diajukan oleh
Yesi Yuliani
13670002
kepada
YOGYAKARTA
Juni 2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
serta alat-alat canggih untuk mengatasi tantangan zaman, tidak lepas dari
dunia pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan menjadi suatu hal yang penting untuk
yang memungkinkan setiap peserta didik untuk mengembangkan bakat, minat, dan
kemampuan secara optimal dan utuh (mencakup kognitif, afektif, dan psikomotorik).
Islam telah mewajibkan bagi setiap pengikutnya untuk menuntut ilmu seperti
dan negara Indonesia menjadi lebih baik sebagaimana yang tertulis dalam UU
2
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan warga Negara yang
mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Daryanto, 2013). Jalur
pendidikan pun dapat diperoleh melalui jalur pendidikan formal maupun jalur
pendidikan non formal. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dituntut untuk
melaksanakan proses pembelajaran yang baik dan seoptimal mungkin sehingga dapat
mencetak generasi muda bangsa yang cerdas, terampil, dan bermoral tinggi. Proses
yang dimilikinya, sehingga tujuan utama pembelajaran adalah usaha yang dilakukan
agar intelek setiap pelajar dapat berkembang. Dalam kata lain, pendidikan merupakan
proses pendewasaan peserta didik agar dapat mengembangkan bakat, potensi dan
keterampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan. Oleh karena itu seharusnya
didik tidak boleh lagi dianggap sebagai obyek pembelajaran semata, tetapi harus
3
diberikan peran aktif serta dijadikan mitra dalam proses pembelajaran sehingga
peserta didik bertindak sebagai agen pembelajar yang aktif sedangkan guru bertindak
sebagai fasilitator dan mediator yang kreatif. Namun, kenyataan yang ada
sehingga peserta didik hanya bertindak sebagai agen pembelajar yang pasif. Selain itu
keberhasilan dalam belajar bukan semata-mata harus diperoleh dari guru, melainkan
bisa juga dari pihak lain yang terlibat dalam pembelajaran itu, yaitu teman sebaya
masalah kimia diantaranya (1) Pembelajaran masih berfokus pada guru, sehingga
peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran. (2) Peserta didik kurang
satu arah. (3) Pembelajaran oleh guru selama ini menggunakan metode ceramah
sehingga peserta didik kurang memahami materi karena konsepnya belum jelas, yang
yang dianggap sulit oleh siswa, salah satunya karena kimia memiliki karakteristik
4
yang bersifat abstrak, dan membuat peserta didik seringkali merasa kesulitan dalam
memahami konsep pelajaran kimia. Sifat konsep kimia yang abstrak terkadang
membuat sebagian dari peserta didik sulit mencerna dan mencari jawaban atas
pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan
komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika (Suyanti, 2010).
Dalam ilmu kimia terdapat banyak sekali materi yang susah dan harus
dipelajari. Bahkan banyak materi yang konsepnya belum di mengerti oleh peserta
didik. Dalam hal ini khususnya dalam materi kelas X yaitu materi stoikiometri.
Stoikiometri merupakan materi dasar dalam kimia yang harus dipahami oleh peserta
didik. Peserta didik harus mempunyai kemampuan analisis dan matematika yang baik
terdapat konsep mol yang merupakan materi atau konsep dasar dalam perhitungan
kimia itu sendiri sehingga menjadi salah satu materi kimia yang esensial secara
umum. Isi materi yang terkandung didalamnya merupakan aspek kimia yang sifatnya
abstrak yang juga membutuhkan pemahaman konsep dan juga hafalan yaitu hukum-
hukum dasar kimia, menghitung volume reaksi dan hasil reaksi, menentukan rumus
empiris dan rumus molekul, serta menetukan reaksi pembatas. Materi-materi tersebut
harus bisa dijelaskan dengan baik agar peserta didik mengerti dan menguasai konsep
dasar yang akan terus dipergunakan hingga tingkat selanjutnya. Peserta didik akan
mengalami kesulitan dalam mengikuti materi selanjutnya jika materi dasarnya belum
5
Selain itu, penyelesian soal-soal stoikiomteri juga membutuhkan
pemahaman konsep yang tepat, apa saja yang disajikan dan ditanyakan terkadang
dianggap sulit oleh peserta didik sehingga menjadi masalah bagi mereka. Sehingga
peserta didik kurang aktif dalam kegiatan belajar di kelas. Alternatif pemecahan
untuk mengatasi berbagai masalah dalam pembelajaran kimia khususnya sub materi
konsep mol salah satunya dengan penelitian tindakan kelas, sebagai upaya yang
yang terjadi. Berdasarkan uraian diatas, peneliti memilih judul “Upaya Meningkatkan
Pembelajaran Mind Map dan STAD pada sub materi Konsep Mol”. Salah satu model
konsep dan keaktifan ini adalah model pembelajaran mind map dan STAD.
Konsep mind mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun
1970-an. Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking. Sebuah mind map
memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar dari
ide sentral tersebut. Mind Mapping sangat efektif bila digunakan untuk memunculkan
ide terpendam yang di miliki peserta didik. Mind Mapping merupakan teknik
penyusunan catatan demi membantu siswa menggunakan seluruh potensi otak agar
optimum. Caranya menggabungkan kerja otak kiri dan otak kanan (Sugiarto, 2004).
Sehingga pemahaman konsep terhadap materi lebih mudah dipahami dan dapat
6
meningkatkan daya ingat hingga 78%. Dimana hal ini mampu meningkatkan hasil
merupakan salah satu metode dalam pembelajaran kooperatif yang untuk pertama
kalinya diperkenalkan oleh Robert-Slavin. Metode ini merupakan salah satu metode
pendekatan yang baik untuk guru yang baru mulai menerapkan model pembelajaran
pembelajaran juga berjalan lebih efektif karena siswa bertindak aktif selama kegiatan
pembelajaran. Siswa ditempakan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang
merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Dimana
pembelajaran ini menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
Sehingga seluruh peserta didik mau tidak mau harus aktif dalam pembelajaran.
B. Identifikasi Masalah
7
2. Kurang aktifnya peserta didik dalam proses pembelajaran karena metode
mencatat.
pembelajaran.
C. Batasan Masalah
moel pembelajaran mind map dan STAD pada sub materi konsep mol.
D. Rumusan Masalah
8
2. Baggaimana kemampuan pemahaman konsep peserta didik kelas X pada sub
materi konsep mol melalui model pembelajaran mind map dan model
(STAD)?
3. Bagaimana keaktifan peserta didik kelas X pada sub materi konsep mol
pada peserta didik kelas X melalui model pembelajaran mind map dan
(STAD)?
E. Tujuan Penelitian
Mengacu pada perumusan masalah diatas, maka diperoleh tujuan yang ingin
pada sub materi konsep mol melalui model pembelajaran mind map dan
9
model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions
(STAD).
3. Untuk mengetahui keaktifan peserta didik kelas X pada sub materi konsep
keaktifan pada peserta didik kelas X melalui model pembelajaran mind map
Divisions (STAD).
yaitu:
2. Bagi peserta didik, diharapkan model pembelajaran mind map dan model
keaktifannya.
10
3. Bagi peneliti, diharapkan mampu menerapkan model pembelajaran mind
4. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat menjadi motivasi dan referensi untuk
(STAD).
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Belajar
memandang belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan
tingkah laku. Beelajar pada mulanya adalah akibat dorongan rasa ingin tahu.
12
Belajar sebagai proses adalah kegiatan yang dilakukan secara sengaja
hasil belajar.
2. Hasil Belajar
tujuan pembelajaran.
3. Pengertian Konsep
13
Konsep-konsep merupakan batu-batu pembangun (building blocks)
umum” (Arifin, 1995). Konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah
Konsep dibedakan atas konsep konkrit dan konsep abstrak (yang harus
4. Pemahaman Konsep
dihadapi. Sebagian besar apa yang dipelajari di sekoallh terdiri dari konsep-
14
konsep (Arifin, 1995). Pemahaman konsep sangatlah diperlukan, agar siswa
memahami ciri-ciri suatu konsep, sehingga dengan konsep itu siswa dapat
lebih dari satu benda, peristiwa atau fakta. Dalam hal ini konsep
adalah generalisasi.
banyak pengalaman.
fakta.
a. Pengetahuan
15
b. Pemahaman
yang dipelajari.
c. Penerapan/Aplikasi
d. Analisis
e. Sintesis
f. Evaluasi
yang merupakan suatu kemampuan menangkap makna atau arti sesuatu hal
16
banyak konsep yang dimiliki seseorang akan memberikan kesempatan
kepadanya untuk memahami konsep lain yang lebih luas yang akan menjadi
5. Keaktifan Siswa
a. Pengertian Keaktifan
b. Pengertian Siswa
belajar.
17
Menurut Nana Sudjana (1991) keaktifan para siswa dala kegiatan belajar
memecahkan masalah.
naik bagi diri individu (internal) maupun faktor dari luar individu
(eksternal).
yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi
18
oleh guru (Slavin, 2005). Pembelajaran kooperatif merupakan strategi
belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat
siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu
dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum
latar belakang yang berbeda-beda, mulai dari warna kulit, agama bahkan dari
tingkat kemampuan berpikir dan gaya belajar mereka. Untuk itu seorang
dari seorang guru dalam menyapaikan materi yang akan dibawakan karena
untuk melakukan atau menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Secara
19
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
merupakan sebuah pendekatan yang baik untuk guru yang baru mulai
teman dan dirinya sendiri. Penjabara STAD terdiri dari lima komponen
utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individu, rekognisi
tim:
20
a. Presentasi Kelas
Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bbahwa mereka harus
b. Tim
Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD. Pada tiap
yang tyerbaik untuk tim dan tim pun harus melakukan yang terbaik
c. Kuis
presentasi keals dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para
kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dicapai apabila mereka
sebelumnya.
21
e. Rekognisi Tim
2005).
mengarahkan semua keterampilan otak kiri dan otak kanan. Mind Map
kata) serta asosiasi dan berbagai hubungan yang mereka buat tanpa
dibatasi oleh aturan tata bahasa dan sematik. Mind Map seketika
22
Wycoff (2003) menambahkan bahwa teknik pemetaan pikiran
belahan otak. Dalam pemetaan berpikir, tidak ada aturan seperti pada
outlining yang harus mengikuti format yang kaku dengan huruf besar,
halaman.
23
5) Gagasan kata kunci dihubungkan ke fokus pusat dengan
garis.
Sumber: www.google.com
24
b. Mind Mapping dalam Pembelajaran
lain:
secara utuh.
segala arah.
permasalahn pokok.
25
mapping lebih hidup serta mengembangkan pemikiran
yang kreatif.
bahasan.
mewakili kata-kata.
“stoicheion” yang berarti unsur dan “metron” yang berarti mengukur. Dasar
26
penentuan rumus kimia, penetapan massa atom dan massa molekul relatif,
4g 32 g 36 g
Contoh:
Perbandingan massa N : H = 1 x Ar N : 3 x Ar H
= 14 : 3
“Jika dua unsur membentuk lebih dari satu senyawa dan massa
27
“Volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi
perbandingan koefisiennya”.
e. Hipotesis Avogadro
“Pada volume yang sama, gas-gas yang sama berbeda (pada suhu
Dengan: V = volume
N = mol
2 Mol (n)
28
Volume = mol x 22,4L
Massa = mol x Mr
= volume : 22,4L
= massa : Mr
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙
Mr X = 1
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝐶−12
2
Contoh:
adalah:
CO(NH2)2 = (1 x Ar C) + (1 x Ar O) + (2 x Ar N) + (4 x Ar H)
= 12 + 16 + 28 + 4
= 60
b. Massa molar
29
Massa molar adalah massa atom per mol atau massa molekul per
satuan gram/mol.
Contoh:
Hubungan jumlah mol zat dengan volume gas pada suhu tertentu
Hubungan volume gas dengan mol pada suhu dan tekanan tertentu
PV = nRT
Dengan:
P : Tekanan (atm)
V : Volume (L)
T : Suhu (Kelvin)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑟 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑋
Massa unsur X = x Massa senyawa
𝑀𝑟
30
7 Kadar Unsur dalam Senyawa
Kadar unsur dalam suatu senyawa dinyatakan dalam persen (%) dan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑟 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑋
Kadar unsur X = x 100%
𝑀𝑟
RM = (RE) n
Dengan :
9 Kadar Senyawa
𝑋 𝑥 𝐴𝑟
= x % senyawa (dari Hukum Proust)
𝑀𝑟
Dengan: massa tidak murni bisa berupa massa cuplikan atau batuan
atau sampel.
31
Persamaan reaksi pemanasannya merupakan pemecahan dari senyawa
Lavoisier.
11 Pereaksi Pembatas
Pada setiap reaksi, tidak selalu massa zat-zat yang bereaksi (zat
Contoh:
32
Dalam wadah tertutup, 20 gram metana (Mr = 16) dibakar dengan 64
Jawab:
20 𝑔𝑟𝑎𝑚
Mol metana = 16 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 = 1,25 mol
64 𝑔𝑟𝑎𝑚
Mol oksigen = 32 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙= 2 mol
reaksinya). Jadi metana pada reaksi ini akan lebih. Oksigen akan habis
(Sutresna, 2007).
Ada beberapa penelitian relevan yang dijadikan acuan dalam penelitian ini.
digunakan meliputi observasi kegiatan siswa, penilaian Mind Map kualitatif dan
kuantitaif, tes hasil belajar, dan observasi kemmapuan mengajar guru. Teknik analisis
33
datra yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Penelitian dilaksanakan dengan
dua siklus melalui tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
STAD dalam upaya meningkatkan hasil belajar fisika pada konsep geometris kelas X
C. Kerangka Berpikir
tercapai. Pada umunya siswa mengalami kesulitan belajar kimia disebabkan oleh
salah satu kesulitan siswa, karena saat siswa tersebut tidak paham akan konsep maka
akan timbbul rasa minder dari dalam diri siswa yang menyebabkan siswa tersebut
bersikap pasif.
berpengaruh pada hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
pemahaan konsep dan keaktifan peserta didik pada sub materi konsep mol.
D. Hipotesis Tindakan
34
1. Model pembelajaran mind map dan model pembelajaran kooperatif tipe
(STAD) meningkat.
3. Kekatifan peserta didik kelas X pada sub materi konsep mol melalui
peserta didik kelas X melalui model pembelajaran mind map dan model
E. Indikator Keberhasilan
35
2. Keaktifan peserta didik kelas X meningkat melalui model
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Classroom) model Kurt Lewin (Afandi, 2011) yang terdiri dari empat komponen
Refleksi (reflecting) dari keempat komponen di atas dapat digambar dibawah ini:
37
Gambar: Model PTK Kurt Lewin (Affandi, 2011)
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X yang berjumlah 30 peserta
didik.
38
D. Prosedur Penelitian
1. Penelitian Pendahuluan
khususnya sub materi konsep mol. Hal ini dikarenakan pembelajaran bersifat
pasif. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan guna meningkatkan kemapuan
2. Siklus I
a. Perencanaan (planning)
b. Tindakan (acting)
c. Pengamatan (observing)
d. Refleksi (reflecting)
3. Siklus II
a. Perencanaan (planning)
b. Tindakan (acting)
39
c. Pengamatan (observing)
d. Refleksi (reflecting)
E. Jenis Data
instrumennya, yaitu:
1. Teknik survei
pencarian informasi dari sekolah dan para pendidik yang ada di MAN 2
sehingga harus terlebih harus mengerti tentang permasalahan apa yang ada dan
hasil belajar yang telah dilakukan sebelumnya serta meninjau lokasi dan subjek
2. Teknik observasi
40
Teknik observasi yaitu digunakan untuk mengamati berbagai masalah
yang yang ada dalam kegiatan pembelajaran yaitu mengidentifikasi masalah dari
berbagai sumber dari pendidik kelas maupun dari data yang telah ada
berdasarkan nilai ulangan harian. Hal tersebut dijadikan sebagai bahan acuan
dalam identifikasi masalah penelitian ini sehingga penelitian bisa sesuai dengan
target yang akan dikaji. Dalam kegiatan pembelajaran juga dilakukan observasi
pembelajaran.
3. Teknik dokumentasi
yang terdiri dari data-data yang relevan dari pihak sekolah sebagai objek, seperti
profil sekolah, visi misi sekolah dan data-data lain yang dibutuhkan dalam
bersifat bukti nyata secara fisik seperti foto kegiatan belajar yang telah dilakukan
4. Teknik tes
didik kelas X pada sub materi konsep mol dengan melakukan latihan soal guna
yaitu berupa nilai sebagai hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai
41
evaluasi hasil belajar peserta didik dengan indikator soal sebanyak 15 dengan
mengorganisasikan dan melakukan analisis data untuk mencapai tujuan peneliti yang
belajar dan kekatifan dari suatu model pembelajaran yang digunakan dalam
menganalisis hasil evaluasi belajar peserta didik yang berupa latihan soal untuk
adalah data yang dikumpulkan melalui observasi dan lembar evaluasi hasil belajar
peserta didik. Agar data data tersebut bermakna sebagai dasar untuk mengambil
keputusan, data tersebut harus dianalisis terlebih dahulu untuk didapatkan hasil
42
2. Penilaian untuk ketuntasan belajar
pemahaman konsep dan kekatifan yang dibuktikan dengan prestasi hasil belajar
peserta didik jika peserta didik mampu mengerjakan soal dalam kegiatan evaluasi
belajar dan dapat memenuhi KKM 65 yaitu minimal 85% dari jumlah keseluruhan
peserta didik.
Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi, dimana hasil analisis ini
siklus selanjutnya. Hasil analisis ini juga dijadikan sebagai bahan refleksi dalam
tepat. Berikut ini adalah tabel tingkat kriteria keberhasilan belajar peserta didik
43
Tingkat Keberhasilan (%) Keterangan
60-79% tinggi
40-59% sedang
20-39% rendah
44
DAFTAR PUSTAKA
Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
45