Perdagangan di Batavia
Perdagangan Kompeni diatur oleh direktur jenderal. Beban yang sangat berat ini
diperingan oleh dua orang asisten yang masing-masing adalah pedagang besar dari kastil. Bisnis
mereka terutama terkait dengan pengawasan penempatan semua komoditas yang dibawa ke
Batavia, oleh kapal-kapal mereka, ke gudang-gudang yang mereka miliki dan pengirimannya
kembali, semua pendapatan pada tahapan ini dibuat untuk mereka. Semua komoditas ditempatkan
di gudang-gudang Kompeni yang sebagian terletak di kota Batavia dan sebagian yang lain terletak
di pulau Onrust, di bawah pengawasan para administrator atau penjaga gudang. Kompeni memiliki
sepuluh atau dua belas gudang besar di Onrust, yang biasanya hampir selalu penuh dengan barang
komoditas, lada, tembaga Jepang, salpeter, timah, kayu, dll. Pemerintah dari pulau dan pengarahan
atas perbaikan yang terjadi disini dipercayakan kepada tukang kayu kepala, yang memiliki
manajemen atas semua hal, kecuali yang terkait dengan departemen-departemen administrator
pergudangan.
Bangsa Cina di Batavia
Bangsa China begitu banyak memadati Batavia dan mudah bergolak sehingga pihak
berwenang Belanda selalu berhati-hati dalam memberikan hiburan. Raungan musik
gomgom(gamelan) yang setara dengan suara benturan dari empat atau liam ketel besar, tidak
pernah selama pertunjukan ini. Di sekitar panggung dan sepanjang jalan utama kampung China,
di tengah-tengahnya dibangun banyak sekali rumah judi dan makan, semuanya milik bangsa
China. Salah satu menu kesukaan mereka adalah anjing yang mereka makan dengan segala macam
saus. Terlepas dari panggung hiburan, di jalanan kampung adalah arak-arakan lelaki dengan wajah
bercat atau bertopeng, membawa drum ketel, gamelan, dan tamborin, banyak yang berdandan
sebagai setan yang akan dibawa penuh kemenangan di atas galah-galah dan yang lainnya di
keranjang-keranjang yang dihiasi pita, kertas, lonceng, dll. Alasan mereka mengadakan pesta
terhadap setan ini adalah bahwa Tuhan langit dan bumi karena maha baik, maka tidak perlu
memohon kepadanya dan sebaliknya,setan harus dipestakan dan disenangkan. Batavia
memberikan banyak contoh tentang orang China yang karena kondisi hidup, tidak bisa
melanjutkan usahanya, telah menyerahkan putri-putri mereka kepada orang-orang Eropa sebagai
jaminan bagi sejumlah uang pinjaman modal usaha. Di desa-desa Jawa selalu ada seorang
pimpinan China yang disebut kapten, di kota dua wakilnya adalah seorang letnan. Kaum China
membayar pajak tahunan yang sangat besar atas usaha da perdagangan mereka dan dikumpulkan
kepada pihak Kompeni. Mereka mempunyai adat yang berbahaya menyimpan mayat-mayat di
dalam rumah untuk tujuh hari penuh, walaupun karena iklim panas, mereka akan membusuk dalam
beberapa jam, sebuah kebiasaan yang tidak hanya berbahaya bagi keluarganya secara langsung
namun bagi para tetangga sekitar, rumah orang China yang berkabung, dimana kematian terjadi,
ditandai dengan secarik kain putih yang digantung di pintu.
Kondisi Kerajaan Banten
Kerajaan Banten yang membentuk wilayah Jawa bagian paling barat, kira-kira memiliki
keliling seratus mil Belanda. Banten menjadi sangat terikat dengan Kompeni pada 1680, saat
Kompeni membantu melawan Sultan Agung yang sebelumnya menggulingkan raja. Banten
memiliki populasi terkecil dari semua bagian wilayah Jawa, jumlah keseluruhannya tidak
mencapai lebih dari liam ribu keluarga atau kira-kira tiga puluh jiwa.
Cirebon
Cirebon merupakan sebuah kota kecil atau bisa dikatakan pula sebuah desa besar, ibukota
dari kerajaan yang bernama sama, terbagi antara dua pangeran dari keluarga yang sama, masing-
masing memiliki gelar sultan dan tinggal disana. Di kota ini yang menjadi tanggungan Kompeni
hanyalah residen, sekretaris, pegawai tata buku dan tiga subaltern yang kesemuanya orang Eropa,
sisanya adalah pribumi yang merupakan dua pertga populasi dari China yang memiliki sebuah
kampung yang lumayan besar dan bekeja di bidang eceran dan pertanian. Pemukiman ini bisa
menghasilkan enam puluh piaster per tahun, wilayah ini merdeka dari pemerintahan Jawa dan sang
residen berhubungan secara langsung dengan residensi tinggi.