Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.

M DENGAN SALAH SATU


ANGGOTA KELUARGA MENGALAMI HIPERTENSI DI RT 01
KELURAHAN LANGENSARI UNGARAN

Oleh :
Ajeng Galuh Ramadhani
070117004

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN
2018
BAB I
KONSEP TEORI

A. Keperawatan Kesehatan Keluarga


1. Defenisi keluarga
a. Menurut Depkes. RI
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ke tergantungan.
b. Menurut S .G . Bailon dan Aracelis Maglaya 1989
Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yangtergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan
mereka hidup bersama dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain dan di dalam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan ( Nasrul Effendi ,1998 : 33 ).
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah :
1) Unit terkecil dari masyarakat.
2) Terdiri atas dua orang atau lebih.
3) Adanya ikatan perkawianan dan pertalian darah.
4) Hidup dalam satu rumah tangga.
5) Dibawah asuhan seorang kepala keluarga.
6) Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
7) Setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing-masing.
8) Menciptakan dan mempertahankan kebudayaan
2. Keperawaatan kesehatan keluarga
Menurut S.G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1978) perawatan
kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang
ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang
dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana
penyalur (Nasrul Effendi,1998:39)
3. Tipe keluarga
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, anak-anak.
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakandan sebagainya .
c. Keluarga berantai (serial family) ialah keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga
inti.
d. Keluarga duda/janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang perkawinanya
berpoligami dan hidup secara bersama–sama.
f. Keluarga kabitas (cahabitasia) adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga .
4. Keluarga sebagai unit keperawatan
Alasan keluarga sebagai unit pelayanan ( R.B freedman, 1981 )
adalah sebagai berikut :
a. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat .
b. Keluarga sebagai suatu dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan
atau memperbaiki masalah – masalah dalam kelompoknya
c. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila
salah satu angota keluarganya mempunyai masalah kesehatan akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lain.
d. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu ( pasien
) keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan anggota keluarganya yang menderita hipertensi.
e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah dalam upaya
kesehatan bagi anggota keluarga yang menderita sakit hipertensi.
5. Factor yang mempengaruhi sehat - sakit
Faktor yang mempengaruhi status kesehatan individu dan keluarga
menurut H. L Bloom yaitu
a. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat mencegah terjadinya penyakit
hipertensi adalah dengan cara menghindari adanya stres
b. Faktor social budaya
1) Factor social budaya yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi
adalah :
a) Kebiasaan merokok
b) Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
garam
c) Pola diet tidak teratur
d) Bila sakit tidak segera berobat
2) Status social budaya yang dapat meningkatkan stasus kesehatan pada
kasus hipertensi adalah :
a) Menghindari kebiasaan merokok.
b) Mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung
garam .
c) Menjaga berat badan dan olah raga yang terratur
d) Melakukan konril yang teratur
c. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan sangat diperlukan untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat hipertensi
d. Faktor keturunan
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang bersifat genetic
6. Tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
Menurut Freedman ( 1981) keluarga mempunyai lima (5 ) tugas
memelihara kesehatan keluarga khususnya keluarga yang anggotanya
menderita penyakit hipertensi yaitu :
a. Mengenal gangguan dan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarga tentang gejala hipertensi
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap
angota keluarga yang menderita penyakit hpertensi
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang menderita
hipertensi
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepada anggota keluarganya
e. Mempertahankan hubungan timbal balik dengan fasilitas kesehatan yang
dapat mengatasi penyakit hipertensi.
7. Peran perawat dalam memberi asuhan keperawatan pada keluarga yang
menderita penyakit hipertensi.
Dalam proses membantu keluarga yang menderita penyakit hipertensi
maka peran perawat diperlukan sebagai berikut :
a. Pengenal tentang gejala hipertensi
Perawat membatu keluarga untuk mengenal tentang gejala penyakit
hipertensi .
b. Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit
hipertensi . Dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga yang
menderita penyakit hipertensi, perawat memberikan kesempatan kepada
keluarga untuk mengembangkan kemampuam mereka dalam
melaksanakan perawatan dan memberikan demonstrasi kepada keluarga
bagaimana merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.
c. Koordinator pelayanan kesehatan kepada keluarga yang menderita
penyakit hipertensi .
Perawat melakukan hubungan yang terus menerus dengan kelurga
yang menderita penyakit hipertensi, sehingga dapat menilai, mengetahui
masalah dan kebutuhan keluarga serta mencari cara penyelesaian masalah
penyakit yang sedang dihadapi
d. Fasilitator
Menjadikan pelayanan kesehatan dengan mudah untuk mengenal
masalah pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi dan mencari
alternatif pemecahanya .
e. Pendidik kesehatan
Perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku
keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi sehat dalam mencegah
penyakit hipertensi.
f. Penyuluh dan konsultasi
Perawat berperan sebagai petunjuk dalam asuhan keperawatan
dasar terhadap keluarga yang anggotanya mederita penyakit hipertensi.
B. Hipertensi
1. Pengertian
Hypertensi adalah meningkatnya tekanan darah baik tekanan
sistolik dan diastolic serta merupakan suatu factor terjadinya
kompilikasi penyakitt kardiovaskuler (Soekarsohardi,1999 : 151)
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan
diastolic diatas standar dihubungkan dengan usia (Gede Yasmin,1993 :
191 ).
Dari definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, hipertensi
adalah peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolic diatas
normal sesuai umur dan merupakan salah satu factor resiko terjadinya
kompilkasi penyakit kardiovaskuler.
2. Etiologi
Hipertensi dapat dikelompokan dalam dua kategori :
a. Hipertensi primer artinya belum diketahui penyebabnya yang jelas.
Berbagai faktor yang turut berperan sebagai penyebab hipertensi
seperti berrtambahnya usia , factor psikologis , dan keturunan. Sekitar
90 % hipertensi tidak diketahui penyebabnya .
b. Hipertensi sekunder telah diketahui penyebabnya seperti stenosis
arteri renalis, penyakit parekim ginjal, Koartasio aorta.
Hiperaldosteron, pheochromositoma dan pemakaian oral kontrasepsi.
Adapun factor pencetus hipertensi seperti, keturunan, jenis kelamin,
umur, kegemukan, lingkungan, pekerjaan, merokok, alcohol dan social
ekonomi (Susi Purwati , 2000 : 25 )
3. Patofisiologi.
Jantung adalah sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan
darah keseluruh tubuh, tekanan teresebut bergantung pada factor cardiac
output dan tekanan peririfer. Pada keadaan normal untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan tubuh yang meningkat diperlukan
peningkatan cardiac output dan tekanan perifer menurun .
Konsumsi sodium (garam ) yang berlebihan akan mengakibatkan
meningkatnya volume cairan dan pre load sehingga meningkatkan cardiac
aouput . Dalam sistim Renin - Angiotensien - aldosteron pada patogenesis
hipertensi, , glandula supra renal juga menjadi factor penyebab oleh
karena faktor hormon
Sistim Renin mengubah angiotensin menjadi angiotensin I
kemudian angitensin I menjad angiotensin II oleh Angitensi Convertion
Ensym (ACE ).
Angiotensin II mempengaruhi Control Nervus Sistim dan nervus
pereifer yang mengaktifkan sistim simpatik dan menyebabkan retensi
vaskuler perifer meningkat . Disamping itu angiotensin II mempunyai
efek langsung terhadap vaskuler smoot untuk vasokonstruksi renalis.
Hal tersebut merangsang adrenal untuk mengeluarkan aldosteron yang
akan meningkatkan extra Fluid volume melalui retensi air dan natrium.
Hal ini semua akan meningkatkan tekanan darah melalui peningkatan
cardiac output. (Jurnlistik international cardiovaskuler,1999 )
4. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi seperti , penyakit
jntung koroner, gagal jantung ,gagal ginjal ,kerusakan mata, dan kerusakan
pembuluh darah otak ( Sri Rahayu, 2000 : 22,23 dan patologi penyakit
jantung RSUD.dr Soetomo,1997).
5. Perawatan pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :
a. Pengaturan diit
b. Berolahraga secara teratur
c. Obat-obatan penurun takanan darah antara lain :
1) Diuretik : Hidrochlortiasid,Furosemid dll.
2) Betabloker :Proparnolol, dll.
3) Alfabloker : Prazosin dll.
4) Penghambat ACE : Kaptopril dll.
5) Antagonis Kalsium : Diltiasem dll.(farmakologi FKUI,1995)
d. Menghilangkaan rasa takut
1) Nutrisi
Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita
hipertensi ada beberapa factor yang perlu diperhatikan yaitu
keadaan berat badan, derajat hipertensi,aktifitas dan ada tidaknya
komplikasi. Sebelum pemberian nutrisi pada penderita hipertensi
,diperlukan pengetahuan tentang jumlah kandungan natrium dalam
bahan makanan. Makan biasa ( untuk orang sehat rata-rata
mengandung 2800 – 6000 mg per hari ). Sebagian besar natrium
berasal dari garam dapur. Untuk mengatasi tekanan darah tinggi
harus selalu memonitor kadaan tekanan darah serta cara pengaturan
makanan sehari-hari. Secara garis besar ada 4 (empat) macam diit
untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan tekanan darah
yaitu :
a) Diet rendah garam
Diet rendah garam pada hakekatnya merupakan diet
dengan mengkonsumsi makanan tanpa garam.Garam dapur
mempunyai kandungan 40% Natrium. Sumber sodium lainnya
antara lain makanan yang mengandung soda kue, baking
powder, MSG (Mono Sodium Glutamat),Pengawet makanan
atau natrium bensoat biasanya terdapat dalam
saos,kecap,selai,jelli,makanan yang terbuat dari mentega.
Penderita tekanan darah tinggi yang sedang menjalankan
diet pantang garam memperhatikan hal sebagai berikut :
 Jangan menggunakan garam dapur
 Hindari makanan awetan seperti kecap, margarie, mentega,
keju, trasi, petis, biscuit, ikan asin, sardensis, sosis dan lain-
lain.
 Hindari bahan makanan yang diolah dengan menggunakan
bahan makanan tambahan atau penyedap rasa seperti saos.
 Hindari penggunaan beking soda atau obat-obatan yang
mengandung sodium.
 Batasi minuman yang bersoda seperti cocacola, fanta,
seperait
b) Diet rendah kolesterol / lemak.
Didalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu
kolesterol, trigliserida, dan pospolipid. Sekitar 25 – 50 %
kolesterol berasal dari makanan dapat diarsorbsi oleh tubuh
sisanya akan dibuang lewat faeces. Beberapa makanan yang
mengandung kolestero tinggi yaitu daging, jeroan, keju keras,
susu, kuning telur, ginjal, kepiting, hati dan kaviar. Tujuan diet
rendah kolesterol adalah menurunkan kadar kolestero serta
menurunkan berat badan bila gemuk. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam mengatur nutrisi pada hypertensi adalah :
 Hindari penggunaan minyak kelapa, lemak, margarine dan
mentega.
 Batasi konsumsi daging, hati, limpa dan jenis jeroan.
 Gunakan susu full cream.
 Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir per
minggu.
 Lebih sering mengkonsumsi tahu, tempe, dan jenis kacang-
kacang lainnya.
 Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis-manis
seperti sirup, dodol.
 Lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah –
buahan.
c) Diet kalori bila kelebihan berat badan. Hypertensi tidak
mengenal usia dan bentuk tubuh seseorang. Meski demikian
orang yang kelebihan berat badan akan beresiko tinggi terkena
hypertensi. Salah satu cara untuk menanggulanginya dengan
melakukan diet rendah kalori, agar berat badannya menurun
hingga normal. Dalam pengaturan nutrisi perlu diperhatikan hal
berikut :
 Asupan kalori dikurangi sekitar 25 % dari kebutuhan energi
atau 500 kalori untuk penurunan 0,5 kg berat badab per
minggu.
 Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan
zat gizi.
 Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.
Contoh menu untuk penderita hypertensi :
1 piring nasi ( 100 gram ), 1 potong daging ( 50 gram ), 1
mangkok sup ( 130 gram ), 1 potong tempe ( 50 gram ), 1
potong pepaya ( 100 gram ), ( Sri Rahayu, 2000 ).
e. Dampak masalah.
1) Terhadap individu.
a) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.
Hypertensi merupakan penyakit yang tidak diketahui
penyebabnya oleh penderita.Kurangnya pengetahuan klien
terhadap penyakit hypertensi, sebagian besar timbul tanpa
gejala yang khas.
b) Pola nutrisi dan metabolisme.
Pada penderita hypertensi sering mengalami keluhan kepala
pusing dan bila berlangsung lama disertai mual-mual dan
muntah.
c) Psikologi.
Penderita hypertensi biasanya iritabel, mudah marah dan
tersinggung.
d) Pola tidur dan istirahat
Pada klien hypertensi mengalami gangguan tidur sering
terbangun karena sering sakit kepala dan tegang pada leher
bagian belakang.
e) Pola persepsi dan pengetahuan.
Pada klien hipertensi sering terjadi kebosanan akan prosedur
pengobatan yang lama ,diet, olah raga, merokok, minuman
beralkohol.
f) Pada pola tata nilai dan kepercayaan
Klien akan merasa cemas akan kesembuhan penyakitnya dan
merasa tidak berdaya dengan keberadaan sekarang.
2) Terhadap keluarga
a) Merepotkan dalam memberikan perawatan ,pengaturan diet,
mengantar kontrol dan manambah beban biaya hidup yang
terus –menerus.
b) Produktifitas menurun. Apabila hipertensi mengena kepala
keluarga yang berperan sebagai pencari nafkah untuk
kebutuhan keluarga ,maka akan menghambat kegiatannya
sehari-hari untuk kegiatan seperti semula.
c) Psikologi .
Peran kepala akan diganti oleh anggoata keluarga yang lain.

3) Terhadap masyarakat
Dengan adanya klien hipertensi dimasyarakat
memungkinkan terjadi perubahan peran dalam masyarakat Selain
itu akan menimbulkan kecemasan terhadap masyarakat dan akan
terjadi ancaman kehilangan salah satu anggotanya.
4) Pelayanan kesehatan
Mengamati prevalensi penyakit hipertensi yang semakin
meningkat,maka akan terjadi beban pelayanan kesehatan di masa
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

2007. Jurnalistik Guedilines for the management hipertention


2008. Jurnalistik International of Cardiovasculer Medicine,Surgery and patology
Stanhope, Marcia dan Ruth N. Knollmueler. 2009. Keperawatan Komunitas dan
kesehatan rumah ,pengkajian intervensi dan penyuluhan Jakarta : EGC
2000. Patologi hipertensi Lab. SMF Penyakit jantung. Surbaya: RSUD.Dr.Soetomo
Yasmin, Ni Luh Gede. 2009. Proses keperawatan pada klien dengan gangguan sistim
kardiovasculer. Jakarta: EGC
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Dilaksanakan pada : 4 Desember 2017
Oleh : Ajeng Galuh Ramadhani
Metode : Observasi, wawancara, dan pemeriksaan fisik

1. Data Umum
a. Nama KK : Tn. B
b. Umur : 85 tahun
c. Jenis Kelamin : laki-laki
d. Agama : Islam
e. Alamat : Kelurahan Langensari RT 06/01, Ungaran Barat
f. Pekerjaan : Buruh
g. Pendidikan : SLTA
h. Komposisi Keluarga :
No Nama L/P Umur Hubungan Pendidikan Agama Pekerjaan
1. Tn. B L 43 KK SLTA Kristen Buruh
2. Ny. B P 46 Istri SLTP Kristen IRT
3. An. B P 11 Anak SD Kristen -
4. An. A P 5 Anak - Kristen -
i. Genogram

Keterangan :
: Meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal serumah
: Garis keturunan

j. Tipe Keluarga
Keluarga Tn.B adalah termasuk ekstended famili , yang terdiri dari
orang tua, anak yang tinggal bersama cucu
k. Suku Bangsa
Keluarga Tn.B adalah termasuk ke dalam suku jawa
l. Identifikasi Agama
Keluarga Tn.B seluruhnya adalah beragama kristen
m. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Pencari nafkah dalam keluarga yaitu Tn. B yang bekerja menjadi
buruh dari pagi hingga malam dan mempunyai gaji bulanan . Total
penghasilan keluarga berkisar antara 1 jt sampai dengan 2 jt. Keluarga
Tn B hidup sederhana.
n. Mobilitas Kelas Sosial
Keluarga Tn.B saling berinteraksi dengan baik dengan anggota
keluarga yang lain dengan baik.
2. Tahap Perkembangan dan Riwayat Keluarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan yang dijalani keluarga saat ini adalah keluarga usia
dewasa dimana mereka masih mempertahankan suasana kehidupan rumah
tangga yang saling menyenangkan pasangannya, mempertahankan
keakraban pasangan kekuatan fisik, dan penghasilan keluarga
b. Tahap Perkembangan Keluarga Yang belum Terpenuhi
Tahap Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi adalah kemandirian
anak di masyarakat.
c. Riwayat Keluarga
Sekarang ini anggota keluarga yang sedang sakit adalah Ny B. tekanan
darah paling tingginya adalah 190 / 110 mmHg. Sekarang ini tekanan
darahnya 160/100 mmHg. Ny.B tidak pernah berolah raga dan suka makan
gorengan. Dengan tekanan darah yang tinggi seperti itu Ny SB tetap
melaksanakan aktifitas dan rutin memeriksakan tekanan darahnya ke pusat
pelayanan kesehatan. Anggota keluarga yang lain dalam keadaan sehat.
d. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Menurut Ny B, Ibu dan Bapak dari Ny B adalah penderita tekanan darah
tinggi dan sekarang bapak Ny B telah meninggal karena ketuaan dan Ibu
Ny B masih dalam keadaan sehat . Tidak ada riwayat penyakit menular
pada keluaga Tn B.
3. Data Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Jenis rumah Tn S adalah rumah semi permanen dengan lantai plester,
terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 kamar mandi dan
sumur. Rumah milik sendiri. Perabot rumah tangga disimpan di rak dan
almari. Rumah, dapur dan kamar mandi terawat. Keluarga memiliki
jamban, pembuangan limbah rumah tangga di alirkan ke kebun dan
terbuka.Ventilaasi rumah baik, penerangan dengan listrik, ukuran rumah
adalah 15 x 8 m2.Pembuangan sampah terbuka.
b. Karakterisitik Lingkungan dan Komunitas yang lebih besar
Keluarga Tn. B termasuk dalam wilayah RT 3 RW 08 Kelurahan Genuk.
Lingkungan pedesaan dengan masih banyak terdapat kandang ternak.
Hubungan antar anggota masyarakat masih baik, dan perkumpulan
kemasyarakatan masih berjalan diantaranya adalah perkumpulan dasa
wisma, perkumpulan PKK, dan kegiatan doa di gereja.
c. Mobilitas Geografi Keluarga
Keluarga Tn. B tidak pernah pindah rumah. Sejak menikah sampai
sekarang menempati rumah ini dan anak bersekolah di sekitar rumah.
d. Interaksi Keluarga dengan Masyarakat
Keluarga Tn. B masih mengikuti kegiatan kemasyarakatan yang ada di
sekitar lingkungan, hubungan dengan keluarga dan masyarakat baik.Tidak
ada pertemuan keluarga secara rutin.

4. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Cara berkomunikasi keluarga Tn. B menggunakan bahasa Jawa.
Komunikasi antar anggota keluarga terbuka, bila ada masalah di keluarga
dibicarakan bersama oleh seluruh anggota keluarga
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Pengambilan keputusan jika ada masalah di keluarga adalah dengan cara
musyawarah dengan di pimpin oleh Tn. B. tidak ada anggota keluarga
yang terlalu berpengaruh, semuanya dianggap mempunyai hak untuk
menyampaikan pendapat. Bila ada permasalahan internal akan di
bicarakan dengan Tn B atau dengan Ny B lebih dahulu dan tidak di
bicarakan tingkat keluarga.
c. Struktur Peran
Sebagai kepala rumah tangga yang sudah dalam Dewasa dan serumah
dengan anaknya Tn B bertanggung jawab memenuhi nafkah seluruh
anggota keluarga dan di bantu oleh istrinya Ny. B. hanya saja keluarga ini
belum bisa mandiri semua. Peran anak untuk belajar menuju kemandirian
terlihat terarah. Peran Ny B sebagai istri sesuai dengan harapan suaminya.
d. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga Tn. B menganut nilai dan norma Jawa dalam kehidupan sehari-
hari, berkumpul dengan anggota keluarga pada malam hari. Tidak ada
nilai dan norma yang bertentangan dengan kesehatan.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Hubungan dengan anggota keluarga berjalan harmonis, saling menghargai
satu sama lain, antara anggota keluarga saling memberikan dukungan pada
saudaranya. Pola asuh yang diberikan adalah bebas tetapi terbatas.
b. Fungsi Sosialisasi
Interaksi di dalam keluarga dan tetangga berjalan baik. Demikian juga
hubungan dengan famili lain. Hubungan anggota keluarga dan
hubungannya dengan tetangga tidak ada masalah. Mereka mempunyai
teman masing-masing yang selalu bersilaturahmi.
c. Fungsi Perawatan Keluarga
Bila ada anggota keluarga yang sakit pertama-tama akan di upayakan
pengobatan ke puskesmas atau petugas kesehatan lain. Kemudian mereka
di perlakukan sebagai anggota yang sedang sakit dengan di berikan waktu
istirahat. Ny B mengatakan memiliki penyakit hipertensi dan kolesterol,
selama ini melakukan perawatan rutin di rumah sakit, Ny B mengatakan
belum mengetahui lebih dalam mengenai penyakit hipertensi dan belum
pernah mendapatkan penyuluhan hipertensi. Selain itu, Ny. B juga hanya
melakukan pengobatan secara medis dan mengkonsumsi jamu untuk pegel
linu.
6. Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor, kekuatan, dan persepsi keluarga
Keluarga Tn. B merasakan bahwa kondisi kesehatan Ny B yang selama ini
membutuhkan biaya untuk berobat rutin ke rumah sakit membuat keluarga
berfikir menjadi beban pikiran sendiri bagi Ny B jika sakitnya kambuh
dan cepat marah.
b. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stressor
Dalam menghadapi masalah keluarga saling diskusi terutama ketika
sedang kumpul bersama atau nonton tv bareng. Tidak ada kalimat
menyalahkan, tetapi malah memberi motivasi kepada anggota keluarga.
Misalnya dorongan kepada Ny. B untuk tetap semangat dan rajin berobat.
c. Strategi Koping Keluarga
Keluarga Tn. B jarang marah-marah.Semua masalah dihadapi dengan
kepala dingin.Bila ada kebahagiaan selalu bersyukur. Dan bila ada
masalah selalu berpasrah, itu yang di sampaikan Tn. B..
d. Adaptasi Keluarga
Ny B terkadang bosan harus berobat setiap minggu untuk pergi ke RS
memeriksakan kesehatannya, tetapi saat ini beliau sudah dapat
menyesuaikan diri dan menyadari bahwa hal itu merupakan suatu
kebutuhannya dan hal itu ia lakukan demi kesehatannya.
e. Melacak stressor, koping, adaptasi sepanjang waktu
Ny B terkadang sering cepat marah apabila kesehatannya menurun, dan
jika beliau sudah menyadarinya beliau langsung solat dan berdoa agar
diberikan kesehatan.
ANALISA DATA

NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


1. DS : Ny. B mengatakan bahwa Perubahan Penurunan curah
dirinya mengalami tekanan darah tekanan darah jantung
tinggi. berhubungan
Ny.B mengatakan bahwa dirinya dengan
rutin be rutin memeriksakan tekanan perubahan
darahnya ke pusat pelayanan frekuensi
kesehatan. jantung.
Ny. B mengatakan tidak pernah
berolahraga .
DO : Tekanan darah Ny. B saat ini
adalah 160/100 mmHg
2. DS : Ny. B mengatakan memiliki Kurang Ketidakefektifan
penyakit hipertensi dan kolesterol. pengetahuan pemeliharaan
Ny. B mengatakan tentang praktik kesehatan
belum mengetahui lebih dalam kesehatan dasar berhubungan
mengenai penyakit hipertensi dengan sumber
Ny. B mengatakan belum pernah daya tidak cukup
mendapatkan penyuluhan kesehatan (Pengetahuan)
mengenai hipertensi
DO : Ny. B belum mengetahui lebih
dalam penyebab hipertensi
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi jantung


(Domain 4 . Aktivitas/Istirahat, Kelas 4. Respon Kardiovaskuler/Pilmonal,
00029)
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan sumber
daya tidak cukup (Pengetahuan) (Domain 1.Promosi Kesehatan, Kelas 2.
Manajemen Kesehatan. 00099)
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA

NO DX KEP NOC NIC


1. Penurunan curah Keefektifan Pompa Perawatan Jantung (4040) :
jantung Jantung (0400) dengan 1. Monitor tanda tanda vital
berhubungan kriteria hasil : secara rutin
dengan perubahan 1. Tekanan darah sistol 2. Evaluasi perubahan tekanan
frekuensi jantung dari berat ke normal darah
(Domain 4 . 2. Tekanan darah 3. Lakukan terapi relaksasi otot
Aktivitas/Istirahat, diastole dari berat ke progresif
Kelas 4. Respon normal 4. Instruksikan pasien dan
Kardiovaskuler/Pil keluarga mengenai tujuan
monal, 00029) perawatan dan bagaimana
kemajuannya akan diukur.
Peningkatan Latihan (0200) :
1. Gali pengalaman individu
sebelumnya mengenai
latihan.
2. Gali hambatan untuk
melakukan latihan
3. Lakukan latihan bersama
individu, jika diperlukan
4. Libatkan keluarga/orang
yang memberi perawatan
dalam merencanakan dan
meningkatkan program
latihan.
2. Ketidakefektifan Perilaku Patuh : Diet Pendidikan Kesehatan (5510) :
pemeliharaan yang sehat (1621) 1. Tentukan pengetahuan
kesehatan dengan kriteria hasil : kesehatan dan gaya hidup
berhubungan 1. Menghindari perilaku saat ini pada
dengan sumber makanan yang dapat individu, keluarga, atau
daya tidak cukup berinteraksi dengan kelompok sasaran.
(pengetahuan) obat- 2. Tekankan manfaat kesehatan
(Domain 1. obatan/medikasi. positif yang langsung atau
Promosi 2. Mendiskusikan jangka pendek
Kesehatan, Kelas 2 penggunaan obat 3. Aplikasikan strategi untuk
Manajemen herbal dengan tenaga meningkatkan harga diri.
Kesehatan, 00099) kesehatan. 4. Kembangkan materi
pendidikan tertulis yang
tersedia dan sesuai
5. Libatkan individu, keluarga,
dan kelompok, dan
kelompok dalam
perencanaan dan rencana
implementasi gaya hiudp
atau modifikasi perilaku
kesehatan
6. Pertimbangkan dukungan
keluarga, temn sebaya dan
masyarakat terhadap perilaku
yang kondusif bagi
kesehatan.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI FORMATIF
HARI, NO IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF TTD
TGL DX
JAM KEP
Kamis 7 2 Kaji pengetahua S: Ny. B mengetahui bahwa
Desember keluarga tentang dirinya terkena hipertensi,
2017 hipertensi mengetahui definisi
hipertensi 75%.
O: Ny. B dan keluarga
merespon diskusi yang
disampaikan perawat.
A: Ny.B dan keluarga
belum mengetahui lebih
lanjut mengenai tindakan
pengontrolan tekanan darah.
P: Beri penyuluhan tentang
hipertensi dan cara
mengontrol tekanan darah.
Jumat 8 1 Monitor tanda tanda S : Ny B mengatakan
Desember vital secara rutin sedang tidak baik, kelelahan
2017 dan merasa sedikit stress.
O : TD = 180/90 mmHg
A : Ny.B dan keluarga
belum mengetahui lebih
lanjut mengenai tindakan
pengontrolan tekanan darah.
P: Beri penyuluhan tentang
hipertensi dan cara
mengontrol tekanan darah.
Kamis 7 2 1. Memberikan cara S : Ny.B mengatakan sudah
desember pengontrol stress merasa lebih baik
2017 dengan relaksasi O : TD: 140/80 mmHg
napas dalam dan A : masalah teratasi
terapi music. sebagian
P : lanjutkan intervensi
Sabtu 9 1. Menginstruksikan S : Ny B mengatakan dalam
desember pasien dan keadaan sehat.
2017 keluarga mengenai O : TD = 140/90 mmHg
tujuan perawatan Keluarga tampak antusias
dan bagaimana A : masalah teratasi
kemajuannya akan P: hentikan intervensi
diukur.
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, S. C. Bare, B. G. Hinkle, J. L & Cheever, K. H. (2010), Brunner &


suddarth’s textbook of medical surgical nursing. 11th edition.
Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.

Price. S. A. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai