Anda di halaman 1dari 18

ISOLASI DAN KARAKTERISASI ENZIM

BROMELIN BUAH NANAS (Ananas


comosus (L) Merr)

DISUSUN

Oleh :

MINDAKIT TALAOHU
201667027

PRODI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON
2018
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa bahwa telah tersusun laporan
yang berjudul Isolasi dan Karakterisasi Enzim Bromelin Buah Nanas (Ananas Comosus (L)
Merr). Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mata Enzimologi.
Terima kasih kami sampaikan pada Dosen yang telah memberikan bimbingan dalam
penyusunan laporan kami. Selain itu, kami sampaikan pula rasa terima kasih dari rekan-rekan
yang telah membantu penyusunan dan atas semua diskusi, saran, dan kritiknya sehingga
tersusunnya laporan kami.
Kekurangan dan ketidaksempurnaan baik isi maupun susunan yang ada dalam laporan ini,
kami menyadari sepenuhnya. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami nantikan demi
penyempurnaan dan tercapainya penyusunan laporan Enzimologi yang dapat memberikan
manfaat.
Akhirnya, semoga laporan Enzimologi ini bermanfaat khususnya bagi mahasiswa progra,
studi THP.

Ambon, Mei 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1. Judul
2. Latar Belakang
3. Rumusan Masalah
4. Tujuan
5. Manfaat
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Deskripsi Annanas camosus (L) Merr
2. Enzim Bromelin
BAB III. METODE
1. Waktu dan Tempat
2. Alat dan Bahan
4. Prosedur
4.1 Pembuatan Larutan Stok Kasein dan Larutan Blanko
4.2 Isolasi Enzim Bromelin Kasar Buah Nanas
4.3 Uji Aktivitas Enzim
4.3.1 Pengaruh Waktu dan pH terhadap Aktivitas Enzim
BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA
1. Data Yang Diperoleh
2. Analisis Data
BAB V. PEMBAHASAN
1. Isolasi Enzim Bromelin Kasar Buah Nanas
2. Pengaruh Waktu dan pH terhadap Aktivitas Enzim Bromelin
BAB VI.KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1. Judul

ISOLASI DAN KARAKTERISASI ENZIM BROMELIN BUAH NANAS


(Ananas comosus (L) Merr)
2. Latar Belakang

Nenas (Ananas comosus (L) Merr) merupakan salah satu jenis buah yang gemar
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Buah ini termasuk dalam golongan buah yang
bersifat mudah atau rusak dan busuk, sehingga tidak tahan disimpan dalam jangka waktu
yang lama. Buah nenas banyak dimanfaatkan, baik dalam skala industri besar, menengah,
kecil bahkan rumah tangga. Buah nenas dalam skala industri umumnya dimanfaatkan dalam
pembuatan sari buah, jem, jelly, serta proses lainnya. Selain manfaat seperti yang disebutkan
sebelumnya, buah nenas juga dimanfaatkan untuk diambil enzim bromelainnya.
Bromelin dapat diperoleh dari tanaman nanas baik dari tangkai, kulit, daun, buah,
maupun batang dalam jumlah yang berbeda. Dilaporkan bahwa kandungan enzim bromelin
lebih banyak terdapat pada batang yang selama ini kurang dimanfaatkan. Distribusi bromelin
pada batang nanas tidak merata dan tergantung pada umur tanaman. Kandungan bromelin
pada jaringan yang umurnya belum tua terutama yang bergetah sangat sedikit sekali bahkan
kadang-kadang tidak ada sama sekali. Sedangkan bagian tengah batang mengandung
bromelin lebih banyak dibandingkan dengan bagian tepinya (Hartadi, 1980).
Pemanfaatan enzim secara optimal dan efisien, baik untuk kepentingan penelitian
maupun pemanfaatan industri, maka perlu dilakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
memengaruhi aktivitas enzim seperti pH, suhu, waktu inkubasi, konsentrasi enzim, dan
konsentrasi substrat sehingga dapat diketahui nilai KM dan Vmaks enzim tersebut. Enzim
mempunyai kisaran pH dan suhu tertentu yang memengaruhi kemampuan katalisisnya
sehingga menyebabkan aktivitas enzim menjadi maksimum jika konsentrasi substrat dan
enzim konstan (Lehninger, 1993).

3. Rumusan Masalah

3.1 Berapa pH serta waktu optimum inkubasi enzim bromelin buah nanas?
3.2 Bagaimana aktivitas enzim bromelin buah nanas pada pH dan waktu inkubasi
optimum?

4. Tujuan

4.1 Menentukan karakteristik pH dan waktu inkubasi optimum enzim bromelin

buah nanas

4.2 Mengetahui aktivitas enzim bromelin buah nanas pada pH dan waktu inkubasi
optimum

5. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah mahasiswa memahami cara isolasi enzim
khususnyya enzim bromelin buah nanas serta mahasiswa dapat mengetahui karakteristik
enzim tersebut.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Deskripsi Annanas camosus (L) Merr.

Klasifikasi tanaman nanas menurut Prihatman (2000) adalah:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Class : Angiospermae

Ordo : Farinosae

Familia : Bromiliaceae

Genus : Ananas

Species : Ananas comosus (L.) Merr

Buah nanas mengandung bromelin (enzim protease yang dapat menghidrolisa protein),

sehingga dapat digunakan untuk melunakkan daging. Dari berat 100 gram buah nanas kupas

dan dibuat menjadi ekstrak sehingga dihasilkan 50 ml ekstrak nanas. Buah nanas yang masih

hijau atau belum matang mengandung bromelin lebih sedikit dibanding buah nanas segar

yang sudah matang. (Aeni, 2009)

Kandungan bromelin pada jaringan yang umurnya belum tua terutama yang bergetah

sangat sedikit sekali bahkan kadang-kadang tidak ada sama sekali. Sedangkan bagian tengah

batang mengandung bromelin lebih banyak dibandingkan dengan bagian tepinya. Buah nanas

yang masih hijau atau belum matang ternyata mengandung bromelin lebih sedikit dibanding

buah nanas segar yang sudah matang.

Kata pineapple berasal dari pine cone, karena bentuk buahnya yang mirip dengan organ

reproduksi tumbuhan konifer, dan apple, karena daging buahnya yang segar, renyah mirip

dengan apel. Ananas comosus atau nanas merupakan buah tropis yang banyak terdapat di

Brazil, Bolivia, Peru dan Paraguay, yang merupakan negara asli tumbuhan tersebut. Di
Indonesia, pesebaran nanas banyak terdapat di Lampung, Riau, Bogor, dan Sadang.

Tumbuhan nanas termasuk jenis semak, batangnya pendek, hanya sekitar 1 – 1,5 m, dengan

dikelilingi oleh daun yang bulat pipih dan berduri di tepinya. Satu batang tumbuhan nanas

mempunyai minimal 30 daun dengan panjang 30 – 100 cm.

Mata tunas yang terdapat pada buah nanas membentuk dua kelompok spiral yang saling

terkait, delapan spiral pada arah yang satu, dan tiga belas spiral pada arah yang berbeda.

Masing-masing kelompok menggambarkan bilangan Fibonacci.

Nanas membutuhkan 18 bulan untuk tumbuh hingga berbuah. Untuk memperoleh

tanaman nanas, mahkota dari tumbuhan nanas yang lain ditanam dengan tangan. Setelah 1

tahun, akan muncul bunga kecil seperti pine cone berwarna merah muda. Dari bunga itulah

akan muncul buah nanas. Nanas dipanen ketika sudah benar-benar masak. Untuk memastikan

bahwa nanas tersebut sudah siap panen, kadar gulanya diperiksa terlebih dulu. Buah nanas

yang sudah masak bisa langsung dimakan, biasanya disajikan sebagai makanan penutup,

dalam bentuk irisan, maupun potongan berbentuk dadu, atau sebagai salad buah. Selain itu,

nanas juga dapat disajikan dalam bentuk jus, wine, dan topping pizza khas Hawaii.

Varietas

Ada empat varietas nanas yang dijual di Amerika. Pertama, Smooth Cayenne, yaitu

varietas Hawaii dengan berat rata-rata 3-5 pon, daging buah berwarna kuning pucat hingga

kuning segar. Kedua, Red Spanish yang bentuknya hampir persegi dengan kulit yang lebih

tebal, daging buahnya berwarna kuning pucat, dan lebih harum dibanding varietas pertama.

Sugar Loaf, merupakan varietas yang paling umum, dengan berat mencapai 10 pon, daging

buah berwarna agak putih, dan bonggol yang lunak. Dan Golden Supreme, rasanya lebih

manis dibanding yang lain karena kandungan asamnya lebih sedikit, daging buahnya

berwarna kuning keemasan dan lebih renyah. Sedangkan yang banyak terdapat di Indonesia

adalah varietas Smooth Cayenne.


2 Enzim Bromelin

Bromelin merupakan campuran protease yang diisolasi dari tanaman nanas dengan

nama latin Ananas comosus (Linn.) Merr. Jenis protease dalam bromelin adalah protease

sulfhidril (Tochi, 2008: 513). Bromelin dimanfaatkan untuk pengempukan daging, obat

gangguan pencernaan dan anti inflamasi. Enzim ini juga digunakan untuk aplikasi industri

pada pelarutan protein gandum, penstabilan bir, produksi hidrolisat protein, dan penyamakan

kulit. (Secor et al, 2005).

Bromelin adalah enzim yang dapat diisolasi dari sari atau batang nanas. Bromelin

tergolong kelompok enzim protease sulfhidril. Bromelin memiliki kemampuan untuk

memecah struktur molekul protein menjadi bentuk lebih sederhana (asam amino) (Winarno,

1986).

Ekstrak kasar enzim bromelin berupa campuran protein yang sangat encer. Akibatnya,

bromelin dalam ekstrak kasar enzim ini mudah terdenaturasi sehinggakurang menguntungkan

jika diaplikasikan sebagai enzim industri. Untuk mengatasi masalah tersebut umumnya

dilakukan pemurnian dan amobilisasi enzim.

Aktivitas bromelin dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu bagian tanaman nanas sebagai

sumber enzim, jenis substrat, inhibitor, dan jenis presipitan yang digunakan untuk pemurnian

bromelin (Esih, 2006). Enzim bromelin yang diisolasi dari daging buah nanas matang

memiliki aktivitas lebih tinggi daripada enzim bromelin yang diisolasi dari daun dan buah

nanas mentah. Kondisi optimum reaksi enzimatis bromelin dari daging buah nanas matang

dicapai pada pH 6,5 pada temperatur 500 C selama 20 menit. Aktivitas bromelin stabil pada

rentang pH 2 sampai 9. Keberadaan Fe3+ dan Cu2+ dapat menurunkan aktivitas bromelin

secara drastis. Oleh karena itu, adanya kelator ion logam seperti Na2-EDTA dengan jumlah

yang tepat dapat meningkatkan aktivitas bromelin. (Priya et al, 2012)


Kecepatan katalisis akan semakin meningkat dengan meningkatnya konsentrasi enzim.

Tingginya konsentrasi enzim, akan mempengaruhi banyaknya substrat yang ditransformasi.

Lamanya waktu kerja enzim juga mempengaruhi keaktifannya. Kecepatan katalis enzim akan

meningkat dengan lamanya waktu reaksi (Ferdiansyah, 2005).

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2014. Isolasi dan karakterisasi

dilaksanakan di laboratorium Biologi Molekuler dan Biokimia Universits Negeri Semarang.


2 Alat dan Bahan

Alat:

No Nama Alat ukuran/Jumlah


1 Parutan 1 buah
2 Setrifuge 1 buah
3 Serbet 1 buah
4 Pisau 1 buah
5 Neraca analitik 1 buah
6 Gelas ukur 50mL/1 buah
7 Botol semprot aquades 1 buah
8 Tube 5
9 Mikropipet 2
10 Pipet tetes 2 buah
11 Batang pengaduk 1 buah
12 Cawan petri 2 buah
13 Spektofotometer 1 buah
14 Kuvet 5 buah
15 Shaker incubator 1 buah
16 pH indikator 5 buah

Bahan:

No Nama Bahan Ukuran/Jumlah


1 Nenas yang telah dikupas 5 buah
2 Aquadest 100 mL
3 Ammonium sulfat (30%) 50 ml
4 Kasein 10 gr
5 Reagen biuret 20 ml
6 buffer fosfat 50 ml
7 NaOH 0,4 N 20 ml
8 NaOH 20 ml
9 HCl 10 ml
10 NaH2PO4 10 gr
11 Na2HPO4 10 gr

4. Prosedur
4.1 Pembuatan Larutan Stok Kasein dan Larutan Blanko

Larutan stok kasein dengan konsentrasi 5333 ppm (533.3 mg kasein dilarutkan dalam
aquades yang telah dibasakan sebanyak 5 ml (100 ml aquades + 10 ml NaOH 0.4 N) lalu
diencerkan dengan aquades sampai 100 ml). Blanko yang digunakan adalah 6 ml aquades
yang ditambah dengan 4 ml reagen biuret.

4.2 Isolasi Enzim Bromelin Kasar Buah Nanas

Enzim bromelin dari buah nanas diperoleh dengan cara memarut buah nanas sebanyak
5 buah sampai halus, hasil parutan buah nanas ini selanjutnya diperas sehingga diperoleh
sarinya, kemudian disentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama 20 menit. Supernatan yang
diperoleh diambil lalu diendapkan dengan menggunakan larutan ammonium sulfat 30% jenuh
dengan perbandingan 1 : 4 (untuk memperoleh fraksi dengan pengendapan larutan
ammonium sulfat sebesar 30%) dan didinginkan dalam lemari es semalaman. Endapan yang
terbentuk selanjutnya disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 20 menit.
Membuang supernatant yang terbentuk kemudian melarutkan pellet dengan buffer fosfat pH
7. Ekstrak enzim kasar diperoleh dengan perbndingan 1 : 10. Selanjutnya ekstrak kasar enzim
disimpan dalam lemari pendingin suhu 4oC semalam.

4.3 Uji Aktivitas Enzim

4.3.1 Pengaruh Waktu dan pH terhadap Aktivitas Enzim Bromelin

Ekstrak kasar enzim larutan stok kasein 5333 ppm, Buffer fosfat sesuai pH diambil
sebanyak 0,5 ml, 3,5 ml, 0,5 ml dengan perbandingan 1:7:1 kemudian dimasukkan ke dalam
Flakon ukuran 10 ml. Larutan dishaker dengan kecepatan 110 rpm selama 2, 4, 6 jam dengan
suhu 55 oC. Setelah selesai inkubasi kemudian larutan diambil sebanyak 600 µl dan ditambah
biuret 400 µl. Perbandingan ini sesuai blanko yaitu 6 ml aquades yang ditambah dengan 4 ml
reagen biuret. Pengukuran absorbansi dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer pada
panjang gelombang maksimum yang telah tercantum dalam jurnal yaitu sebesar 540 nm.

BAB IV
DATA DAN ANALISIS DATA

1. Data Yang Diperoleh

Tabel 1. Data Pengatan


No. pH Inkubasi 4 jam Rata- Inkubasi 6 jam Rata- Inkubasi 8 j
rata rata
P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2

1. 6 0,338 0,318 0,315 0,323 0,297 9,293 0,288 0,292 0,273 0,208

2. 7 0,153 0,146 0,141 0,146 0,314 0,312 0,312 0,312 0,280 0,205

3. 8 0,289 0,290 0,294 0,291 0,321 0,315 0,316 0,317 0,282 0,280

2. Analisis Data
Persamaan garis antara konsentrasi kasein dan absorbansi yaitu:
Y = 0,000047x – 0,010199
Ikubasi 4 Jam
pH 6
y = 0,000047x – 0,010199
0,323 = 0,000047x – 0,010199
0,333109 = 0,000047x
X = 7087,42 U/µl
= 7,51 U/ml
pH 7
y = 0,000047x – 0,010199
0,146 = 0,000047x – 0,010199
0,156109 = 0,000047x
X = 3321,46 U/µl
= 3,33 U/ml

pH 8
y = 0,000047x – 0,010199
0,291 = 0,000047x – 0,010199
0,301109 = 0,000047x
X = 6406,57 U/µl
= 6,40 U/ml
Ikubasi 6 Jam
pH 6
y = 0,000047x – 0,010199
0,292 = 0,000047x – 0,010199
0,302109 = 0,000047x
X = 6427,85 U/µl
= 6,42 U/ml
pH 7
y = 0,000047x – 0,010199
0,312 = 0,000047x – 0,010199
0,322109 = 0,000047x
X = 6853,38 U/µl
= 6,85 U/ml
pH 8
y = 0,000047x – 0,010199
0,317 = 0,000047x – 0,010199
0,327109 = 0,000047x
X = 6959,76 U/µl
= 6,95 U/ml
Ikubasi 8 Jam
pH 6
y = 0,000047x – 0,010199
0,280 = 0,000047x – 0,010199
0,290109 = 0,000047x
X = 6172,53 U/µl
= 6,17 U/ml
pH 7
y = 0,000047x – 0,010199
0,204 = 0,000047x – 0,010199
0,214109 = 0,000047x
X = 4555,51 U/µl
= 4,55 U/ml
pH 8
y = 0,000047x – 0,010199
0,279 = 0,000047x – 0,010199
0,289109 = 0,000047x
X = 6151,26 U/µl
= 6,15 U/ml

Tabel 2. Unit Aktivitas Enzim


No. 4 jam 6 jam 8 jam
Wkt

pH
1 6 7,08 6,72 6,17
2 7 3,32 6,85 4,55
3 8 6,4 6,95 6,15

BAB V
PEMBAHASAN

1. Isolasi Enzim Bromelin Kasar Buah Nanas


Buah nanas yang telah dihilangkan kulit buahnya, diparut dan diperas untuk
memperoleh sari buahnya. Sari buah nanas kemudian disentrifuse pada kecepatan 3000 rpm
selama 20 menit untuk memisahkan supernatan dari ampasnya. Supernatan berwarna kuning,
dipisahkan dari endapan yang juga berwarna kuning.
Selanjutnya, Supernatan yang diperoleh diambil lalu diendapkan dengan menggunakan
larutan ammonium sulfat 30% jenuh dengan perbandingan 1 : 4 (untuk memperoleh fraksi
dengan pengendapan larutan ammonium sulfat jenuh sebesar 30%) dan didinginkan dalam
lemari es semalaman. Pengendapan enzim dengan penambahan garam didasarkan pada
pengaruh yang berbeda-beda dari konsentrasi garam yang ditambahkan terhadap kelarutan
enzim. Pengendapan tersebut dipengaruhi oleh konsentrasi dan jumlah muatan tiap ion dalam
larutan. Penambahan amonium sulfat berpengaruh terhadap protein yang terendapkan selama
proses pemurnian. Ion-ion garam amonium sulfat akan berkompetisi dengan protein untuk
menarik molekul air. Ion-ion garam memiliki kelarutan yang lebih besar dibandingkan
protein sehingga ion garam akan menarik molekul air yang mengelilingi protein enzim.
Protein enzim akan berinteraksi membentuk gumpalan dan mengendap. Pada konsentrasi
tinggi, terjadi peningkatan muatan listrik di sekitar protein, yang akan menarik mantel air dari
koloid protein. Peristiwa hidrofobik antarmolekul protein pada suasana ionik tinggi akan
menurunkan kelarutan protein. Peristiwa tersebut dikenal dengan salting out.Garam yang
paling efektif adalah garam yang memiliki muatan anion ganda seperti sulfat, fosfat dan
nitrat. Garam ammonium sulfat paling banyak digunakan untuk pemurnian enzim karena sifat
kelarutannya yang tinggi dalam air dan tidak mengganggu bentuk dan fungsi enzim.
Penambahan buffer fosfat pH 7 adalah untuk menjaga serta mempertahabkan pH
ekstrak kasar enzim agar tetap stabil pada masa pengendapan dengan ammonium sulfat
semalaman.

2. Pengaruh Waktu dan pH terhadap Aktivitas Enzim Bromelin

Kesein pada berbagai pH yaitu 6,0; 7,0 dan 8,0 dengan menambahkan NaOH atau HCl,
Penambahan buffer tersebut untuk mempertahankan pH yang kemungkinan besar akan
berubah saat inkubasi. Larutan buffer yang digunakan adalah buffer fosfat, karena memiliki
range pH sesuai dengan pH yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu pH antara 5-8.
Kasein merupakan protein susu yang terdiri dari fosfoprotein yang berikatan dengan kalsium
membentuk garam kalsium yang disebut kalsium kalseinat.
Enzim bromelin nanas termasuk protease sulfhidril dengan karakteristik memiliki residu
sulfhidril pada sisi aktif. Pengaruh waktu inkubasi terhadap aktivitas enzim protease
bergantung pada reaksi hidrolisis substrat oleh enzim protease. Pada penelitian ini didapatkan
waktu inkubasi optimum adalah 4 jam. Jika waktu inkubasi dibawah waktu inkubasi
optimum, maka reaksi hidrolisis substrat oleh enzim protease belum sempurna sehingga nilai
aktivitas enzim yang didapat kecil. Sedangkan pada waktu inkubasi diatas waktu
optimum dapat menurunkan perolehan produk hasil aktivitas enzim. Penyebabnya dapat
diakibatkan oleh pengaruh lingkungan yang menggangu proses enzimatik sehingga hasil
hidrolisis enzim yang terbentuk menurun.
Reaksi enzim dipengaruhi oleh pH. Peningkatan pH sebelum titik optimum
menyebabkan terusnya meningkatnya aktivitas enzim, sampai seluruh tapak enzim berikatan
dengan substrat membentuk kompleks enzim-substrat. Sebaliknya peningkatan pH di atas
batas optimum kerja enzim menyebabkan kerja enzim menurun, karena terjadi denaturasi
enzim atau perubahan struktur tiga dimensi molekul enzim. Denaturasi ini akan
menyebabkan menurunnya fungsi katalitik enzim karena struktur enzim tidak sesuai lagi
dengan molekul substrat.
Uji Biuret ini untuk menunjukkan adanya senyawa-senyawa yang mengandung gugus
asam amino. Fungsi pereaksi NaOH dan CuSO4 adalah untuk membuat suasana larutan
menjadi basa sehingga dihasilkan suatu senyawa kompleks berwarna ungu sebagai deteksi
atau penentuan kuantitatif peptida dalam larutan protein. Semakin tinggi absorbansi maka
semakin tinggi aktivitas enzim. Hal ini terjadi karena pada nilai absorbansi tinggi maka warna
ungu yang dihasilkan semakin pekat. Warna ungu yang semakin pekat menandakan bahwa
enzim telah menghidrolisis kasein menjadi molekul-molekul asam amino.
Suatu peptida yang mempunyai dua buah ikatan peptida atau lebih dapat bereaksi
dengan ion Cu2+ dalam suasana basa dan membentuk suatu senyawa kompleks yang berwarna
biru ungu. Reaksi ini dikenal dengan nama Reaksi Biuret. Munculnya warna ungu atau merah
muda akibat adanya persenyawaan antara Cu++ dari reagen biuret dengan NH dari ikatan
peptida dan O dari air.
Pada table 2 diperlihatkan bahwa pada pH 6 dalam waktu inkubasi optimum aktivitas
enzim cenderung meningkat dan mencapai optimum dengan nilai aktivitas sebesar 7,08 U/ml.
Pada kondisi pH tersebut tapak aktif enzim sudah seluruhnya berikatan dengan substrat
membentuk kompleks enzim-substrat.

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan hasil dari kelompok kami memang
belum sesuai dengan jurnal acuan.
Berikut merupakan faktor kesalahan (human error):
1. Enzim masih berupa ekstrak kasar sehingga masih terdapat beberapa molekul protein non
enzim yang menyebabkan aktivitas enzim kurang optimal
2. Perlakuan enzim tidak bisa dilakukan dalam satu hari sehingga menghasilkan absorbansi
yang berbeda
3. Nanas yang digunakan masih terlalu muda sehingga enzim yang dihasilkan masih terlalu
sedikit.

BAB VI
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
1. Enzim bromelin nanas bekera pada pH optimum 6 dengan waktu inkubasi 4 jam
2. Aktivitas enzim bromelin buah nanas paling tinggi yaitu 7,08 U/ml pH 6 dengan waktu
inkubasi 4 jam
DAFTAR PUSTAKA

Aeni, E. N. 2009. Kutu Putih (Hemiptera: Pseudococcidae) pada Tanaman Nanas (Ananas Comosus
(Linn.) Merr.) di Desa Bumihayu Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang. Skripsi.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Asryani, D. M. 2007. Eksperimen Pembuatan Kecap Manis dari Biji Turi dengan Bahan Ekstrak Buah
Nanas. Skripsi. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Esih, P. 2006. Pengaruh Jenis Presipitan Pada Proses Isolasi Enzim Bromelin dari Buah Nanas
terhadap Aktivitas Proteolitik Enzim Pada Hidrolisis Kasein, (Online),
http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak- 20247416.pdf. diakses 20 Oktober 2014.
Ferdiansyah, V. 2005. Pemanfaatan Kitosan Dari Cangkang Udang Sebagai Matriks Penyangga pada
Imobilisasi Enzim Protease. Skripsi. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Gautam, S. S., Mishra, S. K., Dash, V., Goyal, A. K. & Rath, G. 2010. Comparative Study of

Anda mungkin juga menyukai