PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama ini banyak negara sedang berkembang telah berhasil menunjukkan
laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, tetapi masih banyak
permasalahan pembangunan yang belum terpecahkan, seperti: tingkat
pengganguran tetap tinggi, pembagian pendapatan tambah tidak merata,
masih banyak terdapat kemiskinan absolut, tingkat pendidikan rata-rata masih
rendah, pelayanan kesehatan masih kurang, dan sekelompok kecil penduduk
yang sangat kaya cenderung semakin kaya sedangkan sebagian besar
penduduk tetap saja bergelut dengan kemiskinan, yang terjadi bukan trickle
down tapi trickle up. Keadaan ini memprihatinkan, banyak ahli ekonomi
pembangunan yang mulai mempertanyakan arti dari pembangunan.
Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi. Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan
ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan
dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan,
sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya
pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam
struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian
seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi merupakan dua istilah
yang berbeda, sekalipun ada beberapa ahli mengatakan sama. Pertumbuhan
ekonomi merupakan salah satu indikator dari keberhasilan pembanguanan
ekonomi. Jadi akan ada pertumbuhan ekonomi jika ada pembangunan
ekonomi dimana pembangunan ekonomi itu mengakibatkan perubahan-
perubahan pada sektor ekonomi. Pendirian industri-industri baru dan
meningkatnya kegiatan ekspor dan impor akan membawa perubahan dalam
sektor industri dan sektor perdagangan. Sektor pertanian juga akan berubah
melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi sehingga produksi pertanian
juga akan meningkat.
Pertanian merupakan salah kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Pertanian Indonesia memeliki banyak potensi, sejarah pertanian telah
membawa revolusi yang besar dalam kehidupan manusia. Kebudayaan
masyarakat yang tergantung pada aspek pertanian diistilahkan sebagai
kebudayaan agraris. Secara luas pembangunan pertanian bukan hanya proses
atau kegiatan menambah produksi pertanian melainkan sebuah proses yang
menghasilkan perubahan sosial baik nilai, norma, perilaku, lembaga, sosial
dan sebagainya demi mencapai pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan
kesejahteraan petani dan masyarakat yang lebih baik. Pertanian merupakan
sektor utama penghasil bahan-bahan makanan dan bahan-bahan industri yang
dapat diolah menjadi bahan sandang, pangan, dan papan yang dapat
dikonsumsi maupun diperdagangkan, maka dari itu pembangunan pertanian
merupakan bagian dari pembangunan ekonomi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pembangunan?
2.Apa yang dimaksud dengan Pembangunan ekonomi ?
3.Bagaimana sejarah dari Pembangunan ekonomi ?
4.Apa saja Teori dan Model Pembangunan ekonomi ?
5.Bagaimana Peran pertanian dalam pembangunan ekonomi?
6.Bagaimana tahap pertumbuhan ekonomi di bidang pertanian?
7.Apa saja Syarat pertumbuhan ekonomi?
C. Tujuan
1.Mengetahui apa yang dimaksud dengan Pembangunan
2.Mengetahui apa yang dimaksud dengan Pembangunan ekonomi
3.Mengetahui sejarah dari Pembangunan ekonomi
4.Mengetahui Macam – macam Teori dan Model Pembangunan ekonomi
5.Mengetahui Kontribusi pertanian dalam pembangunan ekonomi
6.Mengetahui tahap pembangunan ekonomi di bidang pertanian
7.Mengetahui Macam – macam Syarat pembangunan ekonomi
BAB II
PEMBAHASAN
3. Masyarakat Feodal
Dengan adya pertentangan antara pemilik alat-alat produski dan pekerja
(buruh) maka berakhirlah sistem perbudakan dan lahirlah sistem masyarakat
baru, yaitu masyarakat feodal. Dalam masyarakat feodal ini kaum
bangsawan merupakan pemilik alat-alat produksi yang utama, yakni tanah.
Dan sebagai petaninya adalah para bekas buruh yang dibebaskan. Pada
umumnya tugas para bekas buruh ini adalah mengerjakan tanah milik
bangsawan dan setelah itu baru dapat mengerjakan tanah miik sendiri.
4. Masyarakat Kapitalis
Kelas kapitalis ini mempekerjakan kaum buruh yang dalam
perkembangan memberikan keuntungan yang tinggi ini mengakibatkan alat-
alat produksi semakin berkemban, produksi semakin meningkat dan
menciptakan pasaran dunia. Perubahan-perubahan sosial dalam masyarakat.
perbedaan kepentingan antara kapitalis dan buruh mengakibatkan timbulnya
perjuangan kelas dalam masyarakat.
5. Masyarkat Sosialis
Yang menonjol dalam masyarakt sosialis adalah alat-alat produksi
didasarkan atas milik sosial. Hubungan produksi merupakan hubungan
kerjasama dan saling membantu antara buruh yang tidak dieksploitasi.
Perbedaannya dengan sistem masyarakat komunal adalah alat-alat produksi
dalam sistem sosialis berdasarkan atas hasil dari kebudayaan manusia yang
telah tinggi.
g. Teori Dualisme W. Arthur Lewis
Transformasi struktural suatu perekonomian subsisten di rumuskan oleh
seorang ekonom besar yaitu W. Arthur Lewis. Dengan teorinya model dua
sektor Lewis antara lain :
1. Perekonomian Tradisional
Dalam teori ini Lewis mengasumsikan bahwa di daerah pedesaan
dengan perekonomian tradisional mengalami surplus tenaga kerja.
Perekonomian tradisional adalah bahwa tingkat hidup masyarakat berada
pada kondisi subsisten, hal ini di akibatkan kelebihan penduduk dan di
tandai dengan produktivitas marjinal tenaga kerja sama dengan nol. Ini
merupakan situasi yang memungkinkan Lewis untuk mendefinisikan
kondisi surplus tenaga kerja (surplus labor) sebagai suatu fakta bahwa jika
sebagian tenaga kerja tersebut di tarik dari sektor pertanian, maka sektor
itu tidak akan kehilangan outputnya.
2. Perekonomian Industri
Pada perekonomian ini terletak pada perkotaan modern yang
berperan penting adalah sektor industri. Ciri dari perekonomian ini adalah
tingkat produktivitas yang tinggi dan menjadi tempat penampungan tenaga
kerja yang di transfer sedikit demi sedikit dari sektor subsisten. Dengan
demikian perekonomian perkotaan merupakan daerah tujuan bagi para
pekerja yang berasal dari pedesaan sehingga penambahan tenaga kerja
pada sistem produksi yang ada akan meningkatkan output yang di
produksi. Rangkaian proses pertumbuhan berkesinambungan (self-
sustaining growth) dan perluasan kesempatan kerja di sektor modern
tersebut di atas diasumsikan akan terus berlangsung sampai semua surplus
tenaga kerja pedesaan diserap habis oleh sektor industri. Selanjutnya,
tenaga kerja tambahan berikutnya hanya dapat di tarik dari sektor
pertanian dengan biaya yang lebih tinggi karena hal tersebut akan
mengakibatkan merosotnya produksi pangan. Transformasi struktural
perekonomian dengan sendirinya akan menjadi suatu kenyataan dan
perekonomian itu pun pada akhirnya pasti beralih dari perekonomian
pertanian tradisional yang berpusat di pedesaan menjadi sebuah
perekonomian industri modern yang berorientasi kepada pola kehidupan
perkotaan.
A. Kesimpulan
Menurut pengertiannya, pembangunan ekonomi merupakan upaya yang
dilakukan oleh suatu negara dengan tujuan mengembangkan kegiatan
ekonomi. Keberhasilan pembangunan suatu negara terletak pada pelaku utama
atau subjek dari aktivitas pembangunan ekonomi itu sendiri. Pelaku utama
tersebut yaitu masyarakat. Keberhasilan pembangunan ekonomi akan berakibat
pada kesejahteraan masyarakat di dalam suatu negara karena dengan adanya
pembangunan ekonomi, kekayaan negara dan masyarakat akan meningkat.
B. Saran
Untuk mendukung keberhasilan suatu pembangunan ekonomi, suatu negara
sebaiknya mengelola dengan baik sumber daya manusia, sumber daya alam,
sumber daya modal, serta keahlian atau kewirausahaan dan teknologi di
negaranya. Sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan pembangunan
ekonomi melalui jumlah dan kualitas penduduk. Dengan memiliki modal, sumber-
sumber ekonomi yang potensial dapat diubah menjadi sumber daya ekonomi rill.
Dan dengan memiliki kemampuan mengkoordinasi faktor produksi, pengetahuan,
dan teknologi serta mengombinasikan faktor-faktor produksi sangat membantu
usaha peningkatan produksi.
DAFTAR PUSTAKA