Anda di halaman 1dari 5

SEJARAH TANAH JAWA

Letak Pulau Jawa


Pulau Jawa adalah salah satu pulau terbesar dari wilayah Kepulauan Timur, terletak di
antara garis bujur 60 dan 90 di selatan garis lintang dan memanjang dari 1200 sampai 1310 sebelah
timur garis lintang dari Teneriffe, yaitu memiliki panjang seratus enam puluh lima mil Belanda.
Lengan laut yang menyelip diantara Pulau Jawa dn Sumatera dikenal dengan sebutan Selat Sunda.
Pulau Pangeran merupakan suatu pulau yang berdataran rendah dan panjang kelilingnya hanya
kira-kira empat league. Pulau ini ditutupi oleh tetumbuhan dan menawarkan suatu prospek yang
bagus bagi para pelaut yang melaluinya. Ia dihuni oleh orang Jawa yang bermata pencaharian
sebagai nelayan.
Kerajaan-kerajaan Awal di Pulau Jawa
Sebelum membicarakan perihal Batavia, tidak pantas rasanya jika tidak menerangkan
perihal sejauh mana kekuatan Kompeni terhadap seluruh pulau Jawa yang terbagi menjadi empat
kekaisaran atau empat kerajaan yang secara keseluruhan atau sebagian berada di bawah pengaruh
Kompeni.
Kerajaan kedua di Jawa adalah Jaccatra yang dibagian timur berbatasan dengan Cirebon
dan dengan kerajaan Banten di barat. Sebelum terjadi revolusi, Jaccatra adalah ibukota dari
kerajaan tersebut, namun sekarang Batavia yang dibangun di dekat kota itu telah menjadi wilayah
utama.
Kerajaan ketiga adalah Cirebon. Wilayah ini berada di bawah penguasaan tiga pangeran
yang berbeda yang merdeka dari pengaruh Kompeni dan berdaulat di wilayah mereka masing-
masing. Mereka ini hanyalah segelintir pangeran di Jawa yang tidak hanya memiliki kekuasaan
nominal, namun juga memiliki kedaulatan nyata, andai saja bukan karena wilayah mereka yang
terletak di antara Jakarta dan kekaisaran Susuhunan atau kaisar Jawa yang juga menjadi wilayah
yang tergantung pada Kompeni yang pastinya telah membuat mereka berdiri penuh hormat dan
yang membuat segala kehendak mereka harus mereka perhatikan dengan sangat, karena jika tidak,
Kompeni tak kan segan-segan menggulingkan salah satu pangeran dan menggantikannya dengan
yang lain.
Kerajaan keempat adalah Susuhunan, Raja Jawa, yang karena tempat bermukimnya sering
dinamakan Susuhunan Mataram. Kerajaan ini menguasai sebagian Pulau Jawa. Kemudian
kerajaan itu dipecah menjadi 2 bagian. Bagian satu diserahkan ke Mangkubumi dan bergelar
Sultan, sedang yang lainnya terdiri atas seperlima dari wilayah kerajaan Jawa.
Produk yang dihasilkan di Tanah Jawa
Produk utamanya adalah lada yang sebagian besar tumbuh dibagian barat pulau Jawa.
Beras, Oryza sativa, adalah produksi Jawa yang kedua dan ditumpuk dalam jumlah besar terutama
di kerajaan Pulau Jawa. Jawa telah disebut sebagai lumbung Timur karena produksi padinya yang
melimpah. Gula juga diproduksi dalam jumlah besar di Jawa dan di bawa ke Batavia. Produksi
keempatnya adalah kopi. Namun wilayahnya hannay di Cirebon dan Jakarta. Benang katun dan
garam juga merupakan objek perdagangan di Jawa. Produk lainnya adalah nila indigo yang
sebagian besar dikapalkan ke Eropa. Nilai kepentingan yang hebat dari pulau ini bagi Kompeni
memang sangat tampak. Ia menghasilkan barang-barang yang diperlukan dalam perdagangan.
Kota Batavia
Batavia terletak di pesisir utara pulau Jawa, di kerajaan kuno bernama Jakarta pada latitude
6010’ dan longitude 122047’, dibelah oleh sebuah sungai besar yang bermuara di laut yang berjarak
tiga perempat mil dari kota. Ini merupakan salah satu kota terbesar dan terkaya di Asia, semua
jalannya dijajari oleh kanal-kanal yang bisa dilayari oleh perahu-perahu berukuran sedang. Kota
ini merupakan ibukota Hindia Belanda dan merupakan tempat kedudukan kepala dewan yang
terdiri dari dua belas anggota, termasuk gubernur jenderal yang menjadi pemimpinnya. Kota
Batavia yang karena kecantikan bangunan-bangunannya dan ramainya perdagangan didalamnya
juga dijuluki Ratu dari Timur, terletak sangat dekat dengan laut, di atas sebuah lahan yang subur,
di kerajaan Jakarta, di sisi kiri dan kanan sungai yang memiliki nama sama yang membelah tengah
kota ke dalam dua bagian. Kota Batavia berbentuk persegi dan memanjang, sisi terpendeknya
menghadap utara dan selatan, dan ada yang terpanjang timur dan barat. Kapal-kapal yang menjadi
milik para saudagar bebas disandarkan dan diperbaiki di antara dermaga-dermaga pada sisi barat.
Ada pula sebuah benteng air yang mempunyai tujuan untuk mempertahankan jalur itu dan jalur
masuk sungai.
Batavia memiliki lima gerbang, satu ada di sisi timur, dinamakan gerbang Rotterdam dua
pada sisi selatan, gerbang New dan gerbang Diest satu di barat, gerbang Utrecht dan satu rumah
(poundage) yang setiap tahun dibayarkan oleh setiap rumah ditetapkan berjumlah sewa separoh
bulan. Rumah-rumah tidak disewakan per tahun, namun per bulan. Pinggiran kota Batavia
terkenal keluasannya, kenyamanannya dan populasinya yang besar. Setiap orang China yang
memiliki profesi diwajibkan membayar pajak komunitas bulanan sebesar setengah ducatoon enam
shilling. Di setiap rumah ada sebuah ruangan atau tempat dimana salah satu gambaran jostjes atau
sesembahan mereka, dilukis pada kertas China, digantung. Mereka juga mengadukan nasib mereka
kepada para sesembahan itu pada saat menghadapi suatu masalah atau pekerjaan yang penting.
Lingkungan Batavia yang menyenangkan dan di setiap tempat hampir selalu dialiri oleh
sungai-sungai kecil, dimana sawah-sawah yang berada di sekitarnya digenangi dan dipupuk pada
musim yang sesuai.
Pemerintahan Batavia
Pucuk pemerintahan Batavia dan semua pemilikan Kompeni di Asia berada di tangan
dewan Hindia dengan Gubernur Jenderal sebagai pucuk pimpinan mereka. Dewan ini menentukan
segala urusan, hanya wilayah administrasi hukum saja yang tidak di jamah. Semua penunjukan
dan promosi dilakukan oleh dewan Hindia, tidak terkecuali posisi gubernur jenderal. Selalu ada 2
sekretaris pemerintahan yang akan menyalin setiap dalil atau keputusan yang telah dibahas di
dalam dewan dan akan diserahkan kepada gubernur jenderal saat pembahasan selesai. Layanan
hukum bagi para pegawai Kompeni dilakukan oeh sebuah dewan yaitu dewan hukum. Hukuman-
hukuman yang diterapkan di Batavia sangat kejam, terutama jika hukuman yang dijatuhkan kepada
pribumi Hindia. Ada beberapa mahkamah atau lembaga sebagai pengawas tanggul atau pintu air,
kebangkrutan, mahkamah penuntutan umum, sebuah lembaga pengawas perkawinan dan lain
sebagainya.
Kondisi Penduduk Batavia
Bangsa Eropa yang hidup di Batavia, baik itu bangsa Belanda atau yang berasal dari negara
lain dan dimanapun mereka ditempatkan, hampir memiliki tingkah laku yang sama. Kebanyakan
dari mereka duduk di depan pintu rumah mereka masing-masing. Tidak ada perempuan yang hadir
dalam perkumpulan ini, mereka mempunyai kelompok mereka sendiri. Para lelaki yang telah
menikah tidak begitu peduli dan perhatian terhadap istri mereka. Para gadis umumnya dinikahkan
pada usia 12 atau 13 tahun atau terkadang pada usia yang lebih muda lagi. Karena mereka menikah
dalam usia yang begitu muda, mereka jarang memiliki anak banyak dan telah menjadi perempuan
tua pada usia 30 tahun. Lahan yang rendah dan berawa, semacam yang telah dihamparkan oleh
gelombang-gelombang lautan, dan wilayah-wilayah yang penuh dengan tumbuhan dan semak,
kesemuanya itu sangatlah tidak sehat, dan sering kali bisa memberi akibat fatal bagi para
penduduknya. Semua penyebab penyakit dan kematian ini beradu untuk memicu Batavia menjadi
salah satu wilayah di dunia ini yang paling tidak sehat. Maka tidak aneh jika para penduduk negeri
seperti ini sangat akrab dengan penyakit dan kematian. Obat obat pencegah dikonsumsi bagaikan
makanan kedua dan setiap orang berharap kembalinya musim-musim setiap tahun.

Perdagangan di Batavia
Perdagangan Kompeni diatur oleh direktur jenderal. Beban yang sangat berat ini
diperingan oleh dua orang asisten yang masing-masing adalah pedagang besar dari kastil. Bisnis
mereka terutama terkait dengan pengawasan penempatan semua komoditas yang dibawa ke
Batavia, oleh kapal-kapal mereka, ke gudang-gudang yang mereka miliki dan pengirimannya
kembali, semua pendapatan pada tahapan ini dibuat untuk mereka. Semua komoditas ditempatkan
di gudang-gudang Kompeni yang sebagian terletak di kota Batavia dan sebagian yang lain terletak
di pulau Onrust, di bawah pengawasan para administrator atau penjaga gudang. Kompeni memiliki
sepuluh atau dua belas gudang besar di Onrust, yang biasanya hampir selalu penuh dengan barang
komoditas, lada, tembaga Jepang, salpeter, timah, kayu, dll. Pemerintah dari pulau dan pengarahan
atas perbaikan yang terjadi disini dipercayakan kepada tukang kayu kepala, yang memiliki
manajemen atas semua hal, kecuali yang terkait dengan departemen-departemen administrator
pergudangan.
Bangsa Cina di Batavia
Bangsa China begitu banyak memadati Batavia dan mudah bergolak sehingga pihak
berwenang Belanda selalu berhati-hati dalam memberikan hiburan. Raungan musik
gomgom(gamelan) yang setara dengan suara benturan dari empat atau liam ketel besar, tidak
pernah selama pertunjukan ini. Di sekitar panggung dan sepanjang jalan utama kampung China,
di tengah-tengahnya dibangun banyak sekali rumah judi dan makan, semuanya milik bangsa
China. Salah satu menu kesukaan mereka adalah anjing yang mereka makan dengan segala macam
saus. Terlepas dari panggung hiburan, di jalanan kampung adalah arak-arakan lelaki dengan wajah
bercat atau bertopeng, membawa drum ketel, gamelan, dan tamborin, banyak yang berdandan
sebagai setan yang akan dibawa penuh kemenangan di atas galah-galah dan yang lainnya di
keranjang-keranjang yang dihiasi pita, kertas, lonceng, dll. Alasan mereka mengadakan pesta
terhadap setan ini adalah bahwa Tuhan langit dan bumi karena maha baik, maka tidak perlu
memohon kepadanya dan sebaliknya,setan harus dipestakan dan disenangkan. Batavia
memberikan banyak contoh tentang orang China yang karena kondisi hidup, tidak bisa
melanjutkan usahanya, telah menyerahkan putri-putri mereka kepada orang-orang Eropa sebagai
jaminan bagi sejumlah uang pinjaman modal usaha. Di desa-desa Jawa selalu ada seorang
pimpinan China yang disebut kapten, di kota dua wakilnya adalah seorang letnan. Kaum China
membayar pajak tahunan yang sangat besar atas usaha da perdagangan mereka dan dikumpulkan
kepada pihak Kompeni. Mereka mempunyai adat yang berbahaya menyimpan mayat-mayat di
dalam rumah untuk tujuh hari penuh, walaupun karena iklim panas, mereka akan membusuk dalam
beberapa jam, sebuah kebiasaan yang tidak hanya berbahaya bagi keluarganya secara langsung
namun bagi para tetangga sekitar, rumah orang China yang berkabung, dimana kematian terjadi,
ditandai dengan secarik kain putih yang digantung di pintu.
Kondisi Kerajaan Banten
Kerajaan Banten yang membentuk wilayah Jawa bagian paling barat, kira-kira memiliki
keliling seratus mil Belanda. Banten menjadi sangat terikat dengan Kompeni pada 1680, saat
Kompeni membantu melawan Sultan Agung yang sebelumnya menggulingkan raja. Banten
memiliki populasi terkecil dari semua bagian wilayah Jawa, jumlah keseluruhannya tidak
mencapai lebih dari liam ribu keluarga atau kira-kira tiga puluh jiwa.
Cirebon
Cirebon merupakan sebuah kota kecil atau bisa dikatakan pula sebuah desa besar, ibukota
dari kerajaan yang bernama sama, terbagi antara dua pangeran dari keluarga yang sama, masing-
masing memiliki gelar sultan dan tinggal disana. Di kota ini yang menjadi tanggungan Kompeni
hanyalah residen, sekretaris, pegawai tata buku dan tiga subaltern yang kesemuanya orang Eropa,
sisanya adalah pribumi yang merupakan dua pertga populasi dari China yang memiliki sebuah
kampung yang lumayan besar dan bekeja di bidang eceran dan pertanian. Pemukiman ini bisa
menghasilkan enam puluh piaster per tahun, wilayah ini merdeka dari pemerintahan Jawa dan sang
residen berhubungan secara langsung dengan residensi tinggi.

Anda mungkin juga menyukai