Anda di halaman 1dari 5

Mixer

Gambar 3. Mixer

Memiliki sifat menghomogenkan sekaligus memperkecil ukuran partikel tapi efek


menghomogenkan lebih dominan. Mixer biasanya digunakan untuk membuat emulsi tipe
batch. Terdapat berbagai macam mikser yang dapat digunakan dalam pembuatan sediaan
semi padat. Dalam hal ini sangat penting untuk merancang dan memilih mikser sesuai
dengan jenis produk yang diproduksi atau sedang dicampur. Sebagai contoh : salah satu
aspek desain mikser yang penting adalah seberapa baik/tahan dinding internal dari mikser.
Hal ini karena terdapat beberapa permasalahan dengan baja tahan karat dari mikser sebab
mata pisau pengikis harus fleksibel cukup untuk memindahkan/mengaduk bagian dalam
dinding mikser. Atau dengan kata lain, mata pisau atau pengaduk harus mampu mengaduk
atau memindahkan bahan yang melekat pada dinding mikser tanpa merusak dinding
mikser. Jika proses pengadukan tidak berjalan dengan baik (masih banyak bahan yang
menempel/tersisa pada dinding mikser), maka hasil pencampurannya tidak
akan homogeny.Oleh karena mixer mempunyai aksi planetary mixing maka kemampuannya
untuk mencampur fase air, fase minyak dan emulgator sangat tergantung pada macam
pengaduk yang digunakan. Selain spesifikasi untuk tiap alatnya, harus diperhatikan pula
agar tidak terlalu banyak udara yang ikut terdispersi ke dalam cairan karena akan
membentuk buih atau bisa yang menggangu saat melakukan pembacaan volume
sedimentasi.

Pada kasus lain, mikser memiliki zona mati (dead spots) sehingga proses pencampuran
tidak baik, akibatnya campuran tidak homogeny. Dalam hal ini, perlu upaya untuk
menghilangkan zona mati misal dengan desain ulang terhadap pengaduk. Idealnya, semua
permasalahan yang mungkin terjadi dalam pencampuran telah diantisipasi serta kondisi
dan system operasinya telah divalidasi.

Peralatan yang dibutuhkan untuk pembuatan sediaan semi padat untuk skala kecil
(laboratorium) maupun untuk skala besar (industri) pada prinsipnya sama. Perbedaannya
hanya pada kapasitas alatnya, pada skala laboratorium kapasitas peralatannya lebih kecil.
Dalam praktek yang lebih sederhana, pembuatan sediaan semipadat dapat dilakukan
dengan menggunakan alat-alat yang umum terdapat di laboratorium seperti beaker glass,
mortir, steamper, spatula, sumber panas, penangas air, cawan porselin, dan hand
homogenizers. Dalam skala yang lebih besar, dapat menggunakan stirrers, agitators,
heating kettles, homogenizers, electric mortar and pestle dan colloid mills.
Secara umum, peralatan yang umumnya dibutuhkan dalam produksi sediaan semipadat
dapat dibagi menjad 3 macam :
1. Peralatan untuk memperkecil ukuran partikel
2. Peralatan untuk pencampuran
3. Peralatan untuk pengemasan

Peralatan untuk memperkecil ukuran partikel


Pengecilan ukuran partikel dibutuhkan untuk meningkatkan kelarutan, meningkatkan
homogenitas dan memudahkan dalam pencampuran serta kenyamanan dalam penggunaan.
Mekanisme pengecilan ukuran partikel dapat dilakukan dengan cara :
1. Impact : pengecilan ukuran partikel akibat tenaga tumbukan yang tiba-tiba yang tegak
lurus pada permukaan partikel/aglomerat
2. Attrition : pengecilan ukuran partikel dengan mengaplikasikan tenaga parallel pada
permukaa partikel.
3. Compression : pengecilan ukuran partikel dengan mengaplikasikan tenaga secara
perlahan (lebih kecil dibandingkan impact) pada permukaan partikel (pada bagian pusat
dari partikel)
4. Cutting: pengecilan ukuran partikel dengan mengaplikasikan pembagian/sharing
partikel (memotong partikel)
Penggunaan peralatan dalam pencampuran emulsi akan memberikan pengaruh terhadap
stabilitasnya.

Metode pembuatan emulsi


Dikenal 3 metode dalam pembuatan emulsi yaitu :
1. Metode gom kering, disebut pula metode continental dan metode 4;2;1. Emulsi dibuat
dengan jumlah komposisi minyak dengan ½ jumlah volume air dan ¼ jumlah emulgator.
Sehingga diperoleh perbandingan 4 bagian minyak, 2 bagian air dan 1 bagian emulgator.
Pertama-tama gom didispersikan kedalam minyak, lalu ditambahkan air sekaligus dan
diaduk /digerus dengan cepat dan searah hingga terbentuk korpus emulsi. Setelah
terbentuk korpus emulsi kemudian sisa air ditambahkan sedikit demi sedikit hingga habis
sambil diaduk. Cara pencampuran emulgator yang berbeda nantinya dapat memberikan
hasil emulsi yang berlainan. Contohnya emulsi yang dibuat dengan menggunakan
emulgator surfaktan, bila surfaktan yang digunakan dilarutakn terlebih dahulu dengan
menggunakan air, amka nantinya akan trbentuk mantel air disekitar misel yang terjadi
yang dapat mempersulit pemasukan fase minyak ke dalam miselnya.

2. Metode gom basah, disebut pula sebagai metode Inggris, cocok untuk penyiapan emulsi
dengan musilago atau melarutkan gum sebagai emulgator, dan menggunakan perbandingan
4;2;1 sama seperti metode gom kering. Metode ini dipilih jika emulgator yang digunakan
harus dilarutkan/didispersikan terlebuh dahulu kedalam air misalnya metilselulosa. 1
bagian gom ditambahkan 2 bagian air lalu diaduk, dan minyak ditambahkan sedikit demi
sedikit sambil terus diaduk dengan cepat.
3.Metode botol, disebut pula metode Forbes. Metode ini digunakan untuk emulsi dari
bahan-bahan menguap dan minyak-minyak dengan kekentalan yang rendah. Metode ini
merrupakan variasi dari metode gom kering atau metode gom basah. Emulsi terutama
dibuat dengan pengocokan kuat dan kemudian diencerkan dengan fase luar. Dalam botol
kering, emulgator yang digunakan ¼ dari jumlah minyak. Ditambahkan dua bagian air lalu
dikocok kuat-kuat, suatu volume air yang sama banyak dengan minyak ditambahkan sedikit
demi sedikit sambil terus dikocok, setelah emulsi utama terbentuk, dapat diencerkan
dengan air sampai volume yang tepat.

Beberapa alat yang biasa digunakan dalam pembuatan emulsi, antara lain:
1. Mortir dan stamper
2. Botol
3. Mixer, blender
4. Homogenizer
5. Colloid mill

Emulsi dikatakan tidak stabil bila mengalami hal-hal seperti dibawah ini :
1. Creaming yaitu terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, dimana yang satu mengandung
fase dispers lebih banyak daripada lapisan yang lain. Creaming bersifat reversibel artinya
bila dikocok perlahan-lahan akan terdispersi kembali.
2. Koalesen dan cracking (breaking) yaitu pecahnya emulsi karena film yang meliputi
partikel rusak dan butir minyak akan koalesen (menyatu). Sifatnya irreversibel (tidak bisa
diperbaiki).

Hal ini dapat terjadi karena peristiwa kimia, seperti penambahan alkohol, perubahan pH,
penambahan CaO / CaCl2; peristiwa fisika, seperti pemanasan, penyaringan, pendinginan
dan pengadukan; inversi yaitu peristiwa berubahnya sekonyong-konyong tipe emulsi w/o
menjadi o/w atau sebaliknya dan sifatnya irreversible.

Viskositas emulsi dipengaruhi oleh perubahan komposisi adanya hubungan linear antara
viskositas emulsi dan viskositas fase kontinyu; makin besar volume fase dalam, makin
besar pula viskositas nyatanya. Untuk mengatur viskositas emulsi, tiga faktor interaksi
yang harus dipertimbangkan oleh pembuat formula, yaitu :
1. Viskositas emulsi o/w dan w/o dapat ditingkatkan dengan mengurangi ukuran partikel
fase terdispersi ,
2. Kestabilan emulsi ditingkatkan denganpengurangan ukuran partikel, dan
3. Flokulasi atau penggumpalan, yang cenderung membentuk fase dalam yang dapat
meningkatkan efek penstabil, walaupun ia meningkatkan viskositas. Biasanya viskositas
emulsi meningkat dengan meningkatnya umur sediaan tersebut.

sebuah mixer statis adalah presisi direkayasa perangkat untuk pencampuran terus menerus bahan
cairan. [1] Biasanya cairan untuk dicampur cair, tetapi mixer statis juga dapat digunakan untuk
campuran aliran gas, membubarkan gas ke cair atau campuran cairan bercampur. Energi yang
dibutuhkan untuk pencampuran berasal dari kerugian tekanan sebagai aliran cairan melalui mixer
statis. [2] Salah satu desain dari mixer statis adalah piring-jenis mixer dan jenis perangkat lain yang
umum terdiri dari unsur-unsur mixer terkandung dalam silinder (tabung) atau kuadrat perumahan.
Ukuran mixer dapat bervariasi dari sekitar 6 mm untuk diameter 6 meter. Bahan konstruksi khas
untuk komponen mixer statis termasuk stainless steel, polypropylene, Teflon, PVDF, PVC, CPVC dan
polyacetal.\

agitator mekanik (berputar)

agitator statis (pipa dilengkapi dengan baffle)

Agitator berputar tank (seperti mixer beton)

Agitator Mixer Padole Jenis

Agitator bekerja dengan cairan pompa peledakan

Agitator beralih ke gas berkat

Pilihan agitator tergantung pada fase yang harus dicampur (satu atau beberapa fase): Cairan saja,
cair dan padat, cair dan gas atau cairan dengan padatan dan gas. Tergantung pada jenis fase dan
viskositas massal, agitator yang dapat diberi nama mixer, kneader, adonan mixer, antara lain.
Agitator digunakan dalam cairan dapat ditempatkan di bagian atas tangki pada posisi vertikal, atau
horizontal (di sisi tangki) atau kurang umum, agitator terletak di bagian bawah tan

mechanical agitators (rotating)

static agitators ( pipe fitted with baffles)

Rotating tank agitators (like concrete mixer)

Agitator Mixer Padole Type

Agitators working with a pump blasting liquid

Agitator turning thanks to gas

The choice of the agitator depends on the phase that needs to be mixed (one or several phases):
Liquids only, liquid and solid, liquid and gas or liquid with solids and gas. Depending on the type of
phase and viscosity of the bulk, the agitator can be named mixer, kneader, dough mixer, amongst
others. The agitators use in liquids can be placed on the top of the tank on vertical position, or
horizontally (on the side of the tank) or less common, agitator is located on the bottom of the tank.

Agitator adalah perangkat atau aparat yang berperan dalam menempatkan sesuatu ke dalam
gerakan dengan mengaduk atau gemetar. Penggunaan agitator dapat berkisar dari produk rumah
tangga ke mesin industri besar. Meskipun mereka mungkin memiliki fungsi yang berbeda dan
menggunakan dalam aplikasi yang berbeda, mereka masih memiliki fungsi dasar yang sama
menempatkan sesuatu ke dalam gerak melalui gemetar atau aduk. Dua hal umum yang dipengaruhi
oleh penggunaan agitator yang pakaian dan beton.

Penggunaan

Pengeboran

Agitator datang dalam berbagai bentuk dan ukuran sesuai kebutuhan aplikasi yang berbeda. Salah
satu aplikasi tersebut adalah pengeboran yang dapat di lumpur atau zat lain. Agitator yang
digunakan untuk mengebor ke dalam lumpur disebut agitator lumpur. Bor mereka yang datang ke
dalam kontak dengan lumpur memiliki 'blender cycloid peredam kecepatan' yang digunakan untuk
membantu mencampur air dan lumpur seperti bor. Hal ini dilakukan untuk memungkinkan
pengeboran mudah. Bor liang ke dalam tanah dan kemudian agitator yang bercampur lumpur dan
tanah yang dibawa oleh bor dengan air untuk memungkinkan penghapusan mudah tanah dan
lumpur dari lubang.

Mixing beton

Jenis agitator dapat dilihat hampir di mana saja di jalan. Mereka melekat pada interior sebuah tangki
penampungan beton yang dipasang di truk untuk mengangkut semen ke situs bekerja. Tangki harus
terus-menerus harus berputar untuk menjaga beton di

Anda mungkin juga menyukai