Anda di halaman 1dari 3

MENDAKI GUNUNG HUBUNGANNYA DENGAN KERJA OTAK

Oleh : Jamila (170811641021/D)

Di zaman semakin maju ini banyak orang mengalami stres dan kecemasan akibat
tidak mampu untuk beradaptasi dengan baik. Persaingan hidup yang semakin mengerikan
menuntut semua orang memutar otak untuk mampu bersaing agar tidak tertinggal dan kalah.
Mereka yang terlalu fokus pada kecemasan dan pikiran negatif yang merugikan akan
berujung pada depresi yang mendorong seseorang melakukan pelampiasan. Hal paling umum
dilakukan adalah makan. Padahal, ada cara yang lebih mudah dan murah untuk
menghilangkan depresi, yaitu mendaki gunung atau sekedar berjalan-jalan dialam terbuka.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa berjalan-jalan selama 90 menit di alam
terbuka mampu menurunkan tingkat stress dan mengurangi aktivitas saraf korteks prefrontal
subgenual, yang berhubungan langsung dengan penyakit mental
Sebuah penelitian oleh Ruth Ann Atchley dan David L. Strayer menyebutkan bahwa
menjauhkan diri dari teknologi dan mendekatkan diri pada alam dapat meningkatkan
kreativitas. Dimana ketika mendaki, kita harus memutar otak untuk bertahan hidup dengan
mengandalkan benda-benda di alam bebas, hasilnya daya kreatifitas meningkat 50% saat
kembali beraktifitas.Dengan mendaki gunung, sistem tubuh dan otak akan saling bekerja
sama sehingga mampu meningkatkan kekuatan tubuh dan otak sekaligus.
Berjalan, mungkin tidak begitu diperhatikan oleh kebanyakan orang, karena setiap
hari dilakukan dari mulai kecil mulai berjalan hingga dewasa. Tetapi, saat pendakian gunung
berjalan sangat diperhatikan. Mengapa? Cara berjalan yang salah bisa menyebabkan kaki
cepat lelah, lecet hingga bengkak karena salah tumpuan.

Usahakan berjalan dengan badan lurus untuk menyeimbangkan badan atas dan bawah.
Pusatkan beban di area pinggang, bukan pundak. Selalu bertumpu pada tumit saat kaki
mendarat, kaki harus sedikit membengkok dengan santai, tidak boleh lurus, dan jatuh sejajar
dengan badan.

Mengambil jarak langkah yang terlalu lebar dari badan sangat tidak disarankan karena akan
beresiko cedera lebih besar dan menguras energi.

Saat kaki telah mendarat sepenuhnya, maka berat tubuh akan bertumpu pada seluruh
permukaan kaki sebelum memulai untuk melangkah pergi.

Tumpuan berat kini akan beralih pada kaki sebelah, dimana kaki Anda yang akan melangkah
maju menjadi tuas yang kuat untuk mendorong tubuh kedepan, gunakan kelima jari kaki
Anda untuk mencengkeram pijakan sehingga keseimbangan melangkah akan didapat.
Lakukan hal ini dengan perlahan, tidak terburu – buru yang mengakibatkan kaki bekerja
terlalu keras yang dapat berujung pada cedera.

Saat berjalan usahkan tangan tetap berada di samping badan, bukan di depan pundak. Lebih
baik lagi bila menggunakan Trekking Pole saat medan yang ditempuh cukup sulit untuk
membantu memudahkan tumpuan beban pada tubuh.

Selanjutnya adalah ketika berjalan pada tanjakan naik.


Tetap gunakan langkah sedang yang sejajar dengan badan atas, tidak membungkuk. Posisi
badan agak bersandar kedepan, tapi tidak membungkuk. Porsi banyaknya Anda bersandar
adalah tergantung dari sudut kemiringan medan.

Buat gerakan mendorong kedepan dengan kaki belakang yang lurus, sedang kaki depan
menapak perlahan. Bila Anda menggunakan trekking pole, tempatkan pada samping badan
Anda, tidak didepan, tidak juga terlalu jauh, untuk menstabilkan keseimbangan badan saat
melangkah.

Saat menuruni tanjakan, tetap gunakan tumit dahulu saat mendarat dengan kaki yang
dibengkokan perlahan, tidak lurus. Hal ini untuk menghindari terjadinya cedera pada sendi
lutut.

Bila Anda menggunakan Trekking Pole, panjangkan jangkauannya untuk memudahkan


tumpuan badan saat menuruni tanjakan. Hindari juga kebiasaan memutar engkel kaki dengan
tujuan menyesuaikan kaki dengan medan. Berjalan sejajar saja sudah cukup.
Memang setiap saat kita menggunakan kaki untuk berjalan, tapi ketika melakukan pendakian,
medan yang ditempuh sangat berbeda, bukan jalan yang halus terus menerus.

Karena ketika kita mendaki gunung yang mengontrol gerak serta keseimbangan tubuh, seperti
mengatur posisi tubuh adalah cerebellum.Disini ketika kita mendaki, yang mengontrol
kemampuan otot serta gerakan tubuh dilakukan oleh bagian otak kecil yang disebut
spinoserebellum.

Anda mungkin juga menyukai