Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Selama ini banyak negara sedang berkembang telah berhasil menunjukkan
laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, tetapi masih banyak
permasalahan pembangunan yang belum terpecahkan, seperti: tingkat
pengganguran tetap tinggi, pembagian pendapatan tambah tidak merata,
masih banyak terdapat kemiskinan absolut, tingkat pendidikan rata-rata masih
rendah, pelayanan kesehatan masih kurang, dan sekelompok kecil penduduk
yang sangat kaya cenderung semakin kaya sedangkan sebagian besar
penduduk tetap saja bergelut dengan kemiskinan, yang terjadi bukan trickle
down tapi trickle up. Keadaan ini memprihatinkan, banyak ahli ekonomi
pembangunan yang mulai mempertanyakan arti dari pembangunan.
Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi. Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan
ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan
dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan,
sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya
pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam
struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian
seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi merupakan dua istilah
yang berbeda, sekalipun ada beberapa ahli mengatakan sama. Pertumbuhan
ekonomi merupakan salah satu indikator dari keberhasilan pembanguanan
ekonomi. Jadi akan ada pertumbuhan ekonomi jika ada pembangunan
ekonomi dimana pembangunan ekonomi itu mengakibatkan perubahan-
perubahan pada sektor ekonomi. Pendirian industri-industri baru dan
meningkatnya kegiatan ekspor dan impor akan membawa perubahan dalam
sektor industri dan sektor perdagangan. Sektor pertanian juga akan berubah
melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi sehingga produksi pertanian
juga akan meningkat.
Pertanian merupakan salah kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Pertanian Indonesia memeliki banyak potensi, sejarah pertanian telah
membawa revolusi yang besar dalam kehidupan manusia. Kebudayaan
masyarakat yang tergantung pada aspek pertanian diistilahkan sebagai
kebudayaan agraris. Secara luas pembangunan pertanian bukan hanya proses
atau kegiatan menambah produksi pertanian melainkan sebuah proses yang
menghasilkan perubahan sosial baik nilai, norma, perilaku, lembaga, sosial
dan sebagainya demi mencapai pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan
kesejahteraan petani dan masyarakat yang lebih baik. Pertanian merupakan
sektor utama penghasil bahan-bahan makanan dan bahan-bahan industri yang
dapat diolah menjadi bahan sandang, pangan, dan papan yang dapat
dikonsumsi maupun diperdagangkan, maka dari itu pembangunan pertanian
merupakan bagian dari pembangunan ekonomi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pembangunan?
2.Apa yang dimaksud dengan Pembangunan ekonomi ?
3.Bagaimana sejarah dari Pembangunan ekonomi ?
4.Apa saja Teori dan Model Pembangunan ekonomi ?
5.Bagaimana Peran pertanian dalam pembangunan ekonomi?
6.Bagaimana tahap pertumbuhan ekonomi di bidang pertanian?
7.Apa saja Syarat pertumbuhan ekonomi?
C. Tujuan
1.Mengetahui apa yang dimaksud dengan Pembangunan
2.Mengetahui apa yang dimaksud dengan Pembangunan ekonomi
3.Mengetahui sejarah dari Pembangunan ekonomi
4.Mengetahui Macam – macam Teori dan Model Pembangunan ekonomi
5.Mengetahui Kontribusi pertanian dalam pembangunan ekonomi
6.Mengetahui tahap pembangunan ekonomi di bidang pertanian
7.Mengetahui Macam – macam Syarat pembangunan ekonomi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembangunan Ekonomi


Pengertian pembangunan secara umum pada hakekatnya adalah proses
perubahan yang terus menerus untuk menuju keadaan yang lebih baik
berdasarkan norma – norma tertentu. (Riyadi dan Deddy Supriyadi
Bratakusumah, 2005) Pembangunan adalah suatu proses perubahan ke arah
yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana (Ginanjar
Kartasasmita, 1994)
Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup
seluruh system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan,
pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994).
Menurut ekonomi murni, pembangunan adalah suatu usaha proses yang
menyebabkan pendapatan perkapita masyarakat meningkat dalam jangka
panjang. (Sukirno, 1995 : 13)
Menurut Sukirno (2002), pembangunan ekonomi merupakan suatu proses
yang menyebabkan pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat
meningkat dalam jangka panjang. Di sini ada dua aspek penting yang saling
berhubungan erat yaitu pendapatan total atau yang lebih dikenal dengan
pendapatan nasional dan jumlah penduduk. Pendapatan perkapita berarti
pendapatan total dibagi dengan jumlah penduduk.
Dalam Sukirno (2006), pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan
ekonomi ditambah dengan perubahan. Arti dari pernyataan tersebut adalah
pembangunan ekonomi dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu tidak
hanya diukur dari kenaikan produksi barang dan jasa yang berlaku dalam
kegiatan ekonomi seperti perkembangan pendidikan, perkembangan teknologi,
peningkatan dalam kesehatan, peningkatan infrastruktur yang tersedia dan
peningkatan dalam pendapatan dan kemakmuran masyarakat.
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang bersifat
multidimensional yang melibatkan kepada seluruh perubahan besar baik
terhadap perubahan struktur ekonomi, perubahan sosial, mengurangi
kemiskinan, mengurangi ketimpangan (disparitas) dan pengangguran (Todaro,
2008).
B. Sejarah Pembangunan Ekonomi
Ilmu pembangunan ekonomi mengacu pada masalah – masalah
perkembangan ekonomi di negara-negara terbelakang. Kendati studi
perkembangan ekonomi telah menarik perhatian para ahli ekonomi sejak Kaum
Merkantilis dan Adam Smith sampai Marx dan Keynes, namun mereka han ya
tertarik pada masalah yang pada hakikatnya bersifat statis dan umumnya lebih
dikaitkan dengan kerangka acuan lembaga budaya atau sosial Eropa Barat.
Baru pada tahun empat puluhan dan khususnya sesudah Perang Dunia II, para
ahli ekonomi mulai mencurahkan perhatiannya pada masalah negara
terbelakang. Perhatian mereka di dalam ekonomi pembangunan lebih didorong
oleh gelombang kebangkitan politik yang melanda bangsa Asia dan Afrika
sesudah Perang Dunia II. Keinginan negara ini untuk melancarkan
pembangunan ekonomi yang cepat dibarengi dengan kesadaran bangsa-bangsa
di negara maju bahwa “kemiskinan di suatu tempat merupakan bahaya bagi
kemakmuran dimanapun,” telah membangkitkan minat pada subjek ini.
Sebagaimana Maier dan Baldwin katakan :” pengkajian mengenai kemiskinan
bangsa-bangsa bahkan terasa lebih mendesak daripada pengkajian
kemakmurannya”
Akan tetapi, minat bangsa maju dalam menghapuskan kemiskinan negara
terbelakang tidaklah lahir dari motif kemanusiaan. Alasan utama adalah perang
dingin antara Rusia dan Barat. Masing-masing berusaha mendapatkan
dukungan dan kesetiaan dari negara terbelakang dengan imbalan bantuan yang
melimpah. Sebagaimana diamati Profesor Lyle W. Shannon: Di tahun-tahun
mendatang, pembangunan negara terbelakang akan menjadi ajang persaiangan
berat antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Negara terbelakang yang
menyimpan kekayaan sumber alam akan dibutuhkan oleh kekuatan-kekuatan
dunia, apalagi jika mereka memiliki lokasi strategis ditinjau dari sudut militer.
C. Teori – Teori Pembangunan Ekonomi
a. Adam Smith
Dalam pandangannya mengenai pembangunan Adam Smith meyakini
bahwa berlakunya doktrin "hukum alam" kaitannya dalam persoalan
ekonomi. dalam pandangannya Smith menganggap bahwa setiap orang
adalah sebagai hakim yang paling tahu akan kepentingannya sendiri yang
kemudian selanjutnya dibiarkan "bebas" dalam mengejar kepentingannya
sendiri. setiap orang dalam memenuhi kebutuhan pribadinya Smith
mengatakan bahwa setiap individu akan dibimbing oleh suatau "kekuatan
yang tak terlihat/ tak kentara". dalam hal ini Smith mencotohkan, bahwa
"bukan demi kebaikan tukang roti kita membeli roti, tetapi karena
kepentingan diri kita sendiri". oleh karena itu Smith meyakini jika
seseorang dibiarkan bebas maka akan berusaha memaksimal kesejahteraan
bagi dirinya sendiri dengan kesimpulannya jika semua orang dibiarkan
bebas dalam mengejar kepentingannya maka secara otomatis akan
memaksimalkan kesejahteraan secara agregat/ menyeluruh. Pada dasarnya
Smith adalah seorang yang menganut paham perdagangan besas dan juga
merupakan seorang yang menganjurkan mengenai "pasar bebas" dalam
ekonomi. oleh karenanya Smith menentang setiap campur tangan
pemerintah dalam industri dan perniagaan karena keyakinan Smith akan
adanya "kekuatan yang tak terlihat" tersebut.
Dalam pandangan Smith mengenai Pembagian kerja dari teori
pertumbuhan Adam Smith. Menurutnya bahwa pembagian kerja dibatasi
oleh luasnya pasar yang mengandung arti bahwa pembagian kerja
bertambah dengan seiring meningkatnya perluasan pasar. oleh karenanya
menurut Smith perluasan perniagaan dan perdagangan internasional sangat
bermanfaat dalam rangka perluasan pasar. kemudian dalam pandangannya
Smith dalam pertumbuhan ekonomi bahwa yang meningkatkan
produktivitas tenaga kerja ia menghubungkan kenaikan itu dengan (1)
meningkatnya keterampilan pekerja (2) penghematan waktu dalam
memproduksi barang (3) penemuan mesin yang sangat menghemat tenaga.
menurutnya penyebab dari peningkatan yang terakhir ini bukan berasal
dari tenaga kerja akan tetapi dari ketersediaan modal.
Selanjutnya pandangan Adam Smith dalam proses pemupukan modal,
mengenai hal ini Smith menekan bahwa pemupukan modal merupakan
syarat mutlak dalam pembangunan ekonomi, dengan kemudian Smith
beranggapan bahwa permasalahan pembangunan ekonomi secara luas
adalah mengenai kemampuan manusia dalam menabung dan menanam
modal. dalam hal ini Smith mengatakan bahwa pemupupukan modal harus
dilakukan terlebih dahulu daripada mengenai pembagian kerja. dalam
tulisanya "karena pemupupukan stok dalam bentuk barang harus lebih
dahulu dilakukan sebelum pembagian kerja, maka pekerjaan hanya dapat
dibagi lebih lanjut secara seimbang, jika stok lebih dahulu di perbesar".
modal suatu bangsa meningkat dengan cara yang sama seperti
meningkatnya modal perseorangan yaitu dengan cara memupuk dan
menambah modal secara terus menerus tabungan yang mereka sisihkan
dari pendapatannya. dan cara yang paling cepat ialah dengan menanamkan
modal dengan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan penghasilan
yang besar kepada seluruh penduduk dengan harapan agar mereka
sanggup menabung sebanyak-banyaknya. dengan begitu tingkat investasi
akan akan ditentukan oleh tingkat tabungan dan tabungan yang
sepenuhnya diinvestasikan. hal ini sebagaimana dikatakan oleh Smith :
"bagian yang ditabung tiap tahun oleh seseorang dengan segera digunakan
sebagi modal". berdasarkan keyakinan "iron low of wage" bahwa dalam
hal ini hanya kaum kapitalis dan tuan tanah yang mampu menabung,
sedangkan kelompok pekerja diperkirakan tidak mampu menabung. yang
artinya bahwa upah cendrung menyamai jumlah yang diperlukan minimun
para pekerja. dan dalam kondisi yang stasioner, tingkat upah akan jatuh
sampai ketingkat yang hanya cukup untuk hidup, sedangkan dalam periode
pemupupukan modal yang cepat tingkat upah naik melebihi tingkat
kebutuhan hidup tersebut. seberapa jauh upah naik tergantung pada tingkat
pemupukan modal dan tingkat pertumbuhan penduduk. dalam hal ini
Smith yakin bahwa tabungan secara otomatis akan berubah menjadi
investasi.
Pendapat Smith mengenai agen pertumbuhan dalam ekonomi
pembangunan adalah para petani, produsen dan pengusaha yang menjadi
agen pertumbuhan ekonomi. dengan adanya pasar bebas dan persaingan
Smith berpendapat bahwa dapat memperluas pasar yang pada akhirnya
memungkinkan terciptanya pembangunan ekonomi. dalam hal ini fungsi
dari ketiga agen itu sangat erat kaitannya. menurut Smith pembangunan
pertanian akan mendorong peningkatan pekerjaan konstruksi dan
perniangaan. saat terjadi kenaikan surplus pertanian sebagai akibat
pembangunan ekonomi oleh karenanya akan terjadi permintaan jasa
peniagaan dan barang pabrikan akan mengalami peningkatan juga. yang
selanjutnya akan membawa pada kemajuan perniagaan dan berdirinya
industri manufaktur.
Keyakinan Smith mengenai keuntungan dari investasi adalah,
keuntungan cendrung akan menurun dengan adanya kemanjuan ekonomi.
pada saat laju mepupukan modal meningkat, persaingan yang meningkat
antar pemilik modal akan menaikkan upah dan sebaliknya menurunkan
keuntungan. dalam bukunya Smith berpendapat "apabila stok para
pedagang kaya beralih kebidang perdagangan yang sama, persaingan antar
mereka secara alamiah cendrung menurunkan keuntungan; dan bila
peningkatan yang sama terjadi pada seluruh stok diseluruh bidang
perdagangan yang dilakukan dalam masyarakat yang sama, persaingan
yang sama seperi itu pasti menghasilkan pengaruh yang sama".
Pendapat Smith mengenai peran dari tingkat suku bunga dalam
pembangunan ekonomi. menurutnya dengan adanya peningkatan
kemakmuran, kemajuan dan jumlah penduduk maka tingkat suku bunga
akan menurun dan sebagai akibatnya persediaan modal akan
membengkak. alasanya, dengan dengan tingkat suku bunga yang rendah
para lintah darat terpaksa meminjamkan uangnya dalam jumlah yang lebih
besar dengan tujuan agar mendapatkan keuntungan dari bunga yang lebih
besar juga untuk memenuhi standar hidupnya. jadi dengan menurunnya
suku bunga akan membuat jumlah modal yang dipinjamkan meningkat.
namun, bila suku bunga turun terlalu rendah para lintah darat tidak akan
sanggup lagi meminjamkan uangnya lebih banyak lagi. dan dalam kondisi
seperti ini mereka akan memilih investasi dan menjadi pengusaha. jadi
walaupun awalnya tingkat suku bunga menurun, akhirnya terdapat juga
peningkatan pemupukan modal dan kemajuan ekonomi.
Menurut Smith, proses pertumbuhan ini bersifat mengumpul
(kumulatif). apabila timbul kemakmuran sebagi akibat dari kemajuan
dibidang pertanian, industri manufaktur dan perniagaan, kemakmuran itu
akan memupupuk modal, kemajuan teknik, meningkatnya penduduk,
perluasan pasar, pembagian kerja dan kenaikan keuntungan yang
berkelanjutan. proses yang terjadi iti disebut Smith dengan istilah "situasi
progresif" yang didalam kenyataan merupakan keadaan yang
menyenangkan bagi seluruh lapisan masyarakat. akan tetapi dari
pencapian kemakmuran dari proses ini ada titik akhirnya. diamana
kelangkaan dari sumberdaya akhirnya akn menghentikan pertumbuhan.
menurut Smith, keadaan stasioner ini adalah muram dan kesengsaraan
semakin parah. dan kesemuanya ini terjadi dalam perekonomian pasar
bebas.
Namun teori dari Smith memiliki kelemahan tertentu yaitu :
1. Pembagian masyarakat secara lugas sehingga tidak memperhatikan
peran kelas menengah yang turut memberikan daya dorong bagi
pembangunan ekonomi
2. Alasan yang tidak adil bagi kegiatan menabung
3. Asumsi yang tidak realistis tentang persaingan sempurna
4. Pengabaian wiraswasta (pengusaha)
5. Asumsi yang tidak realistis tentang keadaan stasioner
Penerapan Teori SMITH pada Negara Terbelakang/Berkembang
Teori pembangunan Adam Smith mempunyai kebenaran yg terbatas
bagi Negara Terbelakang / Berkembang. Dalam ekonomi seperti ini
ukuran pasarnya kecil, sebagai akibatnya kemampuan untuk menabung
dan dorongan untuk investasi rendah. Luas pasar ditentukan oleh volume
produksi yg akhirnya tergantung pada tingkat pendaptan. Disini
kemampuan untuk membeli berarti kemampuan untuk memproduksi, dan
produktivitas dalam batas tertentu tergantung pada seberapa besar modal
ditanam dalam produksi. Karena ukuran pasar kecil maka produktivitas
kecil, dan rendahnya produktivitas berarti rendahnya tingkat pendapatan,
rendahnya tingkat pendapatan menyebabkan rendahnya kemampuan untuk
menabung dan dorongan untuk berinvestasi, dan semua ini menyebabkan
ukuran pasar tetap kecil. Dengan menggunakan istilah Keynes, tingkat
pendapatan nyata adalah rendah di Negara terbelakang/bekembang, tetapi
kecenderungan untuk berkonsumsi tinggi, dan setiap kenaikan pendapatan
dihabiskan untuk barang-barang konsumsi. Sedikit saja yg ditabung atau
diinvestasikan maka volume produksi tetap pada tingkat yg rendah
sehingga luas pasar akan tetap kecil.
Lebih-lebih lagi, asumsi politis, social, dan kelembagaan yg
mendasari teori Smith tidak bisa diterapkan pada keadaan yg berlaku di
Negara terbelakang. Paham pasar bebas telah kehilangan artinya dalam
perekonomian seperti itu. Persaingan sedikit demi sedikit diganti oleh
monopoli yang berkecenderungan mengabdikan dan memperkuat
lingkarang setan kemiskinan. Maka dari itu pembangunan menjadi
mungkin melalui campur tangan pemerintah daripada melalui kebijakan
pasar bebas.
Namun demikian Teori Smith menunjukan faktor-faktor tertentu yang
bermanfaat dalam proses pembangunan Negara terbelakang/berkembang.
Para petani, pedagang, dan produsen, tiga agen yg disebut Smith, dapat
menolong mengembangkan perekonomian dengan meningkatkan
produktivitas dalam bidang masing-masing. Dengan tidak adanya
perekonomian pasar bebas dalam Negara berkembang, Negara dapat
mendorong mereka unuk menghasilkan lebih banyak sebagaimana terjadi
di India. Saling ketergantungan di antara mereka juga menunjukan
pentingnya pertumbuhan yang berimbang bagi perekonomian seperti ini.
Khususnya Smith memuji peranan tabungan yang dianggap sebagai
faktor yang sangat penting sekali bagi pembentukan modal di Negara
terbelakang/berkembang. Ia menulis; “setiap pemboros akan menjadi
musuh masyarakat, dan setiap orang yg hemat akan menjadi dermawan”.
Selanjutnya penekannya pada teknologi unggul, pembagian kerja, dan
perluasan pasar dalam proses pembangunan, telah menjadi landasan bagi
kebijaksanaan dalam Negara seperti itu. Sebagaimana telah dikemukakan
secara tepat oleh Rostow, memang kalau dipandang dari keadaan sekarang
buku “The wealth of Nations” adalah suatu analisa yg dinamis yg penting
bagi program kebijakan suatu Negara terbelakang atau berkembang.
b. Teori Ricardo
Dalam buku yang berjudul The Principles of Political Economy and
Taxation . Teori Ricardian didasarkan pada asumsi bahwa :
1. Seluruh tanah digunakan untuk produksi gandum dan angkatan kerja
dalam pertanian membantu menentukan distribusi industri
2. “law of diminishing return” berlaku bagi tanah
3. Persediaan tanah adalah tepat
4. Permintaan akan gandum benar benar inelastis
5. Buruh dan modal adalah masukan yang bersifat variabel
6. Keadaaan pengetahuan teknis adalah tertentu (given)
7. Seluruh buruh dibayar dengan upah yang cukup untuk hidup secara
minimal
8. Harga penawaran buruh adalah tertentu dan tetap
9. Permintaan akan buruh tergantung akan pemupukan modal, dan
bahwa baik harga permintaan maupun penawaran buruh tidak
tergantung akan produktivitas merginal tenaga kerja
10. Terdapat persaingan yang sempurna
11. Pemupukan modal dihasilkan dari keuntungan
Berdasarkan asumsi tersebut Ricardo membangun teori tentang saling
hubung antar tiga kelompok antar perekonomian yaitu: tuan tanah
kapitalis dan buruh kepada mereka ini keseluruhan hasil tanah dibagi
bagi. Pemilik tanah akan mendapatkan uang sewa. Pemilik modal
(kapitalis) akan mendapatkan keuntungan dan para buruh yang
mengerjakan lahan akan mendapatkan upah.
Pembagian sewa, keuntungan, dan upah. Sewa mempunyai prioritas
utama dan sisanta dibagi bagikan sebagai upah dan keuntungan sementara
bunga, termasuk dalam keuntungan
Proses pemupukan modal. Pemupukan modal merupakan keuntungan,
sebab keuntungan merupakan kekayaan yang disisihkan untuk
membentuk modal. Pemupukan modal tergantung dalam dua faktor:
pertama, kemampuan untuk menabung dan kedua, kemauan untuk
menabung lebih penting dalam pemupukan modal ini tergantung pada
penghasilan bersih masyarakat. Makin besar surplus, makin tinggi
kemampuan untuk menabung. Besarnya surplus tergantung tingkat
keuntungan.
Tingkat keuntungan.Tingkat keuntungan yang positif akan membuat
pemupukan modal berkelanjutan sehingga angkatan kerja akan tumbuh
secara proposional dan cadangan upah keseluruhan akan meningkat pula.
Dalam kenyataan keuntungan tergantung pada upah, upah tergantung pada
harga gandum, dan harga gandum tergantung pada kesuburan tanah secara
marginal hal ini berlaku terbalik. Apabila terdapat perbaikan dalam
pertanian, pengurangan konsumsi meningkat, atau dengan menggunakan
mesin dan menghemat buruh, tanah menghasilkan produksi yang lebih
banyak. Hal ini menyebabkan harga gandum turun, upah minimal turun,
tetapi keuntungan naik, dan pemupukan modal akan menjadi lebih banyak.
Ini akan menaikan permintaan akan buruh dan tingkat upah akan
meningkat. Pada gilirannya, ia akan meningkatkan jumlah penduduk,
permintaan akan gandum dan harganya. Jadi, upah akan naik dan
keuntungan akan turun.
(1)Kenaikan upah.Upah memainkan peranan aktif dalam menentukan
pendapatan antar modal dengan buruh.Tingkat upah menungkat bila harga
barang yan dibutuhkan buruh meningkat. Barang yang dikonsumsi oleh
buruh sebagian besar hasil pertanian. Jika permintaan akan produk
pertanian meningkat maka tanah yang kurang subur ikut digarap. Karena
itu untuk menghasilkan 1 unit produk dibutuhkan buruh lebih banyak.
Sehingga permintaan terhadap buruh mulai meningkat, yang menyebabkan
kenaikan upah. Lebih lebih lagi untuk mengejar meningkatnya biaya
kehidupan, upah uang juga akan terus meningkat sehingga upah akan naik
dengan meningkatnya harga gandum dan kemudian keuntungan akan
berkurang. Dalam keadaan serupa ini, sewa akan meningkat yang
menyerap kenaikan harga gandum karna upah naik, maka rasio keutungan
para pemilik modal berkurang. Kecenderungan yang berlawanan ini pada
akhirnya menghambat pemupukan modal
(3)Berkurangnya keuntungan pada industri lain. Keuntungan petani
menentukan keuntungan seluruh usaha yang lain. Karena itu tingkat
keuntungan uang yang diperoleh dari modal harus sama dengan
keseimbangan, baik dalam pertanian ataupun dalam industri. Dalam
industri manufaktur, gandum digunakan sebagai input, dan kesetaraan
dalam tingkat keuntungan timbul melalui hubungan positif antar harga
barang industri dengan harga gandum. Jadi, bila tingkat keuntungan pada
sektor pertanian menurun begitu juga tingkat keuntungan pada sektor
industri. Sebab, dengan naiknya harga gandum, industri akan terpaksa
menaikkan upah buruh, yang berarti mengurangi keuntungan.
Sumber lain pemupukan modal. Pembangunan ekonomi tergantung
pada perbedaan antara produksi dan konsumsi. Maka peningkatan
produksi dan pengurangan konsusmsi perlu ditekankan. “modal dapat
dinaikkan dengan cara menaikkan produksi atau dengan cara mengurangi
konsumsi yang tidak produktif.” Akan tetapi produktifitas buruh dapat
ditingkatkan melalui perubahan teknologi dan organisasi yang lebih baik.
Dengan cara ini pula pemupukan modal dapat ditingkatkan. Ricardo
menulis “ Dengan adanya penggunaan mesin,peningkatan keterampilan,
pembagian kerja yang baik,penemuan pasar yang baru yang dapat
membuat banyaknya pertukaran yang menguntungkan bisa dibuat, maka
berjuta manusia bisa menikmati kesenangan.” Tetapi menggunakan lebih
banyak mesin berarti mempekerjakan lebih sedikit buruh. Ini akan
menjurus pada pengangguran dan menurunkan upah. Karena dengan
menggunakan mesin, keadaan ekonomi buruh menjadi lebuh buruk, maka
ricardo menganggap keadaan teknologi sebagai tetap dan tertentu (given).
(1)Pajak adalah sumber pemupukan modal yang ada di tangan pemerintah.
Menurut ricardo pajak dikenakan hanya untuk mengurangi konsumsi yang
berlebih. Dalam hal ini pengenasan pajak pada para kapitalis, tuan tanah
dan buruh , akan memindahkan sdumber-sumber dari kelompok ini kepada
pemerintah. Tetapi pajak sebaliknya mempengaruhi investasi. Oleh sebab
itu ricardo tidak menyetujui pengenaan pajak, karena pajak akan
mengurangi pendapatan, laba, dan pemupukan modal.
(2)Tabungan. Dibanding dengan pajak, ricardo lebih menyetujui
pemupukan modal melalui tabungan. Tabungan dapat di bentuk dengan
cara menghemat pengeluaran, memproduksi lebih banyak, dan dengan
meningkatkan tingkat keuntungan serta mengurangi harga barang.
Semakin banyak tabungan semakin banyak pemupukan modal.
(3)Perdagangan bebas. Ricardo membela adanya perdagangan bebas.
Perdagangan bebas merupakan faktor penting bagi pembangunan ekonomi
suatu negara. Tingkat keuntungan dapat terus-menerus tinggi. dengan cara
ini sumberdaya dunia dapat digunakan secara lebih efisien melalui
perdagangan luar negeri.tetapi impor gandum dapat menurunkan
permintaan akan buruh, yang akan memperburuk keadaan ekonomi para
buruh. Sebaliknya tuan tanah dan para pemilik modal tidak senang
mengimpor gandum dari luar negeri, karena akan menyusutkan
keuntungan mereka. Namun demikian proses ini bersifat alami, karena
berlakunya “law of deminishing return” pada tanah dan bertambahnya
jumlah penduduk , harga gandum dan upah akan naik, sehingga tingkat
keuntungan akan berkurang, lebih-lebih jika mereka tidak maumengimpor
gandum dari luar negeri. Jumlah keseluruhan output meningkat bersama
pembangunan ekonomi, bersamaan itu dana gaji juga meningkat. Hal ini
mengarah pada peningkatan jumlah buruh secara proporsional. Karena
penduduk meningkat maka permintaan gandum meningkat, yang pada
gilirannya akan meningkatkan pula harga gandum. Lebih-lebih lagi,
dengan berlakunya “law of deminishing return” pada tanah, sewa akan
meningkat, dan keuntungan akan cenderung menurun akhirnya kenaikan
penduduk dan sewa akan menghilangkan keuntungan
Keadaan stasioner. Menurut ricardo, ada kecenderungan alamiah
bahwa tingkat keuntungan akan menurun dalam prekonomian, sehingga
negara akhirnya mencapai keadaan stasioner. Apabila pemupukan modal
meningkat sebagai meningkatnya keuntungan maka jumlah keseluruhan
produksi meningkat sehingga dana upah meningkat. Dengan
meningkatnya dana upah, penduduk akan meningkat, yang pada gilirannya
akan meningkatkan permintaan gandum dan harganya. Karena penduduk
meningkat, tanah yang kurang subur pun diolah untuk memenuhi
permintaan akan gandum yang meningkat. Sewa tanah yang subur naik
dan menyerap bagian yang lebih besar dari output yang dihasilkan dari
tanah. Ini mengurangi bagian dari pemilik modal dan buruh. Keuntungan
menuruh dan upah cenderung jatuh ke tingkat yang cukup hidup secara
minimal. Proses naiknya sewa dan menurunnya keuntungan ini berlanjut
terus sampai output dari tambahan tanah menyamai upah minimal dari
buruh yang dipekerjakan, akhirnya keuntungan menjadi nol. Tibalah apa
yang disebut keadaan stasioner. Dalam keadaan ini emupukan modal
berhenti, penduduk tidak bertambah, tingkat upah berada pada tingkat
yang cukup untuk hidup secara minimal dan kemajuan teknik pun
berhenti.
1) Ada beberapa pandangan kritis yang dikemukakan Ricardo yakni
:
a) Ia menekankan pentingnya pembangunan pertanian menekankan
pentingnya peningkatan keuntungan untuk pemupukan modal
b) menekankan pentingnya tabungan
c) menekankan pentingnya perdagangan luar negeri untuk
pemanfaatan sumber daya secara optimum
d) teorinya bersifat dinamis karena melihat pengaruh perubahan
berbagai variable dalam pembangunan ekonomi seperti jumlah
penduduk, upah, sewa, keuntungan.
2) Kelemahan teori Ricardo
a) Mengabaikan pengaruh teknologi
b) Pengertian yang salah tentang keadaan stasioner
c) Pengertian yang salah tentang penduduk
d) Kebijakan pasar bebas yang tidak dapat diterapkan
e) Mengabaikan faktor-faktor kelembagaan
f) Teori ricardo adalah teori distribusi, bukan teori pertumbuhan
g) Tanah juga menghasilkan selain gandum
h) Modal dan buruh bukanlah koefisien yang tetap
i) Mengabaikan tingkat suku bunga
j) Teori ricardo dan negara terbelakang
c. Teori Malthus
Proses pembanguna adalah suatu proses naik turunnya aktivitas
ekonomi lebih dari sekedar lancar tidaknya aktivitas ekonomi Malthus
menitikkan perhatian pada perkembangan kesejahteraan suatu negara yaitu
pembangunan ekonomi yang dapat dicapai dengan meningkatkan
kesejahteraan suatu negara. Kesejahteraan suatu negara sebagian
tergantung pada kuantitas produk yang dihasilkan oleh tenaga kerjanya
dan sebagian lagi pada nilai atas produk tersebut. Tetapi kesejahteraan
suatu negara tidak selalu menggunakan dalam proporsi yang sama dengan
peningkatan pada nilai, kadang kala bisa terjadi atas dasar penyusutan
aktual pada komoditi.
Menurut malthus pertumbuhan penduduk saja tidak cukup untuk
berlangsungnya pembangunan ekonomi. Malahan pertumbuhan penduduk
adalah akibat dari pembangunan sebagai mana ditulis maltuh
“pertumbuhan penduduk tidak dapat terjadi tanpa peningkatan
kesejahtraan yang sebanding” jika tingakt akumulasi modal meningkat
permintaan atas tenaga kerja juga meningkat kondisi demikian akan
mendorong pertumbuhan penduduk akan tetapi pertumbuhan penduduk
saja tidak meningkatkan kesejahteraan pertumbuhan pemduduk akan
meningkatkan kesesjahteraan hanya bila pertumbuhan terssebut
meningkatkan permintan efektif (effektive demand) peningkatan pada
permintaan efektif akan menyebabkan meningkatnya kesejahteraan.
Faktor-faktor pembangunan ekonomi menurut malthus
mendefinisikan problem pembangunan ekonomi sebagai sesuatu yang
menjelaskan perbedaan Gross National Product pontelsial (kemampuan
mengahasilkan kekayaan) dan Gross National Product Actual (kekayaan
aktual). Tetapi, problem pokoknya adalah bagaimana mencapai tingkat
Gross National Product potensial yang tinggi. Besarnya Gross National
Product potensial tergantung pada tanah, tenaga kerja, modal, dan
organisasi biala kempat ini dipakai dalam proporsi yang benar maka ia
akan memaksimalkan produksi didua sektor utama perekonomian yaitu
sektor pertanian dan sektor industri. Akumulasi modal, kesubuaran tanah,
dan kemajuan teknologi adal penyebab utama peningkatan produksi
pertanian maupun industri selain itu pentingnya faktor non ekonomi dalam
pembangunan ekonomi yang termasuk dalam politik dan moran
diantaranya keamanan atan kekayaan konstitusi dan hukum yang baik dal
dilaksanakan sebagamana mestinya, kerja keras dan kebiasaan yang
teratur, serta sifat jujur pada umumnya. Proses akumulasi modal,
akumulasi modal merupakan faktor yang paling penting bagi
pembangunan ekonomi Malthus menyatakan peningkatan kesejahteraan
yang mantap dan berkesinambungan tidak mungkin tercapai tanpa
pemanbahan modal secara terus menerus. Sumber akumilasi modal adalah
laba, laba berasal dari pemilik modal.
Malthus menyatakan kekayaan suatu negara pada umumnya
diciptakan oleh tabungan yang disisihkan dari keuntungan yang meningkat
dan sama sekali bukan karena pengurangan dan pengeluaran pada barang-
barang mewah dan barang-barang kesenangan. Malthus mengemukakan
suatu konsep tentang “kecenderungan tertinggi untul menabung” konep ini
berarti menabung dari persediaan yang sebenarnya dipersiapkan untuk
konsumsi yang bersifat mendesak dam menambahkannya pada persediaan
yang dimaksudkan untuk memperoleh laba atau dengan kata lain
penkonversian pendapatan menjadi modal.
Kekurangan permintaan efktif. Pandangan malthus didasarkan pada
merosotnya permintaan efektif dan pada penolakanya terhadap hukum
pasar yang dikembangkan Say. Malthus menyatakan bahwa didalam pasar
tidak mungkin terjadi over produksi atau penawaran yang berlebihan.
Menurutnya tidak seluruhnya benar bawah komoditi selalu
mempertukarkan dengan komoditi. Pada kenyataanya komoditi dalam
jumlah besar dipertukarkan secara langsung dengan tenaga kerja dari pada
dengan komoditi. Dengan demikian ada kelebihan penawaran komoditi
dipasar dibandingkan dengan permintaan. Jadi, timbulnya over produksi
dan ketersediaan komoditi yang melimpah dipasar lantaran rendahnya
permintaan efektif atau konsumsi rendah ini menyebabkan turunya harga,
laba, tabungan, invesatsi, dan akumulasi modal.
Stagnasi ekonomi. Malthus yakin penawaran buruh dalm jangka
pendek sangat tidak elastis ia menyatakan karena sifat dadsar penduduk,
kebutuhan tambahan kerja untuk memenuhi permintaan tertentu tidak
dengan segera tersedia di pasar, sampai selang waktu 16 atau 18 tahun
tetapi tersediaan modal dapat ditingkatkan lebih cepat dibanding
pertambahan penduduk. Begitu pemilik modal menginvestasiakn pada
tenaga kerja produktif untuk meningkatkan persediaan modal, upah akan
naik lantaran persaingan. Naiknya upah tidak meningkatkan permintaan
efektif karena pekerja lebih suka besenang-senang dari pada meningkatkan
konsumsi maka dari itu persediaan komoditi menjadi melimpah, maka
harga turun, laba berkurang, investasi turun dan kemampuan akumulasi
modal maupun dorongan untuk mengakumulasi betul-betul berkurang.
Persediaan yang melimpah dan konsumsi yang rendah dengan demikian
akan menimbulkan stagnasi ekonomi.
Langkah-langkah untuk meningkatkan pembangunan ekonomi.
1. Pertumbuhan berimbang
Dalam sistematis perkonomian dibagi menjadi sektor pertanian dan sektor
industri. Kemajuan teknologi pada kedua sektor itulah yang dapat
membawa kepada pembangunan ekonomi.
2. Menaikkan permintaan efektif.
a. Pendistibusian kesejahteraan dan pemilikan tanah secara adil. Dia
menganjurkan adanya pendistribusian pemilikan tanah secara adil,
karena hal itu akan meningkatkan permintaan efektif dan produksi.
Tetapi, jika pembagian tanah kepada pemiliki-pemilik kecil
dilakukukan dengan ekstrim akan berpengaruh buruk pada produksi.
b. Permintaan efektif dapat ditingkatkan dengan memperluas
perdagangan internal dan eksternal. Hal ini, akan meningkatkan
keinginan, selera, dan hasrat untuk mengkonsumsi yang secara mutlak
perlu untuk menjaga harga pasar komoditi dan mencegah
berkurangnya laba juga menaikkan nilai barang dengan cara
mempertukarkan apa yang kurang diminati dengan apa yang lebih di
kehendaki.
Malthus mempertahankan konsumen tidak produktif untuk
meningkatkan permintaan efektif. Konsumen tidak produktif
didefinisikan sebagai orang-orang yang tidak memproduksi barang
material. Pada langkah ini ada dua kelemahan pertama, dapat
menghalangi tenaga kerja dari kemungkinan menyesuaikan diri secara
berangsur-angsur terhadap permintan yang berkurang. Namun, hal itu
dapat diatasi dengan memberikan upah rendah pada pekerja. Kedua,
langkah tersebut memaksa peningkatan pajak guna membiayai
pekerjaan umum yang demikian akan mengurangi invetasi swasta.
Tetapi bagi malthus kelemahan ini sebenarnya merupakan keuntungan
pekerjaan umum karena hal itu tidak akan mempunyai kecenderungan
mengurangi modal yang dipakai oleh tenaga kerja produktif.
Kesimpulan ringkasnya rendahnya konsumsi atau kurangnya
permintan efektif yang menimbulkan persediaan yang melimpah
menurut teori malthus merupakan sebab utama keterbelakangan. Untuk
pembangunan, negara harus memaksimasi produksi disektor pertanian
dan sektor industri. Ini memerlukan kemajuan teknologi,
pendistribusian kesejahteraan dan tanah secara adil, perluasan
perdagangan internal dan eksternal, peningkatan konsumsi tidak
produktif dan peningkatan kesempatan kerja melalui rencana pekerjaan
umum. Selain itu terdapat faktor non ekonomi seperti pendidikan,
standar moral kebiasan bekerja keras, administrasi yang baik dan
hukum yang efisian yang dapat membantu meningkatkan produksi
disektor tersebut.
Kelemahan teori malthus
1. Stagnasi sekuler Tidak melekat
2. Pandangan negatif pada akumulasi modal.
3. Komoditi tidak diperutukkan dengan komoditi secara langsung.
4. Konsumen tidak memproduktif memperlambat kemajuan.
5. Dasar tabungan bersisih.
d. Teori Tahap Pertumbuhan Rostow
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu keniscayaan yang akan
terjadi sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Masing-masing negara di dunia tentunya mengalami perbedaan tahap
perkembangan atau pertumbuhan ekonomi, hal itu tidak lain disebabkan
oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berbeda-
beda. Misalya negara-negara eropa yang dapat dikatakan sebagai negara
modern dan negara dunia ketiga yang dikatakan sebagai negara yang
sedang berkembang menuju modren.
Rostow mengkonsepkan proses pembangunan menjadi lima tahap
utama dan setiap negara-negara di dunia dapat digolongkan kedalam
salah satu dari kelima pertumbuhan ekonomi yang dijelaskannya.
Adapun kelima tahap tersebut adalah:Masyarakat tradisonal (the
traditional society), prasyarat untuk lepas landas (the procondition for
take off), lepas landas (the take off), Gerakan kearah kedewasaan (the
drive to maturity), dan masa konsumsi tinggi (The age of high
massconsumption).
Dalam membedakan kelima tahap tersebut rostow
menggolongkannya berdasarkan pada ciri-ciri perubahan keadaan
ekonomi, politik, dan sosial yang terjadi. Menurut rostow pembangunan
ekonomi atau tranformasi suatu masyarakat tradisional menuju
masayarakat modern merupakan suatu proses yang multidimensional.
Dimana perubahan ini bukan hanya bertumpu pada perubahan ekonomi
dari agraris ke industri saja, melainkan juga perubahan pada sosial,
budaya, politik, ekonomi bahkan agama.
1. Masyarakat Tradisonal (The Traditional Society)
Tahap tradisional adalah suatu masyarakat yang strukturnya
berkembang didalam fungsi produksi yang terbatas, dalam artian
masyarakat masih menggunakan cara-cara produksi yang relatif masih
primitif dan cara hidup masyarakat yang masih dipengaruhi oleh nilai-
nilai yang dicetuskan oleh pemikir yang tidak rasional, tetapi oleh
kebiasaan yang dilakukan scara terus menerus.
Menurut rostow dalam masyarakat tradisional ini produksi
perkapita masih sangat terbatas dan sumber daya produksi utama adalah
sektor pertanian, sehingga sangat kecil kemungkinan untuk
mengadakan mobilitas vertikal dikarenakan kedudukan masayarakat
tidak akan jauh berbeda dengan kedudukan ayahnya dan sistem
mobilitasnya umumnya berdasarkan sistem warisan (pemeberian).
Dalam segi politik masayarakat tradisional umunya tuan tanahlah
yang memiliki otoritas tertinggi hal itu tidak lain karena pemilik tanah
merupakan stratifikasi tertinggi dalam masayarakat tradisonal. Kalau
dilihat sistem ilmu pengetahuan dalam masyarakat ini cenderung
menyelsaikan persoalan dengan cara-car yang kurang rasional dan
masih menggunakan cara berpikir budayawi dari tadisi turun temuurun.
2. Prasyarat untuk Lepas Landas (The Procondition for Take
Off)
Tahap prasyarat lepas landas ini adalah masa transisi dimana ketika
suatu masyarakat telah mempersiapkan dirinya, atau dipersiapkan dari
luar untuk mencpai pertumbuhan yang mempunyai kekuatan untu terus
berkembang.[2] Tahap prasyarat lepas landas ini dibagi menjadi sua
tipe oleh Rostow. Yang pertama adalah tahap yang dilakukan dengan
mengubah masyarakat tradisional yang telah ada, sedangkan yang
kedua adalah brown free yaitu Amerika, Kanada, Australia, Selandia
baru, dimana mereka tidak perlu merubah sistem tradisional
dikarenakan masyarakat itu terdiri dari imigran-imigran yang
diperlukan sebagai tahap masa prasyarat lepas landas
a. Pembangunan: Perubahan yang Bersifat Multidimensi
Sebagaimana telah dinyatakan Rostow bahwa pembangunan
merupakan suatu proses yang kompleks dan saling berhubungan.
Misalnya saja argumen yang mengatakan bahwa tabungan akan
mempercepat pembangunan, hal itu tentunya tidak akan terlaksana
jika perubahan tersebut tidak diikuti oleh perubahan lain dalam
masayarakat, misalnya saja cara penggunaan tabungan dengan
sebaik baiknya. Karena jika ditelaah secara multidimensi maka
akan terjadi hubungan yang kompleks, misalnya tabungan akan
mempercepat pembangunan melalui investasi dan tentunya akan
terciptanya sarana dan prasarana umum, peningkatan kualitas
pendidika dan penemuan-penemuan baru dalam bidang teknogi dan
sosial
b. Perombakan Struktur Ekonomi
Struktur ekonomi ini sangat penting bagi pembangunan ekonomi
suatu negara, sehingga kemajuan dalam bidang pertanian,
pertambangan, dan sebagainya harus diiringi dengan penananaman
modal. Sehingga di negara pra landas ini untuk berkembang maka
dibutuhkan sistem pertanian, pertambangan yang matang dan
kemudian seiring perkembangannaya yang memerlukan
pengolahan bahan mentah maka akan didirikan pabrik yang
mengolah bahan-bahan tersebut.
c. Peran Sektor Pertanian
Kemajuan pertanian ini diperlukan untuk menjamin ketersediaan
bahan makanan bagi penduduk yang bertambah; dan agar
penduduk kota yang banayak akibatindustrialisasi itu dapat
memperoleh bahan makanan yang cukup. Selain itu sektor
pertanian yang surplus akan diekspor sebagai modal unutk membeli
alat-alat produksi yang mendukung industrialisasi.
d. Peran Sektor Prasarana
Rostow berpendapat bahwa pada tahap transisi ini memerlukan
banyak modal yang digunakan untuk membangun sarana dan
prasaranan (infrastruktur). Parasaranan mempunyai tiga ciri kusus
diantaranaya, masa antara pembangunan dan pemetikan hasil
pembangunan sangat panjang, pembangunan memerlukan biaya
yang besar, dan manfaatnya akan dirasakan oleh seluruh
masayarakat.
e. Ciri Kepemimipinan
Rostow menganalisis bahwa dalam tahap ini pemerintahan dalam
masayarakat akan lebih teratur dan suatu golongan elit harus
tercipta guna untuk mencapai masayarakat industri. Rostow juga
menambahkan bahwa masyarakat dunia transisi ini kan
berkembang jika mendapat tekanan dari negara-negara maju,
karena sangat sulit sekali berkembang jika hanya dipengaruhi
secara internal saja.
3. Lepas Landas (The Take Off)
Dalam tahap lepas landas merupakan berlangsungnya
perubahan yang besar dan drastis dalam masayarakat misalnya,
revolusi politik, revolusi ekonomi ataupun perkembangan inovasi-
inovasi teknologi dan autput produksi. Adapun ciri-ciri tahap lepas
landas adalah sebagai berikut:
Terwujudnya kenaikan dalam penanaman modal yang
produktif dari lebih kurang 5% menjadi 10% dari produk nasional
bruto. Terjadi peningkatan satu atau beberapa sektor industri
dengan tingkat laju perkembangan yang tinggi. Adanya platform
politik, sosial, dan intitusional baru yang akan menjamin
berlangsungnya, segala tuntutan perluasan sektor modern dan
potensi ekonomi ekstern.
a. The Inner Structure of the take off
Selanjutnya Rostow menganalisis the inner structure of the
take off, yaitu perubahan-perubahan lain yang mengikuti kenaikan
tingkat penanaman modal, yang terjadi dalam masa lepas landas.
Perubahan yang terpenting dalam penanaman modal adalah
kenaikan tingkat dana yang dipinjamkan, dan kenaikan itu berasal
dari dua sumber. Pertama, adanay aliran pendaoatan termasuk
perubahan dalam distribusi pendapatan dan impor modal.Sedankan
sumber kedua adalah penanaman kembali keuntungan-keuntungan
yang diperoleh dari sektor-sektor yang sudah menagalami
perkembangan yang pesat. Pengusaha (enterpreneurs) merupakan
hal yang terpenting dalam masa lepas landas ini, dimana mereka
akan melakukan inovasi dan penanaman modal diberbagai sektor.
Karena pada dasarnya produktivitas pertanian harus ada sebelum
masa lepas landas maka akan muncul berbagai golongan petani
yang mengolah pertanian secara modern.
b. Peran Leading Sector
Diberbagai perkembangan ekonomi negara umumnya dipicu
oleh sektor primer yang merupakan sektor utama munculnya
industrialisasi, hal ini dikarenakan hasil yang diproduksinya
menghasilkan biaya yang besar bagi pembangunan suatu negara.
Jenis-jenis industri primer ini disetiap negara tidaklah sama,
misalnya di Inggris yang dipicu oleh kain katun, di swedia dipicu
oleh industri kayu, di denmark peternakan, di jepang industri sutra
dan sebagainya.
4. Gerakan Kearah Kedewasaan (The Drive to Maturity)
Gerakan Kearah kedewasaan ini disebut juga masa sesudah
lepas landas, dimasa ini masayarakat sudah mulai efektif
menggunakan teknologi modrn pada sebagian besar faktor produksi
dan kekayaan alamnya. Dalam tahap ini sektor pelopor baru akan
menggantikan pelopor lama yang akan mengalami kemunduran.
Sektor primer dalam tahap ini ditentukan oleh teknologi, kekayaan
alam dan juga kebijakan pemerintah.
5. Masa Konsumsi Tinggi (The Age of High Massconsumption).
Tahap terakhir dari teori pertumbahan ekonomi rostow ini
adalah tahap konsumsi tinggi, yaitu dimana perhatian masyarakat
lebih menakankan kepada masalah-masalah konsumsi dan
kesejahteraan, dan bukan lagi pada produksi sehingga coraknya lebih
konsumtif. Dalam tahap ini terdapat tiga tujuan utama masyarakat
yang diperebutkan dalam memperoleh sumberdaya yang tersedia dan
dukungan politik, yaitu:
a. Memperbesar kekuasaan dan pengaruh negara keluar negari dan
kecenderungan ini berwujud penakhlukan negara lain.
b. Menciptakan welfare state, yaitu kemakmuran yang lebih
merata bagi penduduk dengan cara melakukan pemerataan
pendapatan.
c. Mempertinggi tingkat konsumsi masayarakat diatas konsumsi
keperluan utama yang sederhana seperti, makanan, pakaian,
perumahan menjadi barang tahan lama dan mewah.
e. Teori pertumbuhan ekonomi Frederich list (1789 - 1846)
Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi menurut frederich list adalah
tingkat-tingkat yang dikenal dengan sebutan Stuffen theorien (teori
tangga). Menurut Friendrich List, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa
dapat dibagi menjadi empat tahap sebagai berikut:
1. Masa berburu dan mengembara. Pada masa ini manusia belum
memenuhi kebutuhan hidupnya sangat mengantungkan diri pada
pemberian alam dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri
2. Masa berternak dan bertanam. Pada masa ini manusia sudah mulai
berpikir untuk hidup menetap. Sehingga mereka bermata pencaharian
bertanam
3. Masa Bertani dan kerajinan. Pada masa ini manusia sudah hidup
menetap sambil memelihara tanaman yang mereka tanam kerajinan
hanya mengajar usaha sampingan.
4. Masa kerajinan, Industri, dan perdagangan. Pada masa ini kerajinan
bukan sebagai usaha sampingan melainkan sebagai kebutuhan untuk
di jual ke pasar, sehingga industri berkembang dari industri kerajinan
menjadi industri besar.
f. Teori Pertumbuhan ekonomi Karl Marx
Menurut Mark sejarah ilmu ekonomi adalah penekanan pentingnya
perjuangan kelas dalam masyakat. Marx menyusun teori besar yang
berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial dan sistem politik. Pengikut
teori ini disebut marxisme. Penyusunanya dibantu oleh friedrich engels dari
pertengahan abad ke -19. Marxisme mencakup materialism dialektis dan
materialism. Serta penerapannya pada kehidupan sosial. Teori marxisme
bisa didefinisikan sebagai perjuangan buruh untuk menumbangkan
kapitalisme, dan menumbuhkan paham sosial (tanpa kelas). Penerapan teori
klasik pada tahap awal petumbuhan di Eropa Barat, terutama di Inggris
ternyata telah menimbulkan kesenjangan ekonomi.
Penerapan teori klasik pada tahap-tahap awal pertumbuhannya di Eropa
Barat, terutama di Inggris ternyata telah menimbulkan kesenjangan ekonomi
yang semakin hari semakin melebar, khususnya diantara kaum kapitalis
yang semakin kaya dan kaum buruh yang semakin miskin. Teori klasik yang
menekankan peranan kapital beserta akumulasinya dalam pertumbuhan
ekonomi mendorong para pemilik modal (kapitalis) memaksimumkan
penggunaan modal melalui operasi perusahaan. Selanjutnya dalam
mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu laba maksimum, para kapitalis
yang sekaligus adalah manejer perusahaan ini, antara lain berusaha menekan
biaya produksi yang salah satu komponen utamanya adalah upah buruh. Jadi
ada pertentangan kepentingan diantara para majikan dengan
buruh.Pertarungan ini berkisar pada masalah penetapan upah, dalam mana
pihak kapitalis berada pada posisi yang lebih dominan. Maka proses
pertumbuhan ekonomi klasik ini cenderung memperlebar jurang pendapatan
diantara para majikan dengan buruh. Para pemilik modal menjadi semakin
kaya, karena selalu berusaha memaksimumkan laba dan menginvestasikan
lagi keuntungannya, sebaliknya para buruh semakin melarat, karena selalu
mendapat tekanan dari para kapitalis.Maka konflik diantara kedua
kepentingan inilai yang dieksploitasi oleh Marx dalam merumuskan
teorinya.
Karl Marx membagi ada lima tahap dalam perkembangan masyarakat
bila ditinjau dari segi sejarah. Menurut Karl Marx kelima tahap tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Primitive Communal
Dalam tahap ini masyarakat dalam melakukan suatu produksi masih
menggunakan alat-alat yang sifatnya masih sangat sederhana sekali. Alat
yang masih sangat sederhana ini bukan milik perseorangan tapi milik
bersam (komunal).
2. Perbudakan (slavery)
Adanya hubungan antara orang-orang yang mempunyai alat-alat
produksi dengan orang-orang yang bekerja merupakan awal tebentuknya
masyarakat perbudakan. Adanya pembagian pembagian pembagian kerja
akan melahirkan adanya spesialisasi dan akan meningkatkan produksi.
Terjadi adanya suatu pertentangan antara pemilik alat-alat produksi
denganpekerja (buruh).

3. Masyarakat Feodal
Dengan adya pertentangan antara pemilik alat-alat produski dan pekerja
(buruh) maka berakhirlah sistem perbudakan dan lahirlah sistem masyarakat
baru, yaitu masyarakat feodal. Dalam masyarakat feodal ini kaum
bangsawan merupakan pemilik alat-alat produksi yang utama, yakni tanah.
Dan sebagai petaninya adalah para bekas buruh yang dibebaskan. Pada
umumnya tugas para bekas buruh ini adalah mengerjakan tanah milik
bangsawan dan setelah itu baru dapat mengerjakan tanah miik sendiri.
4. Masyarakat Kapitalis
Kelas kapitalis ini mempekerjakan kaum buruh yang dalam
perkembangan memberikan keuntungan yang tinggi ini mengakibatkan alat-
alat produksi semakin berkemban, produksi semakin meningkat dan
menciptakan pasaran dunia. Perubahan-perubahan sosial dalam masyarakat.
perbedaan kepentingan antara kapitalis dan buruh mengakibatkan timbulnya
perjuangan kelas dalam masyarakat.
5. Masyarkat Sosialis
Yang menonjol dalam masyarakt sosialis adalah alat-alat produksi
didasarkan atas milik sosial. Hubungan produksi merupakan hubungan
kerjasama dan saling membantu antara buruh yang tidak dieksploitasi.
Perbedaannya dengan sistem masyarakat komunal adalah alat-alat produksi
dalam sistem sosialis berdasarkan atas hasil dari kebudayaan manusia yang
telah tinggi.
g. Teori Dualisme W. Arthur Lewis
Transformasi struktural suatu perekonomian subsisten di rumuskan oleh
seorang ekonom besar yaitu W. Arthur Lewis. Dengan teorinya model dua
sektor Lewis antara lain :
1. Perekonomian Tradisional
Dalam teori ini Lewis mengasumsikan bahwa di daerah pedesaan
dengan perekonomian tradisional mengalami surplus tenaga kerja.
Perekonomian tradisional adalah bahwa tingkat hidup masyarakat berada
pada kondisi subsisten, hal ini di akibatkan kelebihan penduduk dan di
tandai dengan produktivitas marjinal tenaga kerja sama dengan nol. Ini
merupakan situasi yang memungkinkan Lewis untuk mendefinisikan
kondisi surplus tenaga kerja (surplus labor) sebagai suatu fakta bahwa jika
sebagian tenaga kerja tersebut di tarik dari sektor pertanian, maka sektor
itu tidak akan kehilangan outputnya.
2. Perekonomian Industri
Pada perekonomian ini terletak pada perkotaan modern yang
berperan penting adalah sektor industri. Ciri dari perekonomian ini adalah
tingkat produktivitas yang tinggi dan menjadi tempat penampungan tenaga
kerja yang di transfer sedikit demi sedikit dari sektor subsisten. Dengan
demikian perekonomian perkotaan merupakan daerah tujuan bagi para
pekerja yang berasal dari pedesaan sehingga penambahan tenaga kerja
pada sistem produksi yang ada akan meningkatkan output yang di
produksi. Rangkaian proses pertumbuhan berkesinambungan (self-
sustaining growth) dan perluasan kesempatan kerja di sektor modern
tersebut di atas diasumsikan akan terus berlangsung sampai semua surplus
tenaga kerja pedesaan diserap habis oleh sektor industri. Selanjutnya,
tenaga kerja tambahan berikutnya hanya dapat di tarik dari sektor
pertanian dengan biaya yang lebih tinggi karena hal tersebut akan
mengakibatkan merosotnya produksi pangan. Transformasi struktural
perekonomian dengan sendirinya akan menjadi suatu kenyataan dan
perekonomian itu pun pada akhirnya pasti beralih dari perekonomian
pertanian tradisional yang berpusat di pedesaan menjadi sebuah
perekonomian industri modern yang berorientasi kepada pola kehidupan
perkotaan.

h. Teori Perubahan Strukturalis Chenery


Analisis teori Pattern of Development menjelaskan perubahan struktur dalam
tahapan proses perubahan ekonomi dari negara berkembang yang mengalami
transformasi dari pertanian tradisional beralih ke sektor industri sebagai esin
utama pertumbuhan ekonomi. Peningkatan peran sektor industri dalam
perekonomian sejalan dengan peningkatan pendapatan perkapita yang
berhubungan sangat erat dengan akumulasi capital dan peningkatan sumber
daya (Human Capital).
1. Dilihat dari Permintaan Domestik
Apabila dilihat dari permintaan domestik akan terjadi penurunan
permintaan terhadap konsumsi bahan makanan karena dikompensasikan oleh
peningkatan permintaan terhadap barang-barang non kebutuhan pangan,
peningkatan investasi, dan peningkatan anggaran belanja pemerintah yang
mengalami peningkatan dalam struktur GNP yang ada. Di sektor perdagangan
internasional terjadi juga perubahan yaitu peningkatan nilai ekspor dan impor.
Sepanjang perubahan struktural ini berlangsung terjadi peningkatan pangsa
ekspor komoditas hasil produksi sektor industri dan penurunan pangsa sektor
yang sama pada sisi impor.
2. Dilihat dari Tenaga Kerja
Apabila dilihat dari sisi tenaga kerja ini akan terjadi proses perpindahan
tenaga kerja dari sektor pertanian di desa menuju sektor industri di erkotaan,
meski pergeseran ini masih tertinggal (lag) dibandingkan proses perubahan
struktural itu sendiri. Dengan keberadaan lag inilah maka sektor pertanian
akan berperan penting dalam peningkatan penyediaan tenaga kerja, baik dari
awal maupun akhir dari proses tranformasi perubahan struktural tersebut.
Secara umum negara-negara yang memiliki tingkat populasi tinggi yang pada
dasarnya menggambarkan tingkat permintaan potensial yang tinggi, enderung
untuk mendirikan industri yang bersifat substitusi impor. Artinya mereka
emproduksi sendiri barang-barang yang dulunya impor untuk kemudian dijual
di pasaran dalam negeri. Sebaliknya negara-negara dengan jumlah penduduk
yang relatif kecil, cenderung akan mengembangkan industri yang berorientasi
ke pasar internasional. Teori perubahan struktural menjelaskan bahwa
percepatan dan pola transformasi struktural yang terdaji pada suatu negara
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang saling berkaitan satu
dengan yang lain.
h. Model Pembangunan Pertanian Hayami dan Ruttan 1979
Hayami dan Ruttan (1985) perubahan struktur sektor pertanian yaitu
perubahan pola komposisi produksi, urutan produksi dan perubahan
sumberdaya yang digunakan. Dalam proses pertumbuhan ekonomi, pangsa
sektorpertanian baik dalam PDB maupun dalam kesempatan kerja menurun
sejalan dengan peningkatan pendapatan perkapita. Proses pertumbuhan PDB
juga disertai pertumbuhan sektor pertanian yang meningkat dengan cepat
bersamaan dan bahkan mendahului pertumbuhan PDB.
Sektor industri mempunyai ketergantunganyang erat dengan sektor
pertanian. Perkembangan sektor industri akan disertai dengan penurunan
keuntungan jika tidak didukung oleh perkembangan sektor pertanian. Hal ini
disebabkan oleh karena sektor industri tidak menghasilkan bahan makanan.
Sektor industri tidak dapat berkembang tanpa didukung perkembangan sektor
pertanian. Adanya keserasian antara pertumbuhan sektor pertanian dengan
sektor pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan menunjukkan bahwa faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan sketor pertanian mempunyai keterkaitan
dengan kebijakan ekonomi secara keseluruhan.
Kemudian, terjadi mobilitas tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor
industri. Adanya sifat perkembangan penduduk dan masalah pengangguran di
negara berkembang, mendorongahli ekonomi untuk membuat teori mengenai
corak pembangunan dan perubahan struktur ekonomi dalam suatu masyarakat
dimana: (1) Penduduknya sebagian besar masih menjalankan kegiatan
disektor pertanian yang tradisional, dan (2) sektor tersebut mempunyai
kelebihan jumlah tenaga kerja sehingga menghadapi masalah pengangguran
terbuka dan tersembunyi yang serius.
Agribisnis merupakan usaha ekonomi rasional yang berorientasi pasar
mempunyai spesifikasi terhadap pola penelitian pengembangan teknologi dan
analisis mikro ditingkat usaha tani. Pengembangan teknologi hendaknya lebih
dirasakan pada upaya untuk mengatasi persoalan ekonomi yang dihadapi.
Pola pengembangan teknologi yang demikian disebut Induced Innovation
Model . Dalam model tersebut dijelaskan adanya keterkaitan antara 4 faktor,
yaitu: (1) resource endowment (Dukungan Sumberdaya), (2) Cultural
Endowent (Dukungan Budaya), (3) Technology (Teknologi), dan (4)
Institution(Kelembagaan)
Dalam kontek ini, pengembangan kelembagaan kemitraan usaha terpadu
guna mendukung pembangunan pertanian harusnya mempertimbangkan
keterkaitan keempat hal pokok diatas. Kemudian, pada pengembangan
teknologi merupakan upaya untuk mencapai keuntungan dan efisiensi usaha
tani wilayah.
D. kontribusi sektor pertanian bagi pembangunan ekonomi di indonesia
Sektor Pertanian menurut Kuznets memiliki empat kontribusi penting bagi
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional, diantaranya :
1. Kontribusi produk : penyediaan makanan bagi masyarakat, penyediaan
bahan baku bagi beberapa industri seperti industri makanan, minuman,
dan industri tekstil.
2. Kontribusi pasar : terbentuknya pasar untuk beberapa bahan industry dan
makanan
3. Kontribusi faktor produksi : menyebabkan turunnya peranan pertanian di
pembangunan ekonomi yang akan berpengaruh terhadap transfer surplus
modal dari sektor pertanian ke sektor lain.
4. Kontribusi devisa : ekspor produk pertanian dan produk pertanian yang
menggantikan produk impor akan menjadi sumber penting bagi surplus
Neraca Perdagangan.
Kontribusi Produk. Dalam sistem ekonomi terbuka, kontribusi produk dari
sektor pertanian dapat melalui pasar atau pun produksi dengan sektor lain
diluar sektor pertanian. Dari segi pasar, Indonesia lebih di dominasi oleh
produk pertanian Import, seperti buah, beras , bahkan daging. Sedangkan dari
segi produksi, beberapa industri kelapa sawit dan rotan di Indonesia
mengalami kesulitan mencari bahan baku karena sebagian besar bahan baku
tersebut di jual ke luar negeri dengan harga yang lebih tinggi.
Kontribusi Pasar,Sektor pertanian turut berperan dalam pertumbuhan
pasar domestik produk non pertanian ,misalnya pengeluaran petani untuk
produk industri (pupuk, pestisida, dll) dan produk konsumsi (makanan,
pakaian).Keberhasilan kontribusi pasar dari sektor pertanian ke sektor non
pertanian bergantung kepada pengaruh keterbukaan ekonomi dan jenis
teknologi sektor pertanian . Keterbukaan ekonomi membuat produk impor
turut bersaing di pasar sektor non pertanian sehingga konsumsi yang tinggi
dari petani tidak menjamin pertumbuhan yang tinggi di sektor non pertanian.
Selain itu, semakin modern teknologi yang digunakan oleh sektor pertanian
maka akan semakin tinggi juga demand produk industri non pertanian.
Kontribusi Faktor Produksi. Tenaga kerja dan Modal merupakan dua
faktor produksi yang dapat dialihkan ke sektor lain tanpa mengurangi volume
produksi pertanian. Di Indonesia hubungan investasi antara sektor pertanian
dan sektor non pertanian harus ditingkatkan agar dapat mengurangi
ketergantungan Indonesia pada pinjaman luar negeri. Untuk dapat
merealisasikan hal ini , harus ada surplus produk pertanian agar dapat dijual
ke sektor lain. hal ini juga tergantung kepada faktor penawaran yaitu
teknologi, infrastruktur dan sumber daya manusia dan juga faktor permintaan
seperti nilai tukar produk pertanian dan non pertanian baik di pasar domestik
dan luar negeri. Petani juga harus net savers, pengeluaran konsumsi oleh
petani < produksi.Tabungan petani > investasi sektor pertanian.
Kontribusi Devisa. Kontribusi devisa oleh sektor pertanian secara
langsung yaitu melaui ekspor produk pertanian dan mengurangi impor.
Sedangkan secara tidak langsung dapat melalui peningkatan ekspor dan
pengurangan impor produk berbasis pertanian seperti tekstil, makanan,
minuman, dll.
Kontribusi produk dan kontribusi devisa juga dapat mengalami
kontradiksi ketika peningkatan ekspor produk pertanian menyebabkan suplai
dalam negari kurang dan disuplai dari produk impor. Peningkatan
eksporproduk pertanian berakibat negatif terhadap pasokan pasar dalam
negeri. Untuk mencegah hal tersebut terjadi harus diimbangi dengan
peningkatan kapasitas produksi serta peningkatan daya saing produk-produk
pertanian.
E. Syarat-syarat pembangunan pertanian
A.T Mosher dalam bukunya Getting Agriculture moving (1965) telah
menganalisa syara-syarat pertanaian dibanyak negara dan menggolongkannya
menjadi syarat-syarat mutlak dan pelancar. Menurut Mosher ada lima syarat
yang harus ada yaitu:
1.adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani
2. teknologi yang senatiasa yang berkembang
3. tersediannya bahan-bahan dan alat produksi secara lokal
4. adanya perangsang produksi bagi petani, dan
5. tersediannya pengakuan yang lancar dan kontinyu
Kalau satu saja syarat tersebut tidak ada maka terhentilah pembangunan
pertanian; pertanian tetap berjalan terus tetapi statis
Disamoing syarat-syarat mutlak yang 5 tersebut, menurut Mosher ada 5
syarast lagi yang adanya tidak mutlak tetapi kalau ada (atau dapat diakan)
benar-benar akan sangat memperlancar pembangfunan pertanian. Yang
termasuk syarat-syarat atau sarana pelancar itu adalah :
1. Pendidikan pembangunan
2. Kredit produksi
3. Kegiatan gotong royong petani
4. Perbaikan dan perluasan tanah pertanian
5. Perencanaan nasional permbangunan pertanian
Mengingat hal-hal yang demikian ini maka syarat syarat tersebut diatas
sebenernya dapat digolongkan menjadi 2. Pertama merupakan serangkaian
kegiatan untuk menciptakan ikjlim yang merangsang, dan kedua merupakan
sarana sarana fisik dan sosial yang merupakan alat atau means untuk
mencapai tujuan pembangunan pertanian tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut pengertiannya, pembangunan ekonomi merupakan upaya yang
dilakukan oleh suatu negara dengan tujuan mengembangkan kegiatan
ekonomi. Keberhasilan pembangunan suatu negara terletak pada pelaku utama
atau subjek dari aktivitas pembangunan ekonomi itu sendiri. Pelaku utama
tersebut yaitu masyarakat. Keberhasilan pembangunan ekonomi akan berakibat
pada kesejahteraan masyarakat di dalam suatu negara karena dengan adanya
pembangunan ekonomi, kekayaan negara dan masyarakat akan meningkat.

B. Saran
Untuk mendukung keberhasilan suatu pembangunan ekonomi, suatu negara
sebaiknya mengelola dengan baik sumber daya manusia, sumber daya alam,
sumber daya modal, serta keahlian atau kewirausahaan dan teknologi di
negaranya. Sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan pembangunan
ekonomi melalui jumlah dan kualitas penduduk. Dengan memiliki modal, sumber-
sumber ekonomi yang potensial dapat diubah menjadi sumber daya ekonomi rill.
Dan dengan memiliki kemampuan mengkoordinasi faktor produksi, pengetahuan,
dan teknologi serta mengombinasikan faktor-faktor produksi sangat membantu
usaha peningkatan produksi.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai