Menyetujui,
di MTS AL-MASRIH BANYUASIN III. Penulis lulus pada tahun 2013, dan
tahun 2018 dengan gelar ahli muda (A, Ma.T) Jurusan Teknologi Pangan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir tepat pada
waktunya. Tugas Akhir ini disusun berdasarkan hasil kegiatan selama pelaksanaan
Samudera, Palembang. Kegiatan ini dilakukan selama kurang lebih 2 bulan, dari
Banyak manfaat yang penulis peroleh dari Kerja Praktek ini. Selain untuk
banyak petunjuk, dan bimbingan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis
1. Ir. S.A. Supriono, M.M, selaku PLT Bupati Banyuasin yang telah
2. Ir. Joko S.S. Hartono, M.T.A, selaku Direktur Politeknik Negeri Lampung.
Banyuasin.
Banyuasin.
5. Carli Junicef Vratama, S.Pi, selaku ketua Program Studi Teknologi Pangan
10. Kepada semua pihak pegawai di PT. Citra Hasil Samudera, Palembang
atas kesempatan dan masukan yang diberikan kepada penulis untuk dapat
11. Kedua orang tua yang telah banyak memberikan dukungan serta bantuan
12. Kepada keluarga Bpk. Erson, Ibu reni , Kak Adi, Mbak Ika, Kak Fikri
serta semua pihak yang telah membantu mengenai fasilitas selama Praktek
Kerja Lapangan.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa penyusuan Tugas Akhir ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, saran serta kritik sangat penulis harapkan guna
DAFTAR ISI
Halaman
LAMPIRAN JUDUL
............................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN
.................................................................................. ii
KATA PENGANTAR
.............................................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP
..................................................................................................
DAFTAR ISI
............................................................................................................. v
vii
DAFTAR GAMBAR
................................................................................................ viii
BAB I. PENDAHULUAN
........................................................................................ 1
.............................................................................. 4
.................................................................... 17
19
17
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Ubur-ubur (Aurlia aurita) ...................................................................................... 4
2.Diagram Alur proses pengemasan .......................................................................... 19
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
berkontribusi dalam pemenuhan gizi masyarakat. Salah satu biota perairan yang
ubur(Aurelia aurita). Potensi ubur-ubur diIndonesia cukup besar karena negara ini
adalah negara maritim, luar perairan laut Indonesia diperkirakan 5,8 juta km²
dengan garis pantai terpanjang didunia yaitu sepanjang 81. 000 km. Untuk
melindungi diri dan menangkap mangsa. Jenis ubur-ubur ini memiliki varietas
yang beraneka warna, mulai dari warna gelap hingga yang bewarna terang (Imre
dalam bentuk polip yang melekat di dasar ataupun yang berenang bebas dalam
banyak air. Bentuk tubuhnya unik sehingga dengan mudah dapat dibedakan dari
menyebabkan rasa gatal pada kulit bila tersentuh. Hal ini disebabkan oleh sel-sel
merupakan salah satu sumberdaya laut yang dapat diekspor, dan di lain pihak
Jepang, Hongkong dan Korea, ubur-ubur telah dikenal sebagai salah satu bahan
makanan bergizi karena mengandung kadar protein yang cukup tinggi. Di India
populernya "Muttai Chori" ditangkap dalam jumlah besar terutama pada bulan
Januari sampai bulan Juni untuk diolah. Jenis-jenis dari marga ini diameter
produk pengemas seperti kaleng (American Can Co), karton (Pulp and Paper Co),
(Tetrapak, Combibloc), gelas, kertas lapis, kertas alumunium dan lain-lain yang
(Bericap), industri sealer meachine dan industri pembuat label dan kode pada
kemasan. Pengemasan merupakan bagian akhir dari suatu proses produksi bahan
pangan. Pengemasan juga merupakan salah satu cara untuk menambah rnasa
simpan dan daya produk pangan. Pengemasan dapat membantu mencegah atau
serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan dan getaran ( Triyanto etal., 2013).
1.2.Tujuan
Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah : Untuk mengetahui proses
pengemasan ubur ubur asin (Aurelia aurita )yangada di PT. Citra Hasil Samudera,
1.3 Manfaat
Tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Ilmu
baik dan benar sesuai dengan ketetapan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan
diperusahaan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Animalia
Pilum : Cnidaria
Class : Scyphozoa
Ordo : decapoda
Family : Aureliae
Genus : Aurelia
baik dalam bentuk polip yang melekat di dasar ataupun yang berenang bebas
dibedakan dari jenis koelenterata lainnya. Ubur-ubur ini dikenal sebagai binatang
dapat menyebabkan rasa gatal pada kulit bila tersentuh. Hal ini disebabkan oleh
perikanan, pengolahan binatang laut non ikan sudah banyak digalakkan. Ubur-
ubur merupakan salah satu sumberdaya laut yang dapat diekspor, dan di lain pihak
Jepang, Hongkong, dan Korea, ubur-ubur telah dikenal sebagai salah satu bahan
makanan bergizi karena mengandung kadar protein yang cukup tinggi. Di India
populernya "Muttai Chori" ditangkap dalam jumlah besar terutama pada bulan
Januari sampai bulan Juni untuk diolah. Jenis-jenis dari marga ini diameter
beragam, dari yang berukuran yang amat kecil hingga yang berukuran raksasa.
Diperkirakan ada sekitar 200 spesies ubur-ubur yang hidup dilautan khususnya
makananyang bernilai tinggi, dengan rasa yang enak dan tidak berbau anyir
(Syukur, 1996).
payung dan lengan atau kaki-kaki yang menggantung bebas. Tekstur tubuh seperti
gelatin dan mengandung banyak air. Bentuk payung bervariasi, ada yang seperti
lonceng atau genta, seperti kubah, terompet atau juga seperti kubus, dan bentuk-
bentuk ini dapat di bagi menjadi empat bagian yang sama atau tetramerus simetri.
payung sebelah luar atau sebagai atap disebut exumbrella, sebaliknya sebelah
suatu bentuk lekukan-lekukan kecil seperti kurva, disebut lappet, yang disokong
oleh tentakel dan badan-badan saraf. Dari bagian tengah subumbrella muncul
suatu bagian tubuh yang posisinya menggantung, pendek dan berbentuk saluran
amino, asam lemak, vitamin dan mineral. Selain itu kandungan gizi yang khas
pada ubur–ubur adalah asam amino merupakan senyawa organik yang memiliki
gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya –NH2) gugus karoksil
memberikan sifat asam, sedangkan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam
bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik; cenderung menjadi asam pada
larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam (Murniyati, 2009) menyatakan
pada label; menyeragamkan volume atau berat produk dan membuat tampilan
agar produk tidak tercecer, terutama untuk cairan, pasta atau butiran.
2. Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar
kotoran dan mikroba yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk.
3. Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai
yang berbau tajam, atau produk berbahayaseperti air keras, gas beracun
diperhatikan.
konsumen, misalnya botol untuk tempat air minum dirumah, kaleng susu
untuk tempat gula, kaleng biskuit untuk tempat kerupuk, wadah jam untuk
bungkus tempe.
susu dalam kaleng, kotak kayu untuk buah yang dibungkus, keranjang
B. Kemasan kaku yaitu bahan kemas yang bersifat keras, kaku, tidak tahan
C. Kemasan semi kaku/semi fleksibel yaitu bahan kemas yan memiliki sifat-
sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku. Misalnya botol plastik
lingkungan :
A. Kemasan hermetis (tahan uap dan gas) yaitu kemasan yang secara
sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga selama
masih hermetis wadah ini tidak dapat dilalui oleh bakteri, kapang, ragi dan
debu. Misalnya kaleng, botol gelas yang ditutup secara hermetis. Kemasan
hermetis dapat juga memberikan bau dari wadah itu sendiri, misalnya
misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan
pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan
aktivitas enzim.
C. Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan untuk bahan yang memerlukan
proses pemanasan, pasteurisasi dan sterilisasi. Umumnya terbuat dari
logam dan gelas
2.6.5. Klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai (perakitan) :
A. Wadah siap pakai yaitu bahan kemasan yang siap untuk diisi dengan
bentuk yang telah sempurna. Contoh : botol, wadah kaleng dan
sebagainya.
B. Wadah siap dirakit atau wadah lipatan yaitu kemasan yang masih
lembaran (flat) dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil
ubur. Ember plastik yang digunakan yaitu ember yang bermuat bahan baku yang
plastik olefin dan merupakan polimer dari propilen dengan sifat utama ringan dan
mudah dibentuk, kekuatan tarik lebih mudah dari pada polietilen, tidak mudah
sobek sehingga mudah untuk penanganan dan distribusi, tahan terhadap asam kuat
basah dan minyak seta pada suhu tingi akan berreaksi dengan benzene dan asam
nitrat (syarief etal., 1989 ). Plastik polypropilene(PP) sebagai lapisan primer yang
polietilen, yaitu :
2. tembus pandang dan jernih dalam bentuk film, tapi tidak transparan dalam
3. Lebih kuat dari PE. Pada suhu rendah akan rapuh, dalam bentuk murninya
mudah pecah pada suhu -30 ᵒC sehingga perlu ditambahkan PE atau bahan
4. Lebih kaku dari PE dan tidak mudah sobek sehingga mudah dalam
terhadap gas sedang, dan tidak baik untuk bahan pangan yang mudah
6. Tahan terhadap suhu tinggi sampai dengan 150ᵒC, sehingga dapat dipakai
7. Mempunyai titik lebur yang tinggi, sehingga sulit untuk dibentuk menjadi
kantung dengan sifat kelim panas yang baik.
8. Polipropilen juga tahan lemak, asam kuat dan basa, sehingga baik untuk
kemasan minyak dan sari buah. Pada suhu kamar tidak terpengaruh oleh
9. Pada suhu tinggi PP akan bereaksi dengan benzen, siklen, toluen, terpentin
dibentuk ke berbagai bentuk, apabila terpapar panas dan tekanan. plastik dapat
berbentuk batangan, lembaran, atau blok, bila dalam bentuk produk dapat berupa
material plastik adalah polymer dan zat additive lainnya. polymer tersusun dari
monomer -monomer yang terikat oleh rantai ikatan kimia (waste management
information, 2004).
4 LDPE (Low density Plastik nomor daur ulang empat ini memiliki
Polyethylene) massa jenis rendah dengan tekstur yang lembek
dan lentur. Biasa dipakai pada barang-barang
yang memerlukan fleksibilitas. Plastik ini hampir
tidak dapat dihancurkan. Namun tetap baik
untuk tempat makanan. Contoh plastik nomor
daur ulang empat adalah squeezable bottles
(pada botol mustard, madu)
produk makanan atau minuman berdasarkan sifat dari produk itu sendiri. Sebagai
contohnya, kemasan untuk susu, tentunya berbeda dengan kemasan untuk air
mineral. Karenasusu memiliki umur yang terbatas dan harus terlindung dengan
baik, supaya produk dapat dikonsumsi tanpa rusak atau basi. Lain halnya dengan
air mineral yang memiliki umur lebih panjang dan membutuhkan kemasan yang
tahan terhadap udara atau air, karena apabila tidak terlindung dengan baik, akan
kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukan
Informasi yang diberikan pada saat pemberian label harus sesuai dengan yang
telah ditentukan tidak boleh menyesatkan pada label kemasan khususnya untuk
kemasan makanan dan minuman, sekurang–kurangnya dicantumkan hal –hal
sebagai berikut ( Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang pangan ) yaitu :
(a) nama produk, (b) nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukan
pangan kedalam wilayah indonesia, (c) berat bersih produk, (d) daftar bahan yang
digunakan (e) tanggal, bulan, dan tahun kadaluarsa pada produk (f) keterangan
halal.
adalah nomor pendaftaran, kode produksi serta petunjuk atau cara penggunaan,
petunjuk atau cara penyimpanan, nilai gizi serta tulisan atau pernyataan khusus,
nomor pendaftaran untuk produk dalam negri diberi kode MD, sedangkan produk
luar negri yang diberi kode MI, kode produk meliputi tanggal produksi dan angka
atau huruf lain yang mencirikan batch produksi Petunjuk atau cara penggunaan
cara penyimpanan khusus, misalnya harus di simpan pda suhu ruang, suhu dingin,
dan suhu beku. Nilai gizi diharuskan dicantumkan bagi makanan dengan nilai gizi
yang difortifikasi, makanan diet atau makanan lain yang diterapkan oleh menteri
Sumatera Selatan.
Alat dan bahan yang digunakan untuk pengemasan ubur ubur asin (Aurelia
Tabel 2. Alat – alat yang digunakan pada pengemasan ubur-ubur asin (Aurelia
aurita )
No Alat Fungsi
1 Ember plastik Sebagai kemasan sekunder atau tersier yang
melindungi kemasan setelah kemasan primer
2 Plastik pp Sebagai primer yang bersentuhan langsung
(polypropylene) dengan produk
3 Tali / karet Untuk mengikat kemasan
4 Spidol Untuk membuat kemasan label atau merek
kemasan
5 Cat pilok Untuk membuat kode kemasan
6 Tiner Untuk menghapus label atau kode yang salah
pada kemasan
7 Ubur – ubur asin Produk yang akan dikemas
Sumber :PT CHS (2018)
4.1 Hasil
Pelabelan
Distribusi
4.2. Pembahasan
ringan(densitas 0.9 g/cm3 ). Tembus pandang dan jernih lebih kaku dari PE dan
bonitex dan plastik pp (polypropilene) akan menggunakan tali atau karet dan
pukul yang terbuat dari karet untuk mengikat kemasan plastik pp (polypropilene)
supaya kemasan plastik bisa kuat dan tahan lama saat berada dalam ember bonitex
selatanyaitu alat dan bahan pengemasan yang telah disiapkan seperti ember
bonitex, plastik pp (polypropilene), tali atau karet, timbangan, cat pilok, dan
spidol.
karet, timbangan, cat pilok, dan spidol. Bahan yang digunakan dalam kemasan
ember bonitex yaitu ubur – ubur asin (body merah, kaki, daun, dan jari) yang telah
disiapkan dan alat dan bahan yang digunakan merupakan ketentuan dari
produk agar tidak terjadi perselisihan antara berat yang satu dengan berat yang
lain. Penimbangan dilakukan ketika bahan telah dilakukan penirisan atau tahap
berat yang disebabkan adanya air yang masih mengalir pada saat ditimbang.
berserta ember dengan berat 4 kg dan penimbangan ubur ubur asin dengan berat
Ubur – ubur asin yang sudah di tiriskan sesuai dengan bahan yang akan
jam, penirisan dilakukan bertujuan untuk pada saat penimbangan tidak terjadi
kesalahan. sedangkan pada daun, jari dan kaki tidak dilakukan penirisan karena
tersebut dimasukan kedalam ember yang telah berisi air garam dengan berat 4 kg
termasuk ember, setelah ubur ubur asin tersebut dimasukan dan disusun dengan
rapi agar tidak terjadi kerusakan pada saat smpai dibayer. Pengemasan ubur –
ubur berlapis 2 kali garam pertama bagian tengah (1 kg) dan kedua bagian atasnya
(1 kg) proses penambahan garam dan air garam tersebut supaya mengawetkan dan
karet akan ditulis label diatas tutup ember,tujuan pelabelan adalah sebagai nama
produk, informasi produk dan gambar produk. Label juga dapat menjadi daya
4.2.7 Penyimpanan
paparan langsung sinar matahari dan hujan. Karena sifat ubur-ubur adalah
salahsatu hewan perairan yang rentan terhadap kerusakan oleh sebab itu diberikan
campuran garam selain dapat membuang lendir juga bisa mengawetkan produk
sampai kebayer dengan adanya kualitas kadar garam 25%. meskipun kemasan
yang digunakan cukup tebal namun tetap tembus kedalam sehingga jika produk
sampai 6 bulan.
BAB V. KESIMPULAN
yang memiliki ciri – ciri transparan, mudah dibentuk, ringan tembus pandang dan
jernih, lebih kaku dari PE dan tidak mudah sobek sehingga mudah dalam
penanganan dan distribusi, daya tembus ( permeabilitasnya ) tahap uap air rendah,
permeabilitas terhadap gas sedang dan tidak baik untuk bahan pangan yang
mudah rusak oleh oksigen. Pengemasan merupakan suatu wadah atau tempat
untuk mengemas suatu bahan yaang dapat mencegah atau mengurangi kerusakan,
melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik
kemasan ember yaitu, body merah,kaki ubur-ubur, daun ubur-ubur, jari ubur-
Nugraha, M.F., A. Wahyudi, dan I. Gunardi. 2013. Pembuatan Fuel dari Liquid
hasil Pilorisis Plastik Polipropilen Melalui Proses Reforming dengan
Katalis NiO/Γ-Al2O3.Jurnal Teknik Pomits, 2(2) : 299-302.
Distribusi