Anda di halaman 1dari 2

10-04-2018 1/2 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Artikel ini diambil dari : www.depkes.go.id

FORMULARIUM NASIONAL 2015 BESERTA ADENDUM PERUBAHAN MULAI BERLAKU SEJAK 1 JANUARI 2016
DIPUBLIKASIKAN PADA : KAMIS, 31 MARET 2016 00:00:00, DIBACA : 12.492 KALI

Jakarta, 31 Maret 2016

Untuk menjaga mutu pelayanan kesehatan yang optimal dan keberlangsungan pelayanan
obat di fasilitas pelayanan kesehatan dalam pelaksanaan jaminan kesehatan nasional
(JKN), Kementerian Kesehatan telah mengembangkan Formularium Nasional (Fornas).
Fornas merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan harus tersedia di fasilitas
pelayanan kesehatan dalam rangka pelaksanaan jaminan kesehaan nasional (JKN). Dalam
SK Menkes Nomor HK.02.02/Menkes/523/2015 tentang Formularium Nasional telah
terdapat jumlah item obat dalam Formularium Nasional 2015 yang ditambah dengan
Adendum Fornas menjadi 573 item dalam 1.018 sediaan. Ketentuan Pemberlakuan Fornas
2015 beserta adendum perubahannya mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2016.

Demikian pernyataan Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) pada
Pembukaan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2016 di Jakarta, Kamis (31/3).
Lebih lanjut, dalam rangka meningkatkan transparansi, efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas dalam pengadaan obat, telah diterapkan sistem pengadaan obat
secara elektronik atau dikenal dengan sebutan e-purchasing berdasarkan e-Katalog sejak tahun 2013. Sampai dengan 27 Maret 2016 telah ditayangkan sebanyak
793 item obat generik dan nama dagang pada e-Katalog Obat di website LKPP yang melibatkan 90 industri farmasi dan telah digunakan oleh Dinas Kesehatan
Provinsi, Kab/Kota, RS Pemerintah dan RS Swasta yang melayani jaminan kesehatan nasional (JKN).

Untuk mengatasi kendala baik dari sisi satuan kerja maupun dari sisi penyedia, telah dikembangkan sistem monitoring dan evaluasi penerapan e-katalog obat
secara elektronik, yaitu e-Monev Katalog Obat. Melalui aplikasi ini dapat diupayakan analisis dan solusi kendala sesegera mungkin sehingga penerapan
pengadaan obat dengan e-Katalog lebih baik dari waktu ke waktu, terang Menkes.

Di samping itu, terkait kemandirian pengembangan bahan baku obat, obat tradisional, kosmetika, dan makanan, Menkes menyatakan bahwa sebenarnya
Indonesia memiliki potensi yang luar biasa. Indonesia merupakan mega biodiversity terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Kuba, karena memiliki tumbuhan
tropis dan biota laut yang beragam.
Kita memiliki sekitar 30.000 jenis tumbuhan di wilayah Indonesia dan 9.600 diantaranya bermanfaat. Dari jumlah tersebut, lebih dari 1.000 jenis tumbuhan telah
digunakan sebagai obat tradisional, tandas Menkes.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes
melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan email

1
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2/2 10-04-2018

kontak[at]depkes[dot]go[dot]id.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - 2 - Printed @ 10-04-2018 16:04

Anda mungkin juga menyukai