I. Minggu 1
PENDAHULUAN
Pengertian Administrasi
1. Sempit
kegiatan penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara
sistematis
dengan tujuan menyediakan keterangan , memudahkan
memperolehnya kembali secara utuh dan dalam hubungan satu
dengan yang lain, contohnya kegiatan-kegiatan yang meliputi :
catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan ketik-
mengetik agenda dan sebagainya yang bersifat teknis
ketatausahaan keseluruhan pencatatan secara tertulis dan
penyusunan sistematis dari keterangan-keterangan yang ada
agar mempermudah memperoleh ikhtisar keterangan.
2. Luas
kegiatan kerja sama yang dilakukan sekelompok orang
berdasarkan pembagian kerja sebagaimana ditentukan dalam
struktur dengan mendayagunakan sumber daya (sarana
prasarana) untuk mencapai tujuan secara berdaya guna dan
berhasil guna (efektif dan efisien)
1. Sekelompok orang
2. Kerja sama
3. Pembagian tugas secara terstruktur
4. Kegiatan/usaha yang runtut dalam proses
5. Pemanfaatan berbagai sumber
6. Tujuan
Pengertian Manajemen
3
ilmu dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber
daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
4
Perbedaan Administrasi dan Manajemen
II. Minggu 2
Kesimpulan
Administrasi :
merupakan keseluruhan proses kerja sama antara dua orang atau
lebih dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien;
sedangkan
Manajemen :
proses pendayagunaan semua orang dan fasilitas untuk melakukan
tugas-tugas tertentu atau mencapai tujuan tertentu.
Jadi :
Manajemen merupakan inti administrasi.
5
Fungsi Administrasi
3. Fungsi Analisis
membutuhkan pemikiran yang kritis dan kreatif, kemampuan
mengambil keputusan, mensupport keputusan yang akan
dibuat oleh atasan membuat dan menganalisa laporan dan
keputusan pembelian
4. Fungsi Interpersonal
membutuhkan penilaian dan analisis sebagai dasar
pengambilan keputusan, serta ketrampilan yg berhubungan
dengan orang lain mengkoordiansikan team proyek
5. Fungsi Manajerial
membutuhkan perencanaan, pengorganisasian, pengukuran,
pemotivasian pelaksanaan sistem dan prosedur administrasi
III. Minggu 3
1. Kantor ;
2. Inventaris (Peralatan) kantor ;
3. Karyawan ; dan
4. Pendokumentasian/tata kearsipan.
1. Kantor
Salah satu daya tarik yang dapat memikat klien adalah kantor Notaris
itu sendiri. Sebuah kantor Notaris yang baik dapat menimbulkan
kesan yang baik bagi Notarisnya. Sebuah kantor Notaris yang baik
bukanlah kantor yang besar dengan bangunan yang megah melainkan
kantor yang semua bagiannya sesuai dengan fungsinya, ruangan-
ruangan di dalamnya tertata baik, rapi dan selalu terjaga
kebersihannya, sehingga dapat memberikan kesan nyaman dan dapat
dipercaya.
8
4. Jika terdapat dana yang cukup, maka dalam ruangan kantor perlu
juga dipasang pengatur suhu udara (air conditioning) yang dapat
meningkatkan produktivitas, mutu kerja yang lebih tinggi,
kesenangan pegawai, semangat kerja yang meningkat, dan kesan
yang menyenangkan bagi para tamu.
5. Setiap ruangan harus selalu rapi dan bersih.
3. Karyawan
Oleh karena akta-akta yang dibuat oleh dan dihadapan Notaris adalah
dokumen (arsip) Negara yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya,
serta banyaknya ketentuan-ketentuan yang harus dijalankan seorang
Notaris dalam jabatan profesinya, maka karyawan pada kantor
Notaris pun harus mengetahui dan paham dengan benar apa yang
9
harus dilakukan, apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang harus
dihindari.
a. Teliti ;
b. Jujur dan berdedikasi tinggi ;
c. Mempunyai pengetahuan yang luas, terutama menguasai dan
memahami peraturan perundang-undangan di bidang
kenotariatan.
4. Pendokumentasian/tata kearsipan
IV. Minggu 4
a. meninggal dunia ;
b. telah berakhir masa jabatannya ;
c. minta sendiri ;
d. tidak mampu secara rohani dan/atau jasmani untuk melaksanakan
tugas jabatan sebagai Notaris secara terus menerus lebih dari 3
(tiga) tahun ;
e. diangkat menjadi pejabat negara ;
f. pindah wilayah jabatan ;
g. diberhentikan sementara ; atau
h. diberhentikan dengan tidak hormat.
a. Minuta Akta;
Minuta akta adalah asli akta Notaris, dimana di dalam minuta
akta ini terdiri dari (dilekatkan) data-data diri para penghadap
dan dokumen lain yang diperlukan untuk pembuatan akta
tersebut. Setiap bulannya minuta akta harus selalu dijilid menjadi
satu buku yang memuat tidak lebih dari 50 akta. Pada sampul
setiap buku tersebut dicatat jumlah minuta akta, bulan dan tahun
pembuatannya.
11
c. Buku daftar akta di bawah tangan yang penandatanganannya
dilakukan di hadapan Notaris atau akta di bawah tangan yang
didaftar; Notaris wajib mencatat surat-surat di bawah tangan,
baik yang disahkan maupun yang dibukukan dengan
mencantumkan nomor urut, tanggal, sifat surat dan nama semua
pihak.
d. Buku daftar nama penghadap atau Klapper;
Notaris wajib membuat daftar Klapper yang disusun menurut
abjad dan dikerjakan setiap bulan, dimana dicantumkan nama
semua orang/pihak yang menghadap, sifat dan nomor akta.
13
Buku Daftar Nama Penghadap atau Klapper. Sedangkan di dalam
minuta akta dibundel dokumen-dokumen yang tidak perlu
dilekatkan, seperti kwitansi biaya pembuatan akta.
V. Minggu 5
a. Kelayakan Teknis.
Apakah Sistem bisa dibangun dengan teknologi yang ada.
14
b. Kelayakan Ekonomis.
Apakah Sistem memberi manfaat lebih besar dari jumlah biaya
yang dikeluarkan.
c. Kelayakan Operasional.
Apakah Sistem akan bisa dioperasionalkan jika dipasang atau
diinstall.
a. Umum
b. Prosedur
c. Keuntungan
d. Konfigurasi Sistem
e. Pengembangan
Keterangan :
Umum
15
Prosedur
a. Penelitian data
b. Konsep Minuta
c. Pemeriksaan Konsep Minuta
d. Perbaikan (jika terdapat revisi)
e. Tanda Tangan Minuta
f. Penomoran Akta
g. Penomoran/Masuk Repertorium
h. Renvoi
i. Editing
j. Pencetakan
k. Koreksi
l. Perbaikan Koreksi
m. Penjilidan
n. Tanda Tangan Notaris
o. Penyerahan Akta
p. Minuta ke Bendel
Jika sebuah akta telah selesai melewati satu tahap, maka tanggal dan
jam selesai tahap tersebut berikut initial petugas yang bertanggung
jawab atas tahap tersebutdisimpan ke komputer
1. Order Baru
2. Analiasa Pekerjaan
3. Pembuatan Akta
16
Tugas :
17
I. Tentang Perkantoran Dan Persiapan Pembukaan Kantor
20
D. Dokumentasi surat-surat yang harus dikirim sebelum
menjalani jabatan Notaris.
Pasal 7 UU Nomor 2 Tahun 2014 : Dalam jangka waktu 60
(enam puluh) hari terhitung sejak tanggal pcngambilan
sumpah/janji jabatan Notaris, yang bersangkutan wajib:
1. menjalankanjabatannya dengan nyata;
2. menyampaikan berita acara sumpah/janji jabatan Notaris
kepada Menteri, Organisasi Notaris, dan Majelis Pengawas
Daerah; dan
3. menyampaikan alamat kantor, contoh tanda tangan, dan
paraf, serta teraan cap/stempel jabatan Notaris berwama
merah kepada Menteri dan pejabat lain yang bertanggung
jawab dibidang agraria pertanahan, Organisasi Notaris,
ketua pengadilan negeri, Majelis Pengawas Daerah, serta
bupati atau walikota di tempat Notaris diangkat.
21
alamat lengkap atau nama lengkap dan gelar, jabatan
dan tempat kedudukan Notaris yang bersangkutan.
Contoh :
23
pejabat umum, Akta yang dibuat oleh pejabat umum atau
notaris disebut akta pejabat atau ambtelijk acte.
Atau akta yang dibuat pejabat digunakan untuk membuktikan
perbuatan-perbuatan dan kenyataan yang terjadi dihadapan
notaris pada saat akta itu dibuat.
Pasal 39 :
(1) Penghadap harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. paling sedikit berumur 18 (delapan belas) tahun atau
telah menikah; dan
b. cakap melakukan perbuatan hukum.
(2) Penghadap harus dikenal oleh Notaris atau diperkenalkan
kepadanya oleh 2 (dua) orang saksi pengenal yang
beramur paling sedikit 18 (delapan belas) tahun atau telah
menikah dan cakap melakukan perbuatan hukum atau
diperkenalkan oleh 2 (dua) penghadap lainnya.
(3) Pengenalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dinyatakan secara tegas dalam akta.
Pasal 40 :
(1) Setiap akta yang dibacakaa oleh Notaris dihadiri paling
sedikit 2 (dua) orang saksi, kecuali peiaturan perunuang-
uridanga n menentukan lain.
(2) Saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (I) harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. paling sedikit beramur 18 (delapan belas) tahun atau
telah menikah
b. cakap melakukan perbuatan hukum;
c. mengerti bahasa yang digunakan dalam akta;
25
d. dapat memhubuhkan tanda tangan dan paraf; dan
e. tidak mempunyai hubungan perkawinan atau hubungan
darah dalam garis lurus ke atas atau ke bawah tanpa
pembatasan derajat dan garis ke samping sampai dengan
derajat ketiga dengan Notaris atau para pihak.
(3) Saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dikenal
oleh Notaris atau diperkenalkan kepada Notaris atau
diterangkan tentang identitas dan kewenangannya kepada
Notaris oleh penghadap.
(4) Pengenalan atau pernyataan tentang identitas dan
kewenangan saksi dinyatakan seeara tegas dalam akta.
27
Manajemen Kantor PPAT
Definisi PPAT
LARANGAN PPAT :
29
Pasal 23 PP Nomor 37 tahun 1998 :
(1) PPAT dilarang membuat akta, apabila PPAT sendiri, suami
atau istrinya, keluarganya sedarah atau semenda, dalam garis
lurus tanpa pembatasan derajat dan dalam garis ke samping
sampai derajat kedua, menjadi pihak dalam perbuatan hukum
yang bersangkutan, baik dengan cara bertindak sendiri maupun
melalui kuasa, atau menjadi kuasa dari pihak lain.
HAK-HAK PPAT
KEWAJIBAN PPAT
KANTOR PPAT
HONORARIUM PPAT
CUTI PPAT
PPAT PENGGANTI
33
b. dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima)
tahun atau lebih.
(4) PPAT diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c, karena:
a. sedang dalam pemeriksaan pengadilan sebagai terdakwa suatu
perbuatan pidana yang diancam dengan hukuman kurungan
atau penjara selama-lamanya 5 (lima) tahun atau lebih berat;
b. tidak melaksanakan jabatan PPAT secara nyata untuk jangka
waktu 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal
pengambilan sumpah;
c. melakukan pelanggaran ringan terhadap larangan atau
kewajiban sebagai PPAT;
d. diangkat dan mengangkat sumpah jabatan atau melaksanakan
tugas sebagai Notaris dengan tempat kedudukan di
kabupaten/kota yang lain daripada tempat kedudukan sebagai
PPAT;
e. dalam proses pailit atau penundaan kewajiban pembayaran
utang;
f. berada di bawah pengampuan; dan/atau
g. melakukan perbuatan tercela.
(5) PPAT yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) huruf a, berlaku sampai ada putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
(6) Pemberhentian PPAT karena alasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) dilakukan setelah PPAT yang
bersangkutan diberi kesempatan untuk mengajukan pembelaan
diri kepada Menteri.
(7) PPAT yang berhenti atas permintaan sendiri dapat diangkat
kembali menjadi PPAT.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberhentian PPAT
diatur dengan Peraturan Menteri.
35
- Akta PPAT dibuat dalam bentuk asli dalam 2 lembar, yaitu :
a. lembar pertama sebanyak 1 rangkap disimpan oleh PPAT
sebagai minuta, dan
b. lembar kedua sebanyak 1 rangkap atau lebih menurut
banyaknya hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah
Susun yang menjadi obyek perbuatan hukum dalam akta, yang
disampaikan kepada Kantor Pertanahan untuk keperluan
pendaftaran, atau dalam hal akta tersebut mengenai pemberian
kuasa membebankan HT, disampaikan kepada pemegang
kuasa untuk dasar pembuatan APHT, dan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan dapat diberikan salinannya.
36
- Apabila pada hari kerja yang bersangkutan tidak terdapat akta
yang dibuat, maka dicantumkan kata “Nihil”.
- Pada akhir kerja terakhir setiap bulan, daftar akta PPAT ditutup
dengan garis merah dan tanda tangan serta nama jelas PPAT,
dengan catatan di atas tanda tangan tersebut yang berbunyi:
“Pada hari ini …. tanggal …. daftar akta ini ditutup oleh saya,
dengan catatan dalam bulan ini telah dibuat …. (….) buah
akta”
- Dalam hal PPAT cuti, diberhentikan untuk sementara atau
berhenti dari jabatannya, maka pada hari terakhir jabatannya itu
PPAT wajib menutup daftar akta dengan garis merah dan tanda
tangan serta nama jelas dengan catatan di atas tanda tangan
tersebut yang berbunyi:
“Pada hari ini …. tanggal …. Daftar akta ini ditutup oleh saya,
karena menjalankan cuti/berhenti untuk sementara/berhenti.”
37
Contoh Laporan Bulanan PPAT :
38
39
40
41
42
43
KODE ETIK PPAT
Kewajiban PPAT
Baik dalam rangka melaksanakan tugas jabatan (bagi para PPAT
serta PPAT Pengganti) ataupun dalam kehldupan sehari-hari, setlap
PPAT diwajibkan untuk :
Larangan PPAT
Setiap PPAT, baik dalam rangka melaksanakan tugas jabatan
maupun dalam kehidupan sehari-hari, dilarang :
a. membuka/mempunyai kantor cabang atau kantor perwakilan;
b. secara langsung mengikut-sertakan atau menggunakan perantara-
perantara dengan mendasarkan pada kondisi-kondisi tertentu;
c. mempergunakan mass media yang bersifat promosi;
d. melakukan tindakan-tindakan yang pada hakekatnya
mengiklankan diri antara lain tetapi tidak terbatas pada tindakan
berupa pemasangan iklan untuk keperluan pemasaran atau
propaganda, yaitu :
1) memasang iklan dalam surat kabar, majalah berkala atau
terbitan perdana suatu kantor, perusahaan, biro jasa, biro
iklan, baik berupa pemuatan nama, alamat, nomor telepon,
maupun berupa ucapan-ucapan selamat, dukungan,
sumbangan;
2) uang atau apapun, pensponsoran kegiatan apapun, baik sosial,
kemanusiaan, olah raga dan dalam bentuk apapun, pemuatan
dalam buku-buku yang disediakan untuk pemasangan iklan
dan/atau promosi pemasaran;
3) mengirim karangan bunga atas kejadian apapun dan kepada
siapapun yang dengan itu nama anggota terpampang kepada
umum, baik umum terbatas maupun umum tak terbatas;
4) mengirim orang-orang selaku "salesman" ke berbagai
tempat/lokasi untuk mengumpulkan klien dalam rangka
pembuatan akta;
e. memasang papan nama dengan cara dan/atau bentuk di luar
batas- batas kewajaran dan/atau memasang papan nama di
beberapa tempat di luar lingkungan kantor PPAT yang
bersangkutan;
f. baik langsung maupun tidak langsung, mengadakan usaha-usaha
yang menjurus ke arah timbulnya persaingan yang tidak sehat
dengan sesama rekan PPAT, termasuk namun tidak terbatas pada
penetapan jumlah biaya pembuatan akta;
g. melakukan perbuatan ataupun persaingan yang merugikan
sesama rekan PPAT, baik moral maupun material ataupun
melakukan usaha- usaha untuk mencari keuntungan bagi dirinya
semata-mata;
45
h. mengajukan permohonan, baik lisan maupun tertulis kepada
instansi-instansi, perusahaan-perusahaan, lembaga-lembaga
ataupun perseorangan untuk ditetapkan sebagai PPAT dari
instansi, perusahaan atau lembaga tersebut, baik tanpa apalagi
disertai pemberian insentif tertentu, termasuk namun tidak
terbatas pada penurunan tarif yang jumlahnya/besarnya lebih
rendah dari tarif yang dibayar oleh instansi, perusahaan, lembaga
ataupun perseorangan tersebut kepada PPAT tersebut;
i. menerima/memenuhi permintaan dari seseorang untuk membuat
akta yang rancangannya telah disiapkan oleh PPAT lain; dalam
hal demikian, anggota yang bersangkutan wajib menolak
permintaan itu, kecuali untuk keperluan tersebut telah mendapat
izin dari PPAT pembuat rancangan;
j. dengan jalan apapun berusaha atau berupaya agar seseorang
berpindah dari PPAT lain kepadanya, baik upaya itu ditujukan
langsung kepada klien yang bersangkutan maupun melalui
perantaraan orang lain;
k. menempatkan pegawai atau pegawai-pegawai/asisten PPAT di
satu atau beberapa tempat di luar kantor PPAT yang
bersangkutan, baik di kantor cabang yang sengaja dan khusus
dibuka untuk keperluan itu maupun di dalam kantor instansi atau
lembaga/klien PPAT yang bersangkutan, dimana pegawai/asisten
tersebut bertugas untuk menerima klien-klien yang akan
membuat akta, baik klien itu dari dalam dan/atau dari luar
instansi/lembaga itu, kemudian pegawai/asisten tersebut
membuat akta-akta itu, membacakannya atau tidak
membacakannya kepada klien dan menyuruh klien yang
bersangkutan menandatanganinya di tempat pegawai/asisten itu
berkantor di instansi atau lembaga tersebut. Selanjutnya, akta-
akta tersebut dikumpulkan untuk ditandatangani PPAT yang
bersangkutan di kantor atau di rumahnya;
l. mengirim minuta kepada klien atau klien-klien untuk
ditandatangani oleh klien atau klien-klien tersebut;
m. menjelek-jelekkan dan/atau mempersalahkan rekan PPAT atau
akta yang dibuat olehnya;
n. dalam hal seorang PPAT menghadapi dan/atau menemukan suatu
akta yang dibuat oleh rekan sejawat yang ternyata di dalamnya
terdapat kesalahan-kesalahan yang serius dan/atau
membahayakan klien, maka PPAT tersebut wajib :
1) memberitahukan kepada rekan sejawat yang bersangkutan
atas kesalahan yang dibuatnya dengan cara yang tidak
bersifat menggurui, melainkan untuk mencegah timbulnya
hal-hal yang tidak diinginkan terhadap klien yang
bersangkutan ataupun rekan sejawat tersebut;
46
2) segera setelah berhubungan dengan rekan sejawat yang
membuat akta tersebut, maka kepada klien yang
bersangkutan sedapat mungkin dijelaskan mengenai hal-hal
yang salah dan cara memperbaikinya;
o. menahan berkas seseorang dengan maksud untuk "memaksa"
orang itu agar membuat akta pada PPAT yang menahan berkas
tersebut;
p. menjadi alat orang atau pihak lain untuk semata-mata
menandatangani akta buatan orang lain sebagai akta yang dibuat
oleh/di hadapan PPAT yang bersangkutan;
q. membujuk dan/atau memaksa klien dengan cara atau dalam
bentuk apapun untuk membuat akta padanya ataupun untuk
pindah dari PPAT lain;
r. membentuk kelompok di dalam tubuh IPPAT (jadi tidak
merupakan salah satu seksi dari Perkumpulan IPPAT) dengan
tujuan untuk melayani kepentingan suatu instansi atau lembaga
secara khusus/eksklusif, apalagi menutup kemungkinan bagi
PPAT lain untuk berpartisipasi;
s. melakukan perbuatan-perbuatan lain yang secara umum disebut
sebagai pelanggaran terhadap Kode Etik PPAT, antara lain
namun tidak terbatas pada pelanggaran-pelanggaran terhadap :
1) ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Jabatan PPAT;
2) isi Sumpah Jabatan;
3) hal-hal yang menurut ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga dan/atau Keputusan-keputusan lain yang
telah ditetapkan oleh organisasi IPPAT tidak boleh dilakukan
oleh anggota.
47
saja (turunan dari) akta tersebut sudah selesai dibuat dan telah
menjadi milik klien;
e. bilamana dianggap perlu memperbincangkan pelaksanaan
tugasnya dengan rekan sejawat.
48
49
50
51
52