Anda di halaman 1dari 9

KETENTUAN PELAKSANAAN

OPERASI SEKSIO SESAREA


No. Dokumen No. Revisi Halaman
PT 1-29 02 1 | 10

Tanggal Terbit Disahkan,


2 Maret 2018 Direktur RSIA. Pucuk Permata Hati
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr I Gede Karyawan, MARS

Pengertian Operasi seksio sesarea adalah cara melahirkan anak dengan


cara melakukan pembedahan/operasi lewat dinding perut dan
dinding uterus untuk melahirkan anak yang tidak bisa
pervaginam atau oleh karena keadaan lain yang mengancam
ibu atau bayi yang mengharuskan kelahiran dengan cara
segera sedangkan persyaratan pervaginam tidak
memungkinkan.
Tujuan Agar dapat memberikan tindakan yang sesuai dalam
ketentuan pelaksanaan operasi seksio sesarea
Kebijakan SK Direktur No 115/RSIA/SK-DIR/VI/2017 Tahun 2017 tentang
kebijakan pelayanan di RSIA. Pucuk Permata Hati pada bagian
operasi seksio sesarea.
Prosedur Pegangan dasar
1) Persalinan yang terbaik adalah yang alamiah, pervaginam
dan non trauma baik untuk ibu dan bayinya.
2) Bila cara tersebut gagal barulah dipikirkan melakukan
tindakan operatif.
3) Dilakukan berdasarkan indikasi tertentu.
4) Tim operasi terdiri dari minimal : seorang dokter operator,
seorang dokter anestesi, seorang asisten dokter spesialis
kandungan/dokter umum/perawat yang terlatih, seorang
perawat instrumen, staf terampil dari unit neonatal dan para
KETENTUAN PELAKSANAAN
OPERASI SEKSIO SESAREA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PT 1-29 02 2 | 10

Tanggal Terbit Disahkan,


2 Maret 2018 Direktur RSIA. Pucuk Permata Hati
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr I Gede Karyawan, MARS

medis pembantu.
5) Pilihan operasi utama adalah yang tipe irisan melintang di
segmen bawah uterus sedangkan OSS tipe klasik menjadi
pilihan yang kedua.
6) Operasi dapat bersifat primer, elektif atau darurat.
7) Operasi seksio sesarea yang ke tiga diusulkan pada pasien
untuk dilakukan sterilisasi/tubektomi.
Indikasi
1) Plasenta previa totalis
2) CPD, distosia oleh karena bayi dan panggul
3) Kesempitan panggul
4) Bayi letak lintang
5) Ruptura uteri iminens dan atau gawat bayi sedangkan
persyaratan lahir pervaginam tidak memungkinkan
6) Distosia servikalis
7) Distosia karena tumor jalan lahir
8) Distosia pada letak sungsang
9) Distosia pada kehamilan pasca OSS
10) Kasus infertilisasi dan atau anak mahal
11) Insufiensi utero plasenta dengan skor pelvis yang buruk
12) Dan lain-lain persalinan dengan distosia setelah dilakukan
konsultasi
Persiapan operasi
KETENTUAN PELAKSANAAN
OPERASI SEKSIO SESAREA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PT 1-29 02 3 | 10

Tanggal Terbit Disahkan,


2 Maret 2018 Direktur RSIA. Pucuk Permata Hati
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr I Gede Karyawan, MARS

1) Pasien dipasang infus larutan RL/RD/NaCL 0.9% dan


daerah operasi dibersihkan dengan melakukan pencukuran
rambut. Pemasangan kateter Foley serta kantung-kantung
penampungan urine.
2) Mengambil contoh darah untuk persiapan donor darah.
3) Dipastikan lagi KIE, konseling serta permintaan informed
consent pada pasien dan keluarganya.
4) Tim operasi terdiri dari minimal: seorang operator, seorang
staf anestesi, seorang asisten operator, seorang perawat
instrumen, staf terampil dari ruang bayi dan para medis
pembantu.
5) Pilihan operasi utama adalah yang tipe irisan melintang di
segmen bawah uterus sedangkan OSS tipe klasik menjadi
pilihan yang kedua.
6) Operasi dapat bersifat primer, elektif atau darurat
7) Operasi seksio sesarea yang ketiga diusulkan pada pasien
untuk dilakukan sterilisasi/tubektomi

Peralatan operasi
1) Di ruang operasi sudah ada pertolongan gawat/emergency
saat operasi berlangsung. Peralatan anestesi, tabung gas
N2O serta oksigen.
2) Alat-alat untuk OSS bisa dilakukan persiapan dan
KETENTUAN PELAKSANAAN
OPERASI SEKSIO SESAREA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PT 1-29 02 4 | 10

Tanggal Terbit Disahkan,


2 Maret 2018 Direktur RSIA. Pucuk Permata Hati
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr I Gede Karyawan, MARS

kemungkinan dilengkapi dengan persiapan bila ada


komplikasi operasi.
Alat- alat yang disiapkan
1) Duk steril, pakaian steril operator, asisten, instrumen, dan
penerima bayi
2) Klem untuk duk sebanyak 6 buah
3) Pisau bedah tajam 1 buah
4) Klem Arteri 6 buah
5) Hak fascia kecil 1 buah
6) Hak/reaktor abdomen 2 buah
7) Klem mickulik 4 buah
8) Kasa abdomen 2 rol
9) Gunting tajam 2 buah
10) Pemegang jarum 2 buah, panjang dan pendek, serta satu
set jarum tajam dan tumpul dan catgut bermacam ukuran.
11) Alat kuret, untuk persediaan
12) Klem krom 4 buah
13) Klem kocher 4 buah
14) Alat isap dan kanul
15) Spuit serta obat-obatan; methergin, oksitosin sintesis,
betadine, alkohol dan lain-lain.
Protokol operasi
1) Protokol Umum
KETENTUAN PELAKSANAAN
OPERASI SEKSIO SESAREA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PT 1-29 02 5 | 10

Tanggal Terbit Disahkan,


2 Maret 2018 Direktur RSIA. Pucuk Permata Hati
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr I Gede Karyawan, MARS

a. Jenis anestesi yang dilakukan tergantung pertimbangan


saat itu, dan bisa berupa anestesi umum (general) atau
memakai anestesi blok spinal sesuai dengan keperluan.
b. Daerah operasi, vulva dan perut besi bawah sampai
daerah dada pasien dilakukan asepsis dengan memakai
larutan betadine atau memakai larutan imodium dan
alkohol 70%.
c. Pasien ditutup dengan kain steril untuk mempersempit
daerah operasi
d. Irisan pada dinding perut linea mediana membujur
(pilihan pertama) atau memilih cara insisi pfannenstiel,
sepanjang 10-12 cm, diperdalam sampai peritoneum,
sambil merawat pendarahan yang ada.
e. Setelah masuk ruang peritonium dimasukkan kasa steril
dibasahkan dengan larutan garam fisiologis untuk
menyisihkan usus ke arah atas.
f. Uterus diidentifikasi dan dicari segmen bawah uterus
(SBR), pegang plika vesiko uterna dengan pinset, buat
insisi dengan gunting ke lateral, vesika urinarea
disisihkan ke bawah secara tumpul. Dilakukan insisi
melintang kurang lebih 1 centimeter di bawah plika
vesiko uterina dengan pisau tajam dan diperlebar
dengan gunting dengan perlindungan tangan yang
KETENTUAN PELAKSANAAN
OPERASI SEKSIO SESAREA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PT 1-29 02 6 | 10

Tanggal Terbit Disahkan,


2 Maret 2018 Direktur RSIA. Pucuk Permata Hati
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr I Gede Karyawan, MARS

satunya. Insisi diperdalam sampai tembus dan kantong


ketuban kelihatan.
g. Kantong ketuban dipecahkan dan bagian terendah anak
dikeluarkan dibantu dengan tangan asisten mendorong
fundus uteri sampai anak lahir. Tali pusat segera di klem
dan dipisahkan bersamaan dengan membersihkan jalan
nafas anak dan segera menyerahkan pada tim neonatus
yang sudah siap menerimanya.
h. Plasenta dikeluarkan secara manual, dan diyakini bersih
dan komplit.
i. Jahitan dilakukan lapis demi lapis dengan catgut atau
monocryl dan kasus yang membutuhkan, dapat
dilakukan kontrasepsi mantap.
j. Setelah diyakinkan tidak ada pendarahan lagi maka
kasa steril dikeluarkan dan rongga abdomen dicuci dan
dibersihkan dengan larutan NaCL 0,9% sambil meraba
fundus uteri agar berkontraksi kuat.
k. Selanjutnya dinding luka operasi dijahit lapis demi lapis.
l. Luka operasi ditutup dengan betadine, kasa steril serta
plester secukupnya.
m. Operasi selesai, sambil dibersihkan dari darah dan
ketuban, diperiksa tanda-tanda vital seperti : tensi, nadi,
pernafasan serta perkusi akral.
KETENTUAN PELAKSANAAN
OPERASI SEKSIO SESAREA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PT 1-29 02 7 | 10

Tanggal Terbit Disahkan,


2 Maret 2018 Direktur RSIA. Pucuk Permata Hati
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr I Gede Karyawan, MARS

2) Protokol Khusus
a. Tindakan yang lain dari prosedur di atas dapat diambil
setelah dilakukan jalur konsultasi dengan konsultan
diatasnya.
b. Kesulitan dengan kedaruratan saat operasi perlu
diantisipasi.
c. Bila waktu melahirkan bayi, robekan meluas ke lateral
dan merobek arteri uterina, perdarahan harus segera
dikuasai dengan klem dan jahitan.
d. Bila segmen bawah ada perlekatan hebat, varises berat,
anak letak lintang dan SBR yang belum terbentuk
dipertimbangkan OSS korpoe.
e. Bila kesulitan melahirkan anak pada irisan profunda
dimungkinkan untuk melakukan transisi T terbalik.
3) Protokol tambahan:
a. Seluruh pasien yang mendapat tindakan seksio sesarea
harus mendapatkan observasi ketat saat pre, durante,
dan post operasi di ruang pemulihan.
b. Observasi yang dimaksud di atas termasuk observasi
keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital, tanda-
tanda perdarahan, dan kondisi lainnya yang dipandang
perlu untuk diobservasi.
c. Jangka waktu pelaksanaan Observasi:
KETENTUAN PELAKSANAAN
OPERASI SEKSIO SESAREA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PT 1-29 02 8 | 10

Tanggal Terbit Disahkan,


2 Maret 2018 Direktur RSIA. Pucuk Permata Hati
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr I Gede Karyawan, MARS

i. Pre-OP : setiap 30 menit/berdasarkan instruksi


Dokter Operator
ii. Durante OP : Setiap 5-10 menit/sesuai instruksi
dokter Operator dan/atau dokter spesialis
Anestesi
iii. Post-OP :
1. Saat pasien di ruang pemulihan : Setiap
15-20 menit/sesuai instruksi dokter
Operator dan/atau dokter Spesialis
Anestesi
2. Saat pasien sudah dipindahkan ke ruangan
: Setiap 30 menit - 1 jam/sesuai instruksi
dokter Operator
d. Petugas yang bertanggung jawab untuk melaksanakan
observasi:
i. Pre-OP : Petugas kamar Operasi dan/atau
Petugas Ruang Bersalin
ii. Durante-OP : dokter Spesialis Anestesi dan
perawat Anestesi
iii. Post-OP :
1. Di ruang Pemulihan : Perawat jaga ruang
pemulihan
2. Di ruang rawat inap : Perawat/bidan ruang
KETENTUAN PELAKSANAAN
OPERASI SEKSIO SESAREA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PT 1-29 02 9 | 10

Tanggal Terbit Disahkan,


2 Maret 2018 Direktur RSIA. Pucuk Permata Hati
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr I Gede Karyawan, MARS

rawat Inap/ruang bayi


Poli Obsgyn, Ruang OK, Ruang Bersalin (VK), Rawat Inap,
Unit terkait
Ruang Bayi

Anda mungkin juga menyukai