Anda di halaman 1dari 8

Penyakit yang muncul dan muncul kembali menimbulkan bangkitnya kembali perhatian

pada penyakit infeksi, ini yang disebut dengan istilah saat ini Re-emerging Infectious Diseases.
Mekanisme penularan dari penginfeksi kepada yang rentan. Hampir semua penyakit infeksi dan
penyebaran penyakit melalui rantai infeksi sudah diketahui.Akan tetapi, interaksi penularan pada
populasisangat kompleks, sehingga sulit memahami dinamika penyebaran penyakit berskala
besartanpa struktur formal dari model matematika. Pemodelan epidemiologi atas penularan
penyakit infeksi semakin berpengaruh padateori dan praktek penanganan dan
pengendalianpenyakit.

Dalam rangka memahami model epidemiologi, pertama kita perlu memahami terminologi
penyakit menular, biasanya dan paling sederhana dikategorikan sebagai akutatau kronis. Istilah
akut mengacu pada “cepat”atau kata lain disebut juga “infeksi”, di manarespon imun relatif cepat
menghilangkan patogensetelah periode waktu yang singkat ( hariatau minggu ). Sebagai contoh
infeksi akut termasuk influenza, distemper, rabies, cacarair, dan rubella. Sedangkan infeksi
kronis, berlangsungselama jangka waktu yang lebih lama( bulan atau tahun ) dan contoh
termasuk herpesdan chlamydia.

A. Beberapa faktor yang menjadi penyebab penyakit menular masih menjadi


permasalahan di Indonesia antara lain :
1. Faktor Lingkungan
Setiap era sejarah kehidupan manusia selalu disertai kemunculan dari suatu
penyakit yang baru. Perubahan sosial dan ekologi yang berkaitan dengan penyebaran
populasi manusia, perubahan lingkungan dan globalisasi dapat berimplikasi pada
kemunculan suatu penyakit zoonosis. Peningkatan populasi manusia dan globalisasi
menyebabkan perpindahan manusia dari satu benua ke benua lainnya. Seiring dengan
hal tersebut maka juga akan terjadi perpindahan hewan antar wilayah, bahkan benua,
melalui perusakan habitat, perdagangan, permintaan pribadi dan kepentingan
teknologi, dimana mikroorganisme, termasuk mikroorganisme patogen, juga
mengalami perpindahan ke daerah yang baru. Pada dasarnya, penyakit yang ada di
dunia juga mengalami perkembangan yang sejalan dengan perkembangan dunia yang
cukup pesat. Sehingga dapat memunculkan berbagai penyakit yang berbahaya dan
sangat mematikan.

2. Faktor Ekonomi
Kemiskinan merupakan merupakan hulu dari berbagai permasalahn yang ada
seperti tingginya angka kesakitan dan kematian, pengangguran, gizi buruk, serta
rendahnya kuliatias sumber daya manusia. Di negara-negara berkembang yang tingkat
pendapatannnya rendah. Hamper satu dari tiga anak-anak mengalami malnutrisi, satua
dari lima anak yang tidak mendapatkan imunisasi lengkapdan bahkan tidak
mendapatkan sama sekali , dan lebih dari sepertiga penduduk dunia tidak mendapatkan
akses terhadap obat-obatan esensial. Di Indonesia menurut data BPS tahuan 2007
jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan mencapai 16,6% penduduk.
Pertumbuhan kota yang padat populasi dengan kekurangan sarana air bersih dan
satitasi lingkungan yang tidak memadai serta kemiskinan yang meluas merupakan
sarana ideal bagi merebaknya wabah penyakit menular (Trihono, 2009). Latar
belakang kemiskinan dan ketelantaran tersebut tidak mengherankan jika kesakitan dan
kematian akibat penyakit infeksi menular banyak terjadi di negara berkembang, salah
satunya Indonesia. Upaya menghilangkan kemiskinan di Indonesia dirasakan selama
ini masih dalam bentuk parsial, belum secara holistic.
3. Faktor Sosial Budaya
Faktor sosial budaya yang mempengaruhi relasi timbal balik antara laki-laki dan
perempuan membuat perempuan lebih sering disalahkan sebagai penyebab infeksi.
Padahal, banyak perempuan yang tertular HIV dan AIDS dari pasangan yang
berperilaku seks bebas. Faktor budaya yang menyebabkan perempuan patuh pada
“fungsi sosial” yang salah hasil dari sosial budaya yang tidak berpihak pada
perempuan,
4. Faktor Pengetahuan
Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan pasien tentang
pencegahan infeksi menular sangat berpengaruh.Tingkat pengetahuan seseorang
meningkat karena adanya informasi yang didapat, dibuktikan dengan hasil penelitian
yang menunjukan bahwa sebelum diberikan pendidikan kesehatan masih banyak
responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang dan cukup tetapi setelah
diberikan pendidikan kesehatan terjadi peningkatan jumlah responden yang memiliki
tingkat pengetahuan baik.Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah
menerima informasi, seseorang yang memiliki pekerjaan akan semakin mudah
mendapat informasi dan pengalaman, semakin banyak informasi yang didapat maka
semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya. Pengetahuan yang bertambah akan dapat
mengubah sikap serta perilakunya.
B. Pokok-pokok pencegahan terhadap penyakit
Terdapat tiga aspek pokok utama yaitu aspek primes, sekunder dan tersier
1. Pencegahan Primer (Primary Prevention)
Pencegahan primer adalah pencegahan perkembangan bibit penyakit yang
dilakukan pada tahap pra-patogenesis agar orang tetap sehat / mencegah terjadinya
penyakit dengan mengurangi faktor risiko terpajan dan menjaga keseimbangan antara
agent ,host, dan lingkungan.
Usaha pencegahan ini berlangsung pada tahap awal dengan cara berjaga diri atau
menghentikan suatu kegiatan, usaha ini dapat dilaksanakan melalului pendidikan dan
dilanjutkan dengan kegiatan lain, misalnya pemakian media atau saluran komunikasi
lainya yang bertujuan mempermudah pemahaman dan penerimaan untuk
melakukannya. Pencegahan primer ini terdiri dari Health Promotion dan Spesefic
Protection
2. Pencegahan Sekunder (Secondary Prevention)
Usaha ini berlangsung setelah seseorang mengalami bahaya dengan maksud
supaya bahaya yang dialamainya tidak berkelanjutan sehingga menjadi rusak atau
parah. Usahanya meliputi penemuan keadaan bahaya yang mungkin dapat lebih
membahayakan dan prosedur lanjutan untuk pengobatan dan penyesuaian.
Pencegahan sekunder terdiri dari early diagnosis, prompt treatment dan disability
limitation.
3. Pencegahan Tersier (Tertiary Prevention)
Untuk pencegahan ini merupakan lanjutan dari usaha usaha sekunder sebagai
cara untuk menangani keadaan yang lebih berat, biasanya berupa pelayanan
pengobatan dan rehabilitasi atau tenaga ahli lain yang dapat menyelamatkan penderita
dari kerusakan yang fatal.
C. Cara-Cara Pencegahan Penyakit Menular secara Umum
1. Mempertinggi nilai kesehatan
Ditempuh dengan cara usaha kesehatan (hygiene) perorangan dan usaha
kesehatan lingkungan (sanitasi).
2. Memberi vaksinasi/imunisasi
Merupakan usaha untuk pengebalan tubuh. Ada dua macam, yaitu:
Pengebalan aktif, yaitu dengan cara memasukkan vaksin ( bibit penyakit yang telah
dilemahkan), sehingga tubuh akan dipaksa membuat antibodi. Contohnya pemberian
vaksin BCG, DPT, campak, dan hepatitis. Pengebalan pasif, yaitu memasukkan serum
yang mengandung antibodi. Contohnya pemberian ATS (Anti Tetanus Serum).
3. Pemeriksaan kesehatan berkala
Merupakan upaya mencegah munculnya atau menyebarnya suatu penyakit,
sehingga munculnya wabah dapat dideteksi sedini mungkin. Dengan cara ini juga,
masyarakat bisa mendapatkan pengarahan rutin tentang perawatan kesehatan,
penanganan suatu penyakit, usaha mempertinggi nilai kesehatan, dan mendapat
vaksinasi.
Selain cara di atas, gaya hidup sehat merupakan cara yang terpenting untuk mencegah
penyakit.Untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik agar terhindar dari penyakit ada
beberapa cara, antara lain :
1. Udara bersih, paru-paru pun sehat
Untuk terhindar dari gangguan pernapasan, hiruplah udara yang bersih dan sehat.
Caranya Tidak perlu repot mencari udara pegungungan, udara pagi pun sangat baik
bagi paru-paru Anda. Selain itu hindari pula udara tercemar, seperti asap rokok, asap
kendaraan atau debu. Bersihkan rumah dan ruangan kerja secara teratur, termasuk
perabot, kipas angin dan AC.
2. Banyak minum air putih
Air putih adalah yang terbaik dari minuman apapun. Biasakanlah minum air
putih 8-10 gelas per hari. Kebiasaan ini akan membantu menjaga kelancaran fungsi
ginjal dan saluran kemih. Upayakan untuk minum air hangat di malam hari dan air
sejuk (bukan air es) di siang hari. Tambahkan juga sedikit perasan jeruk lemon atau
jeruk nipis. Selain baik untuk menyegarkan diri, minuman ini sekaligus membantu
mengeluarkan toksin dari dalam tubuh.
3. Konsumsi menu bergizi dan seimbang
Pilihlah menu dengan gizi yang cukup, seimbang, dan bervariasi. Perbanyak
konsumsi sayuran hijau dan buah yang mengandung banyak serat dan zat gizi yang
diperlukan tubuh serat. Sebisa mungkin hindari junk food dan makanan olahan, serta
kurangi konsumsi garam dan gula. Satu lagi, jangan lupa sarapan pagi! Karena sarapan
pagi dapat menunjang aktifitas kita sepanjang hari
4. Seimbangkan antara kerja, olahraga dan istirahat
Kerja keras tanpa istirahat sama sekali tidak ada untungnya bagi Anda. Biasakan
istirahat teratur 7-8 jam pada malam hari, dan jangan sering begadang atau tidur terlalu
malam. Cobalah menggunakan waktu senggang untuk berolahraga ringan atau sekedar
melemaskan otot-otot persendian. Dengan berolahraga 2 – 3 kali per minggu, selama
30 – 45 menit, cukup membuat tubuh bugar dan stamina prima.
5. Kontrol kerja otak
Otak, seperti halnya tubuh kita, dia juga butuh istirahat. Jangan terlalu memberi
beban terlalu banyak, karena otak pun memiliki memori yang terbatas. Lakukan
kegiatan di waktu senggang yang membuat otak bekerja lebih santai, misalkan
melakukan hobi yang menyenangkan, seperti melukis, membaca novel terbaru atau
hanya sekedar mendengarkan music.
6. Jalani hidup secara harmonis
Manusia merupakan mikrokosmos yang harus mematuhi alam sebagai
makrokosmos jika ia ingin tetap sehat. Gunakan akal sehat, itu kuncinya, jangan
mengorbankan hidup dengan menuruti kesenangan diri lewat kebiasaan hidup yang
buruk dan beresiko. Misalkan, minum-minuman keras, merokok atau menggunakan
obat-obatan terlarang. Cobalah untuk menjalani hidup secara harmonis, sebisa
mungkin perkecil resiko terjadinya stres emosional atau psikis.
7. Gunakan suplemen gizi
Hanya jika perlu, tubuh kita memerlukan antioksidan (beta-karoten), vitamin C,
vitamin E, dan selenium. Semua zat ini dibutuhkan oleh tubuh untuk meningkatkan
vitalitas dan memperpanjang usia harapan hidup. Untuk memperolehnya banyak cara
yang bisa dilakukan. Selain mengkonsumsi makanan segar, bisa juga dengan cara
mengkonsumsi suplemen kesehatan yang banyak dijual di pasaran. Sebaiknya,
penggunaan suplemen makanan lebih dianjurkan sebagai terapi alternatif saja dengan
mengutamakan jenis suplemen makanan yang sudah diteliti dan bermanfaat.
Selain itu pemerintah telah memberikan himbauan untuk melakukan program GERMAS
21 April 2017, drg. Oscar Primadi, MPH menyampaikan program GERMAS (Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat) yang digagas Kementrian Kesehatan. yang berikan tentang cara cara
pemeliharaan kesehatan yang meliputi:
1. Melakukan Aktivitas Fisik
Pekerjaan rumah seperti mencuci piring, mencuci pakaian, mengepel lantai dan
lain sebagainya bisa dikategorikan aktivitas fisik. Mulailah dengan melakukan
aktivitas tersebut setiap hari. Lebih baik jika ditambah olahraga secara rutin. Lari pagi
atau jalan kaki pun bisa dijadikan aktivitas rutin.
2. Mengonsumsi Sayur dan Buah
Memperbanyak konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan. Mengurangi
makanan junkfood dan minuman bersoda.

3. Tidak Merokok
Mulailah secara perlahan untuk berhenti merokok. Jika tidak bisa sendiri, minta
bantunlah kepada ahli hipnosis untuk menghentikannya. Beberapa teman saya pun ada
yang berhasil. Pada dasarnya jika ada kekuatan dari diri sendiri untuk berhenti
merokok, maka hal ini tak mustahil untuk dilakukan.
4. Tidak Mengonsumsi Alkohol
Sama halnya seperti rokok, maka minum minuman beralkohol pun harus
dihentikan.
5. Memeriksa Kesehatan Secara Rutin
Medical Checkup sangat penting dilakukan oleh setiap individu. Mendatangi
rumah sakit bukanlah hanya saat kita sakit, justru saat kita (merasa) sehat. Sehingga
bibit-bibit penyakit yang mungkin akan timbul di kemudian hari akan lebih mudah
terdeteksi secara dini.
6. Membersihkan Lingkungan
Bersama-sama dengan tetangga melakukan kerja bakti membersihkan
lingkungan minimal sebulan sekali. Selain untuk hidup sehat juga akan mempererat
tali silaturahim antar sesama anggota masyarakat.
7. Menggunakan Jamban
Mungkin terdengar aneh, tapi faktanya masih banyak daerah di Indonesia yang
tidak menggunakan jamban sebagai tempat pembuangan. Penduduk tersebut masih
banyak yang menggunakan sungai sebagai aktivitas mencuci pakaian, mencuci piring,
mandi, pun buang air besar. Tentunya hal ini menimbulkan risiko penyakit yang
diakibatkan oleh kuman.
Selain itu pemerintah dan petugas kesehatan telah membuat program-program pelayanan
kesehatan yang bertujuan untuk semakin meningkatnya status kesehatan maksyarakat melalui
1. Program Promosi Kesehatan (Promkes) :
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM), Sosialisasi Program Kesehatan,
Survey Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Penilaian Strata Posyandu
2. Program Pencegahan Penyakit Menular (P2M) :
Surveilens Terpadu Penyakit (STP), Pelacakan Kasus: TBC, Kusta, DBD,
Malaria, Flu Burung, Infeksi Saluran Peranafasan Akut (ISPA), Diare, Infeksi Menular
Seksual (IMS), Penyuluhan Penyakit Menular
3. Program Pengobatan :
Pengobatan Dalam Gedung : Poli Umum, Poli Gigi (Rawat Jalan), Apotek,, Unit
Gawat Darurat (UGD), Perawatan Penyakit (Rawat Inap), Pertolongan Persalinan
(Kebidanan). Pengobatan Luar Gedung : Rujukan Kasus, Pelayanan Puskesmas
Keliling (Puskel)
4. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) :
ANC (Antenatal Care), PNC (Post Natal Care), Pertolongan Persalinan,
Rujukan Ibu Hamil Risiko Tinggi, Pelayanan Neonatus, KemitraanDukun Bersalin,
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
5. Program Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana (KB) :
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), Imunisasi Calon Pengantin (TT
Catin), Pelayanan KB Pasangan Usia Subur (PUS), Penyuluhan KB
6. Program Upaya Peningkatan Gizi Masyrakat :
Penimbangan Bayi Balita, Pelacakan dan Perawatan Gizi Buruk, Stimulasi dan
Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak, Penyuluhan Giz
7. Program Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan :
Pengawasan Kesehatan Lingkungan : SPAL (saluran pembuangan air limbah),
SAMI-JAGA (sumber air minum-jamban keluarga), Pemeriksaan Sanitasi : TTU
(tempat-tempat umum), Institusi Perkantoran, Survey Jentik Nyamuk (SJN)
8. Program Pelayanan Kesehatan Komunitas :
Kesehatan Mata, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Lansia, Kesehatan Olahraga,
Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)

Terdapat lima tingkat pencegahan penyakit menurut Leavel dan Clark, yaitu :
1. Health promotion
Menurut WHO, promosi kesehatan adalah gabungan konsep-konsep bagi mereka
yang menyadari perlunya perubahan cara dan kondisi kehidupan dengan tujuan
meningkatkan kesehatan.
Menurut Ottawa Charter, promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan /
memandiri kanmasyarakat agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Jadi, promosi kesehatan ini tidak hanya terbatas pada kegiatan pemberian informasi
seperti penyuluhan, pendidikan kesehatan, dan KIE (Komunikasi, informasi,
danedukasi) saja, tetapi juga menyangkut penyediaan berbagai dukungan di
masyarakat.
Promosi kesehatan ini ditujukan kepada orang sehat. Konsep promosi kesehatan
adalah pengembangan dari konsep pendidikan kesehatan, yang dibentuk agar
terjadinya perubahan paradigma kesehatan masyarakat sbb :
a. Perubahan pola penyakit
b. Gaya hidup (life style)
c. Kondisi kesehatan
d. Lingkungan kehidupan
e. Demografi
Dengan terjadinya perubahan-perubahan tersebut, maka akan tercapai tujuan
promosi kesehatan.
Tujuan dari promosi kesehatan ini adalah :
a. Meningkatkan daya tahan tubuh
b. Menciptakan keadaan yang merugikan bibit penyakit
c. Menciptakan lingkungan yang menguntungkan penjamu Promosi kesehatan
ini memiliki ruang lingkup berdasarkan dua hal, yaitu berdasarkan aspek
kesehatan dan berdasarkan tatanan pelaksanaan (tempat). Berdasarkan aspek
kesehatan, promosi kesehatan memiliki tiga lingkup:
1) Aspek promotif
2) Aspek preventif
3) Aspek kuratif
2. Spesific protection
Tujuan dilakukannya spesific protection adalah agar melindungi penjamu dari
kemungkinan terserang penyakit dan menghindarkan kontak bibit penyakit dengan
penjamu.
3. Early diagnosis and prompt treatment
Tujuan dilakukannya pencegahan tingkat ini adalah agar mengenal penyakit
sedini mungkin agar meminimalkan akibat buruk, lalu memberikan pengobatan yang
tepat. Pencegahan penyakit tingkat inis angatlah penting pada penyakit kanker dan
penyakit menular.
4. Disability limitation
Pencegahan penyakit pada tingkat ini ditujukan pada orang yang telah sakit
berat. Tujuannya adalah mencegah timbulnya cacat yang lebih lanjut atau
meminimalkannya.
5. Rehabilitation
Tujuannya adalah berusaha semaksimal mungkin untuk mengembalikan kondisi
penderita pada kondisis emula.
Referensi
Djafri, Defriman, 2015. Permodelan Epidemiologi Penyakit Menular. Jurnal Kesehatan
Masyarakat AndalasVol. 10, No. 1, Hal. 1-2.

Makalah Pengetahuan Tentang Penyakit Menularon November 22, 2017. Diakses tanggal 29
Agustus 2018 pukul 20.18 WIB.

Suryagustina, 2017. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Pasien


Tentang Pencegahan InfeksiMenular Seksual Di Wilayah Kerja UPTD PuskesmasJekan
Raya Palangka Raya. Jurnal Stikes Eka Harap Palangka Raya, hal. 31-34.

Trihono, Gitawati R, 2009. Hubungan Penyakit Menular dengan Kemiskinan di Indonesia.


Jurnal Penyakit Menular Indo Vol.1.1.

Anda mungkin juga menyukai