawasan prioritas yang dirincikan
lebih detail dengan ketelitian peta 1 : 1000.
Bab ini berisikan kesimpulan dan rekomendasi untuk menunjang dokumen Rencana
6 6