Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Skin graft merupakan suatu tindakan pembedahan dimana dilakukan pemindahan sebagian atau
seluruh tebalnya kulit dari suatu daerah asal (donor) tanpa disertai vaskularisasinya kedaerah
lainnya (resipien) untuk menutupi suatu defek. Pada umumnya skin graft digunakan ketika metode
tindakan bedah rekonstruksi lainnya tidak sesuai atau penyembuhan luka tidak menunjukkan
keberhasilan. Skin graft biasanya digunakan pada kasus-kasus seperti luka yang luas, luka bakar
derajat tiga, luka yang tidak menunjukkan penyembuhan seperti ulkus diabetik, ulkus pembuluh
darah, yang berfungsi untuk mencegah kehilangan cairan, mencegah infeksi, mencegah perluasan
lebih lanjut dari luka tersebut.(1,2,3)
Secara umum dapat dikatakan bahwa setiap luka yang tidak dapat ditutup primer
mempunyai indikasi untuk dilakukan skin graft. Jaringan yang dapat ditutup dengan skin graft
adalah semua jaringan terbuka yang memiliki permukaan luka dengan vaskularisasi yang cukup
seperti otot, fasia, dermis, perikondrium, periosteum, peritoneum, pleura dan jaringan granulasi.
Luka yang kurang suplai pembuluh darah sulit untuk dapat menghidupi skin graft, misalnya
tulang,tulang rawan, tendon, saraf, maka tidak dapat dilakukan teknik skin graft. Atau daerah yang
seharusnya dilakukan skin graft tetapi karena mengalami trauma berat menyebabkan vaskularisasi
daerah tersebut menjadi berkurang sehingga tidak baik untuk dilakukan skin graft. (4)
Teknik skin graft pertama kali diperkenalkan sekitar 2500-3000 tahun yang lalu oleh kasta
hindu Tilemaker, dimana skin graft digunakan untuk merekonstruksi hidung setelah suatu tindakan
amputasi sebagai hukuman pengadilan (Hauben,1982), penggunaan modern selanjutnya yaitu
Reverdin pada tahun 1869 melakukan eksisi kulit kecil dan tipis yang diletakkan pada jaringan
granulasi. Kemudian Olliver dan Thiersch mengembangkan teknik split-thickness graft pada tahun
1872 dan 1886 dan Wolfe dan Krause menggunakan teknik full- thickness graft pada tahun 1875
dan 1893. (1,5)
Skin graft pada umumnya menggunakan kulit dan individu yang sama sebagai upaya untuk
meningkatkan keberhasilan tindakan. Kulit yang digunakan dapat digunakan dari bagian tubuh
mana saja, namun lazimnya dari daerah paha, pantat, punggung, atau perut. Keberhasilan skin graft
juga ditentukan oleh perawatan pre operatif dan post operatif dari tindakan skin graft. (5,6)

Anda mungkin juga menyukai