Anda di halaman 1dari 16

Nama Anggota:

I Kadek Teo Prayoga Kartika 1504505086


Ketut Wahyu Ariprasasmita 1504505088
Devtian Dicky D 1504505089
Aris Satia 1504505090
Putu Tantri Fajarini 1504505101

MODEL PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK


Proses Pengembangan Perangkat Lunak (Software Development Process)
adalah suatu penerapan struktur pada pengembangan suatu Perangkat Lunak
(Software), yang bertujuan untuk mengembangkan sistem dan memberikan
panduan untuk menyukseskan proyek pengembangan sistem melalui tahapan-
tahapan tertentu. Dalam prosesnya, terdapat beberapa paradigma model
pengembangan sistem perangkat lunak, diantaranya :
Tabel Model Pengembangan Perangkat Lunak
No. Nama Model
1. Model Sekuensial Linier atau Waterfall Development Model
2. Model Prototype
3. Model Rapid Application Development (RAD)
4. Model Evolutionary Development / Evolutionary Software Process
Models
5. Model Fourth Generation Techniques (4GT)
6. Component Assembly Model

Tabel diatas merupakan macam-macam model dalam proses pengembangan


perangkat lunak untuk lebih jelasnya penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:
1. Model Sekuensial Linier atau Waterfall Development Model
Model Sekuensial Linier atau sering disebut Model Pengembangan Air
Terjun, merupakan paradigma model pengembangan perangkat lunak paling tua,
dan paling banyak dipakai. Model ini mengusulkan sebuah pendekatan
perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekunsial yang dimulai pada
tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh tahapan analisis, desain , kode,
pengujian, dan pemeliharaan.
Gambar Model Waterfall

Berikut Merupakan Tahapan – tahapan Pengembangan Model Sekuensial


Linear / Waterfall Development Model :
a. Rekayasa dan pemodelan sistem/informasi
Langkah pertama dimulai dengan membangun keseluruhan elemen sistem
dan memilah bagian-bagian mana yang akan dijadikan bahan pengembangan
perangkat lunak, dengan memperhatikan hubungannya dengan Hardware, User,
dan Database.
b. Analisis kebutuhan perangkat lunak
Pada proses ini, dilakukan penganalisaan dan pengumpulan kebutuhan
sistem yang meliputi Domain informasi, fungsi yang dibutuhkan unjuk
kerja/performansi dan antarmuka. Hasil penganalisaan dan pengumpulan tersebut
didokumentasikan dan diperlihatkan kembali kepada pelanggan.
c. Desain
Pada proses Desain, dilakukan penerjemahan syarat kebutuhan sebuah
perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuatnya proses
pengkodean (coding). Proses ini berfokus pada struktur data, arsitektur perangkat
lunak, representasi interface, dan detail algoritma prosedural.
d. Pengkodean
Pengkodean merupakan proses menterjemahkan perancangan desain ke
bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, dengan menggunakan bahasa
pemrograman.
e. Pengujian
Setelah Proses Pengkodean selesai, dilanjutkan dengan proses pengujian
pada program perangkat lunak, baik Pengujian logika internal, maupun Pengujian
eksternal fungsional untuk memeriksa segala kemungkinan terjadinya kesalahan
dan memeriksa apakah hasil dari pengembangan tersebut sesuai dengan hasil yang
diinginkan.
f. Pemeliharaan
Proses Pemeliharaan merupakan bagian paling akhir dari siklus pengembangan dan
dilakukan setelah perangkat lunak dipergunakan. Kegiatan yang dilakukan pada
proses pemeliharaan antara lain :
a) Corrective Maintenance : yaitu mengoreksi apabila terdapat kesalahan pada
perangkat lunak, yang baru terdeteksi pada saat perangkat lunak
dipergunakan.
b) Adaptive Maintenance : yaitu dilakukannya penyesuaian/perubahan sesuai
dengan lingkungan yang baru, misalnya hardware, periperal, sistem operasi
baru, atau sebagai tuntutan atas perkembangan sistem komputer, misalnya
penambahan driver, dll.
c) Perfective Maintenance : Bila perangkat lunak sukses dipergunakan oleh
pemakai. Pemeliharaan ditujukan untuk menambah kemampuannya seperti
memberikan fungsi-fungsi tambahan, peningkatan kinerja dan sebagainya.

1.1 Contoh Penerapan dari Pengembangan Model Sekuensial Linear /


Waterfall Development Model
Contoh dari penerapan model pengembangan ini adalah pembuatan program
pendaftaran online ke suatu Instansi Pendidikan. Program ini akan sangat
membantu dalam proses pendaftaran, karena dapat meng-efektifkan waktu serta
pendaftar tidak perlu repot-repot langsung mendatangi Instansi Pendidikan.
Teknisnya adalah sebagai berikut :
Tabel Teknis pendaftaran Online

No. Tahap
1. Sistem program untuk pendaftaran dibuat menggunakan bahasa
pemrograman PHP, dengan Sistem Database yang dibuat menggunakan
MySQL, dan diterapkan (diaplikasikan) pada PC (personal computer)
dengan sistem operasi berbasis Microsoft Windows, Linux, dan
sebagainya.
2. Setelah program selesai dibuat dan kemudian dipergunakan oleh user,
programmer akan memelihara serta menambah atau menyesuaikan
program dengan kebutuhan serta kondisi user.

1.2 Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan Model Sekuensial Linear / Waterfall Development Model

No. Kelebihan
1. Tahapan proses pengembangannya tetap (pasti), mudah diaplikasikan, dan
prosesnya teratur
2. Cocok digunakan untuk produk software/program yang sudah jelas
kebutuhannya di awal, sehingga minim kesalahannya
3. Software yang dikembangkan dengan metode ini biasanya menghasilkan
kualitas yang baik
4. Dokumen pengembangan sistem sangat terorganisir, karena setiap fase
harus terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya

Kekurangan Model Sekuensial Linear / Waterfall Development Model

No. Kekurangan
1. Proyek yang sebenarnya jarang mengikuti alur sekuensial seperti diusulkan
2. Terjadinya pembagian proyek menjadi tahap-tahap yang tidak fleksibel,
karena komitmen harus dilakukan pada tahap awal proses
3. Sulit untuk mengalami perubahan kebutuhan yang diinginkan oleh
customer/pelanggan
4. Perubahan ditengah-tengah pengerjaan produk akan membuat bingung tim
pengembang yang sedang membuat produk

2. Model Prototype
Metode Prototype merupakan suatu paradigma baru dalam metode
pengembangan perangkat lunak dimana metode ini tidak hanya sekedar evolusi
dalam dunia pengembangan perangkat lunak, tetapi juga merevolusi metode
pengembangan perangkat lunak yang lama yaitu sistem sekuensial yang biasa
dikenal dengan nama SDLC atau waterfall development model.
Gambar Model Pengembangan Prototype

Dalam Model Prototype, prototype dari perangkat lunak yang dihasilkan


kemudian dipresentasikan kepada pelanggan, dan pelanggan tersebut diberikan
kesempatan untuk memberikan masukan sehingga perangkat lunak yang dihasilkan
nantinya betul-betul sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan.
Perubahan dan presentasi prototype dapat dilakukan berkali-kali sampai
dicapai kesepakatan bentuk dari perangkat lunak yang akan dikembangkan. Teknik
– teknik Prototyping Meliputi :
No. Teknik Prototype
1. Perancangan Model
2. Perancangan Dialog
3. Simulasi

Berikut adalah 4 langkah yang menjadi karakteristik dalam proses


pengembangan pada metode prototype, yaitu :
No. Langkah-Langkah
1. Pemilihan fungsi
2. Penyusunan Sistem Informasi
3. Evaluasi
4. Penggunaan Selanjutnya

Metode ini menyajikan gambaran yang lengkap dari suatu sistem perangkat
lunak, terdiri atas model kertas, model kerja dan program. Pihak pengembang akan
melakukan identifikasi kebutuhan pemakai, menganalisa sistem dan melakukan
studi kelayakan serta studi terhadap kebutuhan pemakai, meliputi model interface,
teknik prosedural dan teknologi yang akan dimanfaatkan.
Berikut adalah Tahapan – tahapan Proses Pengembangan dalam Model Prototype,
yaitu :
No. Nama Tahapan
1. Pengumpulan kebutuhan
2. Membangun prototyping
3. Evaluasi protoptyping
4. Mengkodekan sistem
5. Menguji sistem
6. Evaluasi Sistem
7. Menggunakan sistem

Penjelasan dari tabel diatas mengenai Tahapan- tahapan dalam prototyping adalah
sebagai berikut:
a. Pengumpulan kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh
perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem
yang akan dibuat.
b. Membangun prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang
berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan
format output).
c. Evaluasi protoptyping
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan, apakah prototyping yang sudah
dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan atau belum. Jika sudah sesuai,
maka langkah selanjutnya akan diambil. Namun jika tidak, prototyping direvisi
dengan mengulang langkah-langkah sebelumnya.
d. Mengkodekan sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam
bahasa pemrograman yang sesuai.
e. Menguji sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai,
kemudian dilakukan proses Pengujian. Pengujian ini dilakukan dengan White Box,
Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur, dll.
f. Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah perangkat lunak yang sudah jadi sudah
sesuai dengan yang diharapkan . Jika ya, maka proses akan dilanjutkan ke tahap
selanjutnya, namun jika perangkat lunak yang sudah jadi tidak/belum sesuai dengan
apa yang diharapkan, maka tahapan sebelumnya akan diulang.
g. Menggunakan Sistem
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

2.2 Contoh Penerapan Metode Prototype.


Sebuah rumah sakit ingin membuat aplikasi sistem database untuk
pendataan pasiennya. Seorang atau sekelompok programmer akan melakukan
identifikasi mengenai apa saja yang dibutuhkan oleh pelanggan, dan bagaimana
model kerja program tersebut. Kemudian dilakukan rancangan program yang
diujikan kepada pelanggan. Hasil/penilaian dari pelanggan dievaluasi, dan analisis
kebutuhan pemakai kembali di lakukan.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Prototype


Kelebihan Prototype
No. Kelebihan
1. Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan
2. Mempersingkat waktu pengembangan produk perangkat lunak
3. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan.
4. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan
pelanggan.
Kekurangan Prototype
No. Kekurangan
1. Proses analisis dan perancangan terlalu singkat
2. Biasanya kurang fleksibel dalam mengahadapi perubahan.
3. Walaupun pemakai melihat berbagai perbaikan dari setiap versi prototype,
tetapi pemakai mungkin tidak menyadari bahwa versi tersebut dibuat tanpa
memperhatikan kualitas dan pemeliharaan jangka panjang.
4. Pengembang kadang-kadang membuat kompromi implementasi dengan
menggunakan sistem operasi yang tidak relevan dan algoritma yang tidak
efisien.

3. Model Rapid Application Development (RAD)


Rapid Aplication Development (RAD) adalah sebuah model proses
perkembanganperangkat lunak sekuensial linier yang menekankan siklus
perkembangan yang sangat pendek (kira-kira 60 sampai 90 hari). Model RAD ini
merupakan sebuah adaptasi “kecepatan tinggi” dari model sekuensial linier dimana
perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan konstruksi berbasis
komponen.

Gambar Model Rapid

Berikut adalah Tahapan – tahapan Proses Pengembangan dalam Model


Rapid Application Development (RAD), yaitu :
No. Tahapan
1. Bussiness Modeling
2. Data Modeling
3. Proses Modeling
4. Aplication Generation
5. Testing dan Turnover
Dari Tahapan-tahapan diatas berikut adalah merupakan penjelasan dari
macam-macam tahapan tersebut sebagai berikut:
a. Bussiness Modeling
Fase ini untuk mencari aliran informasi yang dapat menjawab pertanyaan
berikut: Informasi apa yang menegndalikan proses bisnis?, Informasi apa yang
dimunculkan?, Di mana informasi digunakan ?, siapa yang memprosenya ?
Aliran informasi yang didefinisikan sebagai bagian dari fase bussiness
modeling disaring ke dalam serangkaian objek data yang dibutuhkan untuk
menopang bisnis tersebut. Karakteristik (atribut) masing-masing objek
diidentifikasi dan hubungan antar objek-objek tersebut didefinisikan.
b. Proses Modeling
Aliran informasi yang didefinisikan di dalam fase data modeling
ditransformasikan untuk mencapai aliran informasi yang perlu bagi implementasi
sebuah fungsi bisnis. Gambaran pemrosesan diciptakan untuk menambah,
memodifikasi, menghapus, atau mendapatkan kembali sebuah objek data.
c. Aplication Generation
Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga, RAD juga
memakai komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang bisa
dipakai lagi. Ala-alat bantu bisa dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat
lunak.
d. Testing dan Turnover
Karena proses RAD menekankan pada pemakaian kembali, banyak
komponen program telah diuji. Hal ini mengurangi keseluruhan waktu pengujian.
Tetapi komponen baru harus diuji dan semua interface harus dilatih secara penuh.

3.1 Kelebihan dan Kekurangan Model RAD


Kelebihan Model RAD
No. Kelebihan
1. Cocok untuk proyek yang memerlukan waktu yang singkat.
2. Lebih efektif dari Pengembangan Model waterfall/sequential linear dalam
menghasilkan sistem yang memenuhi kebutuhan langsung dari pelanggan.
3. Model RAD mengikuti tahap pengembangan sistem seperti pada
umumnya, tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali
komponen yang ada sehingga pengembang tidak perlu membuatnya dari
awal lagi sehingga waktu pengembangan menjadi lebih singkat dan efisien.
Kekurangan Model RAD
No. Kekurangan
1. RAD tidak cocok digunakan untuk sistem yang mempunyai resiko teknik
yang tinggi.
2. Membutuhkan Tenaga kerja yang banyak untuk menyelesaikan sebuah
proyek dalam skala besar.

4. Model Evolutionary Development / Evolutionary Software Process


Models
Model Evolutionary Development bersifat iteratif (mengandung
perulangan). Hasil prosesnya berupa produk yang makin lama makin lengkap
sampai versi terlengkap dihasilkan sebagai produk akhir dari proses. Model
Evolutionary Development / Evolutionary Software Process terbagi menjadi 2,
yaitu :
a. Model Incremental
Model Incremental merupakan hasil kombinasi elemen-elemen dari model
waterfall yang diaplikasikan secara berulang, atau bisa disebut gabungan dari
Model linear sekuensial (waterfall) dengan Model Prototype. Elemen-elemen
tersebut dikerjakan hingga menghasilkan produk dengan spesifikasi tertentu
kemudian proses dimulai dari awal kembali hingga muncul hasil yang
spesifikasinya lebih lengkap dari sebelumnya dan tentunya memenuhi kebutuhan
pemakai.

Pada proses Pengembangan dengan Model Incremental, perangkat lunak dibagi


menjadi serangkaian increment yang dikembangkan secara bergantian.
a.1 Penerapan Model Incremental
Perangkat lunak pengolah kata yang dikembangkan dengan menggunakan
paradigma pertambahan akan menyampaikan manajemen file, editing, serta fungsi
penghasilan dokumen pada pertambahan pertama, dan selanjutnya. Pertambahan
pertama dapat disebut sebagai produk inti (core product). Dan pada pertambahan
selanjutnya, produk inti akan dikembangkan terus hingga menghasilkan produk jadi
yang siap untuk digunakan/dipasarkan.

a.2 Kelebihan dan Kekurangan Model Incremental


Kelebihan Model Incremental
No. Kelebihan
1. Personil bekerja optimal karena Memaksimalkan pengembalian modal
investasi konsumen.
2. Pihak konsumen dapat langsung menggunakan dahulu bagian-bagian yang
telah selesai dibangun. Contohnya pemasukan data karyawan.

Kelebihan Model Incremental


No. Kekurangan
1. Tidak cocok untuk proyek berukuran besar (lebih dari 200.000 baris
coding).
2. Sulit untuk memetakan kebutuhan pemakai ke dalam rencana spesifikasi
tiap-tiap hasil dari increament.

b. Model Spiral/Boehm
Model ini mengadaptasi dua model perangkat lunak yang ada yaitu model
prototyping dengan pengulangannya dan model waterfall dengan pengendalian dan
sistematikanya. Model ini dikenal dengan sebutan Spiral Boehm. Pengembang
dalam model ini memadukan beberapa model umum tersebut untuk menghasilkan
produk khusus atau untuk menjawab persoalan-persoalan tertentu selama proses
pengerjaan proyek.
Tahap-tahap model ini dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut:
No. Tahap Penjelasan
1 Liason pada tahap ini dibangun komunikasi yang baik dengan
calon pengguna/pemakai.
2 Planning pada tahap ini ditentukan sumber-sumber informasi,
batas waktu dan informasi-informasi yang dapat
menjelaskan proyek.
3 Analisis Risiko mendefinisikan resiko, menentukan apa saja yang
menjadi resiko baik teknis maupun manajemen.
4 Rekayasa pembuatan prototipe.
5 Konstruksi dan dilakukan pembangunan perangkat lunak yang
Pelepasan dimaksud, diuji, diinstal
6 Evaluasi Pelanggan/pemakai/pengguna biasanya memberikan
masukan berdasarkan hasil yang didapat

b.1 Kelebihan dan Kekurangan Model Spiral


Kelebihan Model Spiral
No. Kelebihan
1 sangat mempertimbangkan resiko kemungkinan munculnya kesalahan
2 Baik pengembang maupun pemakai dapat cepat mengetahui letak
kekurangan dan kesalahan dari sistem karena proses-prosesnya dapat
diamati dengan baik

Kekurangan Model Spiral


No. Kekurangan
1 waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan perangkat lunak cukup
panjang
2 sangat tergantung kepada tenaga ahli yang dapat memperkirakan resiko.
5. Component Assembly Model
Menggabungkan berbagai karakteristik dari spiral model. Pembuatan
aplikasi dengan pendekatan model ini dibangun dari komponen-komponen
perangkat lunak yang sudah dipaketkan sebelumnya dengan cakupan aktivitas
sebagai berikut:
No. Komponen
1 Mengidentifikasi calon-calon komponen (kelas objek)
2 Melihat komponen-komponen dalam pustaka
3 Mengekstrak komponen jika ada
4 Membangun komponen jika tidak ada
5 Menyimpan komponen baru pada pustaka
6 Mengkontruksi iterasi ke-n dari sistem

5.1 Kelebihan Dan Kekurangan


Menggunakan program atau komponen yang sudah ada dan menyusunnya
menjadi sebuah program yang lebih kompleks dan berkembang sesuai dengan
kebutuhan user/pengguna sehingga dapat mengefisienkan penggunaan waktu dan
tenaga
Kekurangan model ini adalah seringnya program atau komponen-
komponen terdahulu tidak kompatibel atau sejalan dengan model perakitan
komponen ini sehingga untuk perusahaan berskala kecil akan kesulitan menemukan
komponen yang sesuai untuk dirakit. Kekurangan model ini adalah seringnya
program atau komponen-komponen terdahulu tidak kompatibel atau sejalan dengan
model perakitan komponen ini sehingga untuk perusahaan berskala kecil akan
kesulitan menemukan komponen yang sesuai untuk dirakit.

5.2 Penerapan
Model ini sangat sesuai digunakan oleh perusahaan besar yang sudah
berpengalaman mengembangkan software. Mereka dapat memanfaatkan software-
software yang telah umum dikembangkan sebelumnya menjadi bentuk baru dari
software yang ingin dikomersilkan.
6. Fourth Generation Techniques (4GT)
Menggunakan perangkat bantu yang akan membuat kode sumber secara
otomatis berdasarkan spesifikasi dari pengembang perangkat lunak. Hanya
digunakan untuk mengembangkan perangkat lunak yang menggunakan bentuk
bahasa khusus atau notasi grafik yang diselesaikan dengan syarat yang dimengerti
pemakai. Cakupan aktivitas 4GT:
No. Cakupan
1 Pengumpulan kebutuhan
2 Translasi kebutuhan menjadi prototype operasional, atau langsung
melakukan implementasi secara langsung dengan menggunakan bahasa
generasi keempat (4GL) jika aplikasi relatif kecil
3 Untuk aplikasi yang cukup besar, dibutuhkan strategi perancangan sistem
walaupun 4GL akan digunakan.
4 Pengujian
5 Membuat dokumentasi
6 Melaksanakan seluruh aktivitas untuk mengintegrasikan solusi-solusi yang
membutuhkan paradigma rekayasa perangkat lunak lainnya.

Salah satu keuntungan penggunaan model 4GT adalah pengurangan waktu


dan peningkatan produktivitas secara besar, sementara kekurangannya terletak pada
kesulitan penggunaan perangkat bantu dibandingkan dengan bahasa pemrograman,
dan juga kode sumber yang dihasilkannya tidak efisien.

6.1 Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan dari metode pengembangan perangkat lunak ini diantaranya :
1. Pengurangan waktu dan peningkatan produktivitas secara besar. Karena
4GT menggunakan 4GL yang merupakan Bahasa pemrograman yang
khusus dirancang dengan tujuan tertentu (spesifik), maka untuk
permasalahan yang tertentu dengan 4GL tertentu pula sangat tepat
menggunakan 4GT. Tool yang menggunakan metode pengembangan
perangkat lunak 4GL biasa meng-generate system dari output yang
dihasilkan oleh CASE tools.
Kekurangan metode pengembangan perangkat lunak ini:
1. Penggunaan perangkat bantu (tools) dibandingkan dengan Bahasa
pemrograman, dan juga kode sumber yang dihasilkannya tidak efisien.
7. Mengenal The Concurrent Development Model
The Concurrent Development Model adalah bisa di sebut Concurrent
Engineering merupakan model yang dapat direpresentasikan dengan skema sebagai
series dari kerangka aktifitas, aksi software engineering dan juga tugas dari jadwal.

Pada model ini aktifitas kerja dilakukan secara bersamaan, setiap proses
kerja memiliki beberapa pemicu kerja dari aktifitas. Pemicu dapat berasal dari awal
proses kerja maupun dari pemicu yang lain karena setiap pemicu akan saling
berhubungan. Misalnya proses desain akan berubah atau dihentikan sementara
karena ada perubahan permintaan kebutuhan dari customer.

Metode CDM ini suatu skema model yang mengimplementasikan suatu


proses kerja yang dilakukan cepat namun dikerjakan secara bersama-sama dan tetap
efektif dalam menyelesaikan berbagai penyelesaian masalah sesuai permintaan
customer.

7.1 Penerapan
Concurrent Process Model sering digunakan sebagai paradigma untuk
pengembangan aplikasi Client/Server. Sistem Client/Server terdiri atas satu set
komponen yang fungsional. Ketika diaplikasikan untuk Client/Server, Concurrent
Process Model menggambarkan aktivitas di dua dimensi yaitu dimensi sistem dan
dimensi komponen.

7.2 Kekurangan dan Kelebihan


 Kelebihan: Hasil yang di dapat akan menghasilkan suatu sistem yang sangat
baik karena terdapat perancangan yang terjadi secara besar dan terencana
secara matang.
 Kekurangan: Memungkinkan terjadinya perubahan besar-besaran, maka
akan membuat biaya dan waktu yang diperlukan membengkak.
DAFTAR PUSTAKA

[1.] Prasetyo Nugroho, Eddy, “Rekayasa Perangkat Lunak”, Telkom


Polytechnic Bandung:2009
[2.] Witarto, “Memahami Sistem Informasi”, Penerbit Informatika,
Bandung,2004
[3.] www.google.com/gambar
[4.] www.academia.com/rekayasa_perangkat_lunak/
[5.] www.youtube.com/model+pengembangan+perangkat+lunak

Anda mungkin juga menyukai