BAB I
PENDAHULUAN
sakit saat ini membuat persaingan diantara rumah sakit semakin ketat pula.
salah satu aspek penting yang harus diperhatikan adalah aspek sumber daya
jasanya.
dipisahkan dari perusahaan dan memiliki peran yang sangat penting untuk
tersebut. Kualitas SDM suatu rumah sakit salah satunya bisa diukur dari
kinerja perawatnya. Perawat memiliki peran yang sangat vital di rumah sakit
Menurut Hasibuan (2005) kinerja diartikan sebagai hasil kerja yang telah
yang ada di kecamatan Cepu kabupaten Blora Jawa Tengah. Rumah sakit ini
pasiennya dimana hal ini merupakan gambaran dari kinerja perawat yang
kinerja perawat ruang rumah sakit PKU Muhammadiyah Cepu. Hal tersebut
ruang RS PKU Muhammadiyah Cepu pada kurun waktu tahun 2014 – 2016
sebagai berikut :
3
Tabel 1.1
(%)
sudah dikategorikan baik namun dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini yakni
dari tahun 2014 sampai 2016 berturut- turut persentase kinerja perawat mengalami
penurunan.
Muhammadiyah Cepu diketahui bahwa salah satu hal yang menjadi masalah
itu sendiri. Beliau mengatakan bahwa kedisplinan perawat dirasa masih kurang
semua peraturan yang ada dalam perusahaan dan juga norma-norma sosial yang
akan berdampak pada kinerja karyawan yang secara tidak langsung juga
4
mempengaruhi kualitas kinerja perusahaan itu sendiri. Dengan disiplin kerja yang
baik, maka karyawan dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan oleh perusahaan sehingga target terpenuhi dan kinerja karyawan juga
meningkat pula.
tergolong rendah. Dari sebanyak 101 perawat yang dimiliki oleh RS PKU
Tabel 1.2
Berdasarkan data diatas diketahui bahwa masih banyak perawat ruang yang
terlambat baik itu yang shift pagi, siang, maupun yang shift malam. Dalam satu
bulan, rata-rata perawat yang terlambat berjumlah 30 orang. Selain itu perawat
juga sering pulang lebih cepat dari jam kerja yang telah ditetapkan ketika akan
5
pergantian shift. Perawat juga ada yang absen tanpa keterangan yang jelas bahkan
mereka juga ada yang lupa untuk melakukan absensi setelah selesai melakukan
pekerjaan. Hal tersebut tentunya akan sangat mempengaruhi kinerja perawat dan
berdampak pada pelayanan yang mereka berikan kepada pasien. Rumah sakit ini
datang terlambat.
pemimpin harus memberikan contoh yang baik terkait disiplin kerja yang dapat di
maka secara tidak langsung hal tersebut akan di tiru oleh bawahannya sehingga
yang dialami oleh perawat ruang RS PKU Muhammadiyah Cepu adalah stres
perawat RS PKU Muhammadiyah Cepu diketahui bahwa salah satu faktor yang
kerja. Rekapan hasil kuesioner prasurvei dijelaskan pada tabel 1.3 dibawah ini.
6
Tabel 1.3
Hasil Prasurvei
emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stres kerja dapat diartikan sebagai
mengalami stres kerja karena beban kerja yang mereka emban cukup banyak dan
hal tersebut pasti sangat melelahkan. Terlebih lagi setiap hari mereka dihadapkan
pada pekerjaan monoton yakni merawat dan berinteraksi dengan pasien yang
tentunya membuat perawat merasa bosan dan jenuh dengan pekerjaannya. Hal lain
yang dapat memicu stres kerja perawat yakni kurang jelasnya sistem promosi
yang ada di rumah sakit tersebut. Ketidakjelasan dalam sistem promosi tersebut
mereka merasa stres karena pekerjaan mereka kurang dihargai oleh atasan
terhadap kinerja pegawai. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian Galih
negatif signifikan terhadap kinerja pegawai. Dalam penelitiannya Shahu dan Gole
(2008, dalam Nicko Permana 2006) menunjukan bahwa stres kerja berpengaruh
negatif (-0,377) dan kepuasan kerja berpengaruh positif (0,259) terhadap kinerja.
Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Yenhui Ouyang (2009, dalam
Luthfan 2011) menunjukan bahwa stress kerja berpengaruh positif dan signifikan
pencapaian kinerja perawat ruang selama tiga tahun terakhir. Kinerja perawat
tingkat kedisplinan kerja perawat dan adanya stres kerja pada perawat ruang.
Selain itu juga adanya research gap dari penelitian yang dilakukan oleh
adalah
Muhammadiyah Cepu ?
Muhammadiyah Cepu?
2. Bagi Akademisi
9
Dapat dijadikan landasan atau sumber referensi bagi peneliti lain yang akan
melakukan penelitian tentang obyek yang sama atau yang berhubungan di masa
mendatang.
3. Bagi Penulis
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
penelitian.
Bab ini menguraikan jenis variabel yang digunakan dalam penelitian, definisi
Bab ini menjabarkan tentang gambaran umum perusahaan, hasil analisis data
BAB V: PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang dapat dirangkum dari bab-bab
sebelumnya.
11
BAB II
TELAAH PUSTAKA
Menurut Hasibuan (2001) kinerja sebagai prestasi kerja, yang merupakan suatu
hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2009) kinerja adalah hasil kerja baik
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
hasil yang diperoleh atau dicapai oleh karyawan setelah melakukan usaha atau
kerja keras untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab yang telah
diberikan kepadanya.
Kinerja seorang perawat dapat dilihat dari mutu pelayanan keperawatan yang
diberikan pada pasien. Pada dasarnya yang dijadikan acuan dalam menilai kualitas
keperawatan. Tenaga perawat merupakan tenaga yang paling banyak dan paling
12
lama kontak dengan pasien, maka kinerja perawat harus selalu ditingkatkan dalam
tujuannya.
5. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam seluruh kegiatan
b. Faktor Motivasi
13
tujuan kerja, faktor motivasi terbentuk dari sikap (Attitude) seorang karyawan
keperawatan, meliputi :
1. Loyalitas
2. Prestasi Kerja
3. Disiplin Kerja
4. Tanggung jawab
6. Kerjasama
karyawan maka semakin tinggi pula prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa
disiplin kerja yang baik, perusahaan akan sulit dalam mewujudkan hasil yang
optimal.
14
norma-norma sosial yang berlaku. Disiplin kerja merupakan suatu alat yang
bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk
serta norma – norma sosial yang berlaku yakni disiplin kerja (Rivai,2004).
sesuai dengan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis dan jika karyawan
melanggar peraturan tersebut maka akan ada sanksi atau hukuman yang
diterimanya. Karyawan dikatakan memiliki disiplin kerja yang tinggi jika yang
Menurut Rivai (2004) terdapat empat (4) perspektif daftar yang menyangkut
dampak negatifnya.
diantaranya :
1. Kehadiran
Karyawan yang taat pada peraturan kerja tidak akan melalaikan prosedur
kerja dan akan selalu mengikuti pedoman kerja yang ditetapkan oleh
perusahaan.
16
Hal ini dapat dilihat melalui besarnya tanggung jawab karyawan terhadap
5. Bekerja etis
pelanggan atau terlibat dalam tindakan yang tidak pantas. Hal ini
bahwa stres adalah kondisi tegang dari emosi dan proses berfikir dalam mengatasi
hambatan dalam lingkungannya. Stres dapat pula diartikan sebagai bentuk reaksi
emosional dan fisikal yang muncul dalam menanggapi tuntutan dari dalam
kerja tampak dari symptom, antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang,
suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang berlebihan, tidak bisa rileks, cemas,
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat diartikan bahwa stres kerja adalah
suatu keadaan yang dapat mempengaruhi kondisi psikologis seseorang serta dapat
menganggu pekerjaan seseorang. Stres harus dapat dikelola dengan baik sehingga
yaitu:
1. Faktor Lingkungan
a. Ketidakpastian Ekonomi
barang dan bahkan gaji karyawan cenderung tetap hal inilah yang akan
tercukupi.
b. Ketidakpastian Politis
18
c. Ketidakpastian Teknologis
karyawan usang dalam waktu yang sangat pendek oleh karena itu
stres.
2. Faktor Organisasi
a. Tuntutan Tugas
dan tata letak kerja fisile Lini perakitan dapat memberi tekanan pada
b. Tuntutan Peran
d. Struktur Organisasi
e. Kepemimpinan Organisasi
organisasi yaitu dimana dia ada dalam daur empat tahap ini,
3. Faktor Individual
a. Masalah Keluarga
b. Masalah Ekonomi
c. Kepribadian
yaitu :
1. Gejala Fisik
serangan jantung.
2. Gejala Psikologis
pekerjaan itu.
3. Gejala Perilaku
Menurut Robbins (2006) indikator yang dipakai dlam mengukur stres kerja
2) Ketidakjelasan Peran
6) Ketidakjelasan Promosi
dan stres kerja yang berpengaruh terhadap kinerja perawat atau karyawan.
23
1. Penelitian yang dilakukan oleh Warraich Usman Ali dkk pada tahun 2014
133 karyawan dimana beban kerja , konflik peran dan ketidakcukupan gaji
2. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Nurhendar dan Sri Sukemi (2007:1-18)
serta gejala stress yang dirasakan oleh responden seperti bosan dengan
3. Penelitian yang dilakukan oleh Nasrin Arshadi dan Hojat Damiri dalam
dari 286 karyawan dari Iranian National Drilling Company (INDC) yang
0,62 dengan jumlah sample sebesar 130 karyawan dengan metode survei
sesuai dengan apa yang direncanakan dan juga tujuan perusahaan akan
tinggi pula hasil kerja yang dapat dicapai oleh karyawan. Pernyataan
dalam maupun luar pekerjaan, ketika berinteraksi dengan individu lain. Jika
interaksi antar individu baik akan menghasilkan kinerja yang tinggi dan
stres kerja yang rendah. Stres kerja timbul ketika terjadi perubahan pada diri
karyawan.
salah (disfunctional) atau merusak prestasi kerja (T. Hani Handoko, 2008).
berprestasi. Namun apabila tingkat stres seseorang sudah besar maka hal
dari pekerjaannya karena sakit dan tidak kuat bekerja lagi akibat dari stres
bahwa stres kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja. Hasil ini sama
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rodziah Kurnia Dewi (2014)
yaitu stres kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja. Dari uraian tersebut
maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Gambar 2.1
DISIPLIN KERJA
H1
X1 KINERJA PERAWAT
Y
STRES KERJA
H2
X2
27
2.5 Hipotesis
berikut :
Kinerja Karyawan.
Karyawan.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari serta ditarik
kesimpulannya. Penelitian ini menggunakan dua variabel yakni variabel bebas (X)
karena sifatnya bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas
atau variabel independen terdiri dari disiplin kerja dan stres kerja.
Tabel 3.1
Definisi Operasional
No
Nama Notasi Definisi Indikator
Variabel
(2003)
dipenuhi
30
5. ketidakjelasan
promosi
(Robbins,2006)
Cepu, 2016)
3.2.1 Populasi
atau ciri yang sama sehingga menjadi perhatian bagi seorang peneliti
yang akan diteliti. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perawat
3.2.2 Sampel
berjumlah 99 responden.
1. Data Primer
sumbernya, data ini yang pertama kali diamati dan dicatat. Data primer
2006). Dalam penelitian ini data primer berupa hasil kuesioner dari
responden dan wawancara tentang pengaruh disiplin kerja dan stres kerja
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, data
ini mengacu pada informasi yang telah dikumpulkan dari sumber yang
1. Wawancara
dengan narasumber atau responden yang terpilih melalui sesi tanya jawab.
penunjang penelitian.
2. Kuesioner
adanya pengaruh dari pihak manapun. tipe pertanyaan angket tertutup dan
Suatu data dapat bermanfaat sesuai dengan tujuan penelitian, maka perlu
dilakukan pengolahan dan analisis data terlebih dahulu untuk selanjutnya data
1. Analisis Kualitatif
baik atau relevan untuk diproses atau dioleh lebih lanjut (Tika, 2006).
(Tika, 2006).
Tidak setuju =2
Netral =3
Setuju =4
Sangat setuju =5
2. Analisis Kuantitatif
data yang telah dikumpulkan dari lapangan dan telah diolah sehingga
Menurut Ghozali (2006) uji validitas digunakan untuk mengetahui sah atau
valid tidaknya suatu kuisioner, suatu kuisioner dinyatakan valid jika pertanyaan
pada kuisioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner
tersebut. Uji validitas menunjukan sejauh mana alat pengukur yang digunakan
dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = N - k, dalam hal ini N adalah
jumlah sampel, dan k adalah jumlah variabel independen penelitian. Jika r hitung
> r tabel, dan bernilai positif, maka butir atau pertanyaan (indikator) tersebut
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
ini digunakan alat bantu program IBM SPSS 20.Aplikasi tersebut memberikan
fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α).
36
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach
dipenuhi pada analisis regresi linear berganda. Uji asumsi klasik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji
heteroskedastisitas.
(2006), untuk dapat mengetahui ada tidaknya normalitas dalam model regresi
komulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis
lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis
diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan
prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.
1. Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
2. Jika data (titik) menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik tidak menunjukkan pola distribusi normal,
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama
Jika varience dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
(Ghozali, 2005).
38
1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik–titik yang menyebar di atas dan
stres kerja terhadap kinerja perawat. Selain itu juga analisis regresi digunakan
untuk menguji kebenaran hipotesis yang disajikan dalam penelitian ini, yang
Y = a+βıXı + β2X2 + e
Keterangan :
Y = Kinerja Perawat
X1 = Disiplin Kerja
X2 = Stres Kerja
A = Nilai intercept/constant
kinerja perawat. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1).
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
terikat dapat diketahui melalui nilai koefisien determinasi ditunjukkan oleh nilai
adjusted r square (𝑅 2 ). Nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu
untuk menguji hipotesis ini adalah dengan membandingkan nilai F hitung dengan
variabel dependen.
40
variabel dependen.
dependen.
(Ghozali, 2006) :
DAFTAR PUSTAKA
Aksara. Jakarta
Rivai, Veithzal dan Ahmad Fawzi Mohd Basri, (2005). Performance Appraisal.
Erlangga, Jakarta.