Anda di halaman 1dari 5

Pertama : Hadits tentang keluarnya penghuni Neraka dengan syafa’at.

Dibawakan oleh Hammad bin Zaid, ia berkata: Aku bertanya kepada Amr bin Dinar:

‫ نَعَ ْم‬: ‫ قَا َل‬. )‫شفَا َع ِة ؟‬ ِ َّ‫ (أَ َّن هللاَ ي ُْخ ِر ُج قَ ْو ًما ِمنَ الن‬: ‫س ْو ِل هللاِ صلى هللا عليه وسلم‬
َّ ‫ار بِال‬ ُ ‫ِث َع ْن َر‬ َ َ ‫أ‬.
ُ ‫س ِمعْتَ َجابِ َر بْنَ َع ْب ِد هللاِ يُ َحد‬

“Apakah engkau mendengar Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘anhu membawakan hadits dari Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda: (Sesungguhnya Allah mengeluarkan sekelompok orang
dari Neraka dengan syafa’at)?”
Amr bin Dinar menjawab,”Ya.” [HR Imam Bukhari dan Muslim] [4].

Juga hadits yang dibawakan dari Anas bin Malik tentang kisah singkat datangnya segenap manusia kepada
Adam dan nabi-nabi sesudahnya untuk meminta syafa’at pada hari Kiamat. Akhirnya mereka datang kepada
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di bagian akhir hadits ini Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :

‫ ث ُ َّم يُقَا ُل ِلي‬.ُ‫عـِني َما شَا َء هللا‬ ُ َ‫ فَ َيد‬،‫اجدًا‬ ِ ‫س‬ َ ُ‫ َفإِذَا َرأَ ْيتُهُ َو َق ْعتُ لَه‬، ‫ فَ َيأْت ُ ْونِى فَأ َ ْست َأ ْ ِذنُ َعلَى َر ِبي‬: . ‫ش َّف ْع‬ َ ُ ‫ َوا ْشفَ ْع ت‬، ‫ َوقُ ْل يُ ْس َم ْع‬، ‫ط ْه‬ َ ‫س ْل ت ُ ْع‬
َ ‫ َو‬، َ‫سك‬ َ ْ‫ا ِْرفَ ْع َرأ‬
‫اجدًا ِمثْلَهُ فِى الثَّا ِلثَ ِة أَ ِو‬
ِ ‫س‬ ِ َّ‫ ث ُ َّم أ ُ ْخ ِر ُج ُه ْم ِمنَ الن‬، ‫ ث ُ َّم أ َ ْشفَع فَيَ ُحدُّ ِلي َحدًًًّ ا‬،‫فَأ َ ْرفَ ُع َرأْ ِسي فَأَحْ َمد ُ َربِي بِتَحْ ِم ْي ٍد يُعَ ِـل ُمنِي‬
َ ‫ ث ُ َّم أَع ُْود ُ فَأَقَ ُع‬. َ‫ار َوأُد ِْخلُ ُه ُم ْال َجنَّة‬
‫ (أخرجه البخاري ومسلم فى صحيحيهما‬.ُ ‫ب َعلَ ْي ِه ْال ُخلُ ْود‬ َ ‫ي َو َج‬ ْ َ ‫ أ‬:‫ َو َكانَ قَت َادَة ُ يَقُ ْو ُل ِع ْندَ َهذَا‬. ُ‫سهُ ْالقُ ْرآن‬ َ ‫ار ِإالَّ َم ْن َح ِب‬ ِ َّ‫ َحتَّى َما يَ ْبقَى فِى الن‬،‫الرا ِب َع ِة‬
َّ )

“Maka mereka datang kepadaku. Akupun meminta izin kepada Rabb-ku. Ketika aku melihat Rabb-ku, maka
aku menjatuhkan diri bersujud kepadaNya. Allah membiarkan aku sesuai dengan apa yang dikehendakiNya.
Kemudian dikatakan kepadaku (oleh Allah) : “Angkat kepalamu! Mintalah, niscaya engkau akan diberi!
Katakanlah, niscaya perkataanmu akan didengar! Berilah syafa’at, sesungguhnya engkau diberi wewenang
memberi syafa’at”.
Maka aku mengangkat kepalaku. Lalu aku memuji-muji Rabb-ku dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku.
Kemudian aku memberi syafa’at. Namun Allah memberi batasan kepadaku dengan suatu batasan. Lalu aku
mengeluarkan mereka dari Neraka dan memasukkannya ke dalam surga. Kemudian aku kembali lagi kepada
Allah, lalu aku menjatuhkan diri bersujud kepadaNya seperti saat pertama.(Demikian pula) pada yang ketiga
atau keempat kalinya. Sehingga tidak ada lagi yang tersisa di dalam Neraka, kecuali orang yang ditahan oleh al
Qur`an. Qotadah menjelaskan maksud orang yang ditahan oleh al Qur`an di dalam Neraka: “Ialah orang yang
pasti kekal di dalamnya”. [HR Bukhari dan Muslim] [5].

Demikian pula hadits yang dibawakan oleh Abu Sa’id al Khudri Radhiyallahu ‘anhu, melalui jalan Abu
Maslamah, dari Abu Nadhrah, dari Abu Sa’id al Khudri Radhiyallahu ‘anhu yang mengatakan: Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“ ‫ َحتَّى إِذَا‬،ً‫ فَأ َ َماتَ ُه ْم إِ َماتَة‬-‫طايَا ُه ْم‬


َ ‫ بِ َخ‬: ‫ار بِذُنُ ْوبِ ِه ْم – أ َ ْو قَا َل‬
ُ َّ‫صابَتْ ُه ُم الن‬ َ َ‫َاس أ‬
ٌ ‫ َو َل ِك ْن ن‬. َ‫ َفإِنَّ ُه ْم الَ يَ ُم ْوت ُ ْونَ فِ ْي َها َوالَ يَحْ يَ ْون‬،‫ار الَّ ِذيْنَ ُه ْم أ َ ْهلُ َها‬
ِ ‫أ َ َّما أ َ ْه ُل ال َّن‬
‫شفَا َع ِة‬َّ ‫ أُذِنَ ِبال‬،‫كَانُ ْوا فَحْ ًما‬. ‫ فَ َي ْنبُت ُ ْونَ نَ َباتَ ْال ِحبَّ ِة تَ ُك ْونُ فِى‬.‫ َيا أ َ ْه َل ْال َجنَّ ِة أَفِ ْيض ُْوا َعلَ ْي ِه ْم‬: ‫ ث ُ َّم قِ ْي َل‬، ‫ار ْال َجنَّ ِة‬
ِ ‫ فَبُث ُّ ْوا َعلَى أ َ ْن َه‬،‫ض َبائِ َر‬
َ -‫ض َبائِ َر‬َ ‫فَ ِج ْي َء ِب ِه ْم‬
‫س ْي ِل‬
َّ ‫” َح ِم ْي ِل ال‬.
‫ وابن ماجة‬،‫ –أخرجه مسلم فى صحيحه‬.‫س ْو َل هللاِ صلى هللا عليه وسلم قَدْ َكانَ ِب ْالبَا ِديَ ِة‬ ُ ‫ َكأ َ َّن َر‬: ‫فَقَا َل َر ُج ٌل ِمنَ ْالقَ ْو ِم‬.

“Adapun ahli Neraka yang menjadi penghuni kekalnya, maka mereka tidak mati di dalamnya dan tidak hidup.
Akan tetapi orang-orang yang ditimpa oleh siksa Neraka karena dosa-dosanya –atau Rasul bersabda, karena
kesalahan-kesalahannya- maka Allah akan mematikan mereka dengan suatu kematian. Sehingga apabila mereka
telah menjadi arang, Nabi diizinkan untuk memberikan syafa’at (kepada mereka). Lalu mereka di datangkan
berkelompok-kelompok secara terpisah-pisah, lalu dimasukkan ke sungai-sungai di surga. Selanjutnya
dikatakan (oleh Allah): “Wahai penghuni surga, kucurkanlah air kehidupan kepada mereka”. Maka tumbuhlah
mereka laksana tumbuhnya benih-benih tetumbuhan di larutan lumpur yang dihempaskan arus air. Seseorang di
antara sahabat berkata: “Seakan-akan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di padang gembalaan di
suatu perkampungan”. [HR.Muslim dan Ibnu Majah] [6].

Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarah Shahih Muslim menjelaskan, yang dimaksud dengan sabda
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang artinya): “Adapun ahli Neraka yang mereka merupakan
penghuni kekalnya, maka mereka tidak hidup dan tidak mati”

Maksudnya, orang-orang kafir yang merupakan penghuni Neraka dan layak untuk kekal di dalamnya, maka
mereka tidak mati, dan tidak pula bisa merasakan hidup yang bermanfaat dan enak. Sebagaimana telah Allah
firmankan:

َ ‫الَيُ ْق‬
ُ َّ‫ضى َعلَ ْي ِه ْم فَ َي ُموتُوا َوالَيُ َخف‬
‫ف َع ْن ُهم ِم ْن َعذَا ِب َها‬

“Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati, dan tidak pula diringankan dari mereka adzabnya”. [Faathir :
36]
Juga sebagaimana telah Allah firmankan:

‫ث ُ َّم الَ َي ُموتُ فِي َها َوالَ َيحْ َيى‬

“Kemudian dia tidak mati di dalam Neraka dan tidak pula hidup”. [al A’la : 13].

Demikian ini benar-benar akan terjadi menurut madzhab Ahlul Haq (pengikut kebenaran). Yaitu, kenikmatan
penghuni surga akan terus selama-lamanya. Sedangkan siksaan bagi orang-orang yang kekal di Neraka juga
akan selama-lamanya.

Adapun sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang artinya) : “Akan tetapi orang-orang yang ditimpa oleh
siksa api Neraka sebab dosanya, … dst.”, maka maksudnya ialah, bahwa orang-orang yang berdosa dari
kalangan kaum Mu’minin, kelak akan dimatikan oleh Allah sesudah mereka disiksa (di dalam Neraka) selama
jangka waktu yang dikehendaki Allah Ta’ala. Kematian yang ditimpakan oleh Allah terhadap mereka ini
adalah, dalam arti sebenarnya, hingga dengan kematian itu, lenyaplah rasa sakit.

Jadi siksa terhadap mereka sesuai dengan kadar dosa mereka. Kemudian Allah matikan mereka, dan untuk
sementara waktu (dalam keadaan mati) sesuai dengan takdir Allah, mereka tetap tersekap di dalam Neraka
tanpa merasakan apa-apa.

Selanjutnya, dalam keadaan mati, mereka yang telah menjadi arang dikeluarkan dari Neraka. Kemudian dibawa
dalam kelompok-kelompok yang terpisah-pisah sebagaimana layaknya barang. Setelah itu mereka dimasukkan
ke dalam sungai-sungai di surga, lalu disiram dengan air kehidupan. Maka hidup dan tumbuhlah mereka
laksana tumbuhnya benih tetumbuhan yang tumbuh di lumpur-lumpur yang terbawa arus air, demikian cepat
dan lemahnya. Tumbuhnya (manusia) itu, awalnya muncul kekuningan dan lentur karena lemahnya. Makin
lama makin kuat, lalu mereka kembali seperti sediakala, dan makin sempurna keadaannya.[7]

Hadits yang lainnya, ialah hadits yang dibawakan oleh Abu Sa’id al Khudri Radhiyallahu ‘anhu, melalui jalan
riwayat lain, yaitu dari ‘Atha’ bin Yasar, tentang suatu hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang panjang.
Bahkan di dalamnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan bahwa kaum Mu’mininpun diberi
wewenang untuk memberi syafa’at. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam di antaranya bersabda:

َ‫ يَقُ ْولُ ْون‬.‫ار‬ ِ َّ‫ق ِمنَ ْال ُمؤْ ِمنِ ْينَ هللِ يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة ِإل ْخ َوانِ ِه ُم الَّ ِذيْنَ فِى الن‬ ِ ‫ضا َءةِ ْال َح‬ َ ِ‫شدَة ً هللِ فِى ا ْست‬ َ ‫شدَّ ُمنَا‬ َ َ ‫فَ َوالَّذِى نَ ْفسِي ِبيَ ِدهِ! َما ِم ْن أ َ َح ٍد ِم ْن ُك ْم ِبأ‬: ‫َربَّنَا! كَانُ ْوا‬
َ‫صلُّ ْونَ َويَ ُح ُّج ْون‬ َ ُ‫ص ْو ُم ْونَ َم َعنَا َوي‬ ُ َ‫ي‬. ‫ف‬ ِ ‫ص‬ ْ ِ‫ت النَّاُر إِلَى ن‬ ِ َ‫ فَي ُْخ ِر ُج ْونَ خ َْلقًا َكثِي ًْرا قَدْ أ َ َخذ‬.‫ار‬ ِ َّ‫ص َـو ُر ُه ْم َعـلَى الن‬ ُ ‫ـر ُم‬ َّ ‫ فَت ُ َح‬.‫ أ َ ْخ ِر ُج ْوا َم ْن َع َر ْفت ُ ْم‬: ‫فَيُقَا ُل لَ ُه ْم‬
ُ ُ
َ‫ ث َّم يَقُ ْول ْون‬.‫ساقَ ْي ِه َوإِلَى ُر ْكبَتَ ْي ِه‬ َ َ
َ : ‫ي فِ ْي َها أ َحد ٌ ِم َّم ْن أ َم ْرتَنَا بِ ِه‬ َ
َ ‫ َربَّنَا! َما بَ ِق‬. !ُ‫َار ِم ْن َخي ٍْر فَأ ْخ ِر ُج ْوه‬ ْ ْ
ٍ ‫ ا ِْر ِجعُ ْوا! فَ َم ْن َو َجدْت ُ ْم فِى قَلبِ ِه ِمثقَا َل ِد ْين‬: ‫فَيَقُ ْو ُل‬
‫فَي ُْخ ِر ُج ْونَ خ َْلقًا َك ِثي ًْرا‬. ‫َار ِم ْن َخي ٍْر‬ ٍ ‫ن‬‫ي‬ْ ‫د‬
ِ ‫ف‬ ‫ص‬ ‫ن‬
ِ ْ ِ َ ِ ِِ ‫ل‬ ‫ا‬ َ ‫ق‬ْ ‫ث‬‫م‬ ‫ه‬ ‫ب‬ ْ
‫ل‬ َ ‫ق‬ ‫ى‬ ‫ف‬ ‫م‬ ُ
ِ ْ َ َ َ‫ت‬ْ ‫د‬ ‫ج‬ ‫و‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬ َ ‫ف‬ !‫ا‬ ‫و‬ ‫ع‬
ُْ ِ ْ‫ج‬ ‫ِر‬ ‫ا‬ : ُ
‫ل‬ ْ َ َّ ِ ‫ َربَّنَا! لَ ْم نَذَ ْر ِف ْي َها أ َ َحدًا ِم َّم ْن أ َ َم ْرتَنَا ِب‬: َ‫ث ُ َّم َيقُ ْولُ ْون‬
‫و‬ُ ‫ق‬ ‫ي‬ ‫م‬ ُ ‫ث‬ . ‫ه‬
ُ‫ ث َّم يَق ْو ُل !فَأ ْخ ِر ُج ْوه‬.‫ َربَّنَا! ل ْم نَذَ ْر فِ ْي َها ِم َّم ْن أ َم ْرتَنَا أ َحدًا‬: َ‫ ث َّم يَق ْول ْون‬.‫ فَي ُْخ ِر ُج ْونَ خَلقا َكثِي ًْرا‬: ‫ا ِْر ِجعُ ْوا! فَ َم ْن َو َجدْت ُ ْم فِى قَ ْلبِ ِه ِمثْقَا َل ذَ َّرةٍ ِم ْن َخي ٍْر‬
َ ُ ُ َ َ َ ُ ُ ُ ً ْ
‫ َربَّنَا!ْ لَ ْم نَذَ ْر فِ ْي َها َخي ًْرا‬: َ‫ ث ُ َّم َيقُ ْولُ ْون‬.‫فَأ َ ْخ ِر ُج ْوهُ! فَي ُْخ ِر ُج ْونَ خ َْلقًا َكثِي ًْرا‬.
ُ‫ت ِمن لَّدُ ْنه‬ ِ ْ‫ضا ِع ْف َها َويُؤ‬َ ُ‫سنَةً ي‬ َ ‫ظ ِل ُم ِمثْقَا َل ذَ َّرةٍ َوإِن ت َكُ َح‬ ْ َ‫ (إ َ َّن هللاَ الَي‬: ‫ث فَا ْق َرأ ُ ْوا إِ ْن ِشئْت ُ ْم‬ ِ ‫ص ِدقُ ْونِي بِ َهذَا ْال َح ِد ْي‬ َ ُ ‫ إِ ْن لَ ْم ت‬:ُ‫س ِع ْي ٍد ْال ُخد ِْري ِ يَقُ ْول‬ َ ‫َو َكانَ أَب ُْو‬
‫ رواه البخاري ومسلم‬-.‫ – الحديث‬40 : ‫أَجْ ًرا َع ِظي ًما) من سورة النساء‬-.

“Demi Allah Yang jiwaku ada di tanganNya. Tidak ada seorangpun diantara kamu yang lebih bersemangat di
dalam menyerukan permohonannya kepada Allah untuk mencari cahaya kebenaran, dibandingkan dengan kaum
Mu’minin ketika memohonkan permohonannya kepada Allah pada hari Kiamat untuk (menolong) saudara-
saudaranya sesama kaum Mu’minin yang berada di dalam Neraka. Mereka berkata : “Wahai Rabb kami,
mereka dahulu berpuasa, shalat dan berhaji bersama-sama kami”.

Maka dikatakan (oleh Allah) kepada mereka : “Keluarkanlah oleh kalian (dari Neraka) orang-orang yang kalian
tahu!” Maka bentuk-bentuk fisik merekapun diharamkan bagi Neraka (untuk membakarnya). Kemudian orang-
orang Mu’min ini mengeluarkan sejumlah banyak orang yang dibakar oleh Neraka sampai pada pertengahan
betis dan lututnya. Kemudian orang-orang Mu’min ini berkata: “Wahai Rabb kami, tidak ada lagi di Neraka
seorangpun yang engkau perintahkan untuk mengeluarkannya”. Allah berfirman : “Kembalilah! Siapa saja yang
kalian dapati di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat satu dinar, maka keluarkanlah (dari Neraka)!” Maka
merekapun mengeluarkan sejumlah banyak orang dari Neraka. Kemudian mereka berkata lagi : “Wahai Rabb
kami, tidak ada lagi seorangpun yang kami sisakan dari orang yang Engkau perintahkan untuk kami
mengeluarkannya”. Allah berfirman : “Kembalilah! Siapa saja yang kalian dapati di dalam hatinya terdapat
kebaikan seberat setengah dinar, maka keluarkanlah (dari Neraka)”. Merekapun mengeluarkan sejumlah banyak
orang. Selanjutnya mereka berkata lagi : “Wahai Rabb kami, tidak ada seorangpun yang Engkau perintahkan,
kami sisakan (tertinggal di Neraka)”. Allah berfirman: “Kembalilah! Siapa saja yang kalian dapati di dalam
hatinya terdapat kebaikan seberat biji dzarrah, maka keluarkanlah (dari Neraka)”. Maka merekapun
mengeluarkan sejumlah banyak orang. Kemudian mereka berkata : “Wahai Rabb kami, tidak lagi kami
menyisakan di dalamnya seorangpun yang mempunyai kebaikan”.
Pada waktu itu Abu Sa’id al Khudri mengatakan: “Apabila kalian tidak mempercayai hadits ini, maka jika
kalian suka, bacalah firman Allah (yang artinya): “Sesungguhnya Allah tidak menzhalimi seseorang meskipun
sebesar dzarrah, dan jika ada kebajikan sebesar dzarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan
memberikan dari sisiNya pahala yang besar”. (an Nisaa’ : 40) … al Hadits”. [HR. Bukhari dan Muslim] [8].

Hadits lainnya lagi ialah, hadits Abdullah bin Abi al Jad’a Radhiyallahu ‘anhu. Beliau mendengar Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ُ ‫ يَا َر‬: ‫ َقالُ ْوا‬.‫ش َفا َع ِة َر ُج ٍل ِم ْن أ ُ َّمتِي أ َ ْكث َ ُر ِم ْن َبنِي ت َِمي ٍْم‬
‫س ْو َل هللاِ ! ِس َواكَ ؟ قَا َل‬ َ ِ‫ َليَ ْد ُخ َل َّن ْال َجنَّةَ ب‬: ‫اي‬َ ‫ ِس َو‬.
‫ ( حديث صحيح رواه الترمذي وابن ماجة‬.ُ‫س ِم ْعتُه‬ َ ‫َا‬ ‫ن‬َ ‫أ‬ : ‫ل‬
َ ‫ا‬َ ‫ق‬ ‫وسلم؟‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫هللا‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫س‬ ‫ر‬ ْ
ِ ِ ْ ُ َ ‫س ِم ْعتَهُ ِم‬
‫ن‬ َ ُ‫)قُ ْلتُ (اَ ْلقَا ِئ ُل ه َُو َع ْبد ُ هللاِ ْبن‬.
َ َ‫ أ َ ْنت‬: )‫ش ِقيْق‬

“Niscaya akan (ada sekelompok manusia) yang masuk Surga dalam jumlah lebih banyak dari Bani Tamim
dengan syafa’at seseorang di antara umatku”. Para sahabat bertanya : “Selain engkau, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab,”Ya, selainku.”
Aku (maksudnya, perawi hadits yaitu, Abdullah bin Syaqiq) bertanya : “Apakah engkau mendengarnya
langsung dari Rasulullah?” Abdullah bin Abi al Jad’a menjawab : “Saya mendengarnya langsung”. [Hadits
shahih riwayat at Tirmidzi dan Ibnu Majah] [9].

Juga dari ‘Imran bin Hushain, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda :

ٍ‫(وفِى لَ ْفظ‬
َ ‫شفَا َع ِة ُم َح َّم ٍد‬ ِ َّ‫ يَ ْخ ُر ُج قَ ْو ٌم ِمنَ الن‬: ‫ (حديث صحيح –رواه أبو داود وابن ماجة‬. َ‫س َّم ْونَ ْال َج َهنَّ ِم ِييْن‬
َ ِ‫ار ب‬ َ ُ‫ َوي‬،َ‫ فَيَدْ ُخلُ ْونَ ْال َجنَّة‬،)‫شفَا َعتِي‬
َ ِ‫)ب‬

“Akan keluar sekelompok orang dari Neraka karena syafa’at Muhammad n (dalam suatu lafazh yang lain :
“Karena syafa’atku”). Lalu mereka masuk ke dalam Surga. Mereka dinamakan Jahannamiyyun”. [Hadits
shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah]

Sumber: https://almanhaj.or.id/2733-syafaat-bermanfaat-bagi-penghuni-neraka-yang-beriman.html
Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, dalam hadis yang panjang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda tentang syafaat di hari kiamat,

‫ ما منكم من أحد‬،‫ فوالذي نفسي بيده‬،‫حتى إذا خلص المؤمنون من النار‬


‫بأشد مناشدة هلل في استقصاء الحق من المؤمنين هلل يوم القيامة‬
‫ ربنا كانوا يصومون معنا ويصلون‬:‫ يقولون‬،‫إلخوانهم الذين في النار‬
،‫ فتحرم صورهم على النار‬،‫ أخرجوا من عرفتم‬:‫ فيقال لهم‬،‫ويحجون‬
‫ ثم‬،‫ وإلى ركبتيه‬،‫فيخرجون خلقا كثيرا قد أخذت النار إلى نصف ساقيه‬
‫ ارجعوا فمن‬:‫ فيقول‬،‫ ربنا ما بقي فيها أحد ممن أمرتنا به‬:‫يقولون‬
‫ ثم‬،‫ فيخرجون خلقا كثيرا‬،‫وجدتم في قلبه مثقال دينار من خير فأخرجوه‬
…‫ ربنا لم نذر فيها أحدا ممن أمرتنا‬:‫يقولون‬
Setelah orang-orang mukmin itu dibebaskan dari neraka, demi Allah, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya,
sungguh kalian begitu gigih dalam memohon kepada Allah untuk memperjuangkan hak untuk saudara-
saudaranya yang berada di dalam neraka pada hari kiamat. Mereka memohon: Wahai Tuhan kami, mereka itu
(yang tinggal di neraka) pernah berpuasa bersama kami, shalat, dan juga haji.
Dijawab: ”Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang kalian kenal.” Hingga wajah mereka diharamkan untuk
dibakar oleh api neraka.
Para mukminin inipun mengeluarkan banyak saudaranya yang telah dibakar di neraka, ada yang dibakar sampai
betisnya dan ada yang sampai lututnya.
Kemudian orang mukmin itu lapor kepada Allah, ”Ya Tuhan kami, orang yang Engkau perintahkan untuk
dientaskan dari neraka, sudah tidak tersisa.”
Allah berfirman, ”Kembali lagi, keluarkanlah yang masih memiliki iman seberat dinar.”
Maka dikeluarkanlah orang mukmin banyak sekali yang disiksa di neraka. Kemudian mereka melapor, ”Wahai
Tuhan kami, kami tidak meninggalkan seorangpun orang yang Engkau perintahkan untuk dientas…” (HR.
Muslim no. 183).

Ibnul Jauzi rahimahullah berkata kepada sahabat-sahabatnya,

‫ يا ربنا عبدك فالن كان يذكرنا بك‬: ‫إن لم تجدوني في الجنة بينكم فاسألوا عني وقولوا‬
”Jika kalian tidak menemukan aku di surga, maka tanyakanlah tentang aku kepada Allah. Ucapkan: ’Wahai
Rabb kami, hambaMu fulan, dulu dia pernah mengingatkan kami untuk mengingat Engkau.”

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

َ ُّ‫َّللاَ يَقُو ُل يَ ْو َم ا ْل ِقيَا َم ِة أ َ ْي َن ا ْل ُمت َ َحاب‬


‫ون بِ َج َال ِلي ا ْليَ ْو َم أ ُ ِظلُّ ُه ْم فِي ِظ ِلي يَ ْو َم ََل ِظ َّل‬ َّ ‫إِ َّن‬
‫إِ ََّل ِظ ِلي‬
“Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman pada hari kiamat kelak, “Mana orang-orang yang saling mencintai
karena keagungan-Ku? Hari ini Aku naungi mereka dalam naungan-Ku, di mana tidak ada naungan pada hari
ini selain naungan-Ku.” (HR Muslim)
Orang yang saling mencintai karena Allah juga menempati derajat yang tinggi di jannah. Tidak tanggung-
tanggung, para Nabi dan para syuhada’ bahkan takjub dengan keadaan mereka. Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda,

“Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah ada orang-orang yang meskipun bukan golongan para nabi,
namun para nabi dan juga para syuhada takjub dengan keadaan mereka. Lalu Nabi shallallahu alaihi wasallam
ditanya, “Siapakah mereka wahai Rasulullah, agar kami bisa mencintai mereka. Beliau bersabda,

،‫ب‬ َ ِ‫ قِ ْي َل َم ْن ُه ْم لَعَلَّنا َ نُ ِحبُّ ُه ْم ؟ قاَل ُه ْم قَ ْو ٌم ت َ َحابُّوا ِبنُ ْو ِر هللاِ ِم ْن َغي ِْر أَ ْر َح ٍام َوالَ ا ْنت‬، ‫ش َهدَا ُء‬
ٍ ‫سا‬ ُّ ‫ يَ ْغ ِبط ُه ُم اْأل َ ْنبِيا َ ِء َوال‬، ‫س ْوا بِأ َ ْنبِيا َ ِء‬
ُ ‫ِإ َّن ِم ْن ِعبا َ ِد هللاِ ِعباَدا ً لَ ْي‬
‫س‬ُ َّ ‫ا‬ ‫الن‬ ‫ز‬ ‫ح‬ ‫ا‬َ ‫ذ‬ ‫إ‬
َ‫ُ َ َحْ ْ نَ ِ َ ِ ن‬ ‫و‬ُ ‫ن‬ َ‫ز‬ ‫ي‬ َ ‫ال‬ ‫و‬ ، ‫س‬ َّ ‫ا‬ ‫الن‬ ‫َاف‬
َ ‫خ‬ َ ‫ا‬ ‫ذ‬ ‫إ‬ ‫و‬
ِ َ‫َ ْ ن‬ ُ ‫ف‬ ‫َا‬
‫خ‬ ‫ي‬ َ ‫ال‬ ، ‫ر‬ ٍ ْ ِ ‫ُو ُج ْو ُه ُه ْم نُ ْو ٌر َعلَى َمنا َ ِب َر‬
‫و‬ ُ ‫ن‬ ‫ن‬ْ ‫م‬

“Mereka adalah orang saling mencintai karena Allah, meski tak ada hubungan rahim maupun nasab. Wajah-
wajah mereka bercahaya, berada di mimbar-mimbar yang bercahaya, mereka tidak takut pada saat orang-orang
ketakutan dan ereka tidaklah bersedih di saat orang-orang bersedih.” (HR Ibnu Hibban dengan sanad yang
bagus)

Anda mungkin juga menyukai