Mengidentifiaksi Risiko Bisnis Klien Yang Berhubungan Dengan Piutang Usaha (Tahap
I)
Pengujian piutang usaha didasarkan pada prosedur penetapan risiko oleh auditor yang
memberi pemahaman tentang bisnis dan bidang usahan klien. Sebagai bagian dari dari proses
mendapatkan pemahaman tersebut, auditor mempelajari bidang usaha klien, lingkungan
eksternal, dan mengevaluasi tujuan manajemen serta proses bisnis unutk mengidentifikasi
risikop bisnis klien yang signifikan yang dapat memengaruhi laporan keuangan, termasuk
piutang usaha. Sebagai bagian dari proses mendapatkan pemahaman ini pula, manajemen juga
melakukan prosedur analitis pendahuluan yang mungkin memberi petunjuk meningkatkannya
risiko kesalahan penyajian dalam piutang usaha. Risiko bisnis klien yang memengaruhi
piutang usaha dipertimbangkan dalm evaluais auditor tentang risiko bawaan dan rencana
pengumpulan bukti untuk piutang usaha.
Menetapkan Kesalahan Penyajian Bisa Ditoleransi Dan Risiko Bawaan (Tahap I)
Auditor pertama-tama menetapkan pertimbangan materialitas pendahuluan untuk keseluruhan
laporan keuangan, dan kemudian mengalokasikan jumlah pertimbangan pendahuluan tersebut
ke setiap akun neraca yang siginifikan. Pengalokasian ini disebut menetapkan kesalahan
penyajian bisa ditoleransi. Piutang usaha biasanya merupakan salah satu akun paling material
dalam laporan keuangan pada perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit. Walaupun
saldo piutang berjumlah kecil, namun transaksi dalam siklus penjualan dan pengumpulan
piutang yang memengaruhi saldo piutang usaha bisa sangat signifikan.
Auditor menetapkan risiko bawaan untuk setiap tujuan audit untuk suatu akun seperti halnya
piutang usaha dengan mempertimbangkan risiko bisnis klien dan sifat klien serta bidang
usahanya. Auditor umumnya mengidentifikasi suatu risiko kecurangan (fraud risk) tertentu
untuk pengakuan pendapatan. Hal ini bisa memengaruhi penetapan risiko bawaan oleh auditor
untuk tujuan-tujuan berikut: keberadaan, pisah batas, penjuaalan, dan pisah batas retur
penjualan.
Auditor melakukan prosedur analitis untuk keseluruhan siklus penjualan dan pengumpulan
piutang, tidak hanya piutang usaha. Hal ini penting karena adanya hubungan yang erat antara
akun-akun laba-rugi dengan akun-akun neraca. Apabila auditor mengidentifikasi adanya
kemungkinana kesalahan penyajian dalam penjualan atau retur penjualan dengan
menggunakan prosedur analitis, kemungkinan kesalahan penyajian piutang usaha akan dapat
berkurang.
Merancang Dan Melaksanakan Pengujian Detil Saldo Piutang Usaha (Tahap III)
Apabila prosedur analitis dalam siklus penjualan dan pengumpulan piutang mengungkapkan
adanya fluktuasi yang tidak biasa, auditor harus mengajukan pertanyaan tambahan kepada
manajemen. Jawaban dari manajemen harus dievaluasi dengan kritis untuk menentukan
apakah jawaban tersebu tcukup menjelaskan fluktuasi tidak biasa tersebut dan apakah disertai
dengan bukti yang pendukung.
Tugas untk memadukan faktor-faktor yang menentukan risiko deteksi direncakan cukup
kompleks karena pengukur setiap faktor tidak bisa dispresisi dan bobot yang diberikan pada
setiap faktor sangat subjektif. Sebaliknya, hubungan antara setiap faktor dan risiko deteksi
direncanakan ditetapkan dengan baik.
Kesalahan penyajian pisah batas bisa terjadi pada penjualan, retur penjualan, dan penerimaan
kas. Untuk menentukan kewajaran pisah batas, auditor melakuakn pendekatan sebagai
berikut:
1. Tetapkan kriteria yang tepat untuk pisah batas.
2. Evaluasi apakah klien telah menetapkan prosedur yang memadai untuk pisah batas yang
seawajarnya.
3. Ujilah apakah pisah batas telah dilakukan dengan benar.