Anda di halaman 1dari 2

Apendisitis Akut

1. Pengertian

Apendiks adalah ujung seperti jari-jari yang kecil panjangnya kira-kira 10cm (4 inci), melekat pada
sekum tepat dibawah katup ilosekal. Apendisitis adalah peradangan dari apendiks dan merupakan
penyebab abdomen akut yang paling sering Apendisitis akut adalah penyebab paling umum
inflamasi akut pada kuadran bawah kanan rongga abdomen, dan bedah abdomen darurat.

2. Etiologi

Pada penelitian, ligasi (obstruksi) apendiks menyebabkan peningkatan mencolok tekanan


intralumen, yang dengan cepat melebihi tekanan darah sistolik. Pada awalnya kongesti darah vena
menjelek menjadi trombosis, nekrosis dan perforata. Secara klinis, obstruksi lumen merupakan
penyebab utama apendisitis. Obstruksi ini disebabkan oleh pengerasan bahan tinja (fekolit). Fekalit
merupakan penyebab tersering dari obstruksi apendiks. Bahan yang mengeras ini bisa mengapur,
terlihat dalam foto rontgen sebagai apendikolit (15-20%). Obstruksi akibat dari edema mukosa dapat
disertai dengan infeksi virus atau bakteri (Yersinia, Salmonella, Shigella) sistemik. Mukus yang tidak
normal terkesan sebagai penyebab meningkatnya insidens apendisitis pada anak dengan kistik
fibrosis. Tumor karsinoid, benda asing, dan ascaris jarang menjadi penyebab apendisitis.

Penyebab lain yang diduga dapat menyebabkan apendisitis adalah erosi mukosa apendiks karena
parasit seperti E. histolytica. Penelitian epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan makan makanan
rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis. Konstipasi akan meningkatkan
tekanan intrasekal, yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya
pertumbuhan kuman flora kolon biasa. Semuanya akan mempermudah terjadinya apendisits akut.

3. Patofisiologi

Appendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh hyperplasia folikel
limfoid, fekalit, benda asing, striktur pada fibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau neoplasma.
Obstruksi lumen yang tertutup disebabkan oleh hambatan pada bagian proksimal. Selanjutnya,
terjadi peningkatan sekresi normal dari mukosa apendiks yang distensi secara terus menerus karena
multiplikasi cepat dari bakteri. Infeksi memperberat pembengkakan apendiks (edema). Trombosis
pada pembuluh darah intramural (dinding apendiks) menyebabkan iskemik. Pada saat ini, terjadi
apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium. Bila sekresi mukus terus berlanjut,
tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan
bakteri akan menembus dinding. Peradangan yang meluas dan mengenai peritoneum setempat
menimbulkan nyeri didaerah kanan bawah. Keadaan ini disebut dengan apendisitis supuratif akut.
Bila kemudian arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti dengan gangren.
Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila dinding yang telah rapuh itu pecah, akan
terjadi apendisitis perforata.

Apendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna, tetapi membentuk jaringan parut
dan menyebabkan perlengketan dengan jaringan sekitar. Perlengketan ini menimbulkan keluhan
berulang diperut kanan bawah. Pada suatu ketika organ ini dapat meradang akut lagi dan dinyatakan
mengalami eksaserbasi akut.
4. Manifestasi klinis

Pada permulaan timbulnya penyakit, belum ada keluhan abdomen yang menetap. Keluhan
apendisitis akut biasanya bermula dari nyeri di daerah umbilikus atau periumbilikus yang
berhubungan dengan muntah. Dalam 2-12 jam, nyeri beralih ke kuadran kanan, menetap, dan
diperberat saat berjalan atau batuk. Terdapat juga keluhan anoreksia, malaise, demam yang
tidak terlalu tinggi, konstipasi, kadang-kadang diare, mual dan muntah. Namun dalam beberapa
jam nyeri abdomen kanan bawah akan semakin progresif.

Kadang tidak ada nyeri epigastrium tetapi terdapat konstipasi sehingga penderita merasa
memerlukan obat pencahar. Tindakan itu dianggap berbahaya karena bisa mempermudah
terjadinya perforata. Bila terdapat perangsangan peritoneum biasanya pasien mengeluh sakit
perut bila berjalan atau batuk. Bila letak apendiks retrosekal di luar rongga perut, karena
letaknya terlindung sekum maka tanda nyeri perut kanan bawah tidak begitu jelas dan tidak ada
rangsangan peritoneal. Rasa nyeri lebih ke arah perut sisi kanan atau nyeri timbul pada saat
berjalan, karena kontraksi otot psoas mayor yang menegang dari dorsal.

Apendiks yang terletak di rongga pelvis, bila meradang, dapat menimbulkan gejala dan tanda
rangsangan sigmoid atau rektum sehingga peristaltik meningkat, pengosongan rektum akan
menjadi lebih cepat dan berulang-ulang. Jika apendiks tadi menempel ke kandung kemih, dapat
terjadi peningkatan frekuensi kencing, karena rangsangan dindingnya.

Anda mungkin juga menyukai