Anda di halaman 1dari 5

FARINGITIS

No. Dokumen : SOP/PGS/VII/UMUM-


11
No. Revisi :00
SOP Tanggal Terbit :14 Februari 2018
Halaman :1/5

PUSKESMAS
KELURAHAN drg. Sofia Agustina
NIP.1959808181993022001
PEGANGSAAN

1. 1. Pengertian Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang disebabkan oleh


virus (40-60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Anak-
anak dan orang dewasa umumnya mengalami 3-5 kali infeksi virus pada
saluran pernafasan atas termasuk faringitis setiap tahunnya.
2. 2. Tujuan Prosedur ini sebagai acuan dalam tatalaksana Faringitis Akut di
Lingkungan Puskesmas Kelurahan Pegangsaan
3. 3. Kebijakan  SK Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Nomor 1665 Tahun 2017 tentang Pendelegasian Kewenangan Kepala
Pusat Kesehatan Masyarakat Kelurahan
 SK Kepala Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Nomor 77 Tahun 2018
tentang Pelayanan Klinis
4. 4. Referensi Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer
5. Prosedur / 1. Persiapan Alat & Bahan :
Langkah -
a. Senter atau penlight
Langkah
b. Spatula lidah
c. Stetoskop
d. Termometer
e. Rekam medis
f. Alat tulis

2. Petugas yang melaksanakan :


a. Dokter
b. Perawat

3. Langkah – langkah :
a. Perawat memanggil pasien sesuai nomor urut.
b. Perawat melakukan kajian awal pasien yaitu anamnesa awal,
pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu,
pernapasan), dan antropometri.
c. Perawat menyerahkan rekam medis pasien ke meja dokter.
d. Dokter memanggil pasien masuk ke dalam ruangan pemeriksaan.
e. Dokter melakukan anamnesa terarah dengan menanyakan
keluhan seperti ada tidaknya demam, kapan demam mulai timbul,
sakit kepala, nyeri sendi/otot, sifat batuk dan pilek, ada tidak
sumbatan hidung, ada tidak dahak, warna dahak dan ingus, ada
tidaknya nyeri tenggorokan, serta apakah mulut berbau. Selain itu,
ditanyakan pula riwayat pengobatan selama terjadi keluhan, dan
apabila curiga faringitis gonorea atau luetika, tanyakan riwayat
hubungan seksual.
f. Dokter melakukan pemeriksaan fisik yang teliti untuk menentukan
penyebab penyakit dan kemungkinan adanya penyakit lain yang
menyertainya antara lain: ada tidaknya demam, ada tidaknya
pembengkakan konka hidung, ada tidaknya hiperemia faring dan
tonsil, tonsil hipertrofi tidak, bagaimana bentuk dinding faring
adakah eksudat atau plak putih di orofaring, adakah granuloma
perkejuan pada mukosa faring, adakah ulkus yang tidak nyeri atau
guma pada tonsil dan faring, dan apakah terdapat pembesaran
kelenjar getah bening.
g. Apabila diperlukan dokter dapat melakukan pemeriksaan
penunjang seperti pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan KOH
untuk jamur, pewarnaan gram untuk bakteri, dan radiologi (toraks
dan sinus).
h. Dokter menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan penunjang (bila ada).
i. Dokter merencanakan terapi faringitis, yang meliputi anjuran
istirahat cukup, minum air putih yang cukup, berkumur dengan air
hangat atau obat kumur antiseptik untuk menjaga kebersihan
mulut, menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi
makanan bergizi dan olahraga teratur, berhenti merokok dan
berhenti minum alkohol serta hindari makanan yang mengiritasi

Judul SOP : FARINGITIS Hal2|5


No. Dokumen : SOP/PGS/VII/UMUM-11
Revisi : 00
Tanggal Terbit : 14 Februari 2018
tenggorok atau asam lambung; dan memberikan terapi sistemik
berupa :
a) Untuk infeksi virus diberikan Metisoprinol (isoprinosine) 60-
100mg/kgBB dibagi 4-6x/hari untuk dewasa, untuk anak
50mg/kgBB dibagi 4-6x/hari
b) Untuk faringitis bakterial yang diduga akibat infeksi
Streptokokus beta hemolitikus grup A, dapat diberikan
Amoksisilin 50mg/kgBB dosis dibagi 3x/hari selama 10 hari
untuk anak dan untuk dewasa 3 x 500mg selama 6-10 hari,
atau Eritromisin 4 x 500mg/hari
c) Pada faringitis gonorea, diberikan sefalosporin generasi ke
3 seperti ceftriaxon 2gr IV/IM single dose
d) Pada faringitis fungal diberikan Nystatin 100.000-400.000
IU 2x sehari
e) Untuk faringitis kronik dirujuk ke Rumah Sakit
j. Dokter menyarankan kapan pasien harus kembali kontrol ke
Puskesmas.
k. Dokter mencatat seluruh hasil pemeriksaan, diagnosa, dan terapi
dengan lengkap di rekam medis pasien.
6. Bagan Alir

Perawat memanggil pasien sesuai nomor urut dan


melakukan kajian awal pasien: anamnesa,
pemeriksaan TTV, dan antropometri; lalu
menyerahkan rekam medis ke meja dokter

Dokter memanggil pasien ke dalam ruangan

Dokter melakukan anamnesa terarah dengan menanyakan


keluhan sesuai dengan gejala Faringitis

Judul SOP : FARINGITIS Hal3|5


No. Dokumen : SOP/PGS/VII/UMUM-11
Revisi : 00
Tanggal Terbit : 14 Februari 2018
A

Dokter melakukan pemeriksaan fisik

Dokter melakukan pemeriksaan penunjang, jika


diperlukan: pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan
KOH untuk jamur, pewarnaan gram untuk bakteri, dan
radiologi (toraks dan sinus)

Dokter menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis,


pemeriksaan fisik dan penunjang (bila ada)

Dokter memberikan terapi: edukasi dan terapi sistemik

Dokter menyarankan kapan pasien harus kontrol ke


Puskesmas

Dokter mencatat seluruh hasil pemeriksaan,


diagnosa, dan terapi di rekam medis pasien

7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait 1. Ruangan Pemeriksaan Umum

9. Dokumen 1. Rekam Medis


Terkait

Judul SOP : FARINGITIS Hal4|5


No. Dokumen : SOP/PGS/VII/UMUM-11
Revisi : 00
Tanggal Terbit : 14 Februari 2018
10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
historis
perubahan diberlakukan
- - - -

Judul SOP : FARINGITIS Hal5|5


No. Dokumen : SOP/PGS/VII/UMUM-11
Revisi : 00
Tanggal Terbit : 14 Februari 2018

Anda mungkin juga menyukai