Anda di halaman 1dari 7

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau

polihidroksi keton dan meliputi kondensat polimer-polimernya


yang terbentuk. Nama karbohidrat dipergunakan dalam
senyawa-senyawa tersebut, mengingat rumus empirisnya
yang berupa CnH2nOn atau mendekati Cn(H2O)n yaitu karbon
yang mengalami hidratasi.
Terdapat beberapa uji untuk mengenali dan
mengetahui adanya karbohidrat pada makanan (sampel)
seperti uji molish, uji barfoed, uji benedict, dan uji selliwanof.
Uji Benedict adalah uji untuk membuktikan adanya
gula pereduksi. Gula pereduksi adalah gula yang mengalami
reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah
monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi
secara langsung dengan Benedict, contohnya semua golongan
monosakarida, sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya
berbentuk siklik yang berarti bahwa hemiasetal dan
hemiketalnya tidak berada dalam kesetimbangannya,
contohnya fruktosa dan sukrosa (Razuna. 2010).

Tujuan dari percobaan uji benedict adalah untuk


menguji ada atau tidaknya gula pereduksi dalam suatu bahan
pangan yang dianalisa.
1.1 Prinsip Percobaan
Prinsip dari percobaan uji benedict adalah
berdasarkan pada reaksi gula pereduksi yang akan mereduksi
Cu2+ jika dalam kondisi basa yang membentuk Cu2O yang
menghasilkan endapan warna merah bata.

1.2 Reaksi Percobaan

Gambar 1. Reaksi Percobaan Uji Benedict


II METODE PERCOBAAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Bahan yang


Digunakan, (2) Pereaksi yang Digunakan, (3) Alat yang
Digunakan, dan (4) Metode Percobaan.

2.1. Bahan yang Digunakan


Bahan yang digunakan dalam Uji Benedict adalah
sampel dan pereaksi benedict.

2.2. Pereaksi yang Digunakan


Pereaksi yang digunakan dalam Uji Benedict adalah
larutan benedict yang terdiri dari 173 g Na-Citrat + 100 g
Na2CO3 dalam 800 ml air yang sudah dimasak, diaduk dan
ditambahkan 17,3 g CuSO4 dalam 100 ml air.

2.3. Alat yang Digunakan


Alat yang digunakan dalam Uji Benedict adalah pipet
tetes, tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas kimia, kompor
(water bath), penangas air.
2.4. Metode Percobaan

1 m l la ru ta n k a rb o h id ra t +
3 m l la ru ta n b e n e d ic t

p a n a s k a n s e la m a 5 m e n it

a m a ti te rb e n tu k n y a e n d a p a n
m e ra h b a ta a ta u b iru k e h iju a a n

Gambar 2. Metode Percobaan Uji Benedict


Uji Benedict adalah uji untuk membuktikan adanya
gula pereduksi. Gula pereduksi adalah gula yang mengalami
reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah
monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi
secara langsung dengan Benedict, contohnya semua golongan
monosakarida, sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya
berbentuk siklik yang berarti bahwa hemiasetal dan
hemiketalnya tidak berada dalam kesetimbangannya,
contohnya fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan
reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O
berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan
CuCO3 pada larutan natrium karbonat (reagen Benedict),
maka ditambahkan asam sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat
direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid
atau monoketon bebas, sehingga sukrosa yang tidak
mengandung aldehid atau keton bebas tidak dapat mereduksi
larutan (Razuna, 2010).

Pada uji Benedict larutan tembaga alkalis akan


direduksi oleh gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton
bebas dengan membentuk kuproksida yang berwarna. Gula
pereduksi beraksi dengan pereaksi menghasilkan endapan
merah bata (Cu2O). Pada gula pereduksi terdapat gugus
aldehid dan OH laktol. OH laktol adalah OH yang terikat pada
atom C pertama yang menentukan karbohidrat sebagai gula
pereduksi atau bukan. Sekalipun aldosa atau ketosa berada
dalam bentuk sikliknya, namun bentuk ini berada dalam
kesetimbangannya dengan sejumlah kecil aldehida atau keton
rantai terbuka, sehingga gugus aldehida atau keton ini dapat
mereduksi berbagai macam reduktor (Razuna, 2010).
Gula pereduksi dengan larutan Benedict akan terjadi
reaksi reduksi oksidasi dan dihasilkan endapan berwarna
merah bata dari kupro oksida.

Perbedaan uji benedict dengan uji barfoed adalah pada


suasananya, pada uji benedict terjadi reaksi pada suasana
basa karena mengandung natriun karbobat, sedangkan pada
uji barfoed terjadi pada suasana asam.Pada uji benedict
dilakukan pemanasan lebih cepat karena waktu 5 menit
merupakan suhu optimal, jika pemansan dilakukan kuarang
dari 5 menit maka larutan akan berwarna kuning.

Gula pereduksi merupakan golongan gula


(karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa
penerima elektron. Contohnya adalag glukosa dan fruktosa.
Ujung dari satu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung
gugus aldehida atau keton bebas. Semua monosakarida
(glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida ( (laktosa,
maltosa) kecuali sukrosa dan pati ( polisakarida), termasuk
sebagai gula pereduksi. Umumnya gula pereduksi yang
dihasilkan berhubungan erat dengan aktivitas enzim, yaitu
semakin tinggi aktivitas enzim maka semakin tinggi pula gula
pereduksi yang dihasilkan (Lehninger, hal 320, 1982).
Lehninger. (1982). Dasar-Dasar Biokimia Jilid I. Erlangga,
Jakarta.
Poedjiadi, Anna. 2005. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.
Razuna, (2010). Karbohidrat. www.blogspot.com. Akses 19 maret
2014.
Sudarmadji, Slamet. Dkk. (2003). Analisa Bahan Makanan
dan Pertanian. Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Yuni, T. (2012). Karbohidrat.
http//http://id.scribd.com/doc/39533102/karbohidrat.
Akses: 19 Maret 2014.

Anda mungkin juga menyukai