Anda di halaman 1dari 9

1.

PENGERTIAN
DBD
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang dapat
menyerang semua orang, bahkan kejadian DBD ini sering mewabah. Demam berdarah
merupakan penyakit yang banyak ditemukan di sebagian besar wilayah tropis dan subtropis.
Host alami DBD adalah manusia, sedangkan agentnya adalah virus dengue.
Virus dengue ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang telah terinfeksi, khususnya
nyamuk Aedes aegypti yang terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, yang ditemukan
pertama kali pada tahun 1950an di Filipina dan Thailand, dan saat ini dapat ditemukan di
sebagian besar negara di Asia.
2. EPIDEMIOLOGI
3. ETIOLOGI

4. FAKTOR RESIKO

1. AGENT
DBD ditularkan terutama oleh nyamuk Aedes aegypti. Meskipun nyamuk
Aedes albopictus dapat menularkan DBD akan tetapi peranannya dalam penularan
DBD sangat kecil, karena biasanya hidup di kebun-kebun.
Kontak antara vector dengan penjamu terjadi akibat aktivitas vektor. Aedes aegypti
tergolong antropofilik yaitu suka mengisap darah manusia. Aedes aegypti mempunyai kebiasaan
menghisap darah berulang kali, yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu
relatif singkat. Sifat Aedes yang sangat mudah terganggu. Nyamuk betina dewasa biasanya
menghisap darah manusia pada pagi hari dan menjelang sore.

2. PENJAMU
Manusia adalah penjamu dalam penularan DBD dengan karakteristik
tertentu seperti umur dan aktifitas. Infeksi demam berdarah sering kali sebagai
penyebab kesakitan dan kematian terutama pada anak-anak dibawah 15 tahun.
Kepadatan penduduk dan mobillitas penduduk mempunyai pengaruh
dalam penularan DBD. Kepadatan penduduk yang tinggi lebih mudah terjadi
penularan DBD, oleh karena jarak terbang nyamuk penular DBD diperkirakan
sampai 200 meter. Pada penduduk padat semakin cepat terjadinya penularan.
Demikian pula dengan mobilitas penduduk yang tinggi, akan memudahkan
penularan dari satu tempat ke tempat yang lain. Akses jasa transportasi membantu
dalam peningkatan kasus dan luas daerah yang terjangkit penyakit. Perpindahan
penduduk mempunyai peranan penting dalam ikut menyebarkan virus DBD.
Mobilisasi penduduk memungkinkan penularan dari satu tempat ke tempat
lainnya dan biasanya penyakit menjalar dari satu sumber penularan kemudian
mengikuti lalu lintas penduduk
3. LINGKUNGAN

Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar manusia, baik benda
mati, benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat
interaksi semua elemen-elemen tersebut. Lingkungan dikatagorikan sebagai
lingkungan fisik dan kimia, lingkungan biologis, dan lingkungan sosial
Tempat yang mendukung penularan suatu penyakit oleh vektor ditentukan
oleh kekhususan topografi tempat, adanya vektor dengan lingkungan yang
mendukung serta cara hidup masyarakat. Di daerah dengan banyak tempat-tempat
penampungan air buatan manusia (drum, tempayan, bak mandi), juga di kebun
dengan tempat-tempat penampungan air alamiah (tonggak, bambu, lubang pohon,
pelepah daun) banyak ditemukan Aedes aegypti (Mardihusodo, 2006).
Lingkungan fisik dan kimia didalamnya terdapat tanah, air, udara serta
interaksi satu sama lain diantara faktor-faktor tersebut seperti suhu, angin, curah
hujan, kelembaban, dan cahaya. Lingkungan biologis seperti tumbuh-tumbuhan
dapat berfungsi melindungi nyamuk dari sinar matahari atau dari sergapan
musuh-musuh alaminya. Berbagai jenis binatang juga berfungsi sebagai musuh
alami nyamuk, dan larva antara lain laba-laba, cecak, burung, kelelawar,
serangga air, katak, dan ikan (Depkes R.I., 2001).
Lingkungan sosial budaya mempengaruhi perilaku kesehatan. Aspek sosial
yang mempengaruhi status kesehatan antara lain adalah umur, jenis kelamin,
pekerjaan, sosial ekonomi, sedangkan aspek budaya dapat berupa tradisi, dan
sikap masyarakat setempat (Notoatmojo, 2005).
TEMPAT POTENSIAL
Penularan DBD dapat terjadi pada semua tempat yang terdapat nyamuk
penularnya. Seseorang dapat terserang menurut teori infeksi sekunder, apabila
mendapat infeksi ulangan dengan virus dengue type yang berlainan dengan infeksi
sebelumnya. Tempat-tempat yang paling potensial untuk penularan DBD adalah :
1. Wilayah yang banyak kasus (endemis)
2. Tempat-tempat umum yaitu tempat “berkumpulnya” orang-orang yang
datang dari berbagai wilayah, sehingga kemungkinan terjadinya
pertukaran beberapa virus dengue, seperti sekolah, rumah
sakit/puskesmas, hotel, pertokoan, pasar, restoran, dan tempat ibadah.
3. Pemukiman baru di pinggir kota
Pada umumnya di lokasi ini penduduk berasal dari berbagai wilayah,
kemungkinan diantaranya terdapat penderita atau carier yang membawa
virus dengue dari masing-masing lokasi asal.

KARAKTERISTIK DAERAH
a. Ketinggian
Ketinggian tempat adalah merupakan faktor yang membatasi penyebaran
Aedes aegypti. Di India Aedes aegypti tersebar mulai dari ketinggian 0 hingga
100 meter diatas permukaan laut. Di dataran rendah (kurang dari 500 m) tingkat
populasi nyamuk cukup tinggi, sementara di daerah pegunungan (lebih dari 500 m)
populasi nyamuk rendah. Di negara-negara asia tenggara dengan ketinggian 100-
1500 m merupakan batas penyebaran Aedes aegypti (Suroso, 2003).
b. Suhu udara
Suhu udara sangat menentukan kehidupan nyamuk Aedes aegypti.
Nyamuk akan meletakkan telurnya pada temperatur udara 20o- 30oC. Telur yang
diletakkan akan menetas pada waktu 1 sampai 3 hari pada suhu 30oC. Nyamuk
dapat hidup dalam suhu rendah tetapi proses metabolismenya tidak baik atau
terhenti jika suhu turun dibawah suhu kritis. Pertumbuhan nyamuk akan terhenti
pada suhu kurang dari 10oC atau lebih dari 40oC.
c. Kelembaban udara
Kelembaban udara menunjukkan persentase kandungan uap air dalam
udara. Kelembaban udara mempengaruhi kehidupan nyamuk terutama kebiasaan
meletakkan telurnya. Kehidupan nyamuk termasuk serangga lain pada umumnya
sangat dipengaruhi oleh kelembaban udara. Pada kelembaban udara < 60% umur
nyamuk akan menjadi pendek. Pada suhu diatas 20 oC kelembaban di udara 27%
umur nyamuk bisa mencapai 101 hari (Gubler, D.J., 2001).
d. Curah hujan
Curah hujan akan mempengaruhi kelembaban dan menambah tempat
perindukan nyamuk alamiah. Perindukan nyamuk alamiah di luar ruangan selain
banyak pada sampah-sampah kering seperti botol bekas, kaleng-kaleng, juga
potongan bambu sebagai pagar sering dijumpai di rumah-rumah penduduk desa
serta daun-daunan yang memungkinkan menampung air hujan merupakan tempat
perindukan yang baik untuk bertelurnya Aedes aegypti.
e. Kualitas air breeding place
Aedes aegypti lebih menyukai bertelur di air yang jernih tidak
berhubungan langsung dengan tanah. Tempat perkembangbiakan utama adalah
tempat-tempat penampungan air yang berupa genangan air yang tertampung
di suatu tempat atau bejana di dalam atau di sekitar rumah atau tempat tempat
umum. Jenis tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
1. Tempat penampungan air untuk keperluan sehar-hari, seperti: drum,
tangki reservoir, tempayan, bak mandi/wc dan ember
2. Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehar-hari seperti
tempat minum burung, vas bunga, perangkap semut, dan barang-barang
bekas (ban, kaleng, botol, plastik, dan lain-lain)
3. Tempat penampungan air alamiah seperti lubang pohon, lubang batu,
pelepah daun, tempurung kelapa, pelepah pisang, dan potongan bambu
5. ALUR PENULARAN

Nyamuk Aedes aegypti betina biasanya terinfeksi virus dengue ketika dia menghisap darah
seseorang yang sedang mengalami viremia. Setelah melewati masa inkubasi selama 8-14
hari, kelenjar ludah dari nyamuk yang telah terinfeksi virus dengue dapat ditularkan ke orang
lain ketika nyamuk tersebut menggigit dan mengeluarkan ludahnya ke dalam luka gigitan
orang itu. Setelah itu, masa inkubasi di dalam tubuh orang yang tergigit oleh nyamuk tersebut
berlangsung selama 3-14 hari (rata-rata selama 4-6 hari).
6. GAMBARAN KLINIS DEMAM BERDARAH DENGUE
Tanda-tanda dan gejala penyakit DBD adalah :
1. Demam
Penyakit DBD didahului oleh demam tinggi yang mendadak terus-menerus berlangsung 2
- 7 hari, kenudiml turun secara cepat. Demam secara mendadak disertai gejala klinis yang
tidak spesifik seperti: anorexia lemas, nyeri pada tulang, sendi, punggung dan kepala.

2. Manipestasi Pendarahan.
Perdarahan terjadi pada semua organ umumnya timbul pada hari 2-3 setelah demam. Sebab
perdarahan adalah trombositopenia. Bentuk perdarahan dapat berupa :
- Ptechiae
- Purpura
- Echymosis
- Perdarahan cunjunctiva
- Perdarahan dari hidung (mimisan atau epestaxis)
- Perdarahan gusi
- Muntah darah (Hematenesis)
- Buang air besar berdarah (melena)
- Kencing berdarah (Hematuri)
Gejala ini tidak semua harus muncul pada setiap penderita, untuk itu diperlukan toreniquet
test dan biasanya positif pada sebagian besar penderita Demam Berdarah Dengue.
3. Pembesaran hati (Hepotomegali).
Pembesaran hati dapat diraba pada penularan demam. Derajat pembesaran hati tidak sejajar
dengan berapa penyakit Pembesan hati mungkin berkaitan dengan strain serotype virus
dengue.
4. Renjatan (Shock).
Renjatan dapat terjadi pada saat demam tinggi yaitu antara hari 3-7 mulai sakit. Renjatan
terjadi karena perdarahan atau kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler melalui kapilar
yang rusak. Adapun tanda-tanda perdarahan:
- Kulit teraba dingin pada ujung hidung, jari dan kaki.
- Penderita menjadi gelisah.
- Nadi cepat, lemah, kecil sampai tas teraba.
- Tekanan nadi menurun (menjadi 20 mmhg atau kurang)
- Tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmhg atau kurang).
Renjatan yang terjadi pada saat demam, biasanya mempunyai kemungkinan yang lebih
buruk.
5. Gejala Klinis Lain.
GejaJa lainnya yang dapat menyertai ialah : anoreksia, mual, muntah, lemah, sakit perut,
diare atau konstipasi dan kejang.
Mengingat derajat berat ringan penyakit berbeda-beda, maka diagnosa
secara klinis dapat dibagi atas (WHO 75).
1. Derajat I (ringan).
Demam mendadak 2 – 7 hari disertai gejala klinis lain, dengan manifestasi
perdarahan dengan uji truniquet positif
2. Derajat II (sedang).
Penderita dengan gejala sama, sedikit lebih berat karena ditemukan perdarahan
spontan kulit dan perdarahan lain.
3. Derajat III (berat).
Penderita dengan gejala shoch/kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan
lemah, tekanan nadi menyempit (< 20 mmhg) atau hipotensi disertai kulit
dingin, lembab dan penderita menjadi gelisah.
4. Derajat IV (berat).
Penderita shock berat dengan tensi yang tak dapat diukur dan nadi yang tak
dapat diraba.
PSN (PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK) / PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
DBD
7. Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD
A. Pengertian
Pemberantasan sarang nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD)
adalah serangkaian kegiatan masyarakat bersama pemerintah yang dilakukan
secara berkesinambungan untuk mencegah penyakit DBD. Kegiatan ini
merupakan bagian dari keseluruhan upaya mewujudkan kesehatan lingkungan
dan perilaku hidup sehat
B. Tujuan
PSN-DBD bertujuan untuk mengendalikan populasi nyamuk penular
demam berdarah sehingga kasus DBD dapat dicegah atau dikurangi.
C. Sasaran
Sasaran PSN-DBD adalah semua tempat yang memungkinkan untuk
perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti .
a. Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari
b. Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari (non-TPA)
c. Tempat penampungan air alamiah
D. Cara pelaksanaan
1. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi/wc, drum,
dan lain-lain seminggu sekali (M1).
2. Menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan/gentong, drum, ember dan
tempat air yang lain, lubang-lubang pada pagar bambu, pada pohon dan yang lainnya
(M2)
3. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan
(M3)
Selain itu ditambah dengan cara lainnya seperti:
a. Mengganti vas bunga, tempat minum burung atau tempat-tempat
lainnya yang sejenis seminggu sekali.
b. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak
c. Menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon, dan lain-lain
(dengan tanah, dan lain-lain)
d. Menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat-tempat yang sulit
dikuras atau di daerah yang terutama sulit air
e. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak-bak penampung air
f. Memasang kasa nyamuk
g. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar
h. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai
i. Menggunakan kelambu
j. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk
h. Pencahayan yang baik
E. Pelaksana
a. Di rumah
Dilaksanakan oleh anggota keluarga
b. Tempat-tempat umum
Dilaksanakan oleh petugas yang ditunjuk oleh pimpinan atau pengelola
tempat-tempat umum, seperti :
1) Kantor oleh petugas kebersihan kantor
2) Sekolah oleh petugas kebersihan sekolah
3) Pasar oleh petugas kebersihan pasar
Pemberantasan Nyamuk Penular DBD
a. Pemberantasan nyamuk dewasa
Pemberantasan terhadap nyamuk dewasa dilakukan dengan cara
penyemprotan (pengasapan/fogging) dengan insektisida golongan
organophospate seperti malathion.
Pemberantasan jentik
Kegiatan ini ditekankan kepada pemberantasan jentik nyamuk.
Pemberantasan jentik merupakan inti kegiatan PSN yang dilakukan
melalui berbagai cara :
1. Kimia
Pemberantasan jentik nyamuk dengan menggunakan bahan
larvasida. Larvasida yang biasa digunakan adalah temephos.
2. Biologis
Pemberantasan secara biologis dilakukan dengan cara
memanfaatkan ikan pemakan jentik.
4. Fisik
Kegiatan melalui menguras bak mandi, bak wc sekurangkurangnya
seminggu sekali, menutup tempat penampungan air
(tempayan, drum, dan lain-lain), serta mengubur dan
memusnahkan barang-barang bekas yang memungkinkan nyamuk
Aedes aegypti dapat tumbuh dan berkembang.

Anda mungkin juga menyukai