Anda di halaman 1dari 39

Hari/ Tanggal : Selasa/ 17 April 2018

Kelompok :7
Tugas :9

MAKALAH
PENGEMBANGAN EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN FISIKA
Performance Of Product And Skill dalam Pembelajaran Fisika

OLEH:

Nurul Fadieny
17175022
Pendidikan Fisika A

DOSEN PEMBIMBING:
Prof. Dr. Hj. Festiyed, M.S.
Dr. Hj. Djusmaini Djamas, M.Si.

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Performance of Product and Skill”
yang dibimbing oleh Ibu Prof. Festiyed, M.S. dan Ibu Dr. Hj. Djusmaini Djamas, M.Si.
Makalah yang ditulis dari berbagai sumber baik dari buku maupun dari internet dan
membuat gagasan dari beberapa sumber yang ada tersebut. Penulis berterima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini, sehingga
tersusunlah makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa makalah yang penulis tulis ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan saran
atau kritik yang membangun demi tercapainya makalah yang jauh lebih baik.

Padang, April 2018

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan......................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan....................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Agama......................................................................... 3
B. Landasan Yuridis......................................................................... 4
C. Pengertian Performance of Product and Skill............................. 5
D. Perbandingan Performance Praktikum dan Non Praktikum....... 7
E. Cara Pengembangan Performance Praktikum dan
Non Praktikum............................................................................ 9
F. Pengukuran Performance Praktikum dan Non Praktikum........... 11
G. Pensekoran Performance Parktikum dan Non Praktikum........... 14
H. Target Penilaian Praktikum......................................................... 17
I. Model PjBL................................................................................... 18
J. Keterampilan Berpikir Kreatif...................................................... 21
BAB IIIPENGEMBANGAN
A. Pengembangan Performance Of Product And Skill.................... 23
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 31
B. Saran............................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 32
Lampiran 1 …………………………………………………………… 33
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penilaian dalam proses pendidikan merupakan komponen yang tidak dapat
dipisahkan dari komponen lainnya khususnya pembelajaran. Penilaian merupakan
proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil
belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan untuk
memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan. Penilaian produk atau kinerja oleh peserta didik tidak hanya
diperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga proses pembuatannya selama proses
pembelajaran.
Asesmen merupakan pengumpulan bukti yang dilakukan secara sengaja,
sistematis, dan berkelanjutan serta digunakan untuk menilai kompetensi siswa atau
metode dan proses yang digunakan untuk mengumpulkan umpan balik tentang
seberapa baik siswa belajar. Dapat dilakukan di awal, di akhir (sesudah) maupun saat
pembelajaran sedang berlangsung.Seorang pendidik harus mampu membuat dan
mengembangkan asesmen yang sesuaisebagai salah satu kompetensi yang harus
dimilikinya. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggungjawab guru dalam
pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran termasuk di dalamnya
melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar. Oleh karena itu, di dalam makalah
ini akan dibahas mengenai performance of product and skill dan pengembangan
performance of product berbasis PjBL.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka perumusan
masalah pada makalah ini adalah:
1. Apa pengertian performance of product and skill?
2. Bagaiamana perbandinganperformance parktikum dan non praktikum?
3. Bagaimana cara pengembangan performance parktikum dan non praktikum?
4. Bagaimana pengukuran dan penyekoran performance parktikum dan non
praktikum?
5. Bagaimana target penilaian praktikum
6. Bagaimanamodel PjBL?
7. Bagaimana kriteria kreatif?

8. Bagaimana mengembangkan performance of product berbasis PjBL?


C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan dalam bentuk matrik perbandingan teori performance of product
and skill
2. Mengembangkan performance of product

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan bagi pembaca
khususnya untuk tenaga pendidik kedepannya.
2. Membantu mahasiswa memahami tentang bagaimana pelaksanaan evaluasi
dalam pendidikan.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Landasan Agama
Sebagai agama universal, yang konten ajaran tidak pernah lekang oleh waktu,
atau lapuk oleh zaman, dengan basisnya Al Quran, Islam sudah mengajarkan kepada
umatnya bahwa kinerja harus dinilai. Ayat yang harus menjadi rujukan penilaian
kinerja itu adalah surat at-Taubah ayat 105.

‫اك نعنملنككمم نونركسوُلكهك نواَملكممؤةمكنوُنن نونستكنرددونن إةنلىَ نعاَلةةم اَملنغمي ة‬


‫ب نواَلششنهاَندةة فنيكننببئكككمم‬ ‫نوقكةل اَمعنمكلوُاَ فننسيننرىَ ش‬
‫بةنماَ ككمنتكمم تنمعنمكلوُنن‬،
Artinya: Dan, katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka, Allah dan Rasul-Nya, serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada Allah Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-
Nya kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. Kata “i’malû” berarti beramallah.
Kata ini juga bisa berarti “bekerjalah”.

Surat Al- Ahqaff ayat 19 :


‫ت ةمشماَ نعةمكلوُاَ نولةيكنوُفبينهكمم أنمعنماَلنهكمم نوهكمم نل يك م‬
‫ظلنكموُنن‬ ‫نولةككلل ندنرنجاَ ت‬
Artinya : Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang Telah mereka
kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagimereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan
mereka sedang mereka tiada dirugikan

Dari ayat tersebut bahwasanya Allah pasti akan membalas setiap amal
perbuatan manusia berdasarkan apa yang telah mereka kerjakan.Artinya jika
seseorang melaksanakan pekerjaan dengan baik dan menunjukkan kinerja yang baik
pula maka ia akan mendapat hasil yang baik pula dari kerjaannya dan akan
memberikan keuntungan dan manfaat. Kita dapat mengambil pelajaran dari ayat di
atas bahwa setiap manusia yang bekerja akan mendapatkan balasan yang sesuai
dengan apa yang di kerjakannya. Seperti Allah SWT akan menaikkan derajat bagi
mereka yang bekerja
B. Landasan Yuridis
1. Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Dalam BAB I pasal 1 dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan
pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai
komponen pendidikan, pada setiap jalur, jenjang dan jenis pendidikan sebagai bentuk
pertanggung jawaban penyelenggaraan pendidikan.
Pasal 57 Ayat (1) evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu
pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Ayat (2) evaluasi dilakukan terhadap
peserta didik, lembaga dan program pendidikan non formal.

2. Peraturan Pemerintah RI No 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan


Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dalam Bab I tentang Ketentuan Umum:
a. Pasal 1 ayat (11): Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar peserta didik.
b. Pasal 1 ayat (17): Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
c. Pasal 1 ayat (18): Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian,
penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen
pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
d. Pasal 63 Ayat (1) dinyatakan bahwa penilaian pendidikan khususnya penilaian
hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri
atas:
1) Penilaian hasil belajar oleh pendidik;
2) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan
3) Penilaian hasil belajar oleh pemerintah.

3. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan


Dijelaskan bahwa penilaian kerja/ unjuk kerja merupakan penilaian yang
dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik. Sedangkan penilaian
produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk,
teknologi, dan seni, seperti: makanan (contoh: tempe, kue, asinan, baso, dan nata de
coco), pakaian, sarana kebersihan (contoh: sabun, pasta gigi, cairan pembersih dan
sapu), alat-alat teknologi (contoh: adaptor ac/dc dan bel listrik), hasil karya seni
(contoh: patung, lukisan dan gambar), dan barang-barang terbuat dari kain, kayu,
keramik, plastik, atau logam. Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan
setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
a. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan
mendesainproduk.
b. Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta
didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
c. Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan
peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan, misalnya berdasarkan,tampilan,
fungsi dan estetika.

C. Pengertian Performance of Product and Skill


Performance of product and skill secara harfiah dapat di artikan sebagai
penilaian produk atau kerja. Pegertian Performance of product and skill menurut para
ahli

1. Hesty Borneo (2012)


Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat
suatu produk dan kualitas produk tersebut. Penilaian kerja dapat juga diartikan
sebagai suatu prosedur yang menggunakan berbagai bentuk tugas-tugas untuk
memperoleh informasi tentang apa dan sejauh mana yang telah dilakukan dalam
suatu program. Sehingga penilaian produk atau kinerja tidak hanya diperoleh dari
hasil akhir saja tetapi juga proses pembuatannya.

2. Ramlan.A (2011)
Penilaian produk meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik
membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya
seni, barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam. Pengembangan
produk meliputi 3 tahap yaitu:
a. Tahap persiapan, meliputi: kemampuan peserta didik merencanakan, menggali,
dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk
b. Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan peserta didik
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
c. Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai kemampuan peserta didik membuat
produk sesuai kegunaanya dan memenuhi kriteria keindahan.
3. Hesti (2015)
Penilaian hasil kerja siswa adalah penilaian terhadap keterampilan siswa
dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk tersebut. Dalam
penilaian hasil kerja siswa terdapat dua tahapan penilaian yaitu: (1) penilaian tentang
pemilihan dan cara penggunaan alat serta prosedur kerja siswa; (2) penilaian tentang
kualitas teknis maupun estetik hasil karya/ kerja siswa.

4. Stiggins (1994)
Students in activities that require the demonstration of certain skills and/or
the creation of specified products”. Penilaian produk merupakan penilaian yang
melibatkan siswa dalam suatu kegiatan yang menuntut siswa unjuk kemampuan baik
dalam keterampilan dan atau berkreasi mengenai produk tertentu sebagai perwujudan
dari penguasaan pengetahuan.

5. Iryanti (2004)
Penilaian hasil karya (produk) adalah penilaian terhadap hasil pekerjaan siswa
dan dievaluasi menurut kriteria tertentu.Umumnya hasil karya adalah tugas yang
dikerjakan siswa di luar jam sekolah.

6. Sunarti (2014)

Penilaian produk (hasil karya) adalah penilaian yang dilakukan terhadap


persiapan, pelaksanaan/proses pembuatan, dan hasil karya oleh peserta didik.

7. Kunandar (2013: 299)


Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas
suatu produk yang dihasilkan oleh peserta didik. Penilaian produk dilakukan untuk
menilai hasil pengamatan, percobaan, maupun tugas proyek tertentu dengan
menggunakan kriteria penilaian (rubrik). Sedangkan penilaian kerja merupakan
penilaian tindakan yang secara efektif dapat digunakan untuk kepentingan
pengumpulan berbagai informasi tentang bentuk-bentuk perilaku atau keterampilan
yang diharapkan muncul dalam diri peserta didik.

Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa performance of product


and skill secara harfiah dapat di artikan sebagai penilaian produk atau kerja.
Penilaian produk merupakan penilaianterhadap persiapan, pelaksanaan/proses
pembuatan, dan hasil karya oleh peserta didik. Penilaian performance of product and
skill dapat dilihat dari kegiatan praktikum dan non praktikum.

D. Perbandingan Performance Praktikum dan Non Praktikum


Penilaian kinerja pratikum adalah hasil kerja yang diperoleh dalam
pelaksanaan pratikum yang digunakan sebagai dasar dalam pencapaian
pembelajaran. Penilaian kinerja non pratikum adalah hasil –hasil kerja yang
ditunjukkan selama proses pembelajaran selain dari kegiatan pratikum.

Perbandingan Unjuk Kerja Praktikum dan Non Praktikum


a. Pratikum pratikum yaitu penilaian yang dilakukan oleh guru untuk memberikan
berbagai informasi secara berkesinambungan tentang proses dan hasil belajar
yang telah dicapai siswa, dalam kegiatan pratikum (percobaan)
b. Penskoran
1) Cara holistik
2) Cara analitik
c. Penilaian non pratikum
Dengan cara pemberian sistem huruf A, B, C, D, dan E
d. Kelebihan dan kekurangan
1) Pratikum
Kelebihan : membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaan/ pratikum
Kekurangan :memerlukan berbagai fasilitas dan peralatan yang tidak selalu
mudah diperoleh.
2) Non pratikum
Kelebihan : guru mudah menguasai kelas, guru mudah menerangkan pelajaran
dalam jumlah yang besar
Kekurangan : keterbatasan waktu dan fasilitas.
Menurut Hesti (2015), penilaiam kerja Praktikum dapat membuat peserta
didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan
praktikum/percobaan, membuat terobosan baru degan penemuan dari hasil
praktek/percobaan, hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk
kemakmuran umat manusia. Sedangkan penilaian kerja non praktikum dapat
memudahkan guru menguasai kelas, menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar,
dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar, dan mudah dilaksanakan.
Perbedaan antara penilaian praktikum dan penilaian non praktikum, dapat
dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perbedaan antara penilaian praktikum dan penilaian non praktikum

Pembeda Penilaian Praktikum Penilaian Non praktikum


Pengertian Penilaian yang dilakukan oleh guru Penilaian yang dilakukan oleh guru
untuk memberikan berbagai untuk memberikan berbagai informasi
informasi secara berkesinambungan secara berkesinambungan dan
dan menyeluruh tentang proses dan menyeluruh tentang proses dan hasil
hasil belajar yang telah dicapai belajar yang telah dicapai siswa.
siswa, dalam kegiatan praktikum
(percobaan)
Penskoran Penilaian dapat dilakukan dengan Dapat digunakan beberapa cara :
cara: a. Menggunakan sistem huruf, yakni A
a. Cara holistik, yaitu berdasarkan (paling tinggi, paling baik atau
kesan keseluruhan dari produk, sempurna), B (baik), C (sedang atau
biasanya dilakukan pada tahap cukup), D (kurang), dan E (gagal).
appraisal. b. Menggunakan sistem angka yang,
b. Cara analitik, yaitu berdasarkan menggunakan beberapa skala. Pada
aspek-aspek produk, biasanya skala empat, angka 4 setara dengan
dilakukan terhadap semua kriteria A, angka 3 setara dengan B, angka
yang terdapat pada semua tahap 2 setara dengan C, dan angka 1
proses pengembangan. setara dengan D. Ada juga skala
sepuluh, yakni menggunakan
rentangan angka dari 1-10. Selain
itu ada juga yang menggunakan
rentangan 1-100.
Kelebihan Wulan (2014) Wulan (2014)
a. Memudahkan dalam pemantauan a. Siswa lebih leluasa mengerjakannya
dan penilaian di luar jam tanpa dibatasi oleh
b. Memudahkan guru dalam melihat waktu.
proses secara langsung b.Mendorong siswa untuk lebih
kreativ
c. Pelatan dan falisitas lebih mudah
diperoleh
Kekurangan a. Memerlukan berbagai fasilitas a. Bagi sebagian guru, penciptaan
peralatan dan bahan yang tidak suasana interaktif dalam penilaian
selalu mudah diperoleh. mungkin akan dipandang sebagai
b. Setiap percobaan tidak selalu kegiatan yang merepotkan dan
memberikan hasil yang membuang-buang waktu.
diharapkan karena mungkin ada b. Adanya tuntutan yang mungkin
faktor-faktor tertentu yang berada sulit dipenuhi oleh siswa.
Pembeda Penilaian Praktikum Penilaian Non praktikum
di luar jangkauan kemampuan
atau pengendalian
Target Kognitif : Kognitif:
Ranah a. Memperdalam teori yang Ranah kognitif berhubungan dengan
Hasil berhubungan dengan tugas kemampuan intelektual,
Belajar praktikum yang akan dilakukan sepertipengetahuan, pemahaman, dan
b. Menggabungkan berbagai teori keterampilan berfikir.
yang telah diperoleh Afektif:
c. Menerapkan teori yang pernah Mencakup sasaran yang menyangkut
diperoleh pada problem yang sikap, penghargaan, nilai, dan emosi,
nyata menikmati, memelihara, menghormati.
Afektif : Psikomotorik :
a. Merencanakan kegiatan Memilih, Mempersiapkan,
mandiri Menggunakan seperangkat alat atau
b. Bekerjasama dalam instrumen secara tepat dan benar.
kelompok kerja
c. Disiplin dalam waktu dan
perilaku
d. Bersikap jujur dan terbuka
e. Menghargai ilmu
Psikomotorik :
Memilih, Mempersiapkan,
Menggunakan seperangkat alat atau
instrumen secara tepat dan benar.

E. Cara Pengembangan Performance Parktikum dan Non Praktikum


Cara Pengembangan Performance Parktikum dan Non Praktikum
1. Essential dan valid dihubungkan dengan tujuan utama kurikulum
2. Otentik
3. Integratif
4. Pengukuran bersifat open-ended
5. Problem menarik bagi siswa dan memerlukan ketekunan
6. Mendorong siswa mernjadi pemikir yang divergen dan bijaksana
7. Fleksibel
8. Penilaian mengikuti keragaman gaya belajar siswa
9. Penggunaan kelompok siswa
10.Akuntabilitas individual
11. Terdapat sejumlah definisi dan pentunjuk yang jelas
12.Pengamalan siswa menjadi umpan balik untuk siklus perbaikan
13.Siswa memiliki format pilihan / cara untuk mempresentasikan produk akhir
14.Kriteria kualitas jelas bagi siswa
15.Panduan penskoran harus digunakan
Langkah-langkah dalam membuat penilaian kinerja:
1. Identifikasi tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan penilaian kinerja
2. Memilih kegiatan yang cocok untuk menilai siswa

Menurut Stiggins (1994), dalam merancang performance assessment terdapat


tiga komponen utama yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Klasifikasi performance (jenis unjuk kerja, objek yang dinilai atau focus of
assessment, dan spesifikasi kriteria unjuk kerja)
2. Pengembangan modul unjuk kinerja (ciri, isi, dan frekuensi unjuk kerja)
3. Sistem pemberian skor dan perekaman hasil (tingkatan cakupan, prosedur
pencatatan, dan asesor).

Tabel 2. Indikator Faktor Disain Pengembangan Performance Praktikum dan Non


Praktikum
Faktor Disain Pilihan
a. Pencapaian Target
Tujuan Dasar  Perilaku untuk didemonstrasikan
 Produk untuk diciptakan
Fokus Penilaian  Penilaian individu
 Penilaian kelompok
Kriteria Kinerja  Mencerminkan aspek penilaian yang spesifik
b. Pengembangan Tugas
Jenis Tugas  Tugas terstruktur
 Tugas tidak terstruktur
Isi Tugas  Menggambarkan target, kondisi, dan standar
Jumlah Tugas  Mempertimbangkan fungsi tujuan, target, dan sumber
daya yang tersedia
c. Pelaksanaan Penilaian
Sistem Penilaian  Holistic
 Analytical
Bentuk  Daftar checklist
Penilaian  Skala bertingkat
 Catatan anekdot
 Catatan mental
Pelaksana  Guru
Penilaian  Tenaga ahli di luar guru
Faktor Disain Pilihan
 Siswa menilai dirinya sendiri (self asessment)
Siswa menilai siswa lain ( peer assessment )

Cara mengembangkan penilaian kinerja praktikum dan non praktikum yaitu


dengan memperhatikan klasifikasi kinerja, pengembangan modul untuk kinerja, dan
sistem pemberian skor.

F. Pengukuran Performance Parktikum dan Non Praktikum


Pengukuran Performance Parktikum dan Non Praktikum
1. Menentukan tujuan pembelajaran
2. Memperhatikan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD)
3. Menentukan jenis alat ukurnya
4. Menentukan jenis tes
5. Menyusun kisi-kisi tes dan menulis butir soal beserta pedoman penskorannya

Berbagai penilaian yang digunakan dalam asesmen kinerja adalah :


1. Penilaian produk
2. Penilaian proyek
3. Penilaian portofolio
4. Penilaian sikap
5. Penilaian diri

Menurut Stiggins (1994) penilaian yang baik akan mengikuti hal-hal sebagai
berikut:
1. Berawal dari sasaran pencapaian yang tepat.
2. Mempunyai tujuan yang jelas.
3. Bergantung pada metode penilaian yang layak.
4. Penyampelan penampilan yang tepat.
5. Mengawasi semua sumber yang relevan dari intervensi eksternal.

Berbagai penilaian yang digunakan berdasarkan panduan penilaian oleh


Kemendikbud yaitu:
1. Penilaian sikap adalah penilaian terhadap kecenderungan perilaku peserta didik
sebagai hasil pendidikan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Penilaian
sikap spiritual dan sikap sosial harus dilakukan secara berkelanjutan oleh semua
guru, termasuk guru Bimbingan Konseling (BK) dan wali kelas,melalui
observasi dan informasi lain yang valid dan relevan dari berbagai sumber.
Penilaian sikap merupakan bagian dari pembinaan dan penanaman/pembentukan
sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik yang menjadi tugas dari setiap
pendidik. Penanaman sikap diintegrasikan pada setiap pembelajaran KD dari KI-
3 dan KI-4.
2. Penilaian diri dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam berperilaku. Selain itu
penilaian diri juga dapat digunakan untuk membentuk sikap peserta didik
terhadap mata pelajaran. Hasil penilaian diri peserta didik dapat digunakan
sebagai data konfirmasi. Instrumen yang digunakan untuk penilaian diri berupa
lembar penilaian diri yang dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak
bermakna ganda, dengan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik, dan
menggunakan format sederhana yang mudah diisi peserta didik. Lembar
penilaian diri dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan sikappeserta
didik dalam situasi yang nyata/sebenarnya, bermakna, dan mengarahkan peserta
didik mengidentifikasi kekuatan atau kelemahannya.

Penilaian diri oleh peserta didik dilakukan melalui langkah-langkah sebagai


berikut.
a. Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri.
b. Menentukan indikator yang akan dinilai.
c. Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
d. Merumuskan format penilaian, berupa daftar cek (checklist) atau skala
penilaian (rating scale), atau dalam bentuk esai untuk mendorong peserta
didik mengenali diri dan potensinya.
3. Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik dilakukan dengan cara mengamati
kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Pengamatan unjuk
kerja/kinerja/praktik perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan
tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Dalam pelaksanaan penilaian kinerja
perlu disiapkan format observasi dan rubric penilaian untuk mengamati perilaku
peserta didik dalam melakukan praktik atau produk yang dihasilkan.
4. Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas meliputi
kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus diselesaikan
dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi mulai dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan penyajian
data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan mengaplikasikan, inovasi dan kreativitas, kemampuan penyelidikan
dan kemampuan peserta didik menginformasikan matapelajaran tertentu secara
jelas.
5. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat
produkproduk teknologi dan/atau seni.Pengembangan produk meliputi 3 (tiga)
tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
a. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam
merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
b. Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta
didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
c. Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang
dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan, misalnya
berdasarkan tampilan, fungsi, dan estetika.
6. Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan berdasarkan kumpulan informasi
yang bersifat reflektif-integratif yang menunjukkan perkembangan kemampuan
peserta didik dalam satu periode tertentu. Ada beberapa tipe portofolio yaitu
portofolio dokumentasi, portofolio proses, dan portofolio pameran. Pendidik
dapat memilih tipe portofolio sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar
dan/atau konteks mata pelajaran. Penilaian portofolio dilakukan untuk menilai
karya-karya peserta didik secara bertahap dan pada akhir suatu periode hasil
karya tersebut dikumpulkan dan dipilih bersama oleh guru dan peserta didik.
Karya-karya terbaik menurut pendidik dan peserta didik disimpan dalam folder
dokumen portofolio. Selain itu, diperlukan komentar dan refleksi dari pendidik,
dan orangtua peserta didik.

Berdasarkan uraian tersebut pengukuran kinerja praktikum dan non


praktikum dapat berupa penilaian produk, penilaian proyek, penilaian portofolio,
penilaian sikap, dan penilaian diri. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah pengetahuan yang sudah dikuasai peserta didik dapat digunakan untuk
mengenal dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sesungguhnya (real life).

G. Penskoran Performance Parktikum dan Non Praktikum


Isi yang terdapat dalam suatu rubrik adalah : Dimensi, definisi, contoh
dimensi dan skala penilaian serta standar untuk setiap kategori kinerja. Menurut
Magdalena (2016), rubrik merupakan panduan penilaian yang menggambarkan
kriteria yang diinginkan dalam menilai atau memberi tingkatan dari hasil kinerja
belajar peserta didik. Rubrik terdiri dari dimensi yang dinilai dan kriteria
kemampuan hasil belajar peserta didik ataupun indikator capaian belajar. Anthony J.
Nitko (1996: 241) menyatakan Scoring rubrics adalah suatu alat yang berisi
seperangkat aturan yang digunakan untuk mengases kualitas dari performansi/kinerja
mahasiswa. Menurut Bernie Dodge dan Nancy Pickett (http://en.wikipedia
Org/wiki/Rubric(academic), rubrik adalah alat skoring untuk asesmen yang bersifat
subjektif, yang di dalamnya terdapat satu set kriteria dan standar yang berhubungan
dengan tujuan pembelajaran yang akan diases ke anak didik.
Tujuan penilaian menggunakan rubrik adalah memperjelas dimensi dan
tingkatan penilaian dari capaian pembelajaran mahasiswa. Selain itu rubrik
diharapkan dapat menjadi pendorong atau motivator bagi peserta ddik untuk
mencapai capaian pembelajarannya. Ada 3 macam rubrik yang disajikan sebagai
contoh pada buku ini, yakni:

a. Rubrik holistik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan kesan keseluruhan


atau kombinasi semua kriteria. Contoh Rubrik holistik :
b. Rubrik deskriptif memiliki tingkatan kriteria penilaian yang dideskripsikan dan
diberikan skala penilaian atau skor penilaian. Contoh rubrik deskriptif :

c. Rubrik skala persepsi memiliki tingkatan kriteria penilaian yang tidak


dideskripsikan namun tetap diberikan skala penilaian atau skor penilaian.

Adapun manfaat penilaian menggunakan rubrik ialah :


a. Rubrik dapat menjadi pedoman penilaian yang objektif dan konsisten dengan
kriteria yang jelas;
b. Rubrik dapat memberikan informasi bobot penilaian pada tiap tingkatan
kemampuan peserta didik;
c. Rubrik dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar lebih aktif;
d. Peserta didik dapat menggunakan rubrik untuk mengukur capaian
kemampuannya sendiri atau kelompok belajarnya;
e. Peserta didik mendapatkan umpan balik yang cepat dan akurat;
f. Rubrik dapat digunakan sebagai intrumen untuk refleksi yang efektif tentang
proses pembelajaran yang telah berlangsung;
g. Sebagai pedoman dalam proses belajar maupun penilaian hasil belajar peserta
didik.

Tahapan Pengembangan Rubrik Secara umum ada empat tahap kunci/pokok


dalam menyusun sebuah rubrik (Steven & Levi, 2005: 29) yaitu :
Tahap 1. Reflecting, pada tahap ini difikirkan apa yang hendak diharapkan dari siswa,
mengapa harus membuat tugas, apa yang terjadi sebelumnya, dan apa yang
diharapkan.
Tahap 2. Listing, Dalam tahap ini, fokus pada detail tugas tertentu dan apa tujuan
khusus pembelajaran yang diharapkan setelah tugas selesai.
Tahap 3. Grouping and Labeling. Dalam tahap ini, menyusun hasil refleksi pada
tahap 1 dan 2, mengelompokkan kesamaan harapan yang mungkin akan
menjadi dimensi rubrik.
Tahap 4. Application. Dalam tahap ini, menerapkan dimensi dan deskripsi dari tahap
3 ke bentuk akhir dari rubrik, dengan menggunakan format yang
disediakan.

H. Target Penilaian Praktikum


Praktikum yang dilaksanakan di sekolah memiliki manfaat bagi peserta didik.
Manfaat praktikum tersebut adalah :
1. Melatih keterampilan
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
3. Pembuktian ilmiah
4. Menghargai ilmu pengetahuan yang dimiliki
5. Pengalaman bekerja sama

Pratikum yang terkait dengan keterampilan kognitif dapat membuat peserta didik :
1. Memperdalam teori yang berhubungan dengan tugas pratikum yang akan
dilakukan
2. Menggabungkan berbagai teori yang telah diperoleh
3. Menerapkan teori yang pernah diperoleh pada problem yang nyata

Pratikum yang terkait dengan keterampilan afektif dapat membuat peserta didik:
1. Merencanakan kegiatan madiri
2. Bekerja sama dalam kelompok
3. Disiplin dalam kelompok kerja
4. Bersikap jujur dan terbuka
5. Menghargai ilmu

Selain manfaat praktikum yang telah dikemukakan, pelaksanaan praktikum dalam


pembelajaran memiliki beberapa keuntungan yang lain, diantaranya (Arifin, 2003):
1. Siswa dapat menggambarkan keadaan yang konkret tentang suatu peristiwa
2. Siswa dapat mengembangkan keterampilan inkuiri
3. Siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah
4. Membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih efektif dan
efisien
Dalam buku yang berjudul pembelajaran di laboratorium (2005) menjelaskan
untuk mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam proses pembelajaran di
laboratorium, maka pembelajaran di laboratorium sangat efektif untuk mencapai tiga
ranah secara bersama-sama, sebagai berikut:
1. Ketrampilan kognitif yang tinggi : a) Berlatih agar dapat memahami teori;
b) Berlatih agar segi-segi teori yang berlainan dapat diintregasikan; c) Berlatih
agar teori dapat diterapkan pada permasalahan nyata
2. Ketrampilan afektif: a) Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri;
b) Belajar bekerja sama; c) Belajar mengkomunikasikan informasi mengenai
bidangnya; d) Belajar menghargai bidangnya
3. Ketrampilan psikomotor: a) Belajar memasang peralatan sehingga betul-betul
berjalan; b) Belajar memakai peralatan dan instrumen tertentu

I. Model Pembelajaran Project Based Leraning (PjBL)


PjBL adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang
menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang komplek
(Istarani,2014:156). Sedangkan Maryani (2015:41) menjelaskan bahwa PjBL adalah
pembelajaran yang berpusat pada siswa melalui kegiatan penelitian untuk
menyelesaikan suatu proyek pembelajaran tertentu. Dari definisi yang telah
dikemukakan, pembelajaran terletak pada aktivitas siswa untuk memecahkan
masalah dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai
dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata.
Siswa mengembangkan sendiri investigasi mereka bersama rekan kelompok maupun
secara individual, sehingga siswa secara otomatis akan mengembangkan pula
kemampuan riset mereka sehingga mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Siswa secara aktif terlibat dalam proses pendefinisian masalah,
pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan aktivitas investigatif lainnya.
PjBL memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Siswa membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja
2. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada siswa,
3. Siswa mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau
tantangan yang diajukan,
4. Siswa secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan mengelola
informasi untuk memecahkan permasalahan,
5. Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu,
6. Siswa secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan,
7. Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif,
8. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan
(Permendikbud 59, 2014:921)

Langkah langkah pelaksanaan PjBL dapat dijelaskan dengan Gambar 1.

Gambar 1. Langkah-langkah Pelaksanaan PjBL

Penjelasan langkah-langkah PjBL sebagai berikut:


1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat
memberi penugasan siswa dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik
yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi
mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para
siswa.
2. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan siswa. Dengan
demikian siswa diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut.
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat
mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara
mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan
bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
3. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Pengajar dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat
timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian
proyek, (3) membawa siswa agar merencanakan cara yang baru, (4)
membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan
dengan proyek, dan (5) meminta siswa untuk membuat penjelasan (alasan)
tentang pemilihan suatu cara.
4. Memonitor siswa dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress
of the Project)
Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas siswa
selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi
siswa pada setiap proses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor
bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah
rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
5. Menguji Hasil(Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian
standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing siswa,
memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa,
membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
6. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan siswa melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi
dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa diminta
untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan
proyek. Pengajar dan siswa mengembangkan diskusi dalam rangka
memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya
ditemukan suatu temuan baru untuk menjawab permasalahan yang diajukan.
(Permendikbud 59, 2014:922-923)

J. Keterampilan Berpikir Kreatif


Kreatif dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) berarti memiliki daya
cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan. Sedangan kreatifitas adalah
kemampuan untuk mencipta.Menurut Johnson (2010: 183), berpikir kreatif adalah
kegiatan mental yang memupuk ide-ide asli dan pemahaman-pemahaman baru.
Menurut Gunawan (2003: 178) berpikir kreatif adalah kemampuan untuk
menggunakan struktur berpikir yang rumit untuk menghasilkan ide yang
barudanorisinil.Berpikir kreatif meliputi kemahiran (kemampuan menghasilan ide),
fleksibelitas (kemampuan menghasilan ide-ide yang berbeda),
originalitas(kemampuan menghasilkan ide yang unik), elaborasi (kemampuan
menghasilkan hal yang bersifat detail/terperinci), sintesis (kemampuan
menggabungkan komponen atau ide menjadi suatu rangkaian pemikiran yang
baru).Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif adalah
kemampuan menggunakan struktur berpikir untuk menciptakan sesuatu yang baru
yang ditandai dengan penambahan aspek keluwesan, keaslian dan kuantitas yang
dimiliki oleh pesertadidik.
Keterampilan berpikir kreatif adalah keterampilan untuk memunculkan dan
mengembangkan gagasan baru, ide baru sebagai pengembangan dari ide yang telah
lahir sebelumnya dan keterampilan untuk memecahkan masalah dari berbagai sudut
pandang. Menurut Siswono (2005:4), ”meningkatkan kemampuan keterampilan
berpikir kreatif artinya menaikkan skor kemampuan siswa dalam memahami
masalah, kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan penyelesaian masalah”.
Aspek keterampilan berpikir kreatif yang diamati pada penelitian ini ada
empat yaitu (1) Fluency (berpikir lancar), (2) Flexibility (berpikir luwes), (3)
Originality (orisinalitas berpikir), dan (4) Elaboration (penguraian), indikatornya
dapat diamati pada Tabel 3.

Tabel 3. Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif


Aspek Keterampilan
Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta didik
Berpikir Kreatif
Fluency a. Mengajukan pertanyaan seputar permasalahan
b. Menjawab lebih dari satu jawaban
c. Mengemukakan lebih dari satu gagasan dalam pemecahan
masalah
d. Lancar dalam mengemukakan ide mengenai pemecahan
masalah
e. Cepat melihat kesalahan/kekurangan pada suatu
objek/situasi
Flexibility a. Memberikan pandangan yang berbeda dengan orang lain
terhadap suatu masalah
b. Memiliki pendapat yang berbeda dengan pendapat orang
lain
c. Memberikan macam-macam penafsiran terhadap masalah
Originality a. memunculkan ide baru yang merupakan gabungan ide-ide
sebelumnya.

Elaboration a. Mengembangkan/memperkaya gagasan orang lain


b. Mencari arti lebih mendalam terhadap jawaban atau
pemecahan masalah dengan melakukan langah terperinci
c. Mencoba/menguji detail-detail untuk melihat arah yang
akan ditempuh
Sumber: Munandar (1985)

BAB III
PENGEMBANGAN

Bentuk instrumen yang ditemukan di sekolah yaitu menggunakan


Performance Of Product And Skill. Performance Of Product And Skill yang
digunakan di sekolah masih belum sesuai dengan teori yang ada. Oleh karena itu
penulis ingin mengembangkan Performance Of Product And Skill dengan
menggunakan model pengembangan 4D Model. Menurut Thiagarajan dalam Trianto
(2009), model 4D terdiri dari empat tahap antara lain pendefinisian (define),
perancangan (design), pengembangan (development), dan penyebaran
(dessiminate).Prosedur pengembangan 4D dipaparkan dengan diagram berikut:
A. Define
1. AnalisisAwal-Akhir
Analisis ini bertujuan mengobservasi permasalahan awal dan menetapkan
masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran mata pelajaran Fisika. Beberapa
hal yang perlu dipertimbangkan di dalam tahap analisis awal-akhir adalah kurikulum
yang berlaku, teori belajar yang relevan, tantangan dan tuntutan masa depan.

Tabel 4. Perbandingan Teori dan Masalah di Lapangan


Teori Analisis performa menurut
No Kondisi Lapangan
Sanjaya (2010)
1. 1. Mengidentifikasi guru Kondisi lapangan asessmen kinerja justru
“Bagaimana kinerja guru selama ini dilihat dari tugas-tugas yang dikerjakan peserta
dalam mengelola pembelajaran?” didik. Selain itu, asessmen kinerja ini juga
dilakukan dengan melihat keaktifan peserta
didik dan itu yang dijadikan hasil nilai
keterampilan.
Guru kadang melakukan penilaian terhadap
proyek peserta didik. Namun penilaian yang
dilakukan belum memperhatikan langkah-
langkah pembelajaran seperti pada model
Project Based Learning, Indikator kreatif yang
ditampilkan peserta didik belum terlalu menjadi
perhatian bagi guru.
Instrumen penilaian kinerja peserta didik dalam
bentuk proyek yang digunakan masih berupa
lembaran-lembaran, yang tidak menilai aspek
secara spesifik seperti kreatifitas peserta didik.
2. 2. Mengidentifikasi sarana dan Sarana penunjang keberhasilan pembelajaran
kelengkapan penunjang tersedia namun belum digunakan dengan
“Bagaimana kelengkapan sarana semestinya dan belum dioptimalkan.
dan prasarana yang dapat menujang
keberhasilan pembelajaran?”
3. Mengidentifikasi berbagai Sekolah mendukung pelaksanaan pembelajaran
kebijakan sekolah yang mendukung keberhasilan pembelajaran
“Bagaimana kebijakan-kebijakan melalui kebijakan-kebijakan yang diberlakukan
sekolah dalam menunjang
keberhasilan proses pembelajaran?”
4. Mengidentifikasi iklam sosial dan Peserta didik maupun guru masih cenderung
iklim psikologis menonjolkan nilai pengetahuan dalam
“Bagaimana suasana di sekolah?” pembalajaran dan kurang meng assest
keterampilan peserta didik dalam melaksanakan
proyek.
2. Analisis Peserta Didik
Bertujuan untuk melihat kemampuan awal peserta didik dan melihat
keterampilan peserta didik, berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap kompetensi
peserta didik, aspek kreatif peserta didik masih rendah. Berdasarkan hasil penilaian
kinerja peserta didik, terlihat peserta didik kesulitan dalam tahap menyusun
perencanaan proyek. Peserta didik masih kurang kreatifitasnya dalam merancang
proyek yang berbeda dari yang lain. Perencanaan yang disusun cenderung sama antar
kelompok.

3. Analisis Tugas
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan identifikasi
berbagai tugas pada ranah keterampilan. Siswa diharapkan dapat menampilkan
perilaku kreatif dalam berbagai kegiatan pembelajaran. Adapun tugas yang harus
dilaksanakan siswa yaitu:
a. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, siswa menjawab pertanyaan
yang diajukan pada awal kegiatan.
b. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Setelah mempelajari suatu topik pembelajaran fisika yaitu tentang momentum dan
impuls, siswa merencanakan rancangan pembuatan alat roket air.
c. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Aktivitas pada tahap yaitu: siswa membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,
membuat deadline penyelesaian proyek.
d. Memonitor siswa dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of
the Project)
Siswa menulis rancangan produk yang akan dibuat dalam bentuk gambar yang
disertai dengan keterangan.
7. Menguji Hasil(Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk mengukur mengevaluasi kemajuan masing- masing
siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai
siswa. Siswa menguraikan prosedur percobaan/cara penggunaan alat.
8. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan siswa melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan.Siswa membuat laporan
pembuatan roket air dengan melengkapi data-data dan dokumentasi dari
pembuatan dan percobaan terhadap alat roket air yang telat dibuat.

4. Perumusan Tujuan Pembelajaran/Indikator Pencapaian Kompetensi Dasar


Pada tahap ini peneliti harus menganalisis konsep-konsep pokok yang harus
dikuasai peserta didik agar peserta didik dapat mencapai kompetensi minimal.
Adapun hasil analisis indikator pencapaian kompetensi sebagai berikut:

Tabel 5.Indikator Pencapaian Kompetensi Dasar


Kompetensi Dasar Indikator
1.1 Bertambah keimanannya dengan 1.1.1 Mengimani kebesaran Tuhan yang mengatur
menyadari hubungan keteraturan alam dan jagad raya yang begitu kompleks.
dan kompleksitas alam dan jagad 1.1.2 Membuktikan rasa bersyukur dalam
raya terhadap kebesaran Tuhan kehidupan sehari-hari atas nikmat yang
yang menciptakannya. diberikan oleh Tuhan yang menciptakannya
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang dan seluruh alam jagat raya.
mengatur karakteristik benda titik 1.1.3 Menunjukkan sikap teratur dalam
dan benda tegar, fluida, gas dan menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Esa
gejala gelombang. yang dianut
1.2.1 Menunjukkan rasa syukur terhadap kebesaran
Tuhan yang mengatur karakteristik benda
titik dan benda tegar, fluida, gas dan gejala
gelombang.

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah 2.1.1 Mendengarkan penjelasan tentang materi


(memiliki rasa ingin tahu; diskusi dan aktif melibatkan diri dalam
objektif; jujur; teliti; cermat; pembelajaran
tekun; hati-hati; bertanggung 2.1.2 Menunjukkan perilaku kreatif dalam aktivitas
jawab; terbuka; kritis; kreatif; di kelas.
inovatif dan peduli lingkungan) 2.2.1 Menampilkan sikap kreatif saat melakukan
dalam aktivitas sehari-hari sebagai percobaan maupun diskusi.
wujud implementasi sikap dalam 2.2.2 Mendukung hasil kerja individu dan
melakukan percobaan dan kelompok dalam melakukan percobaan dan
berdiskusi diskusi kelompok.
2.2 Menghargai kerja individu dan
kelompok dalam aktivitas sehari-
hari sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan.
4.10 Menyajikan hasil pengujian 4.10.1 Melakukan pengujianpenerapan hukum
penerapan hukum kekekalan kekekalan momentum pada berbagai
momentum, misalnya bola jatuh fenomena
Kompetensi Dasar Indikator
bebas ke lantai dan roket 4.10.2 Memodifikasi roket sederhana dengan
sederhana. menerapkan hukum kekekalan momentum
4.10.3 Menyajikan hasil pengujianpenerapan
hukum kekekalanmomentum, misalnya bola
jatuhbebas ke lantai dan roket sederhana.

B. Design
Pada bagian design ini akan dikembangkan Lembar proyek berbasis model
Project Based Learning. Lembar proyek ini akan berisi kolom-kolom yang akan diisi
oleh peserta didik seusia dengan langkah-langkah berpikir kretif dan model
pembelajaran Project Based Learning. Lembar ini terdapat pada lampiran 1.

C. Development
Tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan assesmen pembelajaran
yang valid, praktis, dan efektif. Untuk makalah ini hanya dilakukan sampai pada
tahap validasi pengembangan Performance of product and Skills berbasis PjBL untuk
meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran siswa. Berikut ini kisi-kisi
angket validasi dan lembar validasi:

Tabel 6.Kisi-kisi angket validasi


No Komponen Sub komponen Instrumen
1 Kelayakan a. Kesesuaian dengan Performance task yang disusun sesuai
isi KI, KD, indikator dan dengan Kompetensi Inti, Kompetensi
tujuan pembelajaran Dasar dan indikator
b. Kesesuaian dengan Performance task menunjang
kebutuhan peserta pencapaian tujuan pembelajaran
didik Instruksi pembelajaran pada
c. Kesesuaian dengan performance task membantu
kebutuhan assessment meningkatkan kreativitas peserta didik
d. Manfaat dan Topik pada performance tasksesuai
penambahan wawasan dengan realitas dunia nyata
pengetahuan Produk yang dibuat sesuai dengan
tujuan asesmen
Pertanyaan awal dapatmembantu
dalam penugasan siswa dalam
melakukan suatu aktivitas
Evaluasi memungkinkan pendidik
melihat perkembangan belajar peserta
didik melalui penilaian sebenarnya
No Komponen Sub komponen Instrumen
Teknik asesmen yang dibuat
mendukung pemahaman konsep
2 Penggunaan a. Menggunakan bahasa Bahasa yang digunakan komunikatif
Bahasa yang komunikatif
b. Menggunakan bahasa Petunjuk dan informasi yang
disampaikan sudah jelas
yang sesuai dengan
kaidah bahasa
Kalimat yang digunakan sesuai dengan
Indonesia kaidah Bahasa Indonesia yang benar
c. Kesesuaian
penggunaan bahasa
dengan Bahasa yang digunakan tidak
perkembangan bermakna ganda
peserta didik Struktur kalimat sesuai dengan
perkembangan peserta didik

Bahasa yang digunakan singkat, padat,


dan jelas
3 Konstruksi a. Peningkatan Langkah pembelajaran dalam
kreativitas performance task mendorong peserta
b. Urutan sajian didik mengembangkan kreativitas
berdasarkan model Kegiatan belajar dalam performance
PjBL task mendorong peserta didik belajar
c. Kelengkapan secara ilmiah (scientific)
Performance task disusun sesuai
informasi
dengan model Priject Based Learning
meliputi : Start With the Essential
Question, Design a Plan for the
Project, Create a Schedule, Monitor
the Students and the Progress of the
Project
Informasi yang dipaparkan pada
performance task dijabarkan dengan
lengkap
Performance task dapat digunakan
untuk perorangan dan kelompok
Mendorong peserta didik
belajar/bekerja lebih secara efektif
4 Kegrafisan a. Penggunaan font; Jenis dan ukuran font yang digunakan
jenis dan ukuran sudah sesuai
b. Lay out atau tata letak Memiliki format dan layout yang
c. Ilustrasi teratur
d. Desain tampilan Ilustrasi sudah sesuai dengan materi
pembelajaran
Desain tampilan dibuat sederhana dan
menarik
Lembar Validasi Performance of Product and Skills

Penilaian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi tentang instrumen


validitas yang akan digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dalam
pengujianvaliditas Performance of product and Skills.
PETUNJUK PENGISIAN :
1. Melalui lembar penilaian ini Bapak/Ibu diminta pendapatnya tentang kelayakan
tes yang telah dibuat untuk data penelitian
2. Pendapat yang Bapak/Ibu berikan pada setiap butir pernyataan yang terdapat
dalam lembar validitas ini akan digunakan sebagai masukan untuk
menyempurnakan pembuatan tes essay.
3. Mohon berikan pendapat Bapak/Ibu dengan memberikan tanda centang (√) pada
salah satu kolom angka 1,2,3, atau 4 dengan skala sebagai berikut:
Tabel. Kategori Penilaian
Skor Kategori Ketercapaian Indikator
1 Sangat Tidak Setuju (STS) 0-25
2 Tidak Setuju (TS) 25-50
3 Setuju (S) 51-75
4 Sangat Setuju (SS) 76-100
4. Identitas Bapak/Ibu mohon diisi dengan lengkap
Nama Validator : ...........................................................................
Jurusan/Spesialisasi : ...........................................................................
Tabel.Penialaianberdasarkankriteria
No Kriteria 1 2 3 4
A KELAYAKAN ISI
Performance task yang disusun sesuai dengan Kompetensi Inti,
1
Kompetensi Dasar dan indikator
2 Performance task menunjang pencapaian tujuan pembelajaran
Instruksi pembelajaran pada performance task membantu
3
meningkatkan kreativitas peserta didik
4 Topik pada performance tasksesuai dengan realitas dunia nyata
5 Produk yang dibuat sesuai dengan tujuan asesmen
Pertanyaan awal dapatmembantu dalam penugasan siswa dalam
6
melakukan suatu aktivitas
Evaluasi memungkinkan pendidik melihat perkembangan
7
belajar peserta didik melalui penilaian sebenarnya
8 Teknik asesmen yang dibuat mendukung pemahaman konsep
B PENGGUNAAN BAHASA
1 Bahasa yang digunakan komunikatif
2 Petunjuk dan informasi yang disampaikan sudah jelas
Kalimat yang digunakan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia
3
yang benar
No Kriteria 1 2 3 4
4 Bahasa yang digunakan singkat, padat, dan jelas
5 Bahasa yang digunakan tidak bermakna ganda
6 Struktur kalimat sesuai dengan perkembangan peserta didik
C KELAYAKAN KONSTRUKSI
1 Langkah pembelajaran dalam performance task mendorong
peserta didik mengembangkan kreativitas
2 Kegiatan belajar dalam performance task mendorong peserta
didik belajar secara ilmiah (scientific)
3 Performance task disusun sesuai dengan model Priject Based
Learning meliputi : Start With the Essential Question, Design a
Plan for the Project, Create a Schedule, Monitor the Students
and the Progress of the Project
4 Informasi yang dipaparkan pada performance task dijabarkan
dengan lengkap
5 Performance task dapat digunakan untuk perorangan dan
kelompok
6 Mendorong peserta didik belajar/bekerja lebih secara efektif
D KEGRAFISAN
1. Jenis dan ukuran font yang digunakan sudah sesuai
2. Memiliki format dan layout yang teratur
3 Ilustrasi sudah sesuai dengan materi pembelajaran
4 Desain tampilan dibuat sederhana dan menarik
Saran:
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...........................................................................................................

Padang,..........................2018

(............................................)
NIP.

D. Disseminate
Proses penyebaran merupakan suatu tahap akhir pengembangan. Tahap
diseminasi dilakukan untuk mempromosikan produk pengembangan agar bisa
diterima pengguna, baik individu, suatu kelompok, atau sistem. Diseminasi bisa
dilakukan di sekolah lain ataupunkelas lain dengan tujuan untuk mengetahui
efektifitas penggunaan tes dalam proses pembelajaran. Diseminasi ini dengan
tujuan untuk mendapatkan masukan, koreksi, saran, penilaian, untuk
menyempurnakan produk akhir pengembangan agar siap diadopsi oleh para
pengguna produk.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Performance of product and skill secara harfiah dapat di artikan sebagai
penilaian produk atau kerja. Penilaian produk merupakan penilaianterhadap
persiapan, pelaksanaan/proses pembuatan, dan hasil karya oleh peserta didik.
Penilaian performance of product and skill dapat dilihat dari kegiatan
praktikum dan non praktikum
2. Performance of product sebagai alat ukur dapat dikembangkan dengan
langkah-langkah pengembangan model 4D yaitu tahap pendefinisian (define),
perancangan (design), pengembangan (development), dan penyebaran
(dessiminate).
B. Saran
Pendidik sebaiknya dapat membedakan istilah-istilah penilaian, evaluasi,
pengukuran, tes, validitas dan reliabilitas, serta bias dan standard error
measurement serta menerapkannya dalam pembelajaran di kelas. Pendidik juga
dapat diharapkan dapat mengembangkan tes yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

http://en.wikipedia.org/wiki/Rubrik_(academic).
https://belajarsamapakrocky.files.wordpress.com/2010/12/pertemuan-3.pdf
Amin, M. 1987. Mengajar IPA dengan Metode Discovery dan Inquiry. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Arifin, M. 2003.Common Textbook Strategi Belajar Mengajar Kimia, Jurusan
Pendidikan Kimia FPMIPA UPI, Bandung.
Gunawan, Adi. W. 2003. Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia.
Halim, Magdalena. 2016. Penilaian Pembelajaran Melalui Rubrik. Jakarta :
Univertsitas Katolik Indonesia
Hesti. 2015. Kerja Praktikum dan Non Praktikum. Jambi : Universitas Jambi.
Iryanti, Puji. 2004. Penilaian Unjuk Kerja. Yogyakarta : Depdiknas Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kunandar. 2013. Penilain Autentik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Munandar. 1985. MengembangkanBakat Dan KreatifitasAnakSekolah. Jakarta:
Gramedia
________. 1999. Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta :RinekaCipta.
Nitko, Anthony J. 1996. Educational Assessment of Students. New Jersey: Prentice-
Hall,Inc.
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentangStandar Penilaian Pendidikan.
Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah.
Siswono, T. Y. E. 2005. “Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
melalui pengajuan masalah”. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains
(JMPS). Vol 10 (1).
Stevens, Dannelle D. & Antonia J. Levi. 2005. Introduction to Rubrics: An
Assessment Tool to Save Grading Time, Convey Effective Feedback, and
Promote Student Learning. Virginia: Stylus Publishing.
Sunarti dan Selly Rahmawati. 2014. Penilaian dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Andi Yogyakarta.
Tim UGM. 2005. Pembelajaran Di Laboraturium.Yogyakarta : UGM
Wulan, Ana Ratna. 2014. Penilaian Kinerja dan Portofolio. Bandung: UPI.
Johnson, E. B. 2010. Contextual Teaching and Learning. Jakarta: Kaifa
.

Anda mungkin juga menyukai