AMI Fandayanti
AMI Fandayanti
D DENGAN AKUT
MIOKARD INFARK (AMI) DI RUANG ICU
RS PKU MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Disusun Oleh :
0
BAB I
KONSEP DASAR
A. Anatomi Fisiologi
1. Jantung
bagian atas yaitu atrium dan ventrikel. Secara fungsional darah dibagi menjadi
alat menjadi alat pompa kanan dan pompa kiri yang memompa darah vena
menerima darah yang tidak teroksigenali dari vena kava superior, inferior, dan
sistem koroner. Darah ini melalui katup mitrat ke ventrikel kiri dan
1996:1069).
1
circumflex. Arteri koronaria kanan memberi darah antara lain ke SA node
2. Pembuluh darah
seluruh bagian dan alat tubuh disebut arteri pembuluh darah arteri yang paling
besar yang keluar dari ventrikel kiri disebut aorta. Arteri ini mempunyai
dinding yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastis dan terdiri 3 lapisan yaitu :
lapisan terluar dinding arteri disebut tunika externa. Keadaan tidak elastis
disebut arteri osklerosis, sedangkan bagian dalam dari arteri adalah tunika
interna atau intima. Pembersihan plaqul yang terjadi pada dinding arteri bagian
dalam disebut athero sclerosis. Hal ini mengakibatkan aliran darah arteri
3. Darah
hormon dan pengontrol suhu. Dalam darah terdapat eritrosit, leukosit dan
Peran eritrosit dalam mengangkut hemoglobin adalah penting. Oleh karena itu
2
B. Pengertian
proses masuknya proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak
darah mungkin akibat penyempitan kritis arteri koroner karena aterosklerosis atau
Infark miokard adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung
Nekrosis miokard akut hampir selalu terjadi akibat penyumbatan total arteri
koronaria oleh trombus yan gterbentuk pada plaqus aterosklerosis yang tidak
serangan jantung) merupakan sumbatan total pada arteri koronaria. Sumbatan ini
mungkin kecil dan focal atau besar dan difus. Pembuluh yang sering terkena
adalah koronaris kiri, percabangan anterior kiri dan arteri circumflex. Pembuluh
yang tersumbat mungkin hanya satu, dua, atau tiga pembuluh (Depkes, 1993:138).
3
C. Penyebab
adalah penurunan suplai darah ke jantung akibat penyempitan kritis arteri koroner
karena aterosklerosis atau penyumbatan total arteri oleh emboli atau trombus juga
resistensi terhadap aliran darah akan meningkat dan membayakan aliran darah
miokardium.
dapat berlanjut menjadi infark karena edema yang berkaitan dengan infark
menganggu aliran darah dalam arteri koronaria, yang menyebarkan stasis dan
D. Manifestasi Klinis
miokard infark yaitu adanya keluhan yang khas adalah nyeri dada seperti diremas-
remas, ditekan, ditusuk, panas atau ditindih barang berat. Nyeri dapat menjalar ke
tangan (umumnya kiri), pada leher, rahang ke punggung dan epigastrium. Nyeri
4
dapat disertai perasaan mual muntah, sesak, pusing, keringat dingin, berdebar-
perubahan nadi, hipotensi, muka pucat, diaporesis, kulit dingin, perubahan status
miokardium adalah nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus
terletak di bagian bawah sternum dan perut atas. Nyeri akan terasa semakin berat
sampai tidak tertahankan. Nyeri ini adalah gejala utama yang muncul. Nyeri bisa
menyebar ke bahu dan lengan biasanya lengan kiri dan dirasakan tajam dan berat.
Napas pendek, pucat, keringat dingin, pusing, dan mual muntah. Pasien dengan
diabetes mellitus mungkin tidak merasakan nyeri berat bila menderita infar
E. Patofisiologi
dinamakan ateroma atau plaqul yang akan mengganggu absorpsi nutrien oleh sel-
sel endotal yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan
menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah.
Endotel pembuluh darah terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan
5
parut, selanjutnya lumen akan menjadi sempit dan kasar, akan cenderung terjadi
berlangsung progresif dan suplai darah yang tidak adekuat atau iskemia yang
gejala perasaan tertekan dan penuh atau nyeri substernal. Ini akibat kurangnya
oksigen untuk miokard agar dapat bekerja efektif, penyebabnya hampir selalu
(Tambayong, 2000:90).
F. Pemeriksaan Penunjang
2. Enzim jantung dan isoenzim, CPK-MB meningkat antara 4-6 jam, memuncak
mempengaruhi kontraktilitas.
4. Sel darah putih, leukosit (10.000-20.000) tampak pada hari kedua sehubungan
6
5. GDA atau oksimetri nadi, dapat menunjukkan hipoksia.
GJK.
koroner.
7
G. Pathway dan Masalah Keperawatan
Sumber :
- Smeltzer, SC and Bare (2002)
- Tambayong Jan (2000)
- Dongoes, M.E (2000)
- Long, B.C. (1996)
- Ibnu Masud(1984)
8
H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
pemberian oksigen dan tirah baring dilakukan secara bersamaan untuk tetap
a. Vasodilator
b. Antikoagulan
9
menurunkan kemungkinan pembentukan trombus dan akan menurunkan
aliran darah.
c. Trombosit
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Aktivitas
beraktivitas.
b. Sirkulasi
gagal jantung kronis, masalah tekanan darah dan diabetes mellitus perlu
ditanyakan pada pasien. Ditandai dengan tekanan darah dapat normal atau
naik atau turun, nadi dapat normal penuh atau tak kuat juga bisa lemah tapi
10
Nyeri dada yang timbulnya mendadak atau tidak berhubungan
dengan aktivitas, tida hilang dengan istirahat skala nyeri 1-10. Hal ini
d. Pernapasan
Pada pasien infark dapat terjadi dispnea, batuk dengan atau tanpa
morfin.
I. Fokus Intervensi
11
1. Nyeri (akut) berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap
Tujuan : tidak ada keluhan nyeri dada atau nyeri dapat terkontrol
Kritera hasil :
Intervensi :
a. Pantau dan catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal dan non verbal,
respon hemodinamix.
Kriteria hasil :
12
b. Kulit hangat, merah muda dan kering.
Intervensi :
dari kursi bila tidak nyeri, ambulasi dan istirahat selama 1 jam setelah
makan.
e. Kaji ulang tanda gejala yang menunjukkan tidak toleransi terhadap aktivitas.
jantung adekuat
Kiteria hasil :
jantung.
Intervensi :
13
a. Auskultasi tekanan darah dan evaluasi kualitas dan kesamaan nadi sesuai
indikasi.
kopin, coklat.
tromboembali.
:Kriteria hasil :
dan kering.
Intervensi :
a. Lihat pucat, sianosis, kulit dingin atau lembab, catat kekuatan nadi perifer.
14
5. Resiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan berhubungan dengan
Kritera hasil :
normal.
b. Tidak ada distensi vena perifer dan edema dependen, paru bersih.
Intervensi :
keseimbangan cairan.
kematian.
Kriteria hasil :
mempengaruhi.
15
c. Mendemonstrasikan pemecahan masalah positif.
Intervensi :
dan takut.
b. Orientasikan pasien atau orang terdekat terhadap prosedur rutin dan aktivitas
rencana pengobatan.
yaitu :
Kriteria hasil.
Intervensi :
16
a. Kaji bunyi jantung, bunyi napas tidak normal (terutama crackels) dan
Kriteria hasil :
laboratorium normal.
Intervensi :
a. Catat status nutrisi pasien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan,
mual muntah.
17
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D DENGAN AMI (AKUT MIOKARD
INFARK) DI ICU RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Tn. D
Umur : 65 th
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Islama : Islam
Nama : Ny. N
Umur : 36 th
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
18
Alamat : Kusumodilagan, RT 01/12 Joyosuran Pasar
Kliwon, Surakarta
2. Keluhan utama
3. Riwayat keperawawatan
± 3 hari yang lalu pasien sehabis bangun tidur, perut terasa sakit,
mendapat infus RL 16 tpm, dan injeksi rantin 2 ml/12 jam secara iv.
19
b. Pola cairan dan elektrolit
Selama sakit : pasien minum habis 3 gelas/hari, minum teh dan air
putih.
c. Pola nutrisi
Selama sakit : pasien makan habis 2 sendok / makan, diet : nasi tim,
d. Pola eliminasi
memberikan perhatian.
20
f. Pola personal hygiene
Pasien setiap hari disibin oleh perawat, mulut tidak ada stomatitis,
siang
i. Konsep diri
saat ini
masyarakat.
21
j. Pola seksual
k. Psikologis
l. Sosial
m. Spiritual
n. Pengetahuan
kepada perawat.
5. Pemeriksaan fisik
S : 36°C Rr : 34 x/menit
d. Kepala : Mesochepal
22
j. Dada :
P : Bunyi ronchi
A : Wheezing
P : Pekak
A : BJ I = BJ II, reguler
P : Tympani
k. Ekstremitas :
tetes/menit
6. Pemeriksaan penunjang
23
- Trombosit 173.000 150.000-400.000
Pemeriksaan Hasil
- Natrium 135 mmol/L
- TCO2 9 mmol/L
- Ph 7,214
- PO2 72 mmHG
- SO2 91 %
- pH 7,221
b. Program terapi
1) Injeksi :
d) Piralen 2 ml IV
e) Raivas 1 ml IV
24
2) Obat oral :
a) Trizedon 2 x 35 mg
b) Cordaron 3 x 200 mg
c) Spirola 1 x 25 mg
d) Nexium 1 x 20 mg (siang)
e) Flasix 1 x 75 mg (pagi)
8. Data fokus
a. Data subyektif :
S : Skala nyeri 5
b. Data obyektif :
perawat
5) TD : 128/89 mmHG
6) N : 154 x/menit
25
7) RR : 34 x/menit
8) S : 36°C
B. Analisa Data
RR : 34 x/menit
S : 36°C
daerah dada
S : Skala nyeri 5
26
No Data Fokus Etiologi Problem
DO :- Keperluan sehari-hari pasien fisik aktivitas
dibantu perawat
tidur
C. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi
1. Dx. I
Kriteria hasil :
Intervensi :
d. Pertahankan O2 3 l/menit
27
2. Dx. II
Kriteria hasil :
Intervensi :
nyaman
3. Dx. III
terpenuhi
Kriteria hasil :
Intervensi :
28
4. Dx. IV
Kriteria hasil :
Intervensi :
E. Implementasi
Q : Nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R : Pasien
29
Hari/tgl/jam Dx Implementasi Respon Ttd
mengatakan
nyeri di daerah
dada
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri hilang
timbul
08.45 II - Memberikan infus Pasien kooperatif
NaCl + 1 ml raivas
dobuject 7 cc/jam
09.00 I - Memberikan O2 Pasien tampak
3lt/menit nyaman
- Memberi injeksi : Pasien kooperatif
kalmoxilin 1 gr/8jam ,
Remopain 1 ml/8 jam
09.00 III - Mengkaji status Pasien makan habis 2
nutrisi sendok
Nafsu makan
menurun
Mual dan muntah
10.00 IV - Mengkaji tingkat Pasien dibantu dalam
ketergantungan pasien pemenuhan ADL
oleh perawat
10.15 IV - Mendekatkan alat Pasien kooperatif
atau barang yang dan senang
dibutuhkan
10.30 IV - Melibatkan keluarga Keluarga tampak
dalam pemenuhan kooperatif
ADL pada waktu
kunjungan
12.00 II - Memberikan obat Pasien mau minum
oral: cordaron 3 x 200 obat
30
Hari/tgl/jam Dx Implementasi Respon Ttd
mg nexium 1 x 20
mg
Rabu II - Membantu Pasien kooperatif
23-4-2008 melakukan teknk
15.00 relakssi nafas dalam
16.00 - Memberikan Pasien tampak
lingkungan yang tenang nyaman
aktivitas perlahan
17.00 III - Memberikan makan Pasien mau makan
yang disukai pasien
III - Mengajarkan makan Pasien kooperatif
sedikit tapi sering
- Memberikan makanan Pasien senang
yang menarik perhatian
pasien
17.30 III - Memberikan terapi Pasien kooperatif
injeksi Rantin 2 ml/12
jam
- Memberikan terapi Obat masuk melalui
injeksi piralen 2 ml selang IV
18.30 - Membeikan obat oral Pasien kooperatif
Trizedon 2 x 35 mg
Cordaron 3 x 200 mg
21.00 I - Memberikan terapi Pasien kooperatif
injeksi kalmoxilin 1
gr/8 jam
Remopain 1 ml/8 jam
F. Evaluasi
31
Tgl/hari/jam No. Dx Evaluasi TTD
TD : 126/87 mmHg
N ; 94 x/menit
R : 24 x/menit
S : 36,2°C
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Pertahankan O2
- Pertahankan posisi semi fowler
10.15 II S : Pasien mengatakan nyeri dada
berkurang
O : Wajah tampak rileks
P : Nyeri dirasakan saat pasien
posisi miring
dada
S : Skala nyeri 3
32
Tgl/hari/jam No. Dx Evaluasi TTD
- Berikan makan yang hangat
10.45 IV S : -
O : - Tampak ADL masih dibantu
perawat
- KU : sedang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Bantu dapatkan alat
- Libatkan keluarga dalam
pemenuhan ADl
33