Bab 1,2,3
Bab 1,2,3
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Tidak dapat di pungkiri bahwa di kalangan masyarakat Muslim beredar sejumlah hadits
dan tafsir al-Qur’an yang dipandang merendahkan dan meremehkan perempuan. Tafsir dan
hadits-hadits tersebut oleh para feminis dinamai tafsir dan hadits misogini. Menyikapi
masalah tersebut, diperlukan kajian komprehensif dan tidak memihak agar dapat diperoleh
pemahaman yang benar terkait dengan hadits-hadits dan ayat-ayat al-Qur’an tersebut, serta
tidak terjebak pada tekstualisme yang kaku, atau sebaliknya liberalisme yang lepas kontrol.
Terkait tafsir tersebut ayat-ayat al-Qur’an dibutuhkan telaah atas berbagai metode tafsir dan
konteks (sebab) munculnya hadits-hadits tersebut.
Berkenaan dengan tafsir terhadap surat an-Nisa’ ayat 34 misalnya, Shihab (2005:354)
berpendapat bahwa kepemimpinan laki-laki atas perempuan dalam ayat tersebut lebih tepat
dimaknai sebagai kepemimpinan dalam urusan keluarga. Sementara itu, surat al-Ahzab ayat
33 oleh Shihab ditafsirkan sebagai bentuk penekanan kepada perempuan yang sudah
berkeluarga agar menitikberatkan perhatian mereka pada pembinaan rumah tangganya.
Sedangkan hadis “Tidak beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada
perempuan”, kadang disampaikan tanpa menyebutkan konteks (sebab) munculnya, yakni
ketika itu Rasululloh SAW mengetahui bahwa masyarakat Persia mengangkat Puteri Kirsa
sebagai penguasa mereka. Beliau bersabda sebagaimana hadits diatas. Jadi, hadits tersebut
ditujukan kepada masyarakat dan dalam semua urusan (Sulaeman, 2004).
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA