Anda di halaman 1dari 9

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Talas (Colocasia esculenta) merupakan tanaman pangan yang termasuk jenis herba
menahun. Tanaman ini berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Talas memiliki berbagai nama umum di seluruh dunia, yaitu Taro, Old cocoyam,Abalong,
Taioba, Arvi, Talas, Satoimo, Tayoba, dan Yu-tao. Di beberapa daerah di Indonesia, talas
dikonsumsi sebagai makanan pokok dan makanan tambahan. Hal ini wajar untuk dilakukan
mengingat umbi talas memiliki banyak sekali manfaat, yaitu: sumber energi, baik untuk
pencernaan, kesehatan jantung, meningkatkan sistem imun tubuh, mengatasi kelelahan , serta
solusi untuk berbagai penyakit seperti kanker, diabetes, dan masalah kolesterol. Selain itu,
sebagai pahan pangan, talas juga memiliki sejumlah kelebihan, antara lain patinya mudah
dicerna dan tidak menimbulkan alergi , sehingga cocok dikonsumsi anak kecil dan bayi.

Diprovinsi Riau, pusat budidaya talas sendiri berada di Kecamatan Sinaboi, kabupaten
Rokan Hilir. Budidaya ini sangat menjanjikan bagi perekonomian rakyat setempat.
Karenanya PKM yang menggunakan talas sebagai bahan baku utama ini diharapkan tidak
hanya mendatangkan laba bagi wirausaha, tetapi juga bagi para petani talas.

Selanjutnya, dalam produk “SMOKING”, keberadaan pandan wangi menjadi nilai


tambah akan khasiat minuman ini. Seperti yang telah diketahui oleh khalayak ramai, pandan
wangi memiliki banyak sekali manfaat untuk menjaga kesehatan manusia, beberapa
diantaranya yaitu: menurunkan tekanan darah tinggi, menambah nafsu makan, mengatasi
rematik, mengatasi insomnia, menurunkan demam, mencegah kanker, dan banyak lagi
manfaat yang dapat menambah panjang daftar kegunaan dari daun pandan . Apalagi,
karasteritik tanaman ini yang bersahabat dengan alam Indonesia, membuat pandan wangi
dengan mudah dijumpai dimana saja.

Setelah mengetahui manfaat talas dan pandan yang sangat besar, ditambah dengan bahan
baku yang mudah didapat, akhirnya terbentuklah sebuah inovasi untuk membuat produk
olahan minuman yang berasal dari bahan baku Talas, yang disebut minuman smoothie talas
pandan wangi yang mana minuman smoothie ini, berbeda dengan minuman lainnya yang ada
di pasaran karena, selain memiliki tekstur yang lembut minuman ini juga tergolong sehat dan
memiliki kandungan gizi yang sangat banyak.

Selain itu, kelebihan produk kami adalah menginovasikan talas kedalam bentuk
minuman, yang mana hal ini berbeda dengan produk talas lain dipasaran yang masih banyak
dalam bentuk makanan seperti keripik dan cake. Sehingga diharapkan dengan adanya produk
ini, potensi talas untuk menjadi komoditas unggulan semakin meningkat, baik untuk umbi-
umbian segarnya dan yang terutama “”.

1.2 Rumusan Masalah

Setelah mempertimbangkan latar belakang dan realita yang ada, maka permasalahan yang
muncul yaitu bagaimana menciptakan suatu alternatif minuman yang diproduksi dengan cara
modern dan dengan harga yang murah namun tetap dapat mencukupi kebutuhan gizi,
terutama untuk generasi muda.

Selanjutnya, permasalahan yang timbul yaitu bagaimana strategi marketing yang harus
dilakukan untuk menciptakan produk yang sesuai dengan yang dicanangkan. Dimulai dari
bagaimana cara pengolahan barang mentahnya serta bahan pelengkap guna menyempurnakan
produk, bagaimana menyesuaikan harga dengan kemampuan ekonomi mahasiswa secara
umum, bagaimana memilih lokasi dengan kecenderungan minat generasi muda, serta cara
mempromosikan agar sesuai dengan target pasar. Keunggulan dari produk ini yaitu pemilihan
cara pengemasan produk serta bagaimana cara memberikan mindset kepada konsumen bahwa
produk ini bermanfaat untuk dibeli.

1.3 Tujuan

Tujuan dari kegiatan PKM-K tentang usaha pembuatan minuman ini adalah:

1. Meningkatkan pemanfaatan dari tanaman talas.


2. Memperkenalkan serta menjual minuman sehat dan inovatif dikalangan masyarakat.
3. Menjadi salah satu alternatif peluang usaha sehingga akan terciptanya peluang usaha
baru

1.4 Luaran yang Diharapkan

Luaran yang diharapkan dari program kewirausahaan ini yaitu membuat kelompok
wirausahawan muda yang bergelut dibidang pengolahan minuman secara modern dan
kreatif yaitu “”, sebagai bentuk produk minuman sehat yang berbahan baku talas. Selain
itu, inovasi minuman ini diharapkan dapat memberikan pilihan produk minuman baru
yang memanfaatkan sumber daya lokal kepada konsumen . Apalagi dengan popularitas
talas yang masih dirasa kurang, sehingga dengan inovasi produk ini diharapkan konsumen
penggemar tanaman yang memiliki banyak khasiat ini meningkat, yang akhirnya juga
akan meningkatkan kesejahteraan petani talas.

1.5 Kegunaan

Setelah prtoduk minuman ini dapat dipasarkan di masyarakat diharapkan ada beberapa
manfaat yang dapat dirasakan antara lain :

a. Aspek Kesehatan
Smoothie ini diharapkan dapat menjadi cemilan yang tinggi karbohidrat sehingga
masyarakat bisa mengkonsumsi minuman sehat yang berkualitas.
b. Aspek Sosial – Ekonomi
Memberi alternatif minuman yang tidak hanya ekonomis tetapi juga membantu
masyarakat untuk mendapatkan sumber karbohidrat lain melalui produk sehat dan
inovatif.
c. Aspek IPTEKS
Produk ini dikenal dengan minuman yang sehat, berkhasiat serta bebas dari bahan
pengawet. Hal ini karena bahan- bahan yang digunakan adalah bahan alami termasuk
teknologi yang digunakan untuk memastikan produk tetap awet. Adapun teknologi
yang dipakai menggunakan alat yang bernama “ cup sealer” yang berfungsi membuat
kemasan terbebas dari udara sehingga minuman yang ada didalamnya tetap dalam
keadaan bersih dan steril.
d. Pemerintah
Produk minuman ini dapat membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan
karena dapat menjadi sumber penghasilan yang relatif besar.
e. Mahasiswa
Membantu mahasiswa dalam menumbuhkan dan mengembangkan jiwa kemandirian,
sehingga dapat menjadi pembelajaran serta pengalaman yang sangat berguna bagi
mahasiswa sebagai peluang memasuki dunia kerja setelah menyelesaikan studi di
perguruan tinggi. Selain itu, sebagai agent of change, mahasiswa diharapkan mampu
untuk menciptakan solusi- solusi kreatif dalam upaya kesejahteraan masyarakat
melalui bidang kewirausaahan.
f. Perguruan Tinggi
Membantu serta mendukung Universitas Riau menuju Entreprenurial University
melalui upaya kreatif dalam berbagai bidang.

BAB II. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Gambaran Rencana Usaha

Gambaran umum produk

Keladi merupkan tumbuhan yang sudah lumrah di masyarakat Indonesia. Keladi


merupakan salah satu tumbuhan yang dapat dijadikan beberapa olahan makanan salah
satunya adalah keripik,dimana keripik merupakan sebuah camilan yang sudah lama menadi
camilan favorit di Indonesia. Selain itu, produk ini juga didukung oleh pasokan bahan baku
yang memadai serta harga yang relative murah dan dapat dijangkau oleh berbagai kalangan
masyarakat. Oleh sebab itu dalam proses produksinya tidak begitu banyak hambatan yang
akan di hadapi.

Adapun perbandingan kandungan antara keladi dan singkong dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:

Komponen Keladi singkong


Protein 1.9 gr 1.2 gr
Karbohidrat 23.7.gr 34.7 gr
Kalsium 28 mg 33 mg
Vitamin A 3.0 0
Vitamin C 4.0 mg 30 mg
Air 73 gr 65 gr
Kalori 98 kal 146 kkal
Fosfor 61 mg 40 mg
Zat besi 1 mg 0.7 mg
Lemak 0.2 gr 0.3 gr
Sumber:Direktorat gizi,Depkes RI 1981

2.2 Peluang Usaha

Produk kripik merupakan sebuah camilan yang disukai oleh masyarakat


Indonesia,oleh karena itu kripik ini merupakan produk yang sangat cocok untuk dijajakan di
Universitas Riau ini.Produk ini merupakan produk inovasi baru yang ada di
masyarakat,sehingga suara ini diharapkan mampu memiliki prospek yang bagus kedepannya

Berikut ini beberapa SWOT

Faktor SWOT Keterangan


Kekuatan(strength)  Rendah kolesterol
 Inovasi produk baru
 Kesukaan pada produk
Kelemahan(weakness)  kemungkinan kemasan yang kurang menarik
 Merupakan produk baru yang belum terkenal
Peluang(opportunity)  Belum ada produk camilan yang sehat
 Harga terjangkau
Ancaman(Threath)  Produk yang lebih dikenal
 Perubahan selera masyarakat

2.3 Target konsumen

Target penjualan krikil(kripik keladi ijo langsat) di Universitas Riau di perkirakan


dengan adanya kantin yang berumlah 8 ditambah kopmart seingga total berjumlah 9. Dengan
lokasi yang berbeda yakni Fakultas pertanian memiliki 1 kantin, fakultas perikanan 2 kantin,
fisipol 1 kantin, fkip 2 kantin, fakultas teknik 1 kantin dan fakultas ekonomi 1 kantin serta
kopmart.Jika setiap masing masng kantin hanya menjual camilan konvensional dengan harga
yang relatif mahal,maka krikil menjadi produk dengan harga yang terjangkau dan rendah
kolestrol,maka ini bisa menjadi suatu inovasi baru dalam bidang kewirausahaan

Hal ini mengarah Selling point yang di usulkan Mahasiswa Universitas Riau sebagai
target konsumen. Jika mahasiswa 10.000 orang, dosen 200 orang, jika rata-rata pengunjung
kantin yang tersebar di Universitas Riau 250 orang maka diperoleh pada 50% konsumen dari
kantin yang tersebar di Universitas Riau, maka potensi konsumen adalah 100
konsumen/harinya.

2.4 Kapasitas produk


Kapasitas produk krikil akan diperkirakan dari 100 pengunjung diperkirakan aka nada
4 pengungung yang membeli kerikil per hari,jika rata-rata 4 bungkus kerikil yang terjual per
harinya maka produk yang terjual per minggu sebanyak 24 bungkus dengan estimasi produk
yang tidak terjual 1bungkus

2.5 kelayakan

Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu usaha layak atau
tidak didirikan. Beberapa cara yang paling sering digunakan untuk menganalisis kelayakan
suatu usaha adalah dengan cara menghitung perkiraan laba rugi dan R/C Ratio. Perkiraan laba
rugi dihitung berdasarkan pendapatan perbulan di kurangi biaya tetap dan biaya variabel
perbulan. Sedangkan R/C Ratio, merupakan perbandingan antara seluruh
pendapatan/pemasukan dengan biaya produksi. Usaha dikatakan layak apabila R/C Ratio
lebih dari 1,00 (>1,00).

a. Perkiraan Keuntungan

Dalam sehari perkiraan penjualan 36 bungkus.Harga 1 bungkus Rp 3.000,-berarti


pendapatan perhari Rp 108.000,- dalam satu bulan di perkirakan pendapatan kotor adalah 24
x 108.000=2.592.000,- sedangkan biaya penyusutan alat dalam satu bulan diperkirakan Rp
81.944,-(lihat tabel 5).Biaya modal awal bahan bau sebesar Rp296.5500,-(lihat table
4),sehingga dapat keuntungan seperti kolom dibawah ini

tabel 2 perkiraan laba rugi usaha kerikil

Komponen Rp
A.Pendapatan 2.592.000

B.Biaya

1.Biaya tetap

-penyusutan alat 81.944

-tenaga kerja 300.000

2.Biaya variabel

-bahan baku 1.186.000 1.567.944

C.Keuntungan 1.024.056

Diperkirana keuntungan perbulan

B.R/C RATION
Seluruh pemasukan perbulan(R) Rp 2.592.000,- dan biaya produksi
perbulan(C) Rp 1.186000,- sehingga di peroleh r/c ratio= Rp 2.592.000,-/ 1.186000,-
=2,18.Dengan R/C ratio 2,18 lebih besar dari 1 maka usaha ini layak untuk dijalankan

2.6 Rencana pencapaian

Perencanaan menajemen yang digunakan adalah general partnersip yaitu semua


anggota ikut secara aktif mengoperasikan bisnis serta bersama-sama bertanggung jawab,
termasuk tanggung jawab yang tak terbatas terhadap hutang-hutang bisnis. Namun dalam
pelaksanaan teknis ada pembagian tugas masing-masing sesuai kesepakatan bersama.Selain
itu akan diadakan kerjasama dengan beberapa petani keladi untuk memasok bahan baku
sehingga menambah jumlah produksi

2.7 Rencana tempat usaha

Lokasi sering kali menjadi faktor yang mendorong keberhasilan usaha,oleh karena itu
pemasaran harus sesuai dengan target yang dipasarkan.Kerikil dibuat dengan target orang
orang di Universitas Riau seperti mahasiswa dan dosen ,untuk itu usaha akan
diperdagangkan di sekitar Universitas Riau

2.8 Strategi promosi

Strategi pemasaran yakni dengan mempromosikan produk melewati media-media


sosial yang ada.

BAB III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Tahapan Produksi

Tahapan produksi ini meliputi tahapan pembuatan keripik keladi keladi ijo langsat.
Dimulai dari bagaimana cara memilih keladi yang baik, proses perebusan untuk
menghilangkan getah, penggorengan, sampai dengan pengemasan.

A. Pemilihan Keladi
Pada hal ini, pilihlah keladi yang kering dan banyak bintik hitamnya. Keladi yang
sudah matang, warna agak keabu- abuan pada dagingnya bisa menjadi salah satu
tanda bahwa keladi tersebut sudah matang. Ciri lain keladi baik dan matang adalah
saat dicium wangi umbinya terasa, serta saat dimasak tidak akan menimbulkan gatal
dimulut.
B. Proses Untuk Menghilangkan Rasa Gatal
Keladi mengandung zat Kalsium Oksalat yang meninggalkan rasa gatal bila
mengkonsumsinya. Namun, rasa gatal ini tidaklah berbahaya bagi manusia. Adapun
cara untuk menghilangkan rasa gatal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kupas umbi keladi dari kulit luarnya. Jangan potong batang keladi saat mengupas
agar terhindar dari rasa gatal.
2. Cuci bersih keladi 5 hingga 10 menit, dianjurkan dengan menggunakan air yang
mengalir.
3.Letakkan keladi dalam suatu wadah dan lumuri dengan garam untuk mengikat zat
Kalsium Oksalat. Diamkan selama kurang lebih 20 menit.
4. Terakhir, Cuci kembali keladi sebelum diolah menjadi keripik

C. Proses Pembuatan
1. Pembuatan Bumbu Halus
 Giling cabe hijau, bawang merah, bawang putih, garam bersama- sama kemudian
digoreng.
2. Pembuatan Keripik
 Setelah proses untuk menghilangkan rasa gatal pada keladi selesai, sembari tetap
direndam ,yang perlu dilakukan selanjutnya ialah mengiris tipis- tipis keladi tersebut
dengan menggunakan alat potong khusus keripik.
 Kemudian keladi yang sudah dipotong tersebut digoreng dan ditiriskan pada mesin
spinner pengering, hal ini untuk mengurangi kadar minyak pada keripik, serta
membuat keripik lebih renyah dan awet.
 Setelahnya keripik dicampur dengan bumbu halus, penyedap dan pewarna makanan
 Selanjutnya keripik dikemas kedalam plastik
D. Tahapan Pemasaran

Yang termasuk dalam tahapan ini yaitu kegiatan yang meliputi promosi, penjualan, serta
bagaimana memanajemen usaha yang berjalan guna menjaga keberlangsungan usaha ini baik
melalui kegiatan promosi maupun kegiatan penjualan itu sendiri.

3.2 Tahapan Pasca Produksi

3.2.1 Tahap Pelaporan

Tahapan akhir yang dilakukan adalah kegiatan pelaporan yang berada pada tahap pasca
produksi. Tahap ini ditujukan untuk mengetahui rangkaian kegiatan usaha dan keuntungan
yang didapat, sehingga diperoleh data yang akurat sebagai bahan evaluasi.
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Bahan habis pakai

NAMA Satuan Jumlah harga@ Total


Keladi Kg 15 5.000 75.000
Cabe hijau Kg 0.5 45.000 22.500
Bawang kg 0.5 30.000 15.000
merah
Bawang putih Kg 0.25 25.000 6.500
Penyedap Bungkus 7 1.000 7.000
Minyak Bungkus 3 15.000 45.000
makan
Pewarna Botol 15 3.000 45.000
makanan
Gas T Isi ulang 2 23.000 46.000
Garam o Bungkus 5 3.000 15.000
t
Plastik Set 2 14.500 29.000
a
l 296500

4.2 Biaya Peralatan Penunjang

Nama Satuan Jumlah harga@ Total penyusutan


Blender Buah 2 100.000 200.000 4167
Baskom buah 1 20.000 20.000 5555
Kompor Buah 1 500.000 500.000 8.333
Lap Buah 5 5.000 25.000 1.041
Listrik Isi 1 100.000 100.000 0
Kursi Buah 4 70.000 280.000 5.830
Pisau Set 1 100.000 100.000 1.670
Parutan Buah 5 60.000 300.000 5.000
Penyaring Buah 4 4.5000 180.000 5.000
Rak Buah 9 145.000 1.315.000 18.260
Spatula/sudip Buah 4 30.000 120.000 3.333
Sewa tempat Tempat 1 100.000 100.000 0
Spinner Buah 1 3.500.000 4.000.000 5.555
Tempat sampah Buah 2 21.000 42.000 1.750
Tisu Pack 2 33.000 66.000 0
Telenan Buah 2 15.000 30.000 1.250
Timbangan Buah 1 60.000 60.000 1.200
digital
Wajan Buah 2 150.000 300.000 5.000
Transportasi Jumlah
Transportasi persiapan produksi 500000
Transportasi pemasaran 400000
Total 900000

Biaya lain-lain Jumlah


Dokumentasi 550000
Promosi 400000
Total 950000

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai