Gambar 3. Mixer
Pada kasus lain, mikser memiliki zona mati (dead spots) sehingga proses pencampuran
tidak baik, akibatnya campuran tidak homogeny. Dalam hal ini, perlu upaya untuk
menghilangkan zona mati misal dengan desain ulang terhadap pengaduk. Idealnya, semua
permasalahan yang mungkin terjadi dalam pencampuran telah diantisipasi serta kondisi
dan system operasinya telah divalidasi.
Peralatan yang dibutuhkan untuk pembuatan sediaan semi padat untuk skala kecil
(laboratorium) maupun untuk skala besar (industri) pada prinsipnya sama. Perbedaannya
hanya pada kapasitas alatnya, pada skala laboratorium kapasitas peralatannya lebih kecil.
Dalam praktek yang lebih sederhana, pembuatan sediaan semipadat dapat dilakukan
dengan menggunakan alat-alat yang umum terdapat di laboratorium seperti beaker glass,
mortir, steamper, spatula, sumber panas, penangas air, cawan porselin, dan hand
homogenizers. Dalam skala yang lebih besar, dapat menggunakan stirrers, agitators,
heating kettles, homogenizers, electric mortar and pestle dan colloid mills.
Secara umum, peralatan yang umumnya dibutuhkan dalam produksi sediaan semipadat
dapat dibagi menjad 3 macam :
1. Peralatan untuk memperkecil ukuran partikel
2. Peralatan untuk pencampuran
3. Peralatan untuk pengemasan
2. Metode gom basah, disebut pula sebagai metode Inggris, cocok untuk penyiapan emulsi
dengan musilago atau melarutkan gum sebagai emulgator, dan menggunakan perbandingan
4;2;1 sama seperti metode gom kering. Metode ini dipilih jika emulgator yang digunakan
harus dilarutkan/didispersikan terlebuh dahulu kedalam air misalnya metilselulosa. 1
bagian gom ditambahkan 2 bagian air lalu diaduk, dan minyak ditambahkan sedikit demi
sedikit sambil terus diaduk dengan cepat.
3.Metode botol, disebut pula metode Forbes. Metode ini digunakan untuk emulsi dari
bahan-bahan menguap dan minyak-minyak dengan kekentalan yang rendah. Metode ini
merrupakan variasi dari metode gom kering atau metode gom basah. Emulsi terutama
dibuat dengan pengocokan kuat dan kemudian diencerkan dengan fase luar. Dalam botol
kering, emulgator yang digunakan ¼ dari jumlah minyak. Ditambahkan dua bagian air lalu
dikocok kuat-kuat, suatu volume air yang sama banyak dengan minyak ditambahkan sedikit
demi sedikit sambil terus dikocok, setelah emulsi utama terbentuk, dapat diencerkan
dengan air sampai volume yang tepat.
Beberapa alat yang biasa digunakan dalam pembuatan emulsi, antara lain:
1. Mortir dan stamper
2. Botol
3. Mixer, blender
4. Homogenizer
5. Colloid mill
Emulsi dikatakan tidak stabil bila mengalami hal-hal seperti dibawah ini :
1. Creaming yaitu terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, dimana yang satu mengandung
fase dispers lebih banyak daripada lapisan yang lain. Creaming bersifat reversibel artinya
bila dikocok perlahan-lahan akan terdispersi kembali.
2. Koalesen dan cracking (breaking) yaitu pecahnya emulsi karena film yang meliputi
partikel rusak dan butir minyak akan koalesen (menyatu). Sifatnya irreversibel (tidak bisa
diperbaiki).
Hal ini dapat terjadi karena peristiwa kimia, seperti penambahan alkohol, perubahan pH,
penambahan CaO / CaCl2; peristiwa fisika, seperti pemanasan, penyaringan, pendinginan
dan pengadukan; inversi yaitu peristiwa berubahnya sekonyong-konyong tipe emulsi w/o
menjadi o/w atau sebaliknya dan sifatnya irreversible.
Viskositas emulsi dipengaruhi oleh perubahan komposisi adanya hubungan linear antara
viskositas emulsi dan viskositas fase kontinyu; makin besar volume fase dalam, makin
besar pula viskositas nyatanya. Untuk mengatur viskositas emulsi, tiga faktor interaksi
yang harus dipertimbangkan oleh pembuat formula, yaitu :
1. Viskositas emulsi o/w dan w/o dapat ditingkatkan dengan mengurangi ukuran partikel
fase terdispersi ,
2. Kestabilan emulsi ditingkatkan denganpengurangan ukuran partikel, dan
3. Flokulasi atau penggumpalan, yang cenderung membentuk fase dalam yang dapat
meningkatkan efek penstabil, walaupun ia meningkatkan viskositas. Biasanya viskositas
emulsi meningkat dengan meningkatnya umur sediaan tersebut.
sebuah mixer statis adalah presisi direkayasa perangkat untuk pencampuran terus menerus bahan
cairan. [1] Biasanya cairan untuk dicampur cair, tetapi mixer statis juga dapat digunakan untuk
campuran aliran gas, membubarkan gas ke cair atau campuran cairan bercampur. Energi yang
dibutuhkan untuk pencampuran berasal dari kerugian tekanan sebagai aliran cairan melalui mixer
statis. [2] Salah satu desain dari mixer statis adalah piring-jenis mixer dan jenis perangkat lain yang
umum terdiri dari unsur-unsur mixer terkandung dalam silinder (tabung) atau kuadrat perumahan.
Ukuran mixer dapat bervariasi dari sekitar 6 mm untuk diameter 6 meter. Bahan konstruksi khas
untuk komponen mixer statis termasuk stainless steel, polypropylene, Teflon, PVDF, PVC, CPVC dan
polyacetal.\
Pilihan agitator tergantung pada fase yang harus dicampur (satu atau beberapa fase): Cairan saja,
cair dan padat, cair dan gas atau cairan dengan padatan dan gas. Tergantung pada jenis fase dan
viskositas massal, agitator yang dapat diberi nama mixer, kneader, adonan mixer, antara lain.
Agitator digunakan dalam cairan dapat ditempatkan di bagian atas tangki pada posisi vertikal, atau
horizontal (di sisi tangki) atau kurang umum, agitator terletak di bagian bawah tan
The choice of the agitator depends on the phase that needs to be mixed (one or several phases):
Liquids only, liquid and solid, liquid and gas or liquid with solids and gas. Depending on the type of
phase and viscosity of the bulk, the agitator can be named mixer, kneader, dough mixer, amongst
others. The agitators use in liquids can be placed on the top of the tank on vertical position, or
horizontally (on the side of the tank) or less common, agitator is located on the bottom of the tank.
Agitator adalah perangkat atau aparat yang berperan dalam menempatkan sesuatu ke dalam
gerakan dengan mengaduk atau gemetar. Penggunaan agitator dapat berkisar dari produk rumah
tangga ke mesin industri besar. Meskipun mereka mungkin memiliki fungsi yang berbeda dan
menggunakan dalam aplikasi yang berbeda, mereka masih memiliki fungsi dasar yang sama
menempatkan sesuatu ke dalam gerak melalui gemetar atau aduk. Dua hal umum yang dipengaruhi
oleh penggunaan agitator yang pakaian dan beton.
Penggunaan
Pengeboran
Agitator datang dalam berbagai bentuk dan ukuran sesuai kebutuhan aplikasi yang berbeda. Salah
satu aplikasi tersebut adalah pengeboran yang dapat di lumpur atau zat lain. Agitator yang
digunakan untuk mengebor ke dalam lumpur disebut agitator lumpur. Bor mereka yang datang ke
dalam kontak dengan lumpur memiliki 'blender cycloid peredam kecepatan' yang digunakan untuk
membantu mencampur air dan lumpur seperti bor. Hal ini dilakukan untuk memungkinkan
pengeboran mudah. Bor liang ke dalam tanah dan kemudian agitator yang bercampur lumpur dan
tanah yang dibawa oleh bor dengan air untuk memungkinkan penghapusan mudah tanah dan
lumpur dari lubang.
Mixing beton
Jenis agitator dapat dilihat hampir di mana saja di jalan. Mereka melekat pada interior sebuah tangki
penampungan beton yang dipasang di truk untuk mengangkut semen ke situs bekerja. Tangki harus
terus-menerus harus berputar untuk menjaga beton di