Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS USAHA FRENCHISE TEH RACIK

TUGAS
BAHASA INDONESIA

OLEH:
SRI SUNDORO
21701092039
ILMU ADMINISTRASI NIAGA

UNIVERSITAS ISLAM MALANG


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
ADMINISTRASI NIAGA
JANUARI, 2018
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, Januari 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………...


BAB 1 PENDAHHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………
1.2 Rumusan Masalahh …………………………………………………………….
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………..
1.4 Manfaat …………………………………………………………………………
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teh ………………………………………………………………………………
2.2 Kandungan Teh ……………………………………………………………….....
2.3 Pengertian Frenchise ………………………………………………………….....
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Analisi Kegiatan ………………………………………………………….
3.2 Metode, Tahapan dan Evaluasi Kegiatan ………………………………………...
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Awal Perkembangan ………………………………………………………………
4.2 Strategi Pemasaran ………………………………………………………………...
4.3 Faktor Pendorong dan Penghambat ……………………………………………….
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………...
5.2 Saran ……………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di zaman modern ini dunia ini terus berkembang pesat. semua orang berlomba-lomba
memperbaharui yang ada dan juga memberi ide-ide baru yang cemerlang pada setiap aspek
kehidupan, tidak terkecuali pada aspek ekonomi. Ekonomi mencakup dasar-dasar dari kehidupan
mulai dari kebutuhan, prinsip-prinsip ekonomi dan bidang-bidang ekonomi yang semuanya tidak
terlepas dari kehidupan kita sehari-hari dan bisnis. Saat kita membahas tentang bisnis tidak akan
ada habisnya karena sangat luas. Bisnis mencakup perdagangan, penyimpanan, pembelanjaan,
pemberi informasi, dan sebagainya. Proses bisnis berawal dari konsumen dan berakhir pada
konsumen juga sebagai pembeli hasil produksi.
Ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi kegiatan bisnis, diantaranya inflasi,
pengangguran, tabungan dan investasi, pemerintah, dan produktifitas. Kelima faktor tersebut
sangatlah penting karena saling terkait. Namun, faktor yang paling berpengaruh adalah
pengangguran dan inflasi, karena dengan semakin mahalnya harga-harga barang dan jasa di
pasar akan menyebabkan turunnya jumlah pembeli, menyebabkan turunnya pendapatan
perusahaan sehingga memperburuk kegiatan bisnis. Saat ini jenis bisnis yang sedang menjadi
“tren” di Indonesia adalah franchise atau waralaba. Franchise atau waralaba dalam bahasa
Indonesia, adalah sebuah metode dalam sistem distribusi barang atau jasa.
Franchise berasal dari bahasa Perancis abad pertengahan, di ambil dari kata “franch”
(bebas) atau “francher” (membebaskan), yang secara umum diartikan sebagai pemberian hak
istimewa. Dengan demikian di dalam franchise terkandung makna, bahwa seseorang
memberikan kebebasan untuk menggunakan atau membuat atau menjual sesuatu.
Pengertian franchise dalam Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 1997 yaitu suatu perikatan di
mana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan kekayaan
intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan
berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau
penjualan barang atau jasa.
Tidak hanya itu, Peraturan Menteri Industri dan Perdagangan Indonesia No
259/MPP/Kep/7/1997, franchise adalah suatu perikatan di mana pihak yang satu diberikan hak
untuk memanfaatkan dan atau menggunakan kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas
usaha yang dimiliki oleh pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang
ditetapkan oleh pihak lain dalam rangka untuk mempersiapkan dan atau menjual barang dan atau
jasa. Menurut Dov Izraeli, franchise berarti memberikan kebebasan untuk melakukan sesuatu
atau mempunyai hak atau menggunakan sesuatu dalam tempat tertentu.
Menurut Charles L Vaughn, istilah franchise dipahami sebagai bentuk kegiatan pemasaran dan
distribusi. Di dalamnya sebuah perusahaan memberikan hak atau privilege untuk menjalankan
bisnis secara tertentu dalam waktu dan tempat tertentu kepada individu atau perusahaan yang
relatif lebih kecil.
Menurut Cheesman, franchise merupakan suatu perjanjian di mana satu pihak
(franchisor) memberikan lisensi kepada pihak lainnya (franchisee) untuk menggunakan nama
perusahaan (trade name), merek dagang, simbol komersial, paten, hak cipta dan barang-barang
lainnya milik franchisor dalam mendistribusikan dan menjual barang atau jasa.
Reitzel, Lyden, Roberts & Severance, franchise definisikan sebagai sebuah kontrak atas barang
yang intangible yang dimiliki oleh seseorang (franchisor) seperti merek yang diberikan kepada
orang lain (franchisee) untuk menggunakan barang (merek) tersebut pada usahanya sesuai
dengan teritori yang disepakati.
LPPM (Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen) mengartikannya sebagai usaha
yang memberikan laba atau keuntungan sangat istimewa sesuai dengan kata tersebut yang
berasal dari wara yang berarti istimewa dan laba yang berarti keuntungan. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2007 Tentang Waralaba pada pasal 1 (ayat 1) mengatakan
bahwa : Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perorangan atau badan usaha
terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa
yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain
berdasarkan perjanjian waralaba.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana awal perkembangan franchise teh racik?
2. Bagamaina strategi pemasaran yang dilakukan teh racik?
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dari bisnis franchise teh racik?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui proses awal perkembangan franchise di Indonesia. Mengetahui tips-tips
membangun bisnis franchise serta tips memilih tips franchise yang sesuai dengan selera kita.
Serta untuk mengetahui apa saja keuntungan dan kerugian dari berbisnis franchise.

1.4 Manfaat
Kegiatan Magang Kewirausahaan ini memiliki manfaat sebagai berikut :
a. Manfaat bagi mahasiswa sendiri antara lain dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan,
menambah pengetahuan mengenai hal-hal yang harus dilakukan dalam berwirausaha, dan
memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai strategi pemasaran yang baik.
b. Manfaat bagi UKM antara lain dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan
berdasarkan inovasi atau pengetahuan serta masukan dari mahasiswa, serta sebagai sarana iklan
untuk pemasaran melalui mahasiswa maupun kampus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teh
Teh merupakan minuman berkasiat yang terbukti dari jaman dulu hingga sekarang,
berbagai manfaatnya telah dibuktikan secara empirik dan riset. Berbagai macam jenis teh, mulai
dari teh hijau, teh hitam, teh buatan, hingga teh putih yang baru populer saat ini setelah
khasiatnya berhasil disembunyikan selama ratusan tahun. (Anonim1, 2011)

Gambar 1. Teh (Tea)


Perbedaan kelompok dan penamaan teh dilakukan berdasarkan cara pemrosesan teh tersebut
sebelum dan setelah dipetik dari pohon, yaitu (Anonim1, 2011):
1. Teh Hitam
• Disebut juga sebagai teh merah oleh bangsa Cina, Jepang dan Korea. Merupakan jenis
teh yang paling populer dan sering dikonsumsi di Asia, termasuk Indonesia. Teh hitam
lebih lama mengalami proses oksidasi dibanding the-teh lainnya. Jenis teh ini memiliki
aroma yang kuat dan bisa bertahan lama jika disimpan dengan baik
• Katekin lebih sedikit
• Tiga cangkir teh hitam setiap hari dipercaya dapat menurunkan resiko penyakit
kardiovaskuler seperti penyakit jantung, menurunkan kadar kolesterol, hipertensi, dan
stroke. Karena zat flavonoid quercetin, kaempfrol, dan myricetin dalam teh yang dapat
mencegah kerusakan pembuluh darah akibat oksidasi kolesterol, mempengaruhi kadar
hormon stress
• Masa seduh : 3 – 5 menit, 100 ‘C
2. Teh Hijau
• Jenis teh ini adalah yang paling populer di Cina dan Jepang. Juga dianggap sebagai
teh yang paling bermanfaat bagi kesehatan, terutama karena khasiatnya melawan
kanker. Teh ini diperoleh dari pucuk daun teh segar yang mengalami pemanasan
dengan uap air pada suhu tinggi
• Manfaat : melangsingkan tubuh
• Masa seduh : 1 – 3 menit, 70 ‘C
3. Teh Putih
• Dibuat dari pucuk daun teh paling muda yang masih dipenuhi bulu halus. Teh putih
tidak mengalami proses fermentasi, hanya diuapkan dan dikeringkan.Daun teh putih
setelah dikeringkan tidak berwarna hijau tapi berwarna putih keperakan dan jika
diseduh berwarna lebih pucat dengan aroma lembut dan segar
• Katekin dalam jumlah tinggi
• Proses produksi teh putih ini terdiri atas dua tahap, yakni penguapan dan pengeringan.
Terkadang teh putih juga difermentasi dengan sangat ringan. Tanpa adanya pelayuan,
penggilingan dan fermentasi ini membuat penampilannya nyaris tak berubah. Teh yang
dihasilkan pun berwarna putih keperakan. Ketika dihidangkan, teh putih memiliki warna kuning
pucat dan aroma yang lembut dan segar. Teh ini merupakan yang paling lembut di antara semua
jenis teh. Untuk memproduksi teh hijau juga tidak bisa dilakukan sembarangan
• Diklaim mempunyai manfaat terbaik dari semua jenis teh
• Manfaat : menekan sel kanker, mencegah obesitas, menangkal radikal bebas lebih
baik dari jenis teh lain, mencegah penuaan, mencegah masalah kulit, melangsingkan
tubuh
• Masa seduh : 5 – 7 menit, 60 ‘C
• 4. Teh Oolong
• Teh tradisional cina yang mengalami proses oksidasi atau fermentasi sebagian.
Karena hanya setengah difermentasi, bagian tepi daunnya berwarna kemerahan
sedang bagian tengah daunnya tetap hijau. Rasa seduhan teh oolong lebih mirip
dengan teh hijau, namun warna dan aromanya kurang kuat dibandingkan teh hitam
• Masa seduh : 5 – 7 menit
5. Teh Herbal (Teh bohongan)
• Jenis teh yang disebut tisane atau herbal tea ini bukan dibuat dari daun teh (Camelia
Sinensis). Namun dibuat dari daun, bunga, akar dan biji tumbuhan, contoh Tisane
yang terkenal adalah Chamomile, Hibiscuss atau Rosela dan Bunga Krisant
• Masa seduh : 5 – 7 menit
Teh merupakan minuman yang sudah dikenal dengan luas di Indonesia dan di dunia. Minuman
berwarna coklat ini umum menjadi minuman penjamu tamu. Aromanya yang harum serta
rasanya yang khas membuat minuman ini banyak dikonsumsi. Selain kelebihan tadi, ada banyak
zat yang memiliki banyak manfaat yang sangat berguna bagi kesehatan tubuh (Daris, M., 2011).
Menurut Joko Pambudi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi Departemen Kesehatan,
seperti dikemukakan dalam “Prosiding Seminar Sehari Teh Untuk Kesehatan, Hidup Sehat
dengan Teh” yang telah dibukukan oleh Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung 2000,
menyebutkan, teh mengandung banyak komponen aktif. Komponen itu, baik yang volatile
maupun nonvolatile, adalah polyphenols (10-25%), methylxanthines, asam amino,
peptida,komponen organik lain, tannic acids (9-20%), vitamin C (150 – 250 mg%), vitamin E
(25-70 mg%), vitamin K (300 – 500 IU/g), B-carotene (13-20%), kalium (1795 mg%),
magnesium (192 mg%), mangan (300-600 ug/ml), flour (0,1-4,2 mg/L), zinc (5,4 mg%),
selenium 1,0-1,8 ppm%), copper (0,01 mg%), iron (33mg%), calcium (7 mg%), dan caffein (45-
50 mg%) (Daris, M., 2011).
Teh sebagian besar mengandung ikatan biokimia yang disebut polyphenols, termasuk di
dalamnya flavonoid. Flavonoid ini merupakan suatu kelompok antioksidan yang secara alamiah
ada pada sayur-sayuran, buah-buahan dan minuman seperti teh dan anggur. Subkelas dari
polythenols meliputi flavones, flavonols, flavanones, catechins, antocyanidin dan isoflavones.
Turunan flavonols, quercetin dan turunan catechins, epica-techin (EC), epigallo-catechins
(EGC), epigallo-catechin gallate (EGCg) umumnya ditemukan di dalam teh. EGCg dan quercetin
merupakan antioksidan kuat 100 kali lebih tinggi daripada vitamin C dan 25 kali vitamin E yang
juga merupakan antioksidan potensial. Dari “International Symposium on Health and Tea
(1998)”, dinyatakan komposisi polythenolcatechin 210, flavonoles 14, thearubigins 0, undefines
266 dan kafein 45. Pada teh hitam (mg%), catechin 63, flavonoles 21, thearubigins 273, dan
kafein 50. Pada teh hijau, catechins merupakan komponen utama. Sedangkan pada teh hitam dan
teh oolong, catechins diubah menjadi theaflavin dan thearubigins (Daris, M., 2011).
2.2 Kandungan Teh
Berikut ini beberapa zat utama yang bermanfaat yang terdapat di dalam secangkir teh :
1. Polifenol
Polifenol pada teh berupa katekin dan flavanol. Senyawa ini berfungsi sebagai
antioksidan untuk menangkap radikal bebas dalam tubuh juga ampuh mencegah berkembangnya
sel kanker dalam tubuh. Radikal bebas ada di tubuh kita karena lingkungan udara yang tercemar
polusi dan juga dari makanan yang kita makan.
2. Vitamin E
Dalam satu cangkir teh mengandung vitamin E sebanyak sekitar 100-200 IU yang
merupakan kebutuhan satu hari bagi tubuh manusia. Jumlah ini berfungsi menjaga kesehatan
jantung dan membuat kulit menjadi halus.
3. Vitamin C
Vitamin ini berfungsi sebagai imunitas atau daya tahan bagi tubuh manusia. Selain itu
vitamin C juga berfungsi sebagai antioksidan yang diperlukan untuk ketahanan tubuh manusia
terhadap penyakit.
4. Vitamin A
Vitamin A yang ada pada teh berbentuk betakaroten merupakan vitamin yang diperlukan
tubuh dapat tercukupi.
Selain itu, secara umum teh memiliki kandungan sebagai berikut:
• 1. Flouride
• 2. Asam amino L-theanine (memperkuat imune tubuh)
• 3. Antik oksidan (Polifenol – 10 kali lipat dibanding sayuran, flavonoid)
• 4. Quercetin, kaempfrol, dan myricetin (mencegah pengapuran pembuluh darah)
• 5. Cafein 40 mg percangkir

2.3 Pengertian Frenchise


Franchise berasal dari bahasa Perancis abad pertengahan, di ambil dari kata “franch”
(bebas) atau “francher” (membebaskan), yang secara umum diartikan sebagai pemberian hak
istimewa. Dengan demikian di dalam franchise terkandung makna, bahwa seseorang
memberikan kebebasan untuk menggunakan atau membuat atau menjual sesuatu.
Pengertian franchise dalam Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 1997 yaitu suatu
perikatan di mana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan
kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu
imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan
dan atau penjualan barang atau jasa.

Tidak hanya itu, Peraturan Menteri Industri dan Perdagangan Indonesia No


259/MPP/Kep/7/1997, franchise adalah suatu perikatan di mana pihak yang satu diberikan hak
untuk memanfaatkan dan atau menggunakan kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas
usaha yang dimiliki oleh pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang
ditetapkan oleh pihak lain dalam rangka untuk mempersiapkan dan atau menjual barang dan atau
jasa. Menurut Dov Izraeli, franchise berarti memberikan kebebasan untuk melakukan sesuatu
atau mempunyai hak atau menggunakan sesuatu dalam tempat tertentu.

Menurut Charles L Vaughn, istilah franchise dipahami sebagai bentuk kegiatan


pemasaran dan distribusi. Di dalamnya sebuah perusahaan memberikan hak atau privilege untuk
menjalankan bisnis secara tertentu dalam waktu dan tempat tertentu kepada individu atau
perusahaan yang relatif lebih kecil.

Menurut Cheesman, franchise merupakan suatu perjanjian di mana satu pihak


(franchisor) memberikan lisensi kepada pihak lainnya (franchisee) untuk menggunakan nama
perusahaan (trade name), merek dagang, simbol komersial, paten, hak cipta dan barang-barang
lainnya milik franchisor dalam mendistribusikan dan menjual barang atau jasa.
Reitzel, Lyden, Roberts & Severance, franchise definisikan sebagai sebuah kontrak atas barang
yang intangible yang dimiliki oleh seseorang (franchisor) seperti merek yang diberikan kepada
orang lain (franchisee) untuk menggunakan barang (merek) tersebut pada usahanya sesuai
dengan teritori yang disepakati.

LPPM (Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen) mengartikannya sebagai usaha


yang memberikan laba atau keuntungan sangat istimewa sesuai dengan kata tersebut yang
berasal dari wara yang berarti istimewa dan laba yang berarti keuntungan. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2007 Tentang Waralaba pada pasal 1 (ayat 1) mengatakan
bahwa : Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perorangan atau badan usaha
terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa
yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain
berdasarkan perjanjian waralaba.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Analisis Kegiatan


Lokasi analisis kegiatan ini adalah di konter “Teh Racek” yang terletak di Food Court
Pusat Perbelanjaan Malang Town Square (MATOS). Waktu pelaksanaan analisis kegiatan ini
adalah 1 kali, yaitu pada tanggal 22 Desember 2017.

3.2 Metode, Tahapan, dan Evaluasi kegiatan


A. Metode Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan dengan melakukan survey di beberapa target lokasi
analisis kegiatan. kemudian setelah mendapatkan lokasi survey, dilakukan peninjauan lokasi
analisis serta wawancara dengan pemilik “The Racek”.
B. Tahapan Kegiatan
Hari/ Waktu Kegiatan Keterangan
Senin Survei Tempat Pencarian Lokasi
22 Desember 2011 Melakukan peninjauan tempat
Melihat proses penjualan serta outlet
Wawancara dan Diskusi tentang segala hal
tentang tempat kegiatan

C. Evaluasi kegiatan
Setelah melakukan kegiatan analisis di konter “The Racek” MATOS, dapat dilakukan
evaluasi kegiatan seperti :
1. Dari kegiatan analisis dapat diketahui bahwa “Teh Racek” menggunakan bahan baku teh
jasmine (melati) dari Jawa Tengah yang terjamin kualitasnya.
2. Dapat pula mengetahui bagaimana inovasi yang dilakukan untuk membuat minuman teh
seduh segar “Teh Racek” dengan berbagai rasa (menu).
3. Dapat memahami bagaimana metode pemasaran produk yang tepat serta bagaimana cara
menarik pelanggan.
4. Dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dari usaha ini serta dapat mempelajari
bagaimana mengatasi masalah-masalah dalam usaha tersebut.
5. Mendapat ilmu tambahan tentang kewirausahaan serta kiat-kiat menjadi wirausahawan
yang sukses.
6. Mengetahui trik atau strategi yang digunakan untuk menarik minat konsumen, salah
satunya pelayanan yang ramah.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Awal Perkembangan

Akhir-akhir ini banyak bermunculan minuman segar dengan bahan baku teh, baik yang
tersebar di berbagai tempat, mulai dari pusat perbelanjaan (mall-mall, dan swalayan), kampus,
sekolah dan lain-lain. Akan tetapi tidak sedikit dari orang-orang yang membuka usaha
tersebut hanya mementingkan keuntungan semata tanpa memperhatikan kualitas, rasa, serta
kebersihan produk. Oleh karena itulah bapak Eko Sugiarto sebagai pemilik usaha “Teh
Racek” menciptakan suatu inovasi produk minuman teh seduh yang mempertimbangkan
kualitas, rasa, serta kebersihan produk teh yang dihasilkannya. Dari pertimbangan tersebut
diharapkan dapat menarik perhatian konsumen untuk menikmati “Teh Racek” ini.

Usaha “Teh Racek” ini didirikan oleh bapak Eko Sugiarto di kota Malang sudah hampir
mencapai empat tahun (dari tahun 2007) dengan modal nekat dan proses penyajian yang
terbaik. “Teh Racek”mencoba memberikan nuansa minuman teh yang berbeda dari yang lain.
Teh Racek adalah teh Merk baru dengan konsep "Teh Seduhan Langsung, Bersih, Sehat Dan
Higienis Dengan Penawaran Harga Yang Terjangkau”. “Teh Racek” ini mengusung tema
“Merasakan Teh Yang Sesungguhnya Dengan Mengutamakan Kualitas, Rasa Yang Pas Untuk
Masyarakat Malang Dan Selalu Menjaga Kebersihan Serta Ramah Terhadap Customer Dalam
Penyajian”. Kebersihan minuman yang merupakan produk dari “Teh Racek” merupakan point
yang sangat penting untuk dipenuhi karena produk yang diminum akan masuk ke dalam
tubuh, sehingga higienitasnya harus terjamin dan bahan-bahan dasarnya harus bisa dipastikan
memang bebas dari semua bahan pengawet yang dapat membahayakan kesehatan tubuh.
Persaingan pasar yang sangat ketat menjadi tantangan tersendiri bagi teh Racek yang
mempunyai keinginan memberikan minuman terbaik, bebas pengawet, dan sehat untuk
dikonsumsi di semua kalangan.

Pak Eko memberikan inovasi baru “Teh Racek”, dalam arti Teh Racek menawarkan 2
variasi teh, yaitu Es Teh dan Jus Teh dengan berbagai macam rasa (menu), dan tentunya dari
tiap menu tersebut harganya juga berbeda. Untuk Es Teh, ada beberapa menu antara lain: Es
Teh Jasmine Original dalam ukuran besar dan kecil, Es Teh Moccacino, Es Teh Lemon, Es
Teh Madu, dan Es Milk Tea dalam ukuran besar dan kecil. Berkat inovasi yang
diciptakannya, usaha ini mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini sudah bisa dibuktikan
dalam 3 tahun terakhir dimana Teh Racek telah tumbuh dari 3 konter menjadi 30 konter. Dari
waktu ke waktu, semakin banyak dibuka cabang teh racek baik di kota Malang.

4.2 Strategi Pemasaran


Strategi pemasaran yang dilakukan adalah dengan membuka konter-konter kecil di
beberapa Pusat Perbelanjaan (Mall), Swalayan, Kampus/Sekolah, ataupun di Kafetaria yang
dapat diajak bekerja sama.

Selain itu, “Teh Racek” juga dengan menyediakan variasi rasa dari 3 jenis minuman teh
seduh yang mengacu pada selera konsumen sehingga dapat lebih menarik minat konsumen
untuk menikmati teh seduh produk “Teh Racek”.

Strategi lain adalah dengan membuka penawaran kerja sama baik dengan perorangan
ataupun dengan suatu usaha lain yang bersedia untuk diajak bekerja sama, seperti Rumah
Makan dimana “Teh Racek” ini sebagai salah satu variasi penyedia minuman.

Untuk penawaran kerja sama dapat dilakukan dengan perorangan, dengan ketentuan sebagai
berikut :
1. Sewa Tempat – Deal langsung dengan hitungan per bulan/tahun
2. Profit Sharing (11 – 12 % dari Omset)
3. Dealing tertentu menyesuaikan dengan kondisi

Kelebihan Design konnter Téh Racék adalah sebagai berikut :


1. Bisa menyesuikan tempat yang ada
2. Full color dan mempercantik area
3. Bisa di negosiasikan – Flexible
4.3 Faktor Pendorong dan Penghambat

4.3.1 Faktor Pendorong


Dalam pembuatan wirausaha teh racik, dibutuhkan beberapa faktor pendorong untuk
mengembangkan kewirausahaannya, antara lain:

Faktor Ekonomi dan Tenaga kerja

Dari segi demografi sebagian besar entrepreneur memulai bisnis antara umur 25 tahun sampai
dengan 39 tahun. Hal ini didukung oleh komposisi jumlah tenaga kerja di suatu tempat,
sebagian besar pada kisaran umur diatas. Lebih lagi, banyak orang menyadari bahwa dalam
kewirausahaan tidak ada pembatasan baik dalam hal umur, jenis kelamin, ras, latar belakang
ekonomi atau apapun juga dalam mencapai sukses dengan memiliki bisnis sendiri.

Kemajuan Teknologi

Dengan bantuan mesin bisnis modern seperti komputer, laptop, notebook, mesin fax, printer
laser, printer color, mesin penjawab telpon, seseorang dapat bekerja dirumah seperti layaknya
bisnis besar. Pada zaman dulu, tingginya biaya teknologi membuat bisnis kecil tidak mungkin
bersaing dengan bisnis besar yang mampu membeli alat-alat tersebut. Sekarang komputer dan
alat komunikasi tersebut harganya berada dalam jangkauan bisnis kecil.

Peluang Penghasilan

Dimana peluang penghasilan dalam usaha teh racek sangat besar, dengan dana yang
digunakan bisa di manage, sehingga penghasilan yang didapatkan sanagat menguntungkan
jika terdapat beberapa cabang yang terdapat diseluruh kota (khususnya malang).

3.3.2 Faktor Penghambat

Dalam peluang usaha, adapun faktor penghambat yang menyebabkan usaha tersebut menjadi
kurang teratasi, antara lain:
1.Bahan baku

Bahan baku yang digunakan yakni teh, didapatkan dari jawa tengah. Karena jawa tengah
merupakan penghasil teh yang memiliki kualitas yang baik, sehingga dibutuhkan waktu untuk
mendapatkan bahan baku tersebut yang telah diolah.

2.Modal usaha
Selanjutnya aspek permodalan adalah salah satu faktor penghambat lahirnya wirausahawan.
Modal dianggap segala-galanya. Perhitungan investasi, operasional, dan tingkat pengembalian
modal menjadi begitu rumit dan menakutkan. Sehingga mereka lebih memilih sebagai sosok
pencari kerja daripada membuka usaha dan lapangan kerja. Modal usaha penting tetapi bukan
dijadikan alasan untuk tidak memulai usaha. Modal merupakan sumberdaya kekayaan
perusahaan. Pemodal berarti pemilik modal. Sedangkan Modal tidak selalu dalam wujud
uang. Sehingga Pemodal adalah pemilik sumberdaya yang bukan selalu uang.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari kegiatan magang yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini
memberikan manfaat yang cukup besar untuk mengembangkan ide dalam berwirausaha.
Seperti yang dilakukan pada franchise “Teh Racek”, dimana merupakan bisnis teh seduh
yang berkembang di Malang dan akan terus di kembangkan di kota-kota lainnya. “Teh
Racek” ini merupakan teh seduh yang tidak hanya mementingkan keuntungan semata
tanpa memperhatikan kualitas, rasa, serta kebersihan produk. Dengan harga terjangkau
dan variasi rasa dari 3 jenis “Teh Racek”, yaitu Teh Jasmine, Teh Jusa, dan Teh Susu,
merupakan salah satu strategi yang dilakukan dalam memasarkan produk ini.

5.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan untuk kegiatan praktek magang kewirausahaan ini
adalah agar sebelum menetukan tempat magang sebaiknya dilakukan analisis terlebih
dahulu mengenai tempat dan manfaat yang bisa diperoleh. Selain itu, tidak perlu mencari
tempat yang besar ataupun ternama, karena franchise-franchise kecil juga dapat dijadikan
tempat magang yang baik karena potensinya yang masih dapat dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim1, 2011, KANDUNGAN DAN MANFAAT TEH,


http://unkick.wordpress.com/2009/09/12/teh-kandungan-teh-manfaat-teh-jenis-teh-
dan- karakteristiknya-kekurangan-teh-anjuran-minum-teh/, diakses tanggal 6 Mei
2011
Anonim2, 2011, MANFAAT TEH, http://kumpulan.info/sehat/artikel-
kesehatan/48-artikel-kesehatan/115-manfaat-teh-untuk-tubuh-sehat.html
Anonim3, 2011, KANDUNGAN TEH, http://www.scribd.com/doc/
53386502/25/Kandungan-Teh
Daris, M., 2011, KANDUNGAN TEH DAN FAEDAHNYA, http://muhammad-
daris.blogspot.com/2009/05/kandungan-teh-dan-faedahnya.html

Anda mungkin juga menyukai