Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukut kami ucapkan kehadirat Tuhan YME karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini..
Penulis harap, dengan membaca makalah ini mahasiswa mampu memahami konsep
teori dan asuhan keperawatan penyakit osteoarthritis pada lansia, dalam hal ini dapat
menambah wawasan kita khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari
sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju
arah yang lebih baik.

Kupang, 02 Maret 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.........................................................................................................1
1.2 Tujuan .....................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian................................................................................................................3
2.2 Penyebab.................................................................................................................3
2.3 Klasifikasi...............................................................................................................3
2.4 Patofisiologi............................................................................................................4
2.5 Manifestasi Klinis...................................................................................................5
2.6 Dampak...................................................................................................................5
2.7 Penatalaksanaan......................................................................................................6
2.8 Pemeriksaan Diagnostik..........................................................................................6
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian................................................................................................................8
3.2 Diagnosa.................................................................................................................15
3.3 Perencanaan............................................................................................................16
3.4 Implementasi..........................................................................................................20
3.5 Evaluasi..................................................................................................................20
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Jenis artritis ini paling banyak dijumpai di Indonesia. Bahkan dalam pola penyakit,
penderitanya semakin meningkat. Biasanya menyerang usia diatas 50 tahun. Sendi-sendi yang
sering diserang terutama sendi yang menopang berat badan misalnya lutut, pinggul dan tulang
belakang, akibat terjadi keausan jaringan elastis (kartilago) yang melingkari ujung-ujung
tulang pada persendian. Dapat pula disebabkan oleh ketidakseimbangan enzim, sehingga
terjadi kekurangan zat pelumas, maka sendi mudah robek atau terjadi peradangan pada kapsul
sendi. Akibat lebih lanjut, terjadi kerusakan lapisan tulang rawan yang menutupi ujung tulang.
Meskipun lebih jarang, dapat pula diderita oleh usia yang lebih muda, biasanya karena
terbentur benda keras.

Osteoartritis adalah bentuk artritis yang paling umum, dimana jumlah penderita sedikit
melampaui separuh jumlah penderita artritis. Gangguan ini sedikit lebih banyak pada wanita
daripada pria dan terutama ditemukan pada orang-orang yang berusia lebih dari 45 tahun.
Penyakit ini pernah dianggap sebagai suatu proses penuaan normal, sebab insiden bertambah
dengan meningkatnya usia. Osteoartritis dahulu diberi nama artritis akibat pemakaian, karena
sendi dianggap menjadi haus dengan bertambah usia. Pada perempuan postmenopause,
osteoarthritis biasanya menyerang kepada sendi-sendi jari dan biasanya memiliki gejala berupa
rasa nyeri yang mendalam pada sendi yang mengalami osteoarthritis, sehingga hal ini akan
menyebabkan menurunnya aktivitas gerakan dari sendi sehingga menurunkan juga aktivitas
fungsional yang memerlukan gerakan dari sendi jari-jari.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang penyakit Osteoarthritis serta asuhan


keperawatan penyakit Osteoarthritis

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui Pengertian Osteoarthritis.


2. Untuk mengetahui Penyebab Osteoarthritis

1
3. Untuk mengetahui Klasifikasi Osteoarthritis
4. Untuk mengetahui Patofisiologi Osteoarthritis
5. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis Osteoarthritis
6. Untuk mengetahui Dampak Osteoarthritis
7. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Osteoarthritis
8. Untuk mengetahui Pemeriksaan diagnostik Osteoarthritis
9. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan Osteoarthritis

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Osteoartritis


Osteoartristis adalah gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit ini bersifat kronik,
berjalan progresif lambat, tidak meradang, dan ditandai oleh adanya deterorasi dan abrasi dari
rawan sendi dan adanya pembentukan tulang baru pada permukaan persendian.

Osteoartritis adalah bentuk artritis yang paling umum, dimana jumlah penderita sedikit
melampaui separuh jumlah penderita artritis. Gangguan ini sedikit lebih banyak pada wanita
daripada pria dan terutama ditemukan pada orang-orang yang berusia lebih dari 45 tahun.
Penyakit ini pernah dianggap sebagai suatu proses penuaan normal, sebab insiden bertambah
dengan meningkatnya usia. Osteoartritis dahulu diberi nama artritis akibat pemakaian, karena
sendi dianggap menjadi haus dengan bertambah usia. (Michael A.Carter, 2008)

Osteoarthritis adalah suatu gangguan persendian dimana terjadi perubahan berkurangnya


tulang rawan sendi dan terjadi hipertropi tulang hinggaterbentuk tonjolan tulang pada
pertemuan sendi. ( Dr.faisal yatim, 2007)

2.2 Penyebab
Faktor risiko pada osteoartritis, meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Peningkatan usia. Osteoartritis biasanya terjadi pada manusia usia lanjut, jarang dijumpai
penderita osteoartritis yang berusia dibawah 40 tahun
2. Obesitas.
3. Jenis kelamin wanita
4. Trauma
5. Infeksi sendi
6. Faktor genetik
7. Riwayat peradangan sendi
8. Gangguan neuromuskular
9. Gangguan metabolik

2.3 Klasifikassi Osteoarthritis

1. Ideopatic
a) lokal
 Tangan (benjolan herbenden dan baiuchard = osteoarthritis yang erosif)

3
 Kaki (hallux vagus, hallux rigidus)
 Lutut (platellafemoral)
 Pinggung (tonjolan tulang punggung)
b) Menyeluruh (generalized osteoarthritis)

2. Sekunder

a) Trauma ( akut dan kronis)


b) Kongenital
 Lokal ( misalnya penyakit perthes, pergesaran sendi pangkal paha yang kongenital,
kepala tulang paha tergelincir dari rongga sendi )
 Faktor mekanik
 Displasia tulang
c) Metabolik (misalnya ochronosis, hemochromatosis, gaut)
d) Endokrin (akromegali, diabetes, dan obesitas.
e) Penyakit dengann penyebab yang masi belum jelas

Sebagian besar penderita osteoarthritis kelehatannya menderita obesitas. Perempuan


lebih banyak menderita osteoarthritis daripada lelaki dan terutama pada usia lanjut.

Sendi yang sering dikenai osteorthritis adalah:

 Sendi lutut
 Panggul
 Beberapa sendi kecil ditangan dan dikaki

Beberapa faktor lainya yang mempengaruhi terjadinya osteorthritis:

 Proses ketuaan
 Trauma pada sendi
 Stres sendi(karena terlalu banyak dipakai atau beban terlalu berat)
 Aktifitas olahraga yang berlebihan

2.4 Patofisiologi

Fase 1 : terjadi penguraian proteolitik pada matrik kartilago. Metabolisme kondrosit menjadi
terpengaruh dan meningkatkan produksi enzim seperti metalloproteinases yang kemudian
hancur dalam matriks kartilago. Kondrosit juga memproduksi penghambat protease yang

4
akan memengaruhi proteolitik. Kondisi ini memberikan manifestasi pada penipisan
kartilago.

Dan fragmen kolagen kedalam cairan sinovia

Fase 2 : proses penguraian dari produk kartilago yang menginduksi respon inflamasi pada
sinovia.

Osteoartritis ditandai oleh degenerasi kartilago sendi dan oleh pembentukan tulang baru
pada bagian pinggir sendi . perubahan degeneratif menyebabkan kartilago yang secara
normal halus, putih, tembus cahaya, menjadi buram dan kuning, dengan permukaan yang
kasar dan area malacia (pelunakan). Ketika lapisan kartilago menjadi lebih tipis , permukaan
tulang tumbuh semakin dekat satu sama lain. Inflamasi sekunder dari mambaran sinovial
mungkin mengikuti. Pada saat permukaan sendi menipiskan kartilago, tulang subkondrial
meningkat kepadatannya dan menjadi sklerosis. (gangguan muskuloskeletal, zairin Noor
Helmi, 2013, hal 308)

2.5 Manifestasi Klinis

Presentasi klinis yang ditampilkan osteoartritis tergantung pada sejauh mana dampak
osteoartritis menyebabkan destruksi pada kartilago. Gejala osteoartritis bersifat progresif,
dimana keluhan terjadi secara berlahan-lahan dan lama-kelamaan akan memburuk. Pada
anamnesis kondisi klinik yang lazim didapatkan adalah sebagai berikut.

1) Persendian terasa kakudan nyeri apabila digerakan. Pada mulanya hanya terjadi pada pagi
hari, tetapi apabila dibiarkan akan bertambah buruk dan menimbulkan rasa sakit setiap
melalukan gerakan tertentu, terutama pada waktu penopang berat badan, namun bisa
membaik bila diistirahatkan. Terkadang juga dirasakan setelah bangun tidur dipagi hari.
2) Penurunan rentang gerak sendi
3) Keluhan adanya pembengkakan/ peradangan pada persendian
4) Kelelahan yang menyertai rasa sakit pada persendian
5) Kesulitan menggunakan persendian.

2.6 Dampak Osteoarthrtis:

1. Dampak finansial
a) Biaya pengobatan
b) Imbalan yang kurang karena kemampuan bekerja sudah berkurang.

5
Dampak terhadap kehidupan sehari-hari:

a) Depresi
b) Kecemasan
c) Perasaan tidak ada yang membantu
d) Aktivitas serhari-hari berkurang
e) Terbatas pekerjaan yang bisa dilakukan

2.7 Penatalaksanaan

1. Pendidikan kesehatan mengenai hal berikut ini :


a. Aktivitas yang menurunkan tekanan berulang pada sendi
b. Upaya dalam penurunan berat badan
2. Terapi fisik
Osteoartritis pada lutut akan menyebabkan kondisi disuse atrofi pada otot kuadriseps.
Latihan kekuatan otot akan menurunkan kondisi disuse atrofi. Latihan fisik juga akan
membantu dalam upaya penurunan berat badan dan meningkatkan daya tahan.
3. Kompres hangat atau dingi dapat mampu mengurangi nyeri.
4. Terapi obat simtomatis.
a. Nonsteroidal antiinflammatory drugs (NSAIDs) adalah obat-obatan yang digunakan
untuk mengurangi nyeri dan peradangan pada sendi-sendi. Contoh-contoh dari
NSAIDs termasuk aspirin dan ibuprofen. Saat ini obat pilihan pertama yang
digunakan dalam terapi osteoartritis adalah natrium diklofenak. Adakalanya adalah
mungkin untuk menggunakan NSAIDs untuk sementara dan kemudian menghentikan
mereka untuk periode-periode waktu tanpa gejala-gejala yang kambuh, dengan
demikian mengurangi resiko-resiko efek sampingan
b. Analgetik seperti tramadol
c. Obat relaksasi otot
d. Injeksi glukokortikoid intraartikuler

2.8. Pemeriksaan diagnostik

1. Laboratorium
a) Tidak ada pemeriksaan laboratorium spesifik

6
b) Pemeriksaan rutin biasanya didapatkan adanya peningkatan kadar lekosit,laju endap
darah, dan CRP.
c) Pemeriksaan cairan sinoval melalui artrosentesis untuk mendeteksi adanya artristik
sepsis.
2. Radiodiagnostik

Dilakukan untuk mendeteksi perubahan progresif dari kartilago dan tulang adanya osteofit,
penurun ruang sendi, simetri sendi, sklerosis subkondral dan formasi kista subkondral.

7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1. Identitas pasien
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis kelamin :
d. Pendidikan :
e. Pekerjaan :
f. Agama :
g. Suku :
h. Status perkawinan :
i. Alamat :
2. Riwayat keluarga
3. Riwayat penyakit
a. Keluham utama
b. Riwayat keluhan utama
c. Riwayat penyakit dahulu
4. Status kesehatan
Pengukuran Status Gizi pada Lanjut Usia
Indeks masa tubuh dapat diktahui nilai dengan menggunakan rumus :
IMT = BERAT BADAN ( KG )
TINGGI BADAN ( M )2

KATEGORI AMBANG BATAS IMT INDONESIA


No Klasifikasi IMT (KG/M2)
1 Kurus >17,0
Kekurangan berat badan
2 Kekurangan berat badan 17,0 – 18,5

8
tingkat ringan
3 Normal 18,5 - 25,0
4
Gemuk 25,0 - 27,0
Kelebihan berat badan tingkat
ringan
5 Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0

5. Aktivitas/istirahat
Gejala : nyeri sendi karena pergerakan, nyeri tekan, yang memburuk dengan stress dengan
sendi, kekakuan senda pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris.
Tanda : malaise, keterbatasan ruang gerak, atrofi otot, kulit kontraktur atau kelainan pada sendi
dan otot.
Kaji indeks ADL’s Barthel :

No Aktivitas Kemampuan Skor

1. Transfer (tidur-duduk) Mandiri 3

Dibantu satu orang 2

Dibantu dua orang 1

Tak mampu 0

2. Mobilisasi (berjalan) Mandiri 3

Dibantu satu orang/walker 2

Dengan kursi roda 1

Tak mampu 0

3. Penggunaan toilet (pergi Mandiri 2


ke/dari WC,
melepas/mengenakan Perlu pertolongan (sebagaian) 1
celana,menyiram) Tergantung orang lain

9
4. Membersihkan diri (lap Mandiri 1
muka, sisir rambut,sikat
gigi) Perlu pertolongan orang lain 0

5. Mengontrol BAB Kontinen teratur 2

Kadang-kadang inkontinen 1

Inkontinen 0

6. Mengontrol BAK Mandiri 2

Kadang-kadang inkontinen 1

Inkontinen/kateter 0

7. Mandi Mandiri 1

Tergantung orng lain 0

8. Berpakaian (mengenakan Mandiri 2


baju)
Sebagian dibantu 1

Tergantung orang lain 0

9. Makan Mandiri 2

Perlu pertolongan untuk 1


memotong

Tergantung pertolongan orang


lain 0

10. Naik turun tangga Mandiri 2

Perlu pertolongan 1

Tak mampu 0

Skor total

Keterangan skor Barthel index of ADL’s

20 : Mandiri

10
12-19 : Ketergantungan ringan

9-11 : Ketergantungan sedang

5-8 : Ketergantungan berat

0-4 : Ketergantungan total


Kaji kekuatan otot :

SKALA NILAI KETERANGAN

NORMAL 5/5 Mampu menggerakkan persendian dalam lingkup


gerak penuh, mampu melawan gravitasi, mampu
melawan dengan penuh tahan penuh

BAIK 4/5 Mampu menggerakkan persendian dengan gaya


gravitasi, mampu melawan dengan tahan sedang

SEDANG 3/5 Hanya mampu menahan gaya gravitasi

BURUK 2/5 Tidak mampu menahan gaya gravitasi (gerak pasif)

SEDIKIT 1/5 Kontraksi otot dapat dipalpasi tanpa gerakkan


persendian

TIDAK 0/5 Tidak ada kontraksi otot


ADA

6. Integritas ego
Gejala : factor-faktor stress akut/kronis missal finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, factor-
faktor hubungan social, keputusan dan ketidakberdayaan. Ancaman pada konsep diri, citra
tubuh, identitas diri missal ketergantungan pada orang lain, dan perubahan bentuk anggota
tubuh.
Kaji GDS 15 ( Geriatric depression scale 15 ) :
1. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda ?
Ya

Tidak

2. Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan minat atau kesenangan anda ?
Ya

Tidak

11
3. Apakah anda merasa kehidupan anda kosong ?
Ya

Tidak
4. Apakah anda sering merasa bosan ?
Ya

Tidak
5. Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap hari ?
Ya

Tidak
6. Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda ?
Ya

Tidak
7. Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda?
Ya

Tidak
8. Apakah anda sering merasa tidak berdaya ?
Ya

Tidak
9. Apakah anda lebih senang tinggal dirumah daripada pergi keluar dan mengerjakan
sesuatu hal yang baru ?
Ya

Tidak
10. Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingat anda
dibandingkan kebanyakan orang ?
Ya

Tidak
11. Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini menyenangkan?
Ya

Tidak
12. Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat ini ?
Ya

Tidak
13. Apakah anda merasa penuh semangat?
Ya

Tidak

12
14. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan ?
Ya

Tidak
15. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari anda ?
Ya

Tidak

Skor hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal


 Setiap jawaban bercetak tebal mempunyai nilai 1.
 Skor antara 5-9 menunjukan kemungkinan besar depresi
 Skor 10 atau lebih menunjukan depresi

7. Makanan / cairan
Gejala : ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengonsumsi makanan atau cairan
adekuat seperti mual, anoreksia, dan kesulitan untuk mengunyah.
Tanda : penurunan berat badan, dan membrane mukosa kering.

8. Inkontinensia Urine
I. Kaji inkontinensia/mengompol akut
Jika mengompol merupakan suatu kejadian yang baru dialami dan atau berhubungan
dengan penyakit-penyakit akut lain , maka hal-hal berikut ini akan di alami seperti:
infeksi akut saluran kencing, tidak dapat bergerak, pengaruh obat-obatan,
ketidaknormalan metabolik dengan poliuria ( hiperglikemia, hiperkalemia ).
Jika adanya kondisi-kondisi tersebut atau disertai dengan penyakit akut, maka perlu
dilakukan pengkajian lebih lanjut.
II. Kaji inkontinensia persisten
A. Riwayat
1. Apakah anda pernah mengeluarkan urine padahal anda tidak ingin BAK?
a. Ya b. Tidak pernah

2. Apakah anda pernah memiliki masalah untuk ke kamar mandi tepat pada waktunya
sehingga BAK dicelana atau tempat tidur ?
a. Ya b. Tidak pernah

3. Apakah pernah menggunakan bantalan/alas untuk melindungi anda dari


mengompol?
a. Ya b. Tidak pernah

4. Sudah berapa lama anda memiliki masalah mengompol?

13
a. kurang dari 1 minggu b. 1-4 bulan

c. 1-3 bulan d. 1-12 bulan

e. 1-5 tahun f. Lebih dari 5 tahun

5. Seberapa sering anda mengompol?


a. Jarang (kurang dari seminggu sekali)

b. Lebih dari seminggu sekali,tetapi kurang dari sehari sekali

c. sekitar sehari sekali

d. lebih dari sehari sekali

e. terus menerus

f. tidak tentu

6. Apakah anda biasanya mengompol?


a. Terutama siang hari

b. Terutama malam hari

c. siang dan malam hari

7. Ketika anda mengompol, seberapa banyak urine yang keluar?


a. Hanya beberapa tetes

b. Lebih dari beberapa tetes, tetapi kurang dari secangkir

c. Lebih dari secangkir ( cukup untuk membuat basah baju dan sprei )

d. Tidak tentu

e. Tidak tau

8. Apakah yang memyebabkan anda mengompol?


a. Batuk c. Olahraga

b. Tertawa d. Tidak dapat mencapai kamar mandi tepat pada waktunya

9. Apakah anda bangun malam hari untuk BAK ?


a. Jarang atau tidak pernah c. Ya, >4 kali setiap malam

b. Ya, biasanya antara 1-3 kali d. Ya, tetapi frekuensinya tidak menentu

10. Apakah anda mengalami hal berikut ini ketika anda BAK ?
14
a. Kesulitan untuk memulai mengeluarkan urine

b. Urine tidak lancar (pelan)

c. Menahan/mengejan untuk berhenti

d. Merasa tidak nyaman atau sakit

e. Merasa terbakar

f. Terdapat darah di dalam urine

11. Apakah anda menggunakan salah satu alat dibawah ini untuk menolong anda
mengompol?
a. Bantalan/alas ditempat tidur b. Pampres

c. Pispot d. Kateter

12. Apakah anda pernah tidak dapat mengendalikan keluarnya feses?


a. Ya b. Tidak

9. Hygiene
Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi secara mandiri,
ketergantungan pada orang lain.
10. Neurosensori
Gejala : kebas/ kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
Tanda : pembengkakan sendi simetri.
11. Nyeri/kenyamanan
Gejala : fase akut dari nyeri ( disertai / tidak disertai pembengkakan jaringan lunak pada
sendi), rasa nyeri kronis dan kekakuan ( terutama pada pagi hari ).
12. Interaksi social
Gejala : kerusakan interaksi dengan keluarga/orang lain, perubahan peran, isolasi.

3.2 Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri akut berhubungan dengan penurunan fungsi tulang
2. Hambatan mobilitass fisik berhubungan dengan kekakuan sendi, kerusakan integritas
struktur tulang
3. Resiko cedera berhubungan dengan penurunan Fungsi tulang
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penuran fungsi tulang

15
3.3 Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA NOC NIC

1. Nyeri akut  Pain level Pain manajemen


berhubungan dengan  Pain kontrol 1) Lakukan pengkajian nyeri
penurunan fungsi  Konfort level secara komperensif
tulang Kriteria hasil: termasuk lokasi,
 Mampu mengontrol nyeri karakteristik, durasi,
 Melaporkan bahwa nyeri frekuensi, kualitas dan
berkurang dengan faktor presipitasi
menggunakan managemen 2) Observasi reaksi nonferbal
nyeri dari ketidak nyamanan
 Mampu mengenali nyeri 3) Gunakan teknik
(skala intensitas, frekuensi komunikasi terapetik
dan tanda nyeri untuk mengetahui
 Menyatakan rasa aman pengalaman nyeri pasien
setelah nyeri berkurang 4) Kaji kultur yang
mempengaruhu respon
nyeri
5) Evaluasi pengalaman
nyeri masa lampau
6) Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
percahayaan dan
kebeisingan.
7) Ajarkan tentang teknik
nonfarmakologi
8) Berikan anakgetik untuk
mengurangi nyeri
9) Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
10) Tingkatkan istirahat

16
ANALGESIK
ADMINISTRATION
1) Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
2) Instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis,
frekuensi.
3) Cek riwayat alergi
4) Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari Satu
5) Tentukan pilihan
analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri

2. Hambatan mobilitass fisik  Joint movement:active Exercise therapy : ambulation


berhubungan dengan  Mobility level 1) Monitoring vital sign
kekakuan sendi, kerusakan  Self care : ADls sebelum/ sesudah
integritas struktur tulang  Transfer performance latihan dan lihat
Kriteria hasil : respon pasien saat
 Klien meningkat latihan.
dalam aktivitas fisik 2) Konsultasikan dengan
 Mengerti tujuan dari terapi fisik tentang
peningkatan rencana ambulasi
mobilitas sesuai dengan
 Memverbalisasikan kebutuhan
perasaan dalam 3) Bantu klien untuk
meningkatkan menggunakan tongkat
kekuatan dan saat berjalan dan
kemampuan cegah terhadap cedera

17
berpindah 4) Ajarkan pasien tenaga
memperagakan kesehatan lain tentang
penggunaan alat teknik ambulasi
bantu untuk 5) Kaji kemampuan klien
mobilisasi (walker) dalam mobilisasi
6) Latih pasien dalam
pemenuhan kebutuhan
ADLs secara mandiri
sesuai kemampuan
7) Damping dan bantu
klien saat mobilisasi
dan bantu penuhi
kebutuhan ADls ps
8) Berikan alat bantu jika
klien memerlukan

3. Resiko cedera b.d  Risk control 1. Sediakan lingkungan yang


penurunan fungsi Kriteria Hasil: aman untuk pasien
tulang  Klien terbebas dari 2. Identifikasi kebutuhan
cidera keamanan passien, sesuai
 Klien mampu dengan kondisi fisik dan
menjelaskan cara atau fungsi kognitif pasien dari
metode untuk riwayat penyakit
mencegah injuri terdahulu.
 Klien mampu 3. Hindarkan lingkunagn
menjelassakan faktor yang berbahaya
resiko dari (memindahkan perabotan)
lingkungan/ perilaku 4. Sediakan tempat tidur
personal yang nyaman dan bersih
 Klien mampu 5. Anjurkan keluarga untuk
memodifikasi gaya meenemani pasien
hidup untuk 6. Berikan penjelasan pada
mencegah injuri pasien dan keluarga atau
pengunjung adanya

18
 Klien mampu perubahan sttus kesehatan
mengenali perubahan dan penyakit
status kesehatan

4. Defisit perawatan diri b.d Activitiy of daily living (ADLs) 1) Monitor kemampuan
penuran fungsi tulang klien untuk perawatan
Setelah dilakukan tindakan
diri yang mandiri
keperawatan selama 15-30 menit
2) Dorong klien untuk
defisit perawatam diri teratasi
melakukan aktivitas
dengan kriteria hasil :
sehari-hari yang
 Klien terbebas dari bau normal sesuai
badan kemampuan yang
 Menyatakan kenyaman dimiliki
terhadap kemampuan 3) Dorong klien
untuk melakukan ADLs melakukan secara
 Dapat melakukan ADLs mandiri, tapi beri
dengan bantuan bantuan ketika klien
tidak mampu
melakukannya
4) Ajarkan klien/
keluarga untuk
mendorong
kemandirian, untuk
memberikan
bantuanhanya jika
pasien tidak mampu
melakukannya
5) Berikan aktivitas rutin
sehari-hari sesuai
kemampuannya.

19
3.4 Implementasi keperawatan
Melaksanakan tindakan sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan dan dilakukan
sesuai dengan kebutuhan klien tergantung pada kondisinya. Sasaran utama klien meliputi
peredaan nyeri, pemahan dan penerima penanganan, pemenuhan aktivitas perawatan diri,
termasuk pembarian obat, dan upaya komplikasi.
3.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi dalam proses
keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif dan objektif yang akan mnunjukan
apakah tujuan asuhan keperawatan sudah tercapai sepenuhnya ata belum tercapai. Tujuan
tahap evaluasi adalah untuk memperikan umpan baik rencana keperawatan. Pada tahap ini
yang perawat lakukan adalah melihat apakah masalah yang telah diatasi sesuai dengan
kriteria waktu yang telah ditentukan.

20
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Osteoartritis (AO) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang dan
sendi berupa disentegrasi dan pelunakan progresif yang diikuti dengan pertambahan
pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi yang disebut osteofit, dan fibrosis dan
kapsul sendi. Kelainan ini timbul akibat mekanisme abnormal proses penuaan, trauma atau
kelainan lain yang menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Keadaan ini tidak berkaitan
dengan faktor sistemik atau infeksi.

21
DAFTAR PUSTAKA

Anies. 2006. Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia

Yatim, Faisal. 2006. Penyakit Tulang Dan Persendian (Arthritis Atau Arthralgia). Jakarta :
Pustaka Populer Obor

Helmi, Zairin Noor. 2013. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika

NANDA-NIC-NOC

Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2.
Jakarta : EGC

22

Anda mungkin juga menyukai

  • Tugas Mpi 2
    Tugas Mpi 2
    Dokumen3 halaman
    Tugas Mpi 2
    Nandi Ibrahim
    Belum ada peringkat
  • Mpi Ii
    Mpi Ii
    Dokumen24 halaman
    Mpi Ii
    Nandi Ibrahim
    Belum ada peringkat
  • Helmi
    Helmi
    Dokumen1 halaman
    Helmi
    Nandi Ibrahim
    Belum ada peringkat
  • Memy
    Memy
    Dokumen4 halaman
    Memy
    Nandi Ibrahim
    Belum ada peringkat
  • Jiwa 1
    Jiwa 1
    Dokumen3 halaman
    Jiwa 1
    Nandi Ibrahim
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Kel 1 Anak
    Bab Ii Kel 1 Anak
    Dokumen13 halaman
    Bab Ii Kel 1 Anak
    Nandi Ibrahim
    Belum ada peringkat
  • Standar Dokumentasi Keperawatan
    Standar Dokumentasi Keperawatan
    Dokumen5 halaman
    Standar Dokumentasi Keperawatan
    Nandi Ibrahim
    0% (1)
  • Mpi Ii
    Mpi Ii
    Dokumen24 halaman
    Mpi Ii
    Nandi Ibrahim
    Belum ada peringkat
  • KATA PENGANTAR Kel 1
    KATA PENGANTAR Kel 1
    Dokumen2 halaman
    KATA PENGANTAR Kel 1
    Nandi Ibrahim
    Belum ada peringkat
  • Squad
    Squad
    Dokumen1 halaman
    Squad
    Nandi Ibrahim
    Belum ada peringkat
  • Bentuk Operasional PHC POSYANDU
    Bentuk Operasional PHC POSYANDU
    Dokumen5 halaman
    Bentuk Operasional PHC POSYANDU
    Nandi Ibrahim
    Belum ada peringkat
  • Malaria
    Malaria
    Dokumen5 halaman
    Malaria
    Nandi Ibrahim
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen13 halaman
    Bab 5
    Nandi Ibrahim
    Belum ada peringkat
  • Absen
    Absen
    Dokumen4 halaman
    Absen
    Nandi Ibrahim
    Belum ada peringkat
  • Daftar IS
    Daftar IS
    Dokumen2 halaman
    Daftar IS
    Nandi Ibrahim
    Belum ada peringkat
  • Gerontik Sebagian
    Gerontik Sebagian
    Dokumen2 halaman
    Gerontik Sebagian
    Nandi Ibrahim
    Belum ada peringkat
  • Sifilis
    Sifilis
    Dokumen17 halaman
    Sifilis
    Nandi Ibrahim
    Belum ada peringkat
  • Gadar Santii Ibu Vivi
    Gadar Santii Ibu Vivi
    Dokumen12 halaman
    Gadar Santii Ibu Vivi
    Nandi Ibrahim
    Belum ada peringkat
  • Tugas Mpi 2
    Tugas Mpi 2
    Dokumen3 halaman
    Tugas Mpi 2
    Nandi Ibrahim
    Belum ada peringkat
  • GONORE
    GONORE
    Dokumen8 halaman
    GONORE
    Nandi Ibrahim
    Belum ada peringkat
  • Cover KMB
    Cover KMB
    Dokumen1 halaman
    Cover KMB
    Nandi Ibrahim
    Belum ada peringkat
  • Tugas Gerontik Ibu Rohana
    Tugas Gerontik Ibu Rohana
    Dokumen11 halaman
    Tugas Gerontik Ibu Rohana
    Nandi Ibrahim
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen37 halaman
    Bab I
    Nandi Ibrahim
    Belum ada peringkat
  • Jtptunimus GDL Fikrisanti 6769 2 Babii
    Jtptunimus GDL Fikrisanti 6769 2 Babii
    Dokumen36 halaman
    Jtptunimus GDL Fikrisanti 6769 2 Babii
    frendirachmad
    Belum ada peringkat
  • TK CKD Dan Nutrisi
    TK CKD Dan Nutrisi
    Dokumen39 halaman
    TK CKD Dan Nutrisi
    ramabagus
    Belum ada peringkat
  • BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA LES
    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA LES
    Dokumen28 halaman
    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA LES
    Anonymous wXtDpP
    Belum ada peringkat
  • SOP-HEMODIALISIS
    SOP-HEMODIALISIS
    Dokumen4 halaman
    SOP-HEMODIALISIS
    Sarah Anindita
    Belum ada peringkat
  • Chancroid
    Chancroid
    Dokumen5 halaman
    Chancroid
    Nandi Ibrahim
    Belum ada peringkat
  • Askep CKD
    Askep CKD
    Dokumen15 halaman
    Askep CKD
    mandamufa
    33% (3)