Anda di halaman 1dari 3

TOLERANSI TERHADAP KEBERAGAMAN AGAMA,SUKU,RAS,BUDAYA,DAN

GENDER

Nama: Vina Latifatul Uliya

Nim : 182121028

IAIN SURAKARTA

• Toleransi adalah membiarkan orang lain berpendapat atau menbaeri kesempatan


orang lain untuk mengungkapkan ide orang lain.

• Agama adalah suatu keyakinan yang dimiiki setiap individu sejak lahir.

• Suku adalah sekelompok masyarakat tertentu di daerah tertentu yang di tandai


dengan adanya kebiasaan-kebiasaan masyarakat itu sendiri.

• Ras adalah golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik.

• Budaya adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral,


hukum yang akan diwariskan kepada generasi muda.

• Gender adalah perbedaan karakteristik antara pria dan wanita dapat mencakup
dengan jenis kelamin dan identitas.

1.Perilaku toleransi terhadap keberagaman agama diindonesia

Semua orang diindonesia pasti punya satu kenyakinan agama. Dari sebelum lahir atau sejak
kecil , kita akan menganut satu agama yang saat ini di anut oleh orang tua kita sendiri,
pemerintah indoneisa cuman mengakui 6 agama yaitu: islam , kristen , katolik , hindu , Buddha
dan khonghucu. Negara Indonesia mempunyai jaminan terhadap warga negara yang memeluk
dan beribadah diatur dalam UUD 1945 pasal 29 ayat 2, yang berbunyi “ Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing – masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu “. Agama tidak mengajarkan untuk
memaksakan keyakinan kita kepada orang lain. Keberagaman dalam agama itu benar – benar
terjadi, oleh karena itu, bentuk perilaku kehidupan dalam keberagaman agama dapat di wujudkan
dalam bentuk :

a. Menghormati agama yang diyakini oleh orang lain


b. Tidak memaksa orang lain masuk ke agama kita
c. Bersikap toleran terhadap kenyakinan atau agama orang lain
d. Melaksanakan ajaran dengan baik
e. Tidak memandang rendah agama lain
2.Perilaku toleran terhadap keberagaman suku dan ras di Indonesia

Perbedaan suku dan ras tidak menjadi kendala untuk membangun persatuan dan kesatuan
bangsa indoneisamaupun dalam pergaulan dunia. Kita harus menghormati harkat dan martabat
orang lain dan marilah kita menjunjung tinggi nilai – nilai kemanusian dan toleransi. Perbedaan
kita dengan orang lain tidak berarti bahwa orang lain lebih baik dari kita atau kita lebih baik dari
orang lain. Baik dan buruknya penilaian orang lain kepada kita bukan karena warna, rupa, dan
bentuk, melainkan karena baik dan buruknya kita dalam berperilaku. Oleh karena itu, sebaiknya
kita berperilaku baik kepada semua orang tanpa memandang berbagai perbedaan tersebut.

3.Perilaku toleran terhadap keberagaman sosial budaya

Kehidupaan sosial dan keberagaman kebudayaan yang di miliki bangsa Indonesia tentu
menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Kita tentu harus bersemangat untuk memelihara dan
menjaga kebudayaan bangsa Indonesia. Siapa lagi yang akan mempertahankan budaya bangsa
jika bukan kita sendiri. Bagi seorang pelajar perilaku dan semangat kebangsaan dalam
mempertahankan keberagaman budaya bangsa diantara dapat di laksanakan dengan :

a. Mengetahui keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa indoneisa


b. Mempelajari dan menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat dan
kesenangannya
c. Merasa bangga terhadap budaya bangsa sendiri
d. Menyaring budaya asing yang masuk kedalam bangsa indoneisa.

4. Kesadaran Gender

Tuuhan menciptakan manusia dalam dua jenis , yaitu laki – laki dan perempuan. Laki –
laki pada dasarnya sama. Hubungan sosial antara laki – laki dan perempuan itulah yang di
namakan jenis kelamin. Jadi, jenis kelamin merajuk pada hubunganan antara laki – laki dengan
perempuan hubungan tersebut dilihat berdasarkan sifat kodratnya. Gender adalah hubungan yang
membedakan kedudukan, fungsi, dan peran antara laki – laki dan perempuan. Gender
berkembang seiring dengan budaya masyarakat, gender bukan bawaan sejak lahir. Tiap-tiap
masyarakat memiliki perkembangan budayanya sendiri, demikian pula dalam perkembangan
budaya bangsa indonesia. Pemahaman gender di Indonesia tentulah akan sejalan dengan
perkembangan budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pemanahan dan kesadaran gender
bersifat dinamis dan dapat berbeda antara masyarakat satu dengan masyarakat lain. Kesadaran
gender berarti meletakkan kedudukan, fungsi , dan peran antara laki - laki dan perempuan dalam
masyarakat secara sejajar. Mislanya dalam keluarga maka setiap anggota keluarga bertanggung
jawab atas kebersihan dan kerapian tempat tinggalnya. Anak laki-laki atau anak perempuan,
keduanya bisa menjaga kebersihan dan kerapian rumah tempat tinggalnya. Disekolah, laki-laki
atau perempuan sama-sama dapat menjadi guru. Dalam masyarakat , baik laki-laki maupun
perempuan dapat mengambil peran yg berguna bagi sesama manusia laiinya.

Anda mungkin juga menyukai