Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SUSUKAN
Jln. Ki Bagus Rangin No. 27 Desa Susukan, Kodepos 45166
Email : Puskesmassusukan70@gmail.com
Susukan – Cirebon

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PROGRAM HIV – AIDS
DI UPT PUSKESMAS SUSUKAN

1. PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu dari negara di Asia yang memiliki
kerentanan HIV akibat dampak perubahan ekonomi dan perubahan kehidupan
sosial. Saat ini epidemi AIDS dunia sudah memasuki dekade ketiga, namun
penyebaran infeksi terus berlangsung yang menyebabkan negara kehilangan
sumber daya dikarenakan masalah tersebut. Materi dasar dalam pelatihan
konseling dan tes HIV akan menggambarkan kebijakan Pemerintah RI dalam
penanganan HIV dan membantu peserta memahami arti dari epidemiologi.
Program HIV AIDS dikelola pemerintah dan masyarakat merupakan kebijakan
yang terpadu untuk mencegah penularan HIV dan memperbaiki kualitas hidup
orang dengan HIV. Berdasarkan Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang
kesehatan bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
dilaksanakan berdasarkan prinsip non diskriminatif, partisipatif dan
berkelanjutan. Peraturan Presiden No. 75 Tahun 2006 mengamanatkan
perlunya peningkatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS di seluruh
Indonesia.

2. LATAR BELAKANG
Strategi penanggulangan HIV-AIDS ditujukan untuk mencegah dan
mengurangi risiko penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA, serta
mengurangi dampak sosial danekonomi akibat HIV dan AIDS pada individu,
keluarga dan masyarakat, agar individu dan masyarakat menjadi produktif dan
bermanfaat untuk pembangunan. Hal ini memerlukan peran aktif multi pihak
baik pemerintah maupun masyarakat termasuk mereka yang terinfeksidan
terdampak, sehingga keseluruhan upaya penanggulangan HIV dan AIDS dapat
dilakukan dengan sebaik-baiknya, yang menyangkut area pencegahan,
pengobatan, mitigasi dampak dan pengembangan lingkungan yang kondusif.
Untuk keberhasilan program pencegahan dan pengobatan diperlukan peran
aktif dari kelompok populasi kunci yaitu : (1) Orang-orang berisiko tertular atau
rawan tertular karena perilaku seksual berisiko yang tidak terlindung, bertukar
alat suntik tidak steril; (2) Orang-orang yang rentan adalah orang yang karena
pekerjaan, lingkungannya rentan terhadap penularan HIV, seperti buruh
migran, pengungsi dan kalangan muda berisiko; dan (3) ODHA adalah orang
yang sudah terinfeksi HIV. Epidemi HIV merupakan masalah dan tantangan
serius terhadap kesehatan masyarakat di dunia. Pada tahun 2007 jumlah
ODHA di seluruh dunia diperkirakan sudah mencapai 33.2 juta (30.6–36.1 juta).
Setiap hari, lebih 6800 orang terinfeksi HIV dan lebih dari 5700 meninggal
karena AIDS, yang disebabkan terutama kurangnya akses terhadap pelayanan
pengobatan dan pencegahan HIV. Seperti diketahui situasi epidemi HIV dan
AIDS di indonesia telah memasuki epidemi terkonsentrasi. Berdasarkan hasil
Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) pada populasi kunci tahun 2007
dan 2011 (Kemenkes, 2007 dan 2011) menunjukkan bahwa pravalensi HIV
pada pengguna napza suntik (penasun) turun dari 52,4% pada tahun 2007
menjadi 42,4% tahun 2011. Prevalensi HIV pada waria, wanita pekerja seks
langsung (WPSL) dan wanita pekerja seks tidak langsung (WPSTL) tampak
stabil atau sedikit berkurang, dari 24,3% menjadi 23,2% (waria), dari 9,8%
menjadi 9,3% (WPSL), dan 4% menjadi 3% menjadi 3,1% (WPSTL). Namun
demikian, meningkatnya prevalensi HIV pada lelaki yang seks dengan lelaki
(LSL) dari 5,3% menjadi 12,4% dan klieng WPS dari 0,1% menjadi 0,7%
meningkatkan kekhawatiran. Model matematik dari epidemi HIV di Indonesia
(Asian Epidemic Model) menunjukkan proyeksi jumlah orang dengan HIV dan
AIDS (ODHA) yang meningkat pesat sampai dengan tahun 2016 jika tidak
dilakukan percepatan upaya pencegahan dan pengobatan. Dalam
menghadapi epidemi HIV tersebut perlu dilakukan upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV dan AIDS yang lebih intensif, menyeluruh, terpadu dan
terkoordinasi, untuk menghasilkan program yang cakupannya tinggi, efektif dan
berkelanjutan.
UPT Puskesmas Susukan sebagai salah satu Puskesmas di Kabupaten
Cirebon ikut serta dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS
dengan mengadakan kegiatan berupa klinik VCT, penyuluhan tentang HIV-
AIDS ke kelompok resiko tinggi dan kelompok yang rentan tertular HIV yang
menjadi populasi kunci dalam keberhasilan penanggulangan HIV-AIDS ini.

3. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Program HIV-AIDS di UPT Puskesmas Susukan adalah untuk mencegah
dan menganggulangi kasus HIV- AIDS di masyarakat.

2. TUJUAN KHUSUS
- Deteksi dini kasus HIV
- Mencegah penularan dan munurunkan kasus HIV
- Meningkatkan dukungan lintas sektoran dan lintas program dalam
program HIV AIDS
- Meningkatkan pengetahuan sikap dan perilaku masyarakat mengenai
HIV-AIDS

4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. Advokasi dan sosialisasi program HIV ke masyarakat baik lintas program


maupun lintas sektoral.
2. Peningkatan kapasitas kader KACA HIAS dalam membantu kegiatan HIV
AIDS
3. Refreshing pengetahuan bagi petugas kesehatan mengenai KACA HIAS
4. Melakukan penyuluhan HIV AIDS
5. Melakukan Test HIV atas Inisiasi Petugas Kesehatan (Provider Initiated
HIV testing and counseling/PITC) pasien yang berkunjung ke layanan
klinis UPT Puskesmas Susukan
6. Melakukan Konseling dan Test HIV sukarela (Voluntary Counselling and
Testing/VCT) baik rujukan dari dalam gedung maupun luar gedung UPT
Puskesmas Susukan
7. Pemeriksaan diagnosis HIV
8. Melakukan rujukan pasien dengan HIV positive ke layanan PDP dan
pendamping (atas izin pasien)
5. SASARAN KEGIATAN

1. Klien yang berkunjung ke UPT Puskesmas Susukan yang menunjukan


adanya gejala Infeksi Opportunistik (IO) HIV-AIDS
2. Semua ibu hamil baik yang berkunjung ke UPT Puskesmas Susukan
maupun rujukan dari fasilitas kesehatan lain
3. Populasi Kunci (LSL, Waria, Pemakai Narkoba suntik dan PSK)

6. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Jadwal kegiatan terlampir

7. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Setiap kegiatan yang dilaksanakan perlu adanya evaluasi agar dapat dilihat
tingkat keberhasilan maupun kekurangannya sehingga dapat dibuat rencana
tindak lanjutnya.

8. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN

1. Pencatatan
A. Kegiatan Program Pada penyelengaraan UKP akan di catat
pada format pencatatan harian kemudian akan di rekap pada
akhir bulan
B. Kegiatan program pada pelayanan UKM akan di
dokumentasikan pada notulen kegiatan

2. Pelaporan
Laporan bulanan program, laporan penyuluhan dan kegiatan mobile
VCT akan di laporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
Cirebon.

3. Evaluasi Kegiatan
1. Program akan di Evaluasi oleh tim mutu puskesmas 3 bulan
sekai
2. Program akan di Evaluasi oleh Dinas Kesehatan 1 tahun sekali

Anda mungkin juga menyukai