Puji syukut kami ucapkan kehadirat Tuhan YME karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini..
Penulis harap, dengan membaca makalah ini mahasiswa mampu memahami konsep
teori dan asuhan keperawatan penyakit osteoarthritis pada lansia, dalam hal ini dapat
menambah wawasan kita khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari
sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju
arah yang lebih baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.........................................................................................................1
1.2 Tujuan .....................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian................................................................................................................3
2.2 Penyebab.................................................................................................................3
2.3 Klasifikasi...............................................................................................................3
2.4 Patofisiologi............................................................................................................4
2.5 Manifestasi Klinis...................................................................................................5
2.6 Dampak...................................................................................................................5
2.7 Penatalaksanaan......................................................................................................6
2.8 Pemeriksaan Diagnostik..........................................................................................6
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian................................................................................................................8
3.2 Diagnosa.................................................................................................................15
3.3 Perencanaan............................................................................................................16
3.4 Implementasi..........................................................................................................20
3.5 Evaluasi..................................................................................................................20
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Jenis artritis ini paling banyak dijumpai di Indonesia. Bahkan dalam pola penyakit,
penderitanya semakin meningkat. Biasanya menyerang usia diatas 50 tahun. Sendi-sendi yang
sering diserang terutama sendi yang menopang berat badan misalnya lutut, pinggul dan tulang
belakang, akibat terjadi keausan jaringan elastis (kartilago) yang melingkari ujung-ujung
tulang pada persendian. Dapat pula disebabkan oleh ketidakseimbangan enzim, sehingga
terjadi kekurangan zat pelumas, maka sendi mudah robek atau terjadi peradangan pada kapsul
sendi. Akibat lebih lanjut, terjadi kerusakan lapisan tulang rawan yang menutupi ujung tulang.
Meskipun lebih jarang, dapat pula diderita oleh usia yang lebih muda, biasanya karena
terbentur benda keras.
Osteoartritis adalah bentuk artritis yang paling umum, dimana jumlah penderita sedikit
melampaui separuh jumlah penderita artritis. Gangguan ini sedikit lebih banyak pada wanita
daripada pria dan terutama ditemukan pada orang-orang yang berusia lebih dari 45 tahun.
Penyakit ini pernah dianggap sebagai suatu proses penuaan normal, sebab insiden bertambah
dengan meningkatnya usia. Osteoartritis dahulu diberi nama artritis akibat pemakaian, karena
sendi dianggap menjadi haus dengan bertambah usia. Pada perempuan postmenopause,
osteoarthritis biasanya menyerang kepada sendi-sendi jari dan biasanya memiliki gejala berupa
rasa nyeri yang mendalam pada sendi yang mengalami osteoarthritis, sehingga hal ini akan
menyebabkan menurunnya aktivitas gerakan dari sendi sehingga menurunkan juga aktivitas
fungsional yang memerlukan gerakan dari sendi jari-jari.
1.2 Tujuan
1
3. Untuk mengetahui Klasifikasi Osteoarthritis
4. Untuk mengetahui Patofisiologi Osteoarthritis
5. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis Osteoarthritis
6. Untuk mengetahui Dampak Osteoarthritis
7. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Osteoarthritis
8. Untuk mengetahui Pemeriksaan diagnostik Osteoarthritis
9. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan Osteoarthritis
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
Osteoartritis adalah bentuk artritis yang paling umum, dimana jumlah penderita sedikit
melampaui separuh jumlah penderita artritis. Gangguan ini sedikit lebih banyak pada wanita
daripada pria dan terutama ditemukan pada orang-orang yang berusia lebih dari 45 tahun.
Penyakit ini pernah dianggap sebagai suatu proses penuaan normal, sebab insiden bertambah
dengan meningkatnya usia. Osteoartritis dahulu diberi nama artritis akibat pemakaian, karena
sendi dianggap menjadi haus dengan bertambah usia. (Michael A.Carter, 2008)
2.2 Penyebab
Faktor risiko pada osteoartritis, meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Peningkatan usia. Osteoartritis biasanya terjadi pada manusia usia lanjut, jarang dijumpai
penderita osteoartritis yang berusia dibawah 40 tahun
2. Obesitas.
3. Jenis kelamin wanita
4. Trauma
5. Infeksi sendi
6. Faktor genetik
7. Riwayat peradangan sendi
8. Gangguan neuromuskular
9. Gangguan metabolik
1. Ideopatic
a) lokal
Tangan (benjolan herbenden dan baiuchard = osteoarthritis yang erosif)
3
Kaki (hallux vagus, hallux rigidus)
Lutut (platellafemoral)
Pinggung (tonjolan tulang punggung)
b) Menyeluruh (generalized osteoarthritis)
2. Sekunder
Sendi lutut
Panggul
Beberapa sendi kecil ditangan dan dikaki
Proses ketuaan
Trauma pada sendi
Stres sendi(karena terlalu banyak dipakai atau beban terlalu berat)
Aktifitas olahraga yang berlebihan
2.4 Patofisiologi
Fase 1 : terjadi penguraian proteolitik pada matrik kartilago. Metabolisme kondrosit menjadi
terpengaruh dan meningkatkan produksi enzim seperti metalloproteinases yang kemudian
hancur dalam matriks kartilago. Kondrosit juga memproduksi penghambat protease yang
4
akan memengaruhi proteolitik. Kondisi ini memberikan manifestasi pada penipisan
kartilago.
Fase 2 : proses penguraian dari produk kartilago yang menginduksi respon inflamasi pada
sinovia.
Osteoartritis ditandai oleh degenerasi kartilago sendi dan oleh pembentukan tulang baru
pada bagian pinggir sendi . perubahan degeneratif menyebabkan kartilago yang secara
normal halus, putih, tembus cahaya, menjadi buram dan kuning, dengan permukaan yang
kasar dan area malacia (pelunakan). Ketika lapisan kartilago menjadi lebih tipis , permukaan
tulang tumbuh semakin dekat satu sama lain. Inflamasi sekunder dari mambaran sinovial
mungkin mengikuti. Pada saat permukaan sendi menipiskan kartilago, tulang subkondrial
meningkat kepadatannya dan menjadi sklerosis. (gangguan muskuloskeletal, zairin Noor
Helmi, 2013, hal 308)
Presentasi klinis yang ditampilkan osteoartritis tergantung pada sejauh mana dampak
osteoartritis menyebabkan destruksi pada kartilago. Gejala osteoartritis bersifat progresif,
dimana keluhan terjadi secara berlahan-lahan dan lama-kelamaan akan memburuk. Pada
anamnesis kondisi klinik yang lazim didapatkan adalah sebagai berikut.
1) Persendian terasa kakudan nyeri apabila digerakan. Pada mulanya hanya terjadi pada pagi
hari, tetapi apabila dibiarkan akan bertambah buruk dan menimbulkan rasa sakit setiap
melalukan gerakan tertentu, terutama pada waktu penopang berat badan, namun bisa
membaik bila diistirahatkan. Terkadang juga dirasakan setelah bangun tidur dipagi hari.
2) Penurunan rentang gerak sendi
3) Keluhan adanya pembengkakan/ peradangan pada persendian
4) Kelelahan yang menyertai rasa sakit pada persendian
5) Kesulitan menggunakan persendian.
1. Dampak finansial
a) Biaya pengobatan
b) Imbalan yang kurang karena kemampuan bekerja sudah berkurang.
5
Dampak terhadap kehidupan sehari-hari:
a) Depresi
b) Kecemasan
c) Perasaan tidak ada yang membantu
d) Aktivitas serhari-hari berkurang
e) Terbatas pekerjaan yang bisa dilakukan
2.7 Penatalaksanaan
1. Laboratorium
a) Tidak ada pemeriksaan laboratorium spesifik
6
b) Pemeriksaan rutin biasanya didapatkan adanya peningkatan kadar lekosit,laju endap
darah, dan CRP.
c) Pemeriksaan cairan sinoval melalui artrosentesis untuk mendeteksi adanya artristik
sepsis.
2. Radiodiagnostik
Dilakukan untuk mendeteksi perubahan progresif dari kartilago dan tulang adanya osteofit,
penurun ruang sendi, simetri sendi, sklerosis subkondral dan formasi kista subkondral.
7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Identitas pasien
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis kelamin :
d. Pendidikan :
e. Pekerjaan :
f. Agama :
g. Suku :
h. Status perkawinan :
i. Alamat :
2. Riwayat keluarga
3. Riwayat penyakit
a. Keluham utama
b. Riwayat keluhan utama
c. Riwayat penyakit dahulu
4. Status kesehatan
Pengukuran Status Gizi pada Lanjut Usia
Indeks masa tubuh dapat diktahui nilai dengan menggunakan rumus :
IMT = BERAT BADAN ( KG )
TINGGI BADAN ( M )2
8
tingkat ringan
3 Normal 18,5 - 25,0
4
Gemuk 25,0 - 27,0
Kelebihan berat badan tingkat
ringan
5 Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
5. Aktivitas/istirahat
Gejala : nyeri sendi karena pergerakan, nyeri tekan, yang memburuk dengan stress dengan
sendi, kekakuan senda pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris.
Tanda : malaise, keterbatasan ruang gerak, atrofi otot, kulit kontraktur atau kelainan pada sendi
dan otot.
Kaji indeks ADL’s Barthel :
Tak mampu 0
Tak mampu 0
9
4. Membersihkan diri (lap Mandiri 1
muka, sisir rambut,sikat
gigi) Perlu pertolongan orang lain 0
Kadang-kadang inkontinen 1
Inkontinen 0
Kadang-kadang inkontinen 1
Inkontinen/kateter 0
7. Mandi Mandiri 1
9. Makan Mandiri 2
Perlu pertolongan 1
Tak mampu 0
Skor total
20 : Mandiri
10
12-19 : Ketergantungan ringan
6. Integritas ego
Gejala : factor-faktor stress akut/kronis missal finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, factor-
faktor hubungan social, keputusan dan ketidakberdayaan. Ancaman pada konsep diri, citra
tubuh, identitas diri missal ketergantungan pada orang lain, dan perubahan bentuk anggota
tubuh.
Kaji GDS 15 ( Geriatric depression scale 15 ) :
1. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda ?
Ya
Tidak
2. Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan minat atau kesenangan anda ?
Ya
Tidak
11
3. Apakah anda merasa kehidupan anda kosong ?
Ya
Tidak
4. Apakah anda sering merasa bosan ?
Ya
Tidak
5. Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap hari ?
Ya
Tidak
6. Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda ?
Ya
Tidak
7. Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda?
Ya
Tidak
8. Apakah anda sering merasa tidak berdaya ?
Ya
Tidak
9. Apakah anda lebih senang tinggal dirumah daripada pergi keluar dan mengerjakan
sesuatu hal yang baru ?
Ya
Tidak
10. Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingat anda
dibandingkan kebanyakan orang ?
Ya
Tidak
11. Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini menyenangkan?
Ya
Tidak
12. Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat ini ?
Ya
Tidak
13. Apakah anda merasa penuh semangat?
Ya
Tidak
12
14. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan ?
Ya
Tidak
15. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari anda ?
Ya
Tidak
7. Makanan / cairan
Gejala : ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengonsumsi makanan atau cairan
adekuat seperti mual, anoreksia, dan kesulitan untuk mengunyah.
Tanda : penurunan berat badan, dan membrane mukosa kering.
8. Inkontinensia Urine
I. Kaji inkontinensia/mengompol akut
Jika mengompol merupakan suatu kejadian yang baru dialami dan atau berhubungan
dengan penyakit-penyakit akut lain , maka hal-hal berikut ini akan di alami seperti:
infeksi akut saluran kencing, tidak dapat bergerak, pengaruh obat-obatan,
ketidaknormalan metabolik dengan poliuria ( hiperglikemia, hiperkalemia ).
Jika adanya kondisi-kondisi tersebut atau disertai dengan penyakit akut, maka perlu
dilakukan pengkajian lebih lanjut.
II. Kaji inkontinensia persisten
A. Riwayat
1. Apakah anda pernah mengeluarkan urine padahal anda tidak ingin BAK?
a. Ya b. Tidak pernah
2. Apakah anda pernah memiliki masalah untuk ke kamar mandi tepat pada waktunya
sehingga BAK dicelana atau tempat tidur ?
a. Ya b. Tidak pernah
13
a. kurang dari 1 minggu b. 1-4 bulan
e. terus menerus
f. tidak tentu
c. Lebih dari secangkir ( cukup untuk membuat basah baju dan sprei )
d. Tidak tentu
e. Tidak tau
b. Ya, biasanya antara 1-3 kali d. Ya, tetapi frekuensinya tidak menentu
10. Apakah anda mengalami hal berikut ini ketika anda BAK ?
14
a. Kesulitan untuk memulai mengeluarkan urine
e. Merasa terbakar
11. Apakah anda menggunakan salah satu alat dibawah ini untuk menolong anda
mengompol?
a. Bantalan/alas ditempat tidur b. Pampres
c. Pispot d. Kateter
9. Hygiene
Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi secara mandiri,
ketergantungan pada orang lain.
10. Neurosensori
Gejala : kebas/ kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
Tanda : pembengkakan sendi simetri.
11. Nyeri/kenyamanan
Gejala : fase akut dari nyeri ( disertai / tidak disertai pembengkakan jaringan lunak pada
sendi), rasa nyeri kronis dan kekakuan ( terutama pada pagi hari ).
12. Interaksi social
Gejala : kerusakan interaksi dengan keluarga/orang lain, perubahan peran, isolasi.
15
3.3 Intervensi Keperawatan
16
ANALGESIK
ADMINISTRATION
1) Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
2) Instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis,
frekuensi.
3) Cek riwayat alergi
4) Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari Satu
5) Tentukan pilihan
analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
17
berpindah 4) Ajarkan pasien tenaga
memperagakan kesehatan lain tentang
penggunaan alat teknik ambulasi
bantu untuk 5) Kaji kemampuan klien
mobilisasi (walker) dalam mobilisasi
6) Latih pasien dalam
pemenuhan kebutuhan
ADLs secara mandiri
sesuai kemampuan
7) Damping dan bantu
klien saat mobilisasi
dan bantu penuhi
kebutuhan ADls ps
8) Berikan alat bantu jika
klien memerlukan
18
Klien mampu perubahan sttus kesehatan
mengenali perubahan dan penyakit
status kesehatan
4. Defisit perawatan diri b.d Activitiy of daily living (ADLs) 1) Monitor kemampuan
penuran fungsi tulang klien untuk perawatan
Setelah dilakukan tindakan
diri yang mandiri
keperawatan selama 15-30 menit
2) Dorong klien untuk
defisit perawatam diri teratasi
melakukan aktivitas
dengan kriteria hasil :
sehari-hari yang
Klien terbebas dari bau normal sesuai
badan kemampuan yang
Menyatakan kenyaman dimiliki
terhadap kemampuan 3) Dorong klien
untuk melakukan ADLs melakukan secara
Dapat melakukan ADLs mandiri, tapi beri
dengan bantuan bantuan ketika klien
tidak mampu
melakukannya
4) Ajarkan klien/
keluarga untuk
mendorong
kemandirian, untuk
memberikan
bantuanhanya jika
pasien tidak mampu
melakukannya
5) Berikan aktivitas rutin
sehari-hari sesuai
kemampuannya.
19
3.4 Implementasi keperawatan
Melaksanakan tindakan sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan dan dilakukan
sesuai dengan kebutuhan klien tergantung pada kondisinya. Sasaran utama klien meliputi
peredaan nyeri, pemahan dan penerima penanganan, pemenuhan aktivitas perawatan diri,
termasuk pembarian obat, dan upaya komplikasi.
3.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi dalam proses
keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif dan objektif yang akan mnunjukan
apakah tujuan asuhan keperawatan sudah tercapai sepenuhnya ata belum tercapai. Tujuan
tahap evaluasi adalah untuk memperikan umpan baik rencana keperawatan. Pada tahap ini
yang perawat lakukan adalah melihat apakah masalah yang telah diatasi sesuai dengan
kriteria waktu yang telah ditentukan.
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Osteoartritis (AO) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang dan
sendi berupa disentegrasi dan pelunakan progresif yang diikuti dengan pertambahan
pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi yang disebut osteofit, dan fibrosis dan
kapsul sendi. Kelainan ini timbul akibat mekanisme abnormal proses penuaan, trauma atau
kelainan lain yang menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Keadaan ini tidak berkaitan
dengan faktor sistemik atau infeksi.
21
DAFTAR PUSTAKA
Anies. 2006. Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia
Yatim, Faisal. 2006. Penyakit Tulang Dan Persendian (Arthritis Atau Arthralgia). Jakarta :
Pustaka Populer Obor
Helmi, Zairin Noor. 2013. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika
NANDA-NIC-NOC
Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2.
Jakarta : EGC
22