Anda di halaman 1dari 6

Menelusuri Keberadaan Budaya Hindu-Budha pada Marlyn Salhuteru Menelusuri Keberadaan Budaya Hindu-Budha pada Marlyn Salhuteru

Masyarakat Maluku Tenggara Masyarakat Maluku Tenggara

pulau Bali ke daerah mereka, maka pasti ada unsur budaya yang dibawa B. Data Sejarah Dan Arkeologis
serta pada saat kedatangan mereka, dalam hal ini budaya Hindu-Budha. Sejarah menyebutkan bahwa usaha Gajahmada untuk
Berpatokan pada keadaan di atas, dengan menggunakan data menundukkan dan empersatukan Nusantara adalah dengan cara
sejarah dan arkeologi makalah ini mencoba menelusuri jejak budaya menundukkan dan mempersatukan satu per satu daerah yang berada
dalam hal ini kepercayaan masyarakat Maluku Tenggara untuk dibawah kekuasaan Majapahit. Daerah yang termasuk dalam wilayah
memastikan ada tidaknya pengaruh unsur Hindu-Budha. kekuasaan Majapahit sangat luas. Wilayah ini meliputi hampir seluruh
Maluku merupakan gugusan kepulauan di bagian timur wilayah Indonesia sekarang. Mulai dari Sumatera bagian barat sampai
Nusantara dengan Ambon sebagai ibukota propinsi. Secara astronomis ke Papua bagian timur, bahkan sampai ke beberapa negara tetangga di
Maluku terletak pada 3º Lintang Utara dan 9º Lintang Selatan, serta kawasan Asia Tenggara.
124º Bujur Barat dan 137º Bujur Timur. Usahanya itu dilaksanakan antara lain dengan cara mengirimkan
Maluku terletak di antara pulau Irian dan Sulawesi dan antara utusan-utusan. Salah satu utusan Gajahmada yang tiba di Maluku
pulau Sangihe dan Timor. Di sebelah utara terbentang lautan Pasifik, dipimpin oleh Kasdev. Ia datang bersama istrinya yang bernama Dit
sebelah selatan laut Timor dan laut Arafura dan sebelah barat dengan Ratngil serta delapan orang anak mereka.
laut Maluku. Kedatangan keluarga ini disambut baik oleh masyarakat
Iklim Maluku pada umumnya yaitu iklim tropis. Musim setempat. Apalagi, kepada masyarakat mereka mengaku sebagai utusan
kemarau jatuh pada bulan Oktober hingga bulan Maret dan musim dewa yang datang dari Pulau Dewata (Pulau Bali). Sehingga semua
hujan pada bulan Maret hingga bulan Oktober. Aktivitas masyarakatnya persembahan kepada Dewa harus melalui mereka.
mencerminkan dua corak kehidupan sesuai dengan alam lingkungannya Keahlian dan ketrampilan mereka dalam berbagai hal semakin
yaitu bertani dan nelayan. Di samping itu ada pula mata pencarian memperkokoh dukungan masyarakat terhadap mereka. Masyarakat
tambahan seperti beternak, berdagang, dan lain sebagainya. setempat kemudian mengangkat dan menobatkannya sebagai raja yang
Asal usul penduduk asli Maluku sampai saat ini belum dapat memimpin mereka.
dijelaskan dengan pasti. Namun ada cerita rakyat yang berkembang Sumbangan dan karya besar yang dilakukan oleh Kasdev bagi
dalam kehidupan masyarakat yang menyebutkan bahwa nenek moyang masyarakat Maluku Tenggara adalah menghilangkan hukum rimba
mereka adalah manusia yang hidup di gua-gua dan di pohon-pohon dan menetapkan suatu peraturan baru yang mengatur kehidupan
kayu. Karena didesak oleh para pendatang akhirnya mereka tersingkir masyarakat. Peraturan baru itu kemudian dikenal dengan Hukum Lavrul
keberadaannya. Masyarakat percaya bahwa manusia asli ini tidak mati Ngabal. Disebut Lavrul (Lar : darah dan Vul : merah ) karena pada saat
atau lenyap namun mereka masih berkeliaran sebagai makhluk halus. pemakluman hukum tersebut disembelih seekor kerbau yang darahnya
Dalam bahasa daerah mereka disebut dengan istilah “Nuhuduan”. dijadikan meterai pemakluman hukum tersebut.
Penduduk Maluku yang dikenal sekarang merupakan Peranan dan jasanya yang demikian besar bagi masyarakat
percampuran dari beberapa bangsa yang merantau dari negeri Maluku Tenggara menjadikannya sebagai tokoh yang dihormati.
asalnya. Mereka menyinggahi kapulauan Maluku untuk menetap atau Bahkan sesudah meninggal duniapun, Ia tetap menjadi legenda yang
melanjutkan perjalanannya (Sahusilawane,1996:1) dipuja oleh masyarakat.
Sesudah abad I Masehi, jalan niaga Asia Purba yang melewati Masyarakat setempat sampai saat ini masih sering mengadakan
Asia Tenggara dan kepulauan Indonesia makin bertambah ramai. Hal ritual pemujaan untuk memujanya. Media yang dipergunakan dalam
ini menyebabkan arus migrasi penduduk ke kepulauan Maluku semakin ritual ini adalah berupa makam kuno yang diyakini sebagai makam
meningkat. Dari bagian barat Indonesia berdatangan suku-suku bangsa Kasdev dan istrinya Dit Ratngil serta patung kayu yang dianggap
seperti Jawa, Bali, Melayu, Bugis, dan Makassar. Sedangkan dari luar sebagai perwujudan dari kedua tokoh ini.
kepulauan Indonesia yang datang adalah orang-orang Arab, Persia, Survei yang dilakukan oleh tim peneliti dari Balai Arkeologi
India, Malaka, dan Cina. Ambon pada tahun 1996 di Maluku Tenggara khususnya di desa
Letvuan, Kecamatan Kei Kecil telah berhasil mendokumentasikan

89 Kapata Arkeologi Vol. 1 No. 1 Agustus / 2005 Kapata Arkeologi Vol. 1 No. 1 Agustus / 2005 90
Balai Arkeologi Ambon Balai Arkeologi Ambon
Menelusuri Keberadaan Budaya Hindu-Budha pada Marlyn Salhuteru Menelusuri Keberadaan Budaya Hindu-Budha pada Marlyn Salhuteru
Masyarakat Maluku Tenggara Masyarakat Maluku Tenggara

beberapa tinggalan arkeologis yang berhubungan dengan tokoh legenda Pada makam ini dapat dilihat bekas-bekas sesajen yang
tersebut, diantaranya adalah : diletakan pada piring. Nampaknya, masyarakat setempat masih sering
a. Makam Kuno mangadakan ziarah disertai dengan pemberian sesajen di makam
Makam ini berada di pesisir teluk Sorbay, sebelah selatan desa tersebut. Hal ini mengingatkan kita pada tradisi yang berkembang pada
Letvuan. Untuk mencapainya dapat menggunakan kole-kole menyusuri masa prasejarah yang merupakan tradisi Indonesia asli yaitu animisme.
pesisir teluk Sorbay atau dengan berjalan kaki melalui jalan setapak Doa yang dilakukan oleh tetua adat menandakan bahwa
sejauh 1,5 km. Sebagai pintu masuk dibuat gapura yang pada masing- tetua adat oleh masyarakat dianggap mempunyai kemampuan untuk
masing sisinya diletakan patung manusia yang terbuat dari semen. berkomunikasi dengan arwah leluhur. Arwah leluhur tersebut tentunya
Patung laki-laki dan perempuan yang berbusana adat Jawa ini dalam masih dianggap hidup, sehingga untuk mengunjungi makamnya harus
posisi duduk dengan kedua kaki dilipat ke belakang. mendapat ijin darinya. Hal ini jelas menunjukkan adanya kepercayaan
Makam ini berada pada areal yang cukup luas yaitu sekitar 40 x terhadap arwah leluhur. Arwah leluhur dianggap tidak meninggal
50 km. Ukuran makam panjang 4 meter dan lebar 3 meter. Kondisi fisik bersama tubuhnya namun dianggap masih hidup seperti manusia biasa.
makam masih baik. Dengan bantuan Pemda setempat, pada tahun 1990 Selain itu, arwah leluhur ini juga dianggap mempunyai kekuatan yang
telah dipagari tembok keliling seluas 7 x 8 meter. dapat mengendalikan kehidupan manusia. Dengan demikian maka
Terdapat dua versi tentang nama kedua orang yang dimakamkan masyarakat merasa perlu untuk melakukan penghormatan dalam bentuk
di tempat ini. Versi pertama mengatakan bahwa kuburan tersebut adalah upacara yang disertai dengan sesajen seperti yang nampak pada makam
kuburan dari Kasdev dan istrinya Dit Ratngil sedangkan versi kedua kuno tersebut.
mengatakan bahwa kuburan tersebut adalah kuburan dari Dharmapala
Harupalaka dan Ken Dedes. Walaupun demikian, terdapat kesamaan b. Patung Kayu
asal, baik versi pertama maupun versi kedua menyatakan bahwa yang Dua buah patung yang terbuat dari kayu yang menunjukkan laki-
dikuburkan itu berasal dari Bali. laki dan perempuan dewasa yang oleh penduduk setempat dianggap
Informasi lainnya yang berhasil diperoleh di lapangan yaitu sebagai perwujudan dari Kasdev dan istrinya Dit Ratngil. Kedua patung
di sekitar makam itu dulu terdapat prasasti. Pada masa kekuasaan ini mengenakan pakaian petani. Patung laki-laki mengenakan kain
Belanda, prasasti itu telah dihancurkan karena mungkin dianggap dapat dan bertelanjang dada, memakai topi petani dan memanggul cangkul.
menghalangi penyebaran agama Kristen yang dilakukan di daerah ini, Sedangkan patung perempuan mengenakan pakaian khas wanita Bali
kkarena masyarakat setempat sering mengadakan pemujaan di tempat dan memegang sesuatu di tangannya.
itu. Kedua patung ini merupakan tiruan dari patung asli yang telah
Menurut keterangan masyarakat setempat, cara penguburan dihancurkan pada saat masuknya agama Kristen di desa Letvuan.
yang dilakukan adalah dengan cara sistem penguburan langsung yaitu Walaupun hanya merupakan tiruan dari patung yang asli, namun kedua
jenasah langsung dikubur di dalam tanah. Cara ini berbeda atau dapat patung ini tetap dikeramatkan oleh penduduk sekitar.
dikatakan telah menyimpang dari tradisi penguburan dalam budaya
Hindu-Budha. Sampai saat masih dapat kita jumpai pada pemeluk C. Religi Masyarakat Maluku Tenggara
agama Hindu dan Budha yaitu adanya proses kremasi yaitu jenazah Menurut Koentjaraningrat, religi mencakup konsep-konsep
terlebih dahulu diperabukan. dari berbagai sistem keyakinan dan gagasan-gagasan tentang Tuhan,
Sebelum memasuki dan meninggalakan makam tersebut terlebih Dewa-Dewa, roh-roh halus, neraka, surga, dan sebagainya. Selanjutnya
dahulu diawali dengan doa oleh seorang tetua adat. Maksudnya adalah disebutkan bahwa sistem religi mempunyai wujud dalam benda-benda
arwah dari yang dikuburkan di tempat itu mengizinkan peziarah untuk suci atau benda-benda religius, sampai pada ciptaan yang berwujud
mengunjungi kuburannya. Selain itu, kurang lebih 100 m sebelum cerita-cerita, doa-doa, dan syair-syair yang indah (Koentjaraningrat,1986
makam, pengunjung dilarang untuk meludah, serta hati dan pikiran dalam Suryanto,1997:3).
harus bersih. Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh

91 Kapata Arkeologi Vol. 1 No. 1 Agustus / 2005 Kapata Arkeologi Vol. 1 No. 1 Agustus / 2005 92
Balai Arkeologi Ambon Balai Arkeologi Ambon
Menelusuri Keberadaan Budaya Hindu-Budha pada Marlyn Salhuteru Menelusuri Keberadaan Budaya Hindu-Budha pada Marlyn Salhuteru
Masyarakat Maluku Tenggara Masyarakat Maluku Tenggara

Koentjaraningrat di atas, maka dapat dikatakan bahwa sistem religi Hal ini memperlihatkan kepada kita bahwa Kasdev dan
suatu masyarakat dapat ditelususri melalui tinggalan-tinggalan benda istrinya Dit Ratngil merupakan tokoh yang cukup berpengaruh serta
materi dari masyarakat tersebut. Arkeologi sebagai salah satu ilmu yang dianggap sebagai leluhur masyarakat Maluku Tenggara. Makam kuno
menggunakan benda materi untuk merekonstruksi budaya manusia yang diyakini sebagai makam kedua tokoh ini dianggap keramat oleh
tentunya berkaitan erat dengan hal itu. Dengan menganalisis benda masyarakat sehingga di tempat itu diadakan upacara pemujaan.
materi dan ditunjang dengan tradisi yang ada dalam masyarakat Maluku
Tenggara, maka sistem religi masyarakat tersebut dapat diungkapkan. b. Tradisi Megalitik
Sebelum pengaruh asing berupa agama-agama modern seperti Tradisi megalitik mulai muncul dalam kehidupan masyarakat
dua agama besar yaitu Islam dan Kristen masuk ke Maluku, masyarakat masa bercocok tanam dan terus berkembang menembus kurun waktu
Maluku telah hidup dalam suatu budaya asli yang bersumber dari yang tidak terbatas. Tradisi ini ditandai dengan dibuatnya batu-batu
mereka sendiri. Salah satu unsur budaya itu adalah sistem religi. berukuran besar dengan berbagai fungsi sebagai media upacara yang
Uneputty (1996) mengatakan bahwa masyarakat Maluku dilatarbelakangi oleh konsep pemujaan arwah leluhur.
mempunyai religi yang berasal dari dalam masyarakatnya sendiri Secara harfiah, megalitik (mega:besar, litik:batu) berarti batu
dan diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi secara besar. Dalam perkembangannya, megalitik telah banyak menyimpang
lisan dari mulut ke mulut. Pengikutnya sangat patuh sekali dalam dari pengertiannya. Menurut Diman Suryanto, penyimpangan-
melaksanakan ketentuan religinya serta sangat tunduk kepada apa penyimpangan tersebut antara lain adalah :
yang telah digariskan oleh para leluhur yang mereka sebut datuk- • megalitik didirikan tanpa batu besar tetapi menggunakan batu
datuk. Dalam kehidupan masyarakat Maluku, selalu dikatakan bahwa kecil atau kayu bahkan tanpa monumen sama sekali sesuatu dapat
yang pertama Tuhan, yang kedua tete nenek moyang (leluhur). Dengan mengandung unsur megaliti asalkan mengandung pengertian nenek
demikian maka dalam upacara seperti janji, ikatan, sumpah, hukum, moyang.
dan lain sebagainya bukan hanya disaksikan oleh mereka yang hadir • bahan yang digunakan tidak selalu merupakan batu utuh, tetapi
dalam upacara tersebut tapi juga turut disaksikan oleh Tuhan dan roh- dipecah, dibentuk sesuai dengan keinginan, misalnya menhir,
roh para leluhur (Uneputty,1996: ). arca batu dan lain sebagainya.
• bangunan megalitik tidak selalu berasal dari masa prasejarah
a. Animisme tetapi dapat berasal dari masa yang lebih kemudian, bahkan
Animisme merupakan kepercayaan Asli Indonesia yang telah sampai sekarang unsur-unsur budaya megalitik tampak jelas
ada sejak masa prasejarah. Masyarakat pendukung animisme percaya pada masyarakat, misalnya terlihat pada perilaku manusia pada
akan roh-roh halus atau roh leluhur yang dianggap hidup dan mendiami upacara-upacara yang erat hubungannya dengan nenek moyang
tempat-tempat tertentu. Kepercayaan ini diwujudkan dengan doa-doa (Suryanto,1997:2).
dan peletakan sesaji di tempat-tempat yang dianggap keramat seperti Mengacu pada pendapat tersebut di atas, maka penulis
kuburan dan pohon-pohon besar. berpendapat bahwa masyarakat Maluku Tenggara menganut dan masih
Roh leluhur dianggap hidup dan mempunyai kekuatan yang menjalankan tradisi megalitik. Tradisi megalitik dalam masyarakat ini
mengendalikan kehidupan manusia. Untuk itu maka dilakukan hal- ditandai dengan pemujaan yang mereka lakukan terhadap arwah leluhur
hal yang bermakna pemujaan atau penghormatan terhadap sang arwah dengan menggunakan patung kayu sebagai media upacara.
dengan maksud diberikan berkah serta dijauhkan dari hal-hal yang Sepasang patung kayu tersebut merupakan perwujudan Kasdev
buruk. dan istrinya Dit Ratngil yang mereka yakini sebagai nenek moyang
Bentuk pemujaan seperti ini nyata dalam kehidupan masyarakat masyarakart Maluku Tenggara. Patung ini dianggap keramat, walaupun
Maluku Tenggara. Doa yang dilakukan di makam kuno serta peletakan yang ada sekarang bukan merupakan patung yang asli tapi hanya tiruan
sesaji merupakan bentuk upacara pemujaan arwah leluhur yang dari yang asli. Sekali lagi, hal ini menunjukkan kepada kita bahwa
dimakamkan di tempat itu. Kasdev dan istrinya Dit Ratngil sangat berpengaruh dalam kehidupan

93 Kapata Arkeologi Vol. 1 No. 1 Agustus / 2005 Kapata Arkeologi Vol. 1 No. 1 Agustus / 2005 94
Balai Arkeologi Ambon Balai Arkeologi Ambon
Menelusuri Keberadaan Budaya Hindu-Budha pada Marlyn Salhuteru Menelusuri Keberadaan Budaya Hindu-Budha pada Marlyn Salhuteru
Masyarakat Maluku Tenggara Masyarakat Maluku Tenggara

masyarakat Maluku Tenggara. Walaupun mereka bukan penduduk asli, DAFTAR PUSTAKA
hanya pendatang, namun mereka telah dianggap leluhur masyarakat
setempat. Mereka dihormati dengan upacara dan sesaji oleh masyarakat Fadhlan S.I, M, T.M.Rita Istari, 1997. Geologi dan Arkeologi Situs Gua
setempat. Kepulauan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara, Propinsi
Maluku, Bagian Proyek Penelitian Purbakala Maluku.
D. Penutup
Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang tidak dapat Notosusanto, Nugroho ed, 1990. Sejarah Nasional Indonesia II,
dipisahkan. Dimanapun ia hidup, manusia akan selalu menjalankan Jakarta:Balai Pustaka.
budaya yang dianutnya. Kedatangan Kasdev dan keluarganya dari Bali
tentunya membawa serta budaya mereka dari tempat asalnya. Budaya Sahusilawane,Dra.Ny.F, dkk, 1996. Laporan Hasil Penelitian Arkeologi
yang mereka anut ini adalah budaya Hindu-Budha mengingat Bali Klasik Maluku Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku
merupakan salah satu daerah di Indonesia yang mendapat pengaruh kuat Tenggara, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Pusat
dari budaya tersebut. Selain itu, sampai saat ini sebagaian masyarakat Penelitian Arkeologi Nasional Balai Arkeologi Ambon.
Bali merupakan penganut agama Hindu.
Budaya Hindu-Budha yang dibawa oleh Kasdev dan keluarganya Sahusilawane, Dra.Ny.F,dkk, 1996. Laporan Hasil Penelitian Arkeologi
dari Bali mungkin pernah diterima serta dipadukan dengan unsur budaya Klasik Maluku Kecamatan Kei Besar Kabupaten Maluku
setempat. Namun dalam perkembangannya, budaya Hindu-Budha Tenggara, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat
akhirnya tergeser kedudukannya akibat kuatnya pengaruh budaya lokal. Penelitian Arkeologi Nasional Balai Arkeologi Ambon.
Penelusuran religi masyarakat setempat, penulis melihat
lebih dominannya corak budaya lokal. Yang nampak sekarang dalam Suryanto, D., G.M. Sudarmika, 1999. Laporan Hasil Penelitian
kehidupan masyarakat Maluku Tenggara adalah budaya lokal berupa Arkeologi Di Desa Vaan, Letvuan,dan Ohoidertawun
animisme dan tradisi megalitik, walaupun tokoh yang dipuja melalui Kecamatan Kei Kecil, Maluku Tenggara, Ambon:Balai
kedua tradisi pemujaan ini adalah pendatang yang membawa budaya Arkeologi Ambon.
Hindu-Budha.
Selanjutnya, diharapkan adanya penelitian yang lebih mendalam Suryanto, Diman Drs, 1997. Tradisi Megalitik Di Maluku Tengah : Kajian
lagi tentang data arkeologi yang berciri Hindu-Budha terutama di Wilayah Atas Unsur Religi Setempat, Jurnal Arkeologi
kawasan Maluku Tenggara sehingga dapat ditelusuri keberadaan Siddhayatra No.2/II/Nopember/1997,Palembang:Balai
budaya tersebut dalam kehidupan masyarakat Maluku Tenggara. Arkeologi Palembang.

Yondri, Lutfi, 1996. Perkembangan Budaya Megalitik Di Indonesia
(Kajian Pendahuluan Berdasarkan Aspek Perwujudan
Budaya Materi), Jurnal Arkeologi Bandung No. 4/
Nopember/1996, Bandung : Balai Arkeologi Bandung.

95 Kapata Arkeologi Vol. 1 No. 1 Agustus / 2005 Kapata Arkeologi Vol. 1 No. 1 Agustus / 2005 96
Balai Arkeologi Ambon Balai Arkeologi Ambon
Lampiran Foto

Sepasang patung kayu perwujudan Kasdev dan Istrinyaa Dit Rangil


yang diyakini sebagai nenek moyang masyarakat Maluku Tenggara

Makam Kasdev yang sudah dipugar Pemda Kab. Maluku Tenggara

97 Kapata Arkeologi Vol. 1 No. 1 Agustus / 2005


Balai Arkeologi Ambon

Anda mungkin juga menyukai