DISUSUN
Oleh :
MINDAKIT TALAOHU
201667027
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1. Judul
2. Latar Belakang
3. Rumusan Masalah
4. Tujuan
5. Manfaat
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Deskripsi Annanas camosus (L) Merr
2. Enzim Bromelin
BAB III. METODE
1. Waktu dan Tempat
2. Alat dan Bahan
4. Prosedur
4.1 Pembuatan Larutan Stok Kasein dan Larutan Blanko
4.2 Isolasi Enzim Bromelin Kasar Buah Nanas
4.3 Uji Aktivitas Enzim
4.3.1 Pengaruh Waktu dan pH terhadap Aktivitas Enzim
BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA
1. Data Yang Diperoleh
2. Analisis Data
BAB V. PEMBAHASAN
1. Isolasi Enzim Bromelin Kasar Buah Nanas
2. Pengaruh Waktu dan pH terhadap Aktivitas Enzim Bromelin
BAB VI.KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Judul
Nenas (Ananas comosus (L) Merr) merupakan salah satu jenis buah yang gemar
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Buah ini termasuk dalam golongan buah yang
bersifat mudah atau rusak dan busuk, sehingga tidak tahan disimpan dalam jangka waktu
yang lama. Buah nenas banyak dimanfaatkan, baik dalam skala industri besar, menengah,
kecil bahkan rumah tangga. Buah nenas dalam skala industri umumnya dimanfaatkan dalam
pembuatan sari buah, jem, jelly, serta proses lainnya. Selain manfaat seperti yang disebutkan
sebelumnya, buah nenas juga dimanfaatkan untuk diambil enzim bromelainnya.
Bromelin dapat diperoleh dari tanaman nanas baik dari tangkai, kulit, daun, buah,
maupun batang dalam jumlah yang berbeda. Dilaporkan bahwa kandungan enzim bromelin
lebih banyak terdapat pada batang yang selama ini kurang dimanfaatkan. Distribusi bromelin
pada batang nanas tidak merata dan tergantung pada umur tanaman. Kandungan bromelin
pada jaringan yang umurnya belum tua terutama yang bergetah sangat sedikit sekali bahkan
kadang-kadang tidak ada sama sekali. Sedangkan bagian tengah batang mengandung
bromelin lebih banyak dibandingkan dengan bagian tepinya (Hartadi, 1980).
Pemanfaatan enzim secara optimal dan efisien, baik untuk kepentingan penelitian
maupun pemanfaatan industri, maka perlu dilakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
memengaruhi aktivitas enzim seperti pH, suhu, waktu inkubasi, konsentrasi enzim, dan
konsentrasi substrat sehingga dapat diketahui nilai KM dan Vmaks enzim tersebut. Enzim
mempunyai kisaran pH dan suhu tertentu yang memengaruhi kemampuan katalisisnya
sehingga menyebabkan aktivitas enzim menjadi maksimum jika konsentrasi substrat dan
enzim konstan (Lehninger, 1993).
3. Rumusan Masalah
3.1 Berapa pH serta waktu optimum inkubasi enzim bromelin buah nanas?
3.2 Bagaimana aktivitas enzim bromelin buah nanas pada pH dan waktu inkubasi
optimum?
4. Tujuan
buah nanas
4.2 Mengetahui aktivitas enzim bromelin buah nanas pada pH dan waktu inkubasi
optimum
5. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah mahasiswa memahami cara isolasi enzim
khususnyya enzim bromelin buah nanas serta mahasiswa dapat mengetahui karakteristik
enzim tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Angiospermae
Ordo : Farinosae
Familia : Bromiliaceae
Genus : Ananas
Buah nanas mengandung bromelin (enzim protease yang dapat menghidrolisa protein),
sehingga dapat digunakan untuk melunakkan daging. Dari berat 100 gram buah nanas kupas
dan dibuat menjadi ekstrak sehingga dihasilkan 50 ml ekstrak nanas. Buah nanas yang masih
hijau atau belum matang mengandung bromelin lebih sedikit dibanding buah nanas segar
Kandungan bromelin pada jaringan yang umurnya belum tua terutama yang bergetah
sangat sedikit sekali bahkan kadang-kadang tidak ada sama sekali. Sedangkan bagian tengah
batang mengandung bromelin lebih banyak dibandingkan dengan bagian tepinya. Buah nanas
yang masih hijau atau belum matang ternyata mengandung bromelin lebih sedikit dibanding
Kata pineapple berasal dari pine cone, karena bentuk buahnya yang mirip dengan organ
reproduksi tumbuhan konifer, dan apple, karena daging buahnya yang segar, renyah mirip
dengan apel. Ananas comosus atau nanas merupakan buah tropis yang banyak terdapat di
Brazil, Bolivia, Peru dan Paraguay, yang merupakan negara asli tumbuhan tersebut. Di
Indonesia, pesebaran nanas banyak terdapat di Lampung, Riau, Bogor, dan Sadang.
Tumbuhan nanas termasuk jenis semak, batangnya pendek, hanya sekitar 1 – 1,5 m, dengan
dikelilingi oleh daun yang bulat pipih dan berduri di tepinya. Satu batang tumbuhan nanas
Mata tunas yang terdapat pada buah nanas membentuk dua kelompok spiral yang saling
terkait, delapan spiral pada arah yang satu, dan tiga belas spiral pada arah yang berbeda.
tanaman nanas, mahkota dari tumbuhan nanas yang lain ditanam dengan tangan. Setelah 1
tahun, akan muncul bunga kecil seperti pine cone berwarna merah muda. Dari bunga itulah
akan muncul buah nanas. Nanas dipanen ketika sudah benar-benar masak. Untuk memastikan
bahwa nanas tersebut sudah siap panen, kadar gulanya diperiksa terlebih dulu. Buah nanas
yang sudah masak bisa langsung dimakan, biasanya disajikan sebagai makanan penutup,
dalam bentuk irisan, maupun potongan berbentuk dadu, atau sebagai salad buah. Selain itu,
nanas juga dapat disajikan dalam bentuk jus, wine, dan topping pizza khas Hawaii.
Varietas
Ada empat varietas nanas yang dijual di Amerika. Pertama, Smooth Cayenne, yaitu
varietas Hawaii dengan berat rata-rata 3-5 pon, daging buah berwarna kuning pucat hingga
kuning segar. Kedua, Red Spanish yang bentuknya hampir persegi dengan kulit yang lebih
tebal, daging buahnya berwarna kuning pucat, dan lebih harum dibanding varietas pertama.
Sugar Loaf, merupakan varietas yang paling umum, dengan berat mencapai 10 pon, daging
buah berwarna agak putih, dan bonggol yang lunak. Dan Golden Supreme, rasanya lebih
manis dibanding yang lain karena kandungan asamnya lebih sedikit, daging buahnya
berwarna kuning keemasan dan lebih renyah. Sedangkan yang banyak terdapat di Indonesia
Bromelin merupakan campuran protease yang diisolasi dari tanaman nanas dengan
nama latin Ananas comosus (Linn.) Merr. Jenis protease dalam bromelin adalah protease
sulfhidril (Tochi, 2008: 513). Bromelin dimanfaatkan untuk pengempukan daging, obat
gangguan pencernaan dan anti inflamasi. Enzim ini juga digunakan untuk aplikasi industri
pada pelarutan protein gandum, penstabilan bir, produksi hidrolisat protein, dan penyamakan
Bromelin adalah enzim yang dapat diisolasi dari sari atau batang nanas. Bromelin
memecah struktur molekul protein menjadi bentuk lebih sederhana (asam amino) (Winarno,
1986).
Ekstrak kasar enzim bromelin berupa campuran protein yang sangat encer. Akibatnya,
bromelin dalam ekstrak kasar enzim ini mudah terdenaturasi sehinggakurang menguntungkan
jika diaplikasikan sebagai enzim industri. Untuk mengatasi masalah tersebut umumnya
Aktivitas bromelin dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu bagian tanaman nanas sebagai
sumber enzim, jenis substrat, inhibitor, dan jenis presipitan yang digunakan untuk pemurnian
bromelin (Esih, 2006). Enzim bromelin yang diisolasi dari daging buah nanas matang
memiliki aktivitas lebih tinggi daripada enzim bromelin yang diisolasi dari daun dan buah
nanas mentah. Kondisi optimum reaksi enzimatis bromelin dari daging buah nanas matang
dicapai pada pH 6,5 pada temperatur 500 C selama 20 menit. Aktivitas bromelin stabil pada
rentang pH 2 sampai 9. Keberadaan Fe3+ dan Cu2+ dapat menurunkan aktivitas bromelin
secara drastis. Oleh karena itu, adanya kelator ion logam seperti Na2-EDTA dengan jumlah
Lamanya waktu kerja enzim juga mempengaruhi keaktifannya. Kecepatan katalis enzim akan
BAB III
METODE PENELITIAN
Alat:
Bahan:
4. Prosedur
4.1 Pembuatan Larutan Stok Kasein dan Larutan Blanko
Larutan stok kasein dengan konsentrasi 5333 ppm (533.3 mg kasein dilarutkan dalam
aquades yang telah dibasakan sebanyak 5 ml (100 ml aquades + 10 ml NaOH 0.4 N) lalu
diencerkan dengan aquades sampai 100 ml). Blanko yang digunakan adalah 6 ml aquades
yang ditambah dengan 4 ml reagen biuret.
Enzim bromelin dari buah nanas diperoleh dengan cara memarut buah nanas sebanyak
5 buah sampai halus, hasil parutan buah nanas ini selanjutnya diperas sehingga diperoleh
sarinya, kemudian disentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama 20 menit. Supernatan yang
diperoleh diambil lalu diendapkan dengan menggunakan larutan ammonium sulfat 30% jenuh
dengan perbandingan 1 : 4 (untuk memperoleh fraksi dengan pengendapan larutan
ammonium sulfat sebesar 30%) dan didinginkan dalam lemari es semalaman. Endapan yang
terbentuk selanjutnya disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 20 menit.
Membuang supernatant yang terbentuk kemudian melarutkan pellet dengan buffer fosfat pH
7. Ekstrak enzim kasar diperoleh dengan perbndingan 1 : 10. Selanjutnya ekstrak kasar enzim
disimpan dalam lemari pendingin suhu 4oC semalam.
Ekstrak kasar enzim larutan stok kasein 5333 ppm, Buffer fosfat sesuai pH diambil
sebanyak 0,5 ml, 3,5 ml, 0,5 ml dengan perbandingan 1:7:1 kemudian dimasukkan ke dalam
Flakon ukuran 10 ml. Larutan dishaker dengan kecepatan 110 rpm selama 2, 4, 6 jam dengan
suhu 55 oC. Setelah selesai inkubasi kemudian larutan diambil sebanyak 600 µl dan ditambah
biuret 400 µl. Perbandingan ini sesuai blanko yaitu 6 ml aquades yang ditambah dengan 4 ml
reagen biuret. Pengukuran absorbansi dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer pada
panjang gelombang maksimum yang telah tercantum dalam jurnal yaitu sebesar 540 nm.
BAB IV
DATA DAN ANALISIS DATA
1. 6 0,338 0,318 0,315 0,323 0,297 9,293 0,288 0,292 0,273 0,208
2. 7 0,153 0,146 0,141 0,146 0,314 0,312 0,312 0,312 0,280 0,205
3. 8 0,289 0,290 0,294 0,291 0,321 0,315 0,316 0,317 0,282 0,280
2. Analisis Data
Persamaan garis antara konsentrasi kasein dan absorbansi yaitu:
Y = 0,000047x – 0,010199
Ikubasi 4 Jam
pH 6
y = 0,000047x – 0,010199
0,323 = 0,000047x – 0,010199
0,333109 = 0,000047x
X = 7087,42 U/µl
= 7,51 U/ml
pH 7
y = 0,000047x – 0,010199
0,146 = 0,000047x – 0,010199
0,156109 = 0,000047x
X = 3321,46 U/µl
= 3,33 U/ml
pH 8
y = 0,000047x – 0,010199
0,291 = 0,000047x – 0,010199
0,301109 = 0,000047x
X = 6406,57 U/µl
= 6,40 U/ml
Ikubasi 6 Jam
pH 6
y = 0,000047x – 0,010199
0,292 = 0,000047x – 0,010199
0,302109 = 0,000047x
X = 6427,85 U/µl
= 6,42 U/ml
pH 7
y = 0,000047x – 0,010199
0,312 = 0,000047x – 0,010199
0,322109 = 0,000047x
X = 6853,38 U/µl
= 6,85 U/ml
pH 8
y = 0,000047x – 0,010199
0,317 = 0,000047x – 0,010199
0,327109 = 0,000047x
X = 6959,76 U/µl
= 6,95 U/ml
Ikubasi 8 Jam
pH 6
y = 0,000047x – 0,010199
0,280 = 0,000047x – 0,010199
0,290109 = 0,000047x
X = 6172,53 U/µl
= 6,17 U/ml
pH 7
y = 0,000047x – 0,010199
0,204 = 0,000047x – 0,010199
0,214109 = 0,000047x
X = 4555,51 U/µl
= 4,55 U/ml
pH 8
y = 0,000047x – 0,010199
0,279 = 0,000047x – 0,010199
0,289109 = 0,000047x
X = 6151,26 U/µl
= 6,15 U/ml
pH
1 6 7,08 6,72 6,17
2 7 3,32 6,85 4,55
3 8 6,4 6,95 6,15
BAB V
PEMBAHASAN
Kesein pada berbagai pH yaitu 6,0; 7,0 dan 8,0 dengan menambahkan NaOH atau HCl,
Penambahan buffer tersebut untuk mempertahankan pH yang kemungkinan besar akan
berubah saat inkubasi. Larutan buffer yang digunakan adalah buffer fosfat, karena memiliki
range pH sesuai dengan pH yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu pH antara 5-8.
Kasein merupakan protein susu yang terdiri dari fosfoprotein yang berikatan dengan kalsium
membentuk garam kalsium yang disebut kalsium kalseinat.
Enzim bromelin nanas termasuk protease sulfhidril dengan karakteristik memiliki residu
sulfhidril pada sisi aktif. Pengaruh waktu inkubasi terhadap aktivitas enzim protease
bergantung pada reaksi hidrolisis substrat oleh enzim protease. Pada penelitian ini didapatkan
waktu inkubasi optimum adalah 4 jam. Jika waktu inkubasi dibawah waktu inkubasi
optimum, maka reaksi hidrolisis substrat oleh enzim protease belum sempurna sehingga nilai
aktivitas enzim yang didapat kecil. Sedangkan pada waktu inkubasi diatas waktu
optimum dapat menurunkan perolehan produk hasil aktivitas enzim. Penyebabnya dapat
diakibatkan oleh pengaruh lingkungan yang menggangu proses enzimatik sehingga hasil
hidrolisis enzim yang terbentuk menurun.
Reaksi enzim dipengaruhi oleh pH. Peningkatan pH sebelum titik optimum
menyebabkan terusnya meningkatnya aktivitas enzim, sampai seluruh tapak enzim berikatan
dengan substrat membentuk kompleks enzim-substrat. Sebaliknya peningkatan pH di atas
batas optimum kerja enzim menyebabkan kerja enzim menurun, karena terjadi denaturasi
enzim atau perubahan struktur tiga dimensi molekul enzim. Denaturasi ini akan
menyebabkan menurunnya fungsi katalitik enzim karena struktur enzim tidak sesuai lagi
dengan molekul substrat.
Uji Biuret ini untuk menunjukkan adanya senyawa-senyawa yang mengandung gugus
asam amino. Fungsi pereaksi NaOH dan CuSO4 adalah untuk membuat suasana larutan
menjadi basa sehingga dihasilkan suatu senyawa kompleks berwarna ungu sebagai deteksi
atau penentuan kuantitatif peptida dalam larutan protein. Semakin tinggi absorbansi maka
semakin tinggi aktivitas enzim. Hal ini terjadi karena pada nilai absorbansi tinggi maka warna
ungu yang dihasilkan semakin pekat. Warna ungu yang semakin pekat menandakan bahwa
enzim telah menghidrolisis kasein menjadi molekul-molekul asam amino.
Suatu peptida yang mempunyai dua buah ikatan peptida atau lebih dapat bereaksi
dengan ion Cu2+ dalam suasana basa dan membentuk suatu senyawa kompleks yang berwarna
biru ungu. Reaksi ini dikenal dengan nama Reaksi Biuret. Munculnya warna ungu atau merah
muda akibat adanya persenyawaan antara Cu++ dari reagen biuret dengan NH dari ikatan
peptida dan O dari air.
Pada table 2 diperlihatkan bahwa pada pH 6 dalam waktu inkubasi optimum aktivitas
enzim cenderung meningkat dan mencapai optimum dengan nilai aktivitas sebesar 7,08 U/ml.
Pada kondisi pH tersebut tapak aktif enzim sudah seluruhnya berikatan dengan substrat
membentuk kompleks enzim-substrat.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan hasil dari kelompok kami memang
belum sesuai dengan jurnal acuan.
Berikut merupakan faktor kesalahan (human error):
1. Enzim masih berupa ekstrak kasar sehingga masih terdapat beberapa molekul protein non
enzim yang menyebabkan aktivitas enzim kurang optimal
2. Perlakuan enzim tidak bisa dilakukan dalam satu hari sehingga menghasilkan absorbansi
yang berbeda
3. Nanas yang digunakan masih terlalu muda sehingga enzim yang dihasilkan masih terlalu
sedikit.
BAB VI
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
1. Enzim bromelin nanas bekera pada pH optimum 6 dengan waktu inkubasi 4 jam
2. Aktivitas enzim bromelin buah nanas paling tinggi yaitu 7,08 U/ml pH 6 dengan waktu
inkubasi 4 jam
DAFTAR PUSTAKA
Aeni, E. N. 2009. Kutu Putih (Hemiptera: Pseudococcidae) pada Tanaman Nanas (Ananas Comosus
(Linn.) Merr.) di Desa Bumihayu Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang. Skripsi.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Asryani, D. M. 2007. Eksperimen Pembuatan Kecap Manis dari Biji Turi dengan Bahan Ekstrak Buah
Nanas. Skripsi. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Esih, P. 2006. Pengaruh Jenis Presipitan Pada Proses Isolasi Enzim Bromelin dari Buah Nanas
terhadap Aktivitas Proteolitik Enzim Pada Hidrolisis Kasein, (Online),
http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak- 20247416.pdf. diakses 20 Oktober 2014.
Ferdiansyah, V. 2005. Pemanfaatan Kitosan Dari Cangkang Udang Sebagai Matriks Penyangga pada
Imobilisasi Enzim Protease. Skripsi. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Gautam, S. S., Mishra, S. K., Dash, V., Goyal, A. K. & Rath, G. 2010. Comparative Study of