DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS DAYEUHLUHUR II
Jalan Panulisan – Warungbatok Telp. 0265 2731441
DAYE U H LU H U R
Kode Pos 53266
T E NTAN G
BUDAYA MUTU KESELAMATAN PASIEN DALAM PELAYANAN KLINIS DI
PUSKESMAS DAYEUHLUHUR II
Menimbang : a. Bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan klinis tidak hanya
ditentukan oleh system pelayanan yang ada, tetapi juga perilaku pemberi
pelayanan yang mencerminkan budaya mutu dan keselamatan pasien.
b. Bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas ditetapkan budaya mutu
keselamatan pasien.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Kesatu : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS DAYEUHLUHUR II TENTANG
BUDAYA MUTU KESELAMATAN PASIEN DALAM PELAYANAN
KLINIS DI PUSKESMAS DAYEUHLUHUR II
Kedua : Budaya mutu keselamatan pasien seperti yang tertera dalam lampiran surat
keputusan ini
Ketiga : Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan catatan
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Surat Keputusan
ini, akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.
Hj. KARTIAH,SKM,MM
NIP.196801021988032007
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS
DAYEUHLUHUR II
NOMOR : / / 2016
TANGGAL : 2016
1. Kesadaran ( Awareness)
Seluruh staf Puskesmas harus sadar untuk bekerja dengan berhati-hati. Seluruh staf
Puskesmas mampu mengenali kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut, serta mengambil
tindakan untuk memperbaikinya.
2. Terbuka dan Adil
Bagian yang fundamental dari organisasi dengan budaya keselamatan adalah menjamin
adanya keterbukaan dan adil, berbagi informasi secara “terbuka dan bebas”, perlakuan yang
adil terhadap staf waktu terjadi insiden.
Adapun konsekuensi menjadi “terbuka dan adil” adalah :
a. Staf harus terbuka tentang insiden yang melibatkan mereka
b. Staf dan Puskesmas harus akuntabel terhadap tindakan mereka
c. Staf merasa mampu berbicara kepada kolega dan atasannya tentang insiden yang terjadi
d. Puskesmas terbuka dg pasien,masyarakat dan staf
e. Staf diperlakukan adil dan didukung bila terjadi insiden
3. Pendekatan Sistem
Memiliki budaya keselamatan akan mendorong terciptanya lingkungan yang
mempertimbangkan semua komponen sebagai faktor yang ikut berkontribusi terhadap
insiden yang terjadi. Hal ini menghindari kecenderungan untuk menyalahkan individu dan
lebih melihat kepada sistem dimana individu tersebut bekerja. Inilah yang disebut pendekatan
system (systems approach).