Anda di halaman 1dari 8

Modul 2.

Komponen Moda

2.1. Jenis dan Klasifikasi Angkutan Umum

Beberapa peraturan di Indonesia yang berkaitan tentang angkutan umum (mass transit ), yaitu:

a. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 68 Tahun 1993 yangtelah diperbaharui menjadi


Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 84 Tahun 1999, tentang Penyelenggaraan
Angkutan Orang diJalan Dengan Kendaraan Umum.

b. Keputusan Mentri Perhubungan Nomor KM 35 tahun 2003, tentang Penyelenggaraan


Angkutan Orang di Jalan.

c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1993.

d. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 yang telah diperbaharuidengan Undang-Undang


Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintasdan Angkutan Jalan.Menurut UU No. 22 tahun
2009 pasa 1 (21), perusahaan angkutan umum adalah badan hukum yang menyediakan jasa
angkutan orang dan/atau barang dengan Kendaraan Bermotor Umum. Secara lengkap
klasifikasi angkutan adalah sebagai berikut

Gambar 2.1. Klasifikasi Angkutan Berdasarkan UU Yang Berlaku

‘13 Rekayasa Lingkungan


1 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pada transportasi perkotaan sistem angkutan umum dikelompokkan menjadi angkutan umum
penumpang dan angkutan umum barang. Angkutan umum penumpang adalah angkutan penumpang
yang dilakukan dengan sistem sewa atau bayar, termasuk dalam pengertian angkutan umum
penumpang adalah angkutankota (bus, minibus, dsb.), kereta api, angkutan air dan angkutan udara
(SuwardjokoWarpani, 1990:170). Selanjutnya sistem angkutan umum penumpang sendiri biss
dikelompokkan menurut penggunaannya dan cara pengoperasiaannya (Vuchic, 1981), yaitu

 Angkutan pribadi, yaitu angkutan yang dimiliki dan dioperasikan oleh dan untuk
keperluan pribadi pemilik dengan menggunakan prasarana baik pribadi juga maupun
prasarana umum.

 Angkutan umum, yaitu angkutan yang dimiliki oleh operator yang biasa digunakan untuk
umum dengan persyaratan tertentu.

2.1.1. Angkutan Individual

Tipologi angkutan umum dikelompokkan berdasarkan atas kelompok angkutan massal dan
angkutan individual. Angkutan individu terdiri dari ojek, taksi dan becak. Secara umum ketiga jenis
moda tersebut terdapat di seluruh kota di Indonesia, hanya khusus taksi tidak semua kota tersedia.
Dilihat dari parameter jarak, kecepatan, sifat pelayanan (door-to-door), tarif dan keselamatan, ketiga
moda dibandingkan secara kualitatif, kinerja ojek memiliki keuntungan dari aspek kecepatan dan
ketersediaannya (door-to-door).

Saat ini di hampir semua wilayah perkotaan, telah dilayani oleh ojek. Ojek menjadi masalah
karena tidak memiliki legalitas dalam UU 22/2009 tentang LLAJ namun demikian kebutuhan
masyarakat akan pergerakan yang cepat, door-to-door dan melayani jalan yang sempit memaksa
pengguna jalan menggunakan ojek. Target kedepan: peran taksi akan ditingkatkan hingga menjadi
moda utama angkutan individu di pusat kota dan wilayah perkotaan, khususnya kota metropolitan,
kota besar dan kota menengah. Peran ojek akan dibatasi pada wilayah dimana kebutuhan moda
transportasi belum terlayani, khususnya pada jalan-jalan sempit (rat-run) kawasan perkotaan, tidak
melayani trayek angkutan umum lingkungan (ang-ling), angkutan bus, sistem transit dan BRT.

Target kedepan: peran taksi akan ditingkatkan hingga menjadi moda utama angkutan individu
di pusat kota dan wilayah perkotaan, khususnya kota metropolitan, kota besar dan kota menengah.
Peran ojek akan dibatasi pada wilayah dimana kebutuhan moda transportasi belum terlayani,
khususnya pada jalan-jalan sempit (rat-run) kawasan perkotaan, tidak melayani trayek angkutan
umum lingkungan (ang-ling), angkutan bus, sistem transit dan BRT.

2.1.2. Angkutan Umum

Perkotaan di Indonesia mengalami evolusi kemajuan sistem angkutan umum berdasarkan


sejarah perkembangan kota. Secara umum, kota-kota dibagi menurut jenis angkutannya berupa
angkutan individu dan angkutan massal, memiliki ciri operasi angkutan umum:

a. Kota Kecil: Angkutan umum terdiri dari Angkutan Kota (Angkot) dan Bus Sedang, Angkutan
Individu: becak dan ojek.
‘13 Sistem Angkutan Umum
2 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b. Kota Menengah: Angkutan umum, terdiri dari Bus Besar, Bus Sedang, Angkutan kota
(Angkot) dan bus sedang, Angkutan Individu: becak dan ojek
c. Kota Besar: Angkutan Massal, terdiri dari Sistem Transit, Bus Besar, Bus Sedang
d. Angkutan kota (Angkot) dan Bus Sedang, Angkutan Individu: becak dan ojek
e. Kota Metropolitan: Angkutan Massal, terdiri dari Mass Rapid Transit (MRT), Bus Besar, Bus
Sedang, Angkutan Kota (Angkot) dan Bus Sedang, Angkutan Individu: becak dan ojek.
Tabel 2.1. Karakteristik Angkutan Individu
PARAMETER OJEK TAKSI BECAK
Jarak + ++ -
Kecepatan ++ + -
Door-to-Door ++ + ++
Tarif -- + -
Safety - ++ +
Akses Jalan ++ - +
Sempit Perkotaan

Keterangan :
+ = Makin bertambah

- = Makin berkurang
Gambar 2.2. Tipologi Angkutan Umum

‘13 Sistem Angkutan Umum


3 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2.2. Klasifikasi Sistem dan Karakteristik Kendaraan Angkutan Umum

Terdapat 2 (dua) sistem pemakai angkutan umum berdasarkan peraturan Direktorat


jenderal Perhubungan Darat tahun 1994, yaitu sebagai berikut:

1) Sistem sewa (demand responsive system), yaitu kendaraan yang bisadioperasikan


balk oleh operator maupun oleh penyewa. Dalam hal ini tidak ada rute dan jadwal
tertentu yang hams diikuti oleh pemakal. Sisteminiseringdisebut sebagal demand
responsive system, karena penggunaannya yangtergantung pada adanya permintaan.
Contoh jenis ini adalah angkutan jenistaksi
.
2) Sistem penggunaan bersama (transit system), yaitu kendaraan dioperasikanoleh
operator dengan rute dan jadwal yang tetap. Sistem inidikenal dengantransit system.
Terdapat dua jenis transit, yaitu sebagai berikut:

a) Para transit, yaitu tidak ada jadwal yang pasti dan kendaraan dapat berhenti
untuk menaikkan dan menurunkan penumpang di sepanjangrutenya. Contohnya
adalah angkutan kota atau angkutan pedesaan; dan
b) Mass transit, yaitu jadwal dan tempat hentinya Iebih pasti dan teratur.
Contohnya adalah kereta api.

2.3. Karakteristik Atas Dasar Kategori ROW dan Jenis Teknologi.

Vuchic (1981) membagi karakteristik moda angkutan umum menjadi tigamacam, yaitu
sebagai berikut:
1) Karakteristik Right of way (ROW).

Berdasarkan kategori (ROW) Terdiri dari tiga tipe; tipe C, B, dan A. Tingkat
kemudahan suatu moda dalam beroperasi sangat terkait erat dengan tingkat
eksklusifitas prasarana yang tersedia untuknya. Semakin eksklusif prasarana yang
tersedia untuk suatu moda, maka semakin tinggi tingkat kemudahan dalam
merancang karakteristik perjalanannya.
a) Tipe ROW C dikategorikan sebagai moda transportasi yang tidak mampu
mengontrol karakteristik parameter operasionalnya sendiri seperti kecepatan,
waktu tempuh, dan jadwal. Tingkat kemampuan mengontrol sangat tergantung
pada tingkat gangguan dari moda yang lain sehingga performance indicator (PI)
sangat tergantung pada moda lain.

‘13 Sistem Angkutan Umum


4 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kondisi ini terjadi karena dalam pengoperasian moda transportasi ini
menggunakan prasarana yang bercampur dengan moda lain. Moda angkutan
umum perkotaan di Indonesia pada umumnya tergolongdalam ROW tipe C
karena berjalan di atas jalan raya atau jalan rel yang digunakan secara bersama
dengan moda transportasi lainnya. Pada kondisi lalu lintas yang bercampur
(mixed traffic) distribusi kecepatan kendaraan secara keseluruhan sangat
tergantung dari komposisi kendaraan dengan kecepatan terendah dan tingkat
kerapatan kendaraan di jalan.

b) Tipe ROW B adalah tipe moda transportasi yang memakai prasarana terpisah
dengan moda lainnya baik dengan curb, , pagar pemisah, atau elevasi yang
berbeda, namun demikian masih menggunakan fasilitas yang sama dengan moda
yang lain di persimpangan. Pada kategori ini moda angkutan umum tetap harus
berhenti di persimpangan bersinyal ketika lampu merah, atau memperlambat
bahkan mungkinharus berhenti pada persimpangan sebidang tanpa pengatur
lampu lalu lintas.
Performance indicator (PI) dari moda angkutan umum pada kategori ROW tipe
B ini masih tergantung pada kondisi prasarana jalan di perkotaan, terutama pada
jumlah simpang baik simpang bersinyal atau yang tidak berpengatur lampulalu
lintas bersinyal. Sekalipun dalam jalur geraknya tidak terganggu, tetapi pada
simpang bersinyal kendaraan tetap harus berhenti di lampu merah.

Demikian pula di persimpangan yang tidak bersinyal, apabila terjadi kemacetan


yang menghalangi jalur gerak maka moda angkutan umum ini tetap harus
berhenti kecuali ada penjagaatau petugas, moda angkutan umum yang tergolong
dalam ROW kategori B adalah Busway Trans Jakarta.

c) Moda angkutan umum dengan ROW kategori A adalah kondisi angkutan umum
dengan prasarana yang terpisah dengan moda transportasi lainnya baik dalam
penggunaan jalur pergerakannya maupun di persimpangan. Di persimpangan
yang sebidang, kendaraan tetap mendapatkan prioritas dengan pintu hingga
kendaraan lain tidak bisa menerobos. Untuk kategori ROW A, moda
transportasinya dapat mengontrol karakteristik operasionalnya sendiri seperti
kecepatan, waktu tempuh, dan jadwal. Tingkat kemampuan mengontrol
sepenuhnya tergantung pada tingkat karakteristik moda tersebut.

‘13 Sistem Angkutan Umum


5 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2) Karakteristik Teknologi, danc.
Teknologi moda angkutan umum dapat digolongkan dengan mengacu pada bentuk
mekanis kendaraan (mechanical feature) dan jalur lintasannya, yaitu:

a) Suporting system.
Suporting system yakni kontak antara sarana dan prasarana untuk mentransfer
berat kendaraan. Bentuk yang umum adalah ban karet di atas aspal, beton, atau
permukaan lainnya dan roda baja di atas rel. Bentuk lainnya adalah bodi
kendaraan di atas air (perahu, kapal), dan pesawat di dalam udara.

b) System Pengarah.Sistem Pengarah dimaksud sebagai pengarah kendaraan dalam


arah lateral.Kendaraan di jalan raya memakai setir ( steer ) sebagai pengarah
kendaraandan gesekan roda dengan perkerasan sebagai penjaga stabilitas lateral.
Sementara untuk kendaraan di jalan rel menggunakan sayap rel sebagai
pengarah sekaligus sebagai suporting system

c) Sistem Penggerak.Sistem Penggerak adalah jenis penggerak dan cara transfer


percepatan atau perlambatan.
Jenis penggerak terdiri dari Internal Combustion Enginee (ICE), yakni mesin
penggerak dalam/motor bakar seperti teknologi mobil pada umumnya dengan
bahan bakar bensin atau solar, dan mesin dengan motor elektrik. Metoda
transfer energi/tenaga, yakni dengan: gesekan/friksi, magnetik,kabel, dan
propeller.

d) Sistem Kontrol. Sistem Kontrol dimaksud sebagai sistem pengaturan kendaraan


secara individu atau keseluruhan dalam sistem tranportasi. Hal yang paling
penting di sini adalah upaya menjaga jarak antar kendaraan yang dapat
dilakukandengan cara: manual-visual, manual-signal, otomatis, atau semi
otomatis.

3) Kategori Jenis Pelayanan


Dalam melihat karakteristik pelayanan angkutan umum, deskripsi yang paling
mudah adalah dengan membandingkan dengan pelayanan kendaraan pribadi Sistem
Kontrol.Sistem Kontrol dimaksud sebagai sistem pengaturan kendaraan
secaraindividu atau keseluruhan dalam sistem tranportasi. Hal yang paling penting
di sini adalah upaya menjaga jarak antar kendaraan yang dapat dilakukan dengan
cara: manual-visual, manual-signal, otomatis, atau semi otomatis.
‘13 Sistem Angkutan Umum
6 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a) Kategori Jenis Pelayanan
Dalam melihat karakteristik pelayanan angkutan umum, deskripsi yang paling
mudah adalah dengan membandingkan dengan pelayanan kendaraan pribadi.

Karakteristik Pelayanan Angkutan Umum dibandingkan Kendaraan Pribadi

b) Ciri-ciri Pelayanan Angkutan Umum


Tujuan mendasar dari keberadaan angkutan umum penumpang adalah
menyelenggarakan pelayanan yang baik bagi masyarakat. Ukuran pelayanan
yang baik meliputi pelayanan yang aman, dapat dipercaya, teratur, cepat, murah,
nyaman, mudah diperoleh, dan menyenangkan. Pelayanan angkutan umum
secara fundamental terdiri dari tiga komponen aktivitas operasional atau tiga
tahapan kegiatan (Wells, 1975:23), yaitu:
 Tahap pengumpulan (collection) Pengumpulan penumpang merupakan
proses awal dari akumulasi penumpang berada di kendaraan. Pada bagian
ini diperlukan akses yang tinggi,melalui daerah tangkapan penduduk
seperti perumahan

 Pengangkutan ( Line Haul ) Pengangkutan adalah tahap membawa


penumpang ketempat tujuanatau jalur pengangkutan. Karakteristik
operasionalnya adalah bergerak dengankecepatan relatif tinggi, sedapatnya
melakukan perhentian sedikit mungkin.Apabila sering melakukan
perhentian daya tarik dan efektivitas operasinyaakan berkurang, meskipun
tentu saja beberapa perhentian penting tetapdilakukan..

‘13 Sistem Angkutan Umum


7 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Tahap Penyebaran ( Distribution) Merupakan bagian penyebaran para
penumpang di tempat tujuanmasing-masing, yang merupakan kebalikan
dari tahap pengumpulan penumpang. Karekteristik operasionya,
melakukan perhentian tetapi tidak terlalu sering. Kepentingan yang
diutamakan adalah berprestasi yang maksimal ke kawasan perbelanjaan
dan tempat bekerja

‘13 Sistem Angkutan Umum


8 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai