Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

“HERNIA UMBILIKALIS”

Diajukan sebagai salah satu syarat guna mengikuti ujian di SMF Bedah
Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura

Oleh:
Rizal Aditya Setiawan Marlissa, S.Ked
(0120840233)

Pembimbing :
dr.Donald W.S.Aronggear,Sp.B (K) Trauma FINACS,FICS

KEPANITERAAN KLINIK MADYA


SMF BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA
PAPUA
2018

1
LEMBAR

PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima oleh penguji laporan kasus,“HERNIA


UMBILIKALIS” sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir Kepaniteraan Klinik
Madya di SMF Bedah RSUD Jayapura, yang disusun dan dipresentasikan oleh:
Nama : Rizal Aditya Setiawan Marlissa, S.Ked

NIM : 0120840233

Yang dilaksanakan pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 15 Agustus 2018

Tempat : SMF Bedah RSUD Dok II Jayapura

Judul : HERNIA UMBILIKALIS

Pembimbing/Penguji

dr. Donald Aronggear, SpB (K) Trauma, FINACS, FICS

1
BAB I

PENDAHULUAN

Hernia umbilikalis adalah kelainan abdomen umum yang diidentifikasi pada

bayi dan biasanya sembuh sendiri. Hanya hernia yang sangat besar, gejala, atau

bertahan melewati usia tiga tahun yang akan membutuhkan perbaikan dengan

operasi.1 Hernia umbilikalis pada anak-anak membutuhkan ahli bedah pediatrik dan

bedah umum untuk mengevaluasi dan mengobatinya. Meskipun defek hernia hadir

saat lahir, tetapi tidak seperti hernia masa kanak-kanak lainnya, hernia umbilikalis

dapat sembuh tanpa perlu operasi. Namun, hernia ini tidak selalu terselesaikan, dan

komplikasi dapat berkembang dan membutuhkan operasi darurat.2

Hernia umbilikalis adalah gangguan umum dari dinding perut anterior pada

anak-anak dan biasanya diakui pada minggu-minggu awal kehidupan setelah

munculnya benjolan. Hernia umbilikalis terlihat pada sekitar 10-20% dari semua

anak. Kejadian hernia umbilikalis pada usia 1 tahun berkisar antara 2-15% kasus dan

insidensi meningkat pada bayi-bayi asal Afrika (85%). Frekuensi lebih tinggi pada

neonatus prematur dan kecil untuk usia gestasional. Berat badan lahir rendah

merupakan faktor risiko yang terlihat pada pengembangan hernia umbilikalis. Anak-

anak dengan bawaan hipotiroidisme, sindrom Down (trisomi 21), trisomi 13, trisomi

18 dan sindrom Beckwith-Wiedemann memiliki keterkaitan dengant hernia

umbilikalis.3

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definsi

Hernia umbilikalis merupakan penonjolan organ dalam perut yang

keluar dari daerah pusar akibat kelemahan jaringan penyambung dan otot perut.

Kelemahan tersebut membentuk suatu “bukaan” yang dikenal dengan defek, yang

menyebabkan jaringan lemak dan organ dalam perut di bawah pusar dapat ikut

menonjol keluar.

Hernia umbilikalis sering terjadi pada anak-anak, namun dapat pula

terjadi pada orang dewasa walaupun jarang. Pada anak-anak, defek seringkali

tertutp seiring bertambahnya usia dan tidak membutuhkan tindakan pembedahan.

Pada dewasa, hernia umbilikalis tidak dapat sembuh sendiri dan hanya dapat

diperbaiki dengan tindakan bedah.4

2.2 Anatomi

2
2.3 Etiologi dan Epidemiologi

Hernia umbilikalis dapat termasuk dalam hernia kongenital. Hernia

umbilikalis pada bayi dan anak terjadi karena kegagalan penutupan cincin fasia

yang melewati tali pusat dan manifestasinya terjadi setelah lahir.1

Insiden hernia umbilikalis pada populasi umum bervariasi dengan usia,

ras, usia kehamilan, dan kehamilan kembar. Di Amerika Serikat, kejadian pada

anak-anak Afrika-Amerika sejak lahir hingga usia 1 tahun berkisar antara 25%

hingga 58%. Pada kelompok usia yang sama memiliki insidensi 2% hingga

18,5%. Bayi prematur dan bayi berat lahir rendah memiliki insiden yang lebih

tinggi daripada bayi cukup bulan, dilaporkan hingga 75% pada bayi dengan berat

500 hingga 1500 g pada kelahiran. Bayi dengan kondisi tertentu lainnya, seperti

sindrom Beckwith-Wiedemann, sindrom Hurler, berbagai kondisi trisomi (trisomi

13, 18, dan 21), dan hipotiroidisme kongenital, juga memiliki peningkatan

insidensi hernia umbilikal, seperti halnya anak-anak yang membutuhkan

peritoneum dialisis.2

2.4 Patofisiologi

Fisiologis usus ke tali pusat berkembang selama minggu ke-5-6

kehamilan dan kembali sepenuhnya ke rongga perut pada minggu ke-12 usia

kehamilan. Selama periode ini, rotasi dan fiksasi usus berlangsung. Perjalanan ini

mayoritas aman. Namun, sejumlah kegagalan dapat terjadi selama periode ini.

Penyakit yang paling umum ditemui pada gangguan pengembalian normal usus

ke perut adalah hernia umbilikalis. Gagalnya penutupan cincin pusar atau

kegagalan pengembalian secara lengkap fisiologis usus dianggap sebagai

3
kemungkinan mekanisme pembentukan hernia umbilikalis. Namun demikian, ada

berbagai penyebab lain selama herniasi fisiologis yang mengakibatkan berbagai

malformasi pada umbilikus terkait dengan hernia umbilikalis.5

Ini adalah varietas yang paling umum dari hernia umbilikalis dan

menampilkannya dengan pembengkakan kecil di dasar tali pusat. Pada neonatus

dinyatakan normal dan tanpa gejala. Terutama lingkaran kecil dari pertengahan

ileum adalah hal biasa pada hernia umbilikalis tapi jarang sisa-sisa saluran

vitellointestinal dapat ditemukan seperti Divertikulum Meckel. Isi lain mungkin

ileum terminal, sekum, naiknya usus besar, atau seluruh usus halus bahkan

sampai usus besar, meskipun ukuran hernia umbilikalis akan jauh lebih besar.5

2.5 Diagnosis

Adapun gejala – gejala yang dapat ditemukan pada hernia umbilikalis,

antara lain:

a) Sebagian besar tidak menunjukkan gejala dan hanya diidentifikasi dengan

memvisualisasikan suatu tonjolan pada umbilikus.

b) Bulge dapat membesar dengan mengejan dan menangis.

c) Usus halus dan / atau mesenterium biasanya mengisi kantung hernia.

Sebagian besar mudah direduksi.

d) Cacat kecil (< 1,5cm) dan teraba di dalam umbilikus.

e) Mungkin ada kulit berlebih yang menutupi umbilikus.1

4
2.6 Pemeriksaan Penunjang

Hernia umbilikalis dapat didiagnosis saat melakukan pemeriksaan fisik.

Terkadang, pemeriksaan penunjang, seperti ultrasonografi, foto sinar-X perut,

CT-Scan, Laboratorium darah, urinalisa dan EKG (untuk pasien usia > 45 tahun)

bisa dilakukan untuk melihat apakah terjadi komplikasi.6

2.7 Penatalaksanaan

Kebanyakan hernia umbilikalis pada bayi dapat menutup dengan

sendirinya pada usia 18 bulan. Menahan hernia dengan koin, pita, pembalut atau

alat lain kadang-kadang membuat pasien lebih nyaman tapi tidak mengurangi

risiko terjepit atau menyebabkan terakumulasinya mikroorganisme di bawah koin

atau pita tersebut yang akan menyebabkan terjadinya infeksi, oleh karena itu, hal

itu tidak direkomendasikan.4

Indikasi pembedahan hernia umbilikalis pada anak-anak dilakukan,

apabila:

a) Hernia terasa nyeri,

b) Diameter hernia lebih besar dari 1,5 cm,

c) Hernia tidak berkurang ukurannya setelah usia 6-12 bulan,

d) Hernia tidak menghilang setelah usia 3 tahun,

e) Hernia terjepit cincin hernia (inkarserata) dan hernia strangulata.

Jenis pembedahan tergantung pada ukuran hernia dan lokasinya serta

jika termasuk hernia berulang (kambuh). Pembedahan hanya satu-satunya

pengobatan untuk memperbaiki hernia. Pembedahan dapat dilakukan dengan

5
teknik pembedahan perbaikan terbuka dan Laparoskopi. Perbaikan dapat

dilakukan dengan menggunakan jahitan saja atau dengan menambahkan jaringan.4

Diagram teknik untuk perbaikan operasi terbuka (herniotomi) untuk

hernia umbilikalis. A, Insisi lipatan kulit infraumbilical dibuat. B, Kantung hernia

dibuka, meninggalkan sebagian dari kantung yang melekat pada kulit umbilikal

untuk memudahkan umbilikoplasti, berikutnya. C, Kantung umbilical telah benar-

benar dibagi dan dipotong menjadi fasia yang kuat. D, Defek fasia tertutup dalam

mode transversal dengan jahitan yang tidak diserap dan sederhana. E, Kantung

umbilical yang tersisa, yang melekat pada kulit umbilical, diamankan ke fasia

6
dengan jahitan yang terputus dan terserap. F, Insisi kulit ditutup dengan jahitan

subkutikular.2

Perbaikan hernia dengan Laparoskopi (Herniorafi) Akan dibuat

beberapa tusukan atau sayatan kecil pada perut. Ports atau Trocar (tabung

berongga) akan dimasukkan kedalam tusukan/sayatan. Alat-alat bedah dan

kamera yang menyala diletakkan pada Port. Perut akan mengembang oleh karena

gas karbondioksida yang memudahkan dokter bedah untuk melihat letak hernia.

Mesh dapat dijahit atau menggunakan staples pada otot sekitar hernia. Bekas Port

dapat ditutup dengan jahitan, stapler atau lem bedah.4

7
2.8 Komplikasi

Komplikasi hernia umbilikalis pada anak-anak jarang terjadi. Namun ada

beberapa komplikasi yang kemungkinan dapat terjadi, seperti:

a) Luka hematoma,

b) Infeksi luka,

c) Hernia rekuren.1

8
BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 Identitas Pasien


1. Nama : An. Kw
2. Tanggal lahir : 29-12-2014
3. Umur : 3 tahun
4. Jenis kelamin : Perempuan
5. Status pernikahan : -
6. Alamat : Abe lingkaran
7. Agama : Kristen Protestan
8. Pendidikan : -
9. Pekerjaan : -
10. Tanggal Masuk Rumah Sakit : 10 juli 2018
11. NO.RM : 45 44 21

3.2 Anamnesis
Heteroanamnesis

a. Keluhan utama

Benjolan hilang timbul pada daerah pusar.

b. Riwayat penyakit sekarang

Pasien diantar oleh orang tuannya ke poli bedah umum dengan

keluhan benjolan hilang timbul pada daerah pusar sejak ± 2 tahun yang lalu,

benjolan timbul dengan gerakan aktif pasien yang semakin membesar pada

saat menangis atau batuk, dan hilang pada saat tidur/istirahat. Keluarga pasien

mengaku tidak ada nyeri tekan pada benjolan, mual (-), muntah (-), kembung

9
(-), demam (-), makan dan minum baik, buang air besar dan buang air kecil

baik.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit jantung, penyakit paru-paru, asma dan alergi

disangkal keluarga pasien.

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak terdapat keluarga yang menderita hal yang sama.

e. Riwayat Persalinan

Spontan/ BBLR

3.3 Pemeriksaan Fisik


a. Tanda vital
Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis, GCS 15: E4V5M6
Nadi : 89x/menit
Respirasi : 22x/menit
Suhu : 36,6°C

b. Status Generalis

Kepala/Leher : CA (-/-), SI (-/-), PCH (-), OC (-), P>KGB (-)

Thoraks : I = Simetris, Ikut gerak napas,

P = V/F D=S

P = Sonor

A = SN Vesikuler (+/+), Whz (-/-), Rho (-/-), BJ I-II Reg, mur-

mur (-), Gallop (-)

10
Abdomen : I = Distensi (-), jejas (-)

A = BU (+) Normal

P = Supel, NT (-), H/L = ttb/ttb

P = Tympani

Ekstremitas : Akral hangat, CRT<3, Edema (-)

Vegetatif : Makan/Minum baik, BAB/BAK normal

c. Status Lokalis
Regio Umbilikalis

 Inspeksi : Tampak benjolan pada daerah umbilkalis, tepi benjolan

berwarna putih kecoklatan.

 Palpasi : Permukaan tampak tidak rata, tepi regular, warna kulit sama

dengan warna kulit sekitar , diameter ±3cm, konsistensi kenyal, nyeri (-

), panas (-)

11
3.4 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Lab tanggal 7 juli 2018

Hb : 13.0 g/dL APTT : 26.1 detik


Hematokrit : 39.7 % GDS : 108 mg/dL
Leukosit : 9.35 10^3/uL SGOT : 24.6 U/L
Trombosit : 615.000 uL SGPT : 15.8 U/L
Eritrosit : 5.67 10^6/uL BUN : 11.8 mg/dL
Basofil : 0.3% Kreatinin :-
Eosinofil : 5.6% Albumin : 4.9 g/dL
Neutrofil : 27.8% Kalium Darah : 4.75 mEq/L
Limfosit : 59.5% Natrium Darah : 140.70 mEq/L
Monosit : 6.8% CL Darah : 1.34 mEq/L
PT :10.7 detik HBS Ag : Non Reaktif

3.5 Diagnosis Kerja

Hernia Umbilikalis

3.6 Penatalaksaan

a. Medikamentosa

1. IVFD RL 10 tpm makro

2. Inj. Cefotaxime 2 x 500 mg

3. Inj. Ranitidin 2 x 20 mg

b. Non medikamentosa

1. Rawat Luka dengan kasa lembab

2. Pro Laparoskopi hernia repair 13 Juli 2018

12
Laporan Operasi (16/05/2018)

Diagnosis pre operasi : Hernia Umbilikalis

Diagnosis post operasi : Hernia Umbilikalis

Nama/Macam operasi : Hernia Repair

Tanggal Operasi : Jumat /13/7/2018

Jam operasi : 09.45 – 10.45 (1 Jam)

Laporan operasi :

1. Pasien posisi supine, dalam stadium anestesi dilakukan prosedur aseptik

antiseptik, persempit lapang dengan duk steril.

2. Insisi median supra umbilikalis, perdalam lapisan.

3. Identifikasi defek hernia, dan fascia (±3 cm defek).

4. Pisahkan kantong hernia dengan jaringan

5. Herniotomi

6. Herniorafi dan hernioplasti dengan imblikasi

7. Jahit lapis demi lapis

8. Tutup luka

9. Operasi selesai

3.7 Follow Up

Tanggal Follow Up Planning


11 juli S : Benjolan di pusar (+), membesar jika - IVFD RL 10
2018 menangis atau batuk, nyeri (-), demam (-) tpm makro

O: KU : tampak sakit sedang - Inj.


Kes : compos mentis Cefotaxime

13
TD: N: 82x/m RR: 20x/m SB: 37,0oC 2x500 mg
K/L : CA(-/-), SI (-/-), OC (-) P>KGB (-)
- Inj. Ranitidin
Tho: Simetris, Ikut gerak nafas, SN Ves
2x20 mg
(+/+), Rho (-/-),Whe (-/-)
Cor : BJ SI-II regular, murmur (-), Gallop
(-)
Abd : Datar, BU(+)Normal, supel, Hepar
dan Lien tidak teraba membesar
Eks :Akral hangat, udem (-/-), CRT <3”

Status Lokalis
Regio Umbilikalis
Inspeksi : Tampak benjolan pada
daerah umbilkalis, tepi benjolan berwarna
putih kecoklatan.
Palpasi : Permukaan tampak tidak
rata, tepi regular, warna kulit sama dengan
warna kulit sekitar , diameter ±3cm,
konsistensi kenyal, nyeri (-), panas (-)

A: Hernia umbilkalis

12 juli S : Benjolan di pusar (+), membesar jika - IVFD RL 10


2018 menangis atau batuk, nyeri (-), demam (-) tpm makro
- Inj.Cefotaxime
O: KU : tampak sakit sedang
2 x 500 mg
Kes : compos mentis
- Inj. Ranitidin
TD: N: 85x/m RR: 22x/m SB: 36,9oC
2x20 mg
K/L : CA(-/-), SI (-/-), OC (-) P>KGB (-)
Tho: Simetris, Ikut gerak nafas, SN Ves
(+/+), Rho (-/-),Whe (-/-)

14
Cor : BJ SI-II regular, murmur (-), Gallop
(-)
Abd : Datar, BU(+)Normal, supel,Hepar
dan Lien tidak teraba membesar
Eks :Akral hangat, udem (-/-), CRT <3”

Status Lokalis
Regio Umbilikalis
Inspeksi : Tampak benjolan pada
daerah umbilkalis, tepi benjolan berwarna
putih kecoklatan.
Palpasi : Permukaan tampak tidak
rata, tepi regular, warna kulit sama dengan
warna kulit sekitar , diameter ±3cm,
konsistensi kenyal, nyeri (-), panas (-)

A: Hernia umbilkalis
13 juli S : Benjolan di pusar (+), membesar jika - IVFD RL 10
2018 menangis atau batuk, nyeri (-), demam (-) tpm makro
- Inj.
O: KU : tampak sakit sedang Cefotaxime
Kes : compos mentis 2x500 mg
TD: N: 83x/m RR: 21x/m SB: 36,8oC - Inj. Ranitidin
K/L : CA(-/-), SI (-/-), OC (-) P>KGB (-) 2x20 mg
Tho: Simetris, Ikut gerak nafas, SN Ves - Inj. Antrain
(+/+), Rho (-/-),Whe (-/-) 250 mg
Cor : BJ SI-II regular, murmur (-), Gallop
(-)
Abd : Datar, BU(+)Normal, supel, Hepar

15
dan Lien tidak teraba membesar Terapi rawat jalan
Eks :Akral hangat, udem (-/-), CRT <3” - Pro BPL 14
Juli 2018
Status Lokalis - Proris Sirup 3
Regio Umbilikalis x 1 cth
Inspeksi : Tampak benjolan pada
daerah umbilkalis, tepi benjolan berwarna
putih kecoklatan.
Palpasi : Permukaan tampak tidak
rata, tepi regular, warna kulit sama dengan
warna kulit sekitar , diameter ±3cm,
konsistensi kenyal, nyeri (-), panas (-)

A: Hernia umbilkalis

3.8 Prognosis

Ad vitam : Dubia Ad Bonam

Ad functionam : Dubia Ad Bonam

Ad sanationam : Dubia Ad Bonam

16
BAB IV

PEMBAHASAN

Pasien seorang anak perempuan berumur 3 tahun pada anamnesis

didapatkan keluhan benjolan hilang timbul pada perut sejak dua tahun lebih yang lalu,

keluarga pasien mengaku tidak ada nyeri tekan pada benjolan, mual, muntah, demam,

makan dan minum baik, buang air besar dan buang air kecil baik. Anamnesis yang

didapat sesuai dengan teori yang ada bahwa tidak menunjukkan gejala yang

bermakna.

Pemeriksaan fisik inspeksi pada pasien ini ditemukan, tampak benjolan pada

daerah pusar, tepi benjolan berwarna putih kecoklatan. Pada pemeriksaan fisik

palpasi, permukaan tampak tidak rata, tepi regular, warna kulit sama dengan warna

kulit sekitar, diameter ±3cm, konsistensi kenyal. Pemeriksaan fisik sesuai dengan

teori yaitu dapat diidentifikasi dengan memvisualisasikan suatu tonjolan pada

umbilikus. Bulge dapat membesar dengan mengejan dan menangis, usus halus dan /

atau mesenterium biasanya mengisi kantung hernia.

Terapi yang dilakukan untuk anak KW, umur 3 tahun 6 bulan yaitu dengan

pembedahan herniorafi sesuai dengan teori yang didapat karena pada umumnya

hernia umbilikalis pada bayi/anak dapat menutup dengan sendirinya pada usia 18

bulan. Namun, indikasi dilakukannya pembedahan hernia umbilikalis pada anak-anak

seperti diameter hernia lebih besar dari 1,5 cm, hernia tidak berkurang ukurannya

setelah usia 6-12 bulan, dan hernia tidak menghilang setelah usia 3 tahun.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Coppola, C. P., Kennedy, A. P., Scorpio, R. J. 2014. Pediatric Surgery Diagnistic


and Treatment. Springer. Danville, PA, USA. (p215-216)

2. Holcomb, G. W., & Murphy, J. P. 2010. Ashcraft’s Pediatric Surgery. 5th edition.
Elsevier. Philadelphia, PA. (p637-638)

3. Mirza, B., & All, W. 2016. Distinct Presentations of Hernia of Umbilical Cord.
Department of Pediatric Surgery, Children Hospital Faisalabad, Pakistan. Vol 5.
(p1-2)

4. Mayo Clinic Staff. 2012. Umbilical Hernia. In: Mayo Foundation for Medical
Education and Research 1998-2015. Available on:
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/umbilical
hernia/basics/definition/con-20025630

5. Gera, P. 2016. Umbilical Hernia in Childhood: Indications and Mode of Repair. J


Surg Transplant Sci 4(4): 1037.

6. American College of Surgeon. 2013. Adult Umbilical Hernia Repair (Reviewer:


Strand N., Malangoni M., Heniford, B)

18

Anda mungkin juga menyukai