ASKEP
ASKEP
1
Bagi bayi piatu dan bayi yang ibunya tidak lagi bisa menyusui,
persediaan susu formula harus dijamin selama bayi membutuhkannya.
Diusahakan agar pemberian susu formula dibawah supervisi dan
monitoring yang ketat oleh tenaga kesehatan terlatih.
Ibu atau pengasuh bayi perlu diberi informasi yang memadai dan
konseling tentang cara penyajian susu formula yang aman dan praktek pemberian
makan bayi yang tepat.
Hanya susu formula yang memenuhi standar Codex Alimentarius yang
bisa diterima.
Sedapat mungkin susu formula yang di produksi oleh pabrik yang
melanggar Kode Internasional Pemasaran Susu Formula jangan/tidak boleh
diterima.
Jika ada pengecualian untuk butir diatas, pabrik tersebut sama sekali
tidak diperbolehkan mempromosikan susu formulanya.
Susu Kental Manis dan Susu cair tidak boleh diberikan kepada bayi
berumur kurang dari 12 bulan.
Susu formula diberi label dengan petunjuk yang jelas tentang cara
penyajian, masa kadaluwarsa minimal 1 tahun, dalam bahasa yang dimengerti
oleh ibu, pengasuh atau keluarga.
c. Botol dan dot tidak boleh di distribusikan dan tidak dianjurkan untuk
digunakan.
Pemberian susu formula hendaknya menggunakan cangkir atau gelas.
Untuk mengurangi bahaya pemberian susu formula, beberapa hal
dibawah ini sebisa mungkin dipenuhi:
- Gunakan cangkir atau gelas yang mudah dibersihkan, diberikan sabun
untuk mencuci.
- Alat yang bersih untuk membuat susu dan menyimpannya.
- Sediakan alat untuk menakar air dan susu bubuk (jangan gunakan botol
susu).
- Bahan bakar dan air bersih yang cukup (bila memungkinkan gunakan air
dalam kemasan).
- Kunjungan ulang untuk perawatan tambahan dan konseling.
2
- Lanjutkan promosi menyusui untuk menghindari penggunaan susu
formula bagi bayi yang ibunya masih bisa menyusui.
Susu bubuk skim tidak boleh diberikan sebagai komoditas tunggal atau sebagai
bagian dari distribusi makanan secara umum, karena dikhawatirkan akan digunakan
sebagai pengganti ASI.
Rekomendasi tersebut diatas didasarkan pada Kode Internasional Pemasaran
Susu Formula, World Health Assembly (WHA) tahun 1994 and 1996, Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia tentang Pemasaran Pengganti ASI, dan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2004 tentang Pemberian ASI Eksklusif. pada bayi di
Indonesia. WHA ke 47 menyatakan ”Pada operasi penanggulangan bencana, pemberian
ASI pada bayi harus dilindungi, dipromosikan dan didukung. Semua sumbangan susu
formula atau produk lain dalam lingkup Kode, hanya boleh diberikan dalam keadaan
terbatas”
2. MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI)
1 • MP-ASI hanya boleh diberikan setelah bayi berumur 6 bulan.
2 • MP-ASI sebaiknya disediakan berdasarkan bahan lokal (bila memungkinkan).
3 • MP-ASI harus yang mudah dicerna.
4 • Pemberian MP-ASI disesuaikan dengan umur dan kebutuhan gizi bayi.
5 • MP-ASI harus mengandung kalori dan mikronutrien yang cukup.
3
a. Makanan bayi umur 0 – 6 bulan
b. Makanan bayi umur 6 – 9 bulan
c. Makanan anak umur 9 – 12 bulan
d. Makanan anak umur 12 – 24 bulan
Pada situasi khusus seperti anak sakit atau ibu bekerja, pemberian makanan bayi/anak
perlu penanganan secara khusus.
INGAT !
• Beri ASI saja sampai umur 6 bulan
• Berikan kolostrum
4
MP-ASI berbentuk halus antara lain : bubur susu, biskuit yang ditambah air
atau susu, pisang dan pepaya yang dilumatkan. Berikan untuk pertama kali
salah satu jenis MP-ASI, misalnya pisang lumat. Berikan sedikit demi sedikit
mulai dengan jumlah 1-2 sendok makan, 1-2 kali sehari. Berikan untuk
beberapa hari secara tetap, kemudian baru dapat diberikan jenis MP-ASI yang
lainnya.
c. Perlu diingat tiap kali berikan ASI lebih dulu
baru MP-ASI, agar ASI dimanfaatkan seoptimal mungkin. MP-ASI berbentuk
cairan diberikan dengan sendok, jangan sekali-kali menggunakan botol dan
dot. Penggunaan botol dan dot berisiko selain dapat pula menyebabkan
bayi/anak mencret itu dapat mengakibatkan infeksi telinga.
d. Memberikan MP-ASI dengan botol dan dot
untuk anak baduta sambil tiduran dapat menyebabkan infeksi telinga tengah,
apabila MP-ASI masuk keruang tengah.
e. Memperkenalkan makanan baru pada bayi,
jangan dipaksa. Kalau bayi sulit menerima, ulangi pemberiannya pada waktu
bayi lapar, sedikit demi sedikit dengan sabar, sampai bayi terbiasa dengan rasa
makanan tersebut.
INGAT !
Teruskan pemberian ASI
Berikan ASI lebih dulu, baru MP-ASI
Berikan makanan lumat halus 1-2 x sehari
5
lemak, yaitu santan atau minyak kelapa/margarin. Bahan makanan ini dapat
menambah kalori makanan bayi, disamping memberikan rasa enak juga
mempertinggi penyerapan vit A dan zat gizi lain yang larut dalam lemak.
d. Setiap kali makan,
berikanlah MP-ASI bayi dengan takaran paling sedikit sbb
Pada umur 6 bulan – beri 6 sendok makan
Pada umur 7 bulan – beri 7 sendok makan
Pada umur 8 bulan – beri 8 sendok makan
Pada umur 9 bulan – beri 9 sendok makan
“ Bila bayi meminta lagi, ibu dapat menambahnya”
4. Makanan Bayi Umur 9 – 12 Bulan
a. Pada umur 10
bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara bertahap.
Karena merupakan makanan peralihan ke makanan keluarga, bentuk dan
kepadatan nasi tim bayi harus diatur secara berangsur, lambat laun mendekati
bentuk dan kepadatan makanan keluarga.
b. Berikan
makanan selingan 1 kali sehari. Pilihlah makanan selingan yang bernilai gizi
tinggi, seperti bubur kacang ijo, buah, dll. usahakan agar makanan selingan
dibuat sendiri agar kebersihannya terjamin.
c. Bayi perlu
diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan. Campurkanlah ke
dalam makanan lembik berbagai lauk pauk dan sayuran secara berganti-ganti
(terlampir). Pengenalan berbagai bahan makanan sejak usia dini akan
berpengaruh baik terhadap kebiasaan makan yang sehat dikemudian hari.
INGAT !
Teruskan pemberian ASI
Berikan makanan lunak 3 kali sehari dengan takaran yang cukup
Berikan makanan selingan 1 kali sehari
Perkenalkan bayi dengan beraneka ragam bahan makanan
6
5. Makanan Anak Umur 12 – 24 Bulan
a. Pemberian ASI
diteruskan. Pada periode umur ini jumlah ASI sudah berkurang, tetapi
merupakan sumber zat gizi yang berkualitas tinggi.
b. Pemberian MP-
ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali sehari dengan porsi
separuh makanan orang dewasa setiap kali makan. Disamping itu tetap
berikan makanan selingan 2 kali sehari.
c. Variasi makanan
diperhatikan dengan menggunakan Padanan Bahan Makanan. Misalnya nasi
diganti dengan: mie, bihun, roti, kentang, dll. Hati ayam diganti dengan: tahu,
tempe, kacang ijo, telur, ikan. Bayam diganti dengan: daun kangkung, wortel,
tomat. Bubur susu diganti dengan: bubur kacang ijo, bubur sumsum, biskuit,
dll.Menyapih anak harus bertahap, jangan
d. dilakukan secara
tiba-tiba. Kurangi frekuensi pemberian ASI sedikit demi sedikit.
INGAT !
Teruskan pemberian ASI
Berikan makanan keluarga 3 kali sehari
Berikan makanan selingan 2 kali sehari
Gunakan beraneka ragam bahan makanan setiap harinya.
7
4. Mengambil contoh asam lambung untuk dianalisis lebih lanjut.
5. Dekompresi lambung
6. Sebelum operasi perut atau biasanya sebelum dilakukan endoskopi
Tindakan ini dapat dilakukan dengan tujuan hanya untuk mengambil contoh
racun dari dalam tubuh, sampai dengan menguras isi lambung sampai bersih. Untuk
mengetes benar tidaknya tube dimasukkan ke lambung, harus didengarkan dengan
menginjeksekan udara dan kemudian mendengarkannya. Hal ini untuk memastikan
bahwa tube tidak masuk ke paru-paru.
8
sebagai persiapan operasi, biasanya dokter akan menyarankan akan pasien puasa
terlebih dahulu atau berhenti dalam meminum obat sementara.
Kontra Indikasi
Pada pasien yang mengalami cedera/injuri pada system pencernaan bagian
atas, menelan racun yang bersifat keras/korosif pada kulit, daln mengalami cedera
pada jalan nafasnya, serta mengalami perforasi pada saluran cerna bagian atas.
komplikasi
1. Aspirasi
2. Bradikardi
3. Hiponatremia
4. Epistaksis
5. Spasme laring
6. Hipoksia dan hiperkapnia
7. Injuri mekanik pada leher, eksofagus dan saluran percernaan atas
8. Ketidakseimbangan antara cairan dan elektrolit
9. Pasien yang berontak memperbesar resiko komplikasi
D. MENGHISAP LENDIR
Pengertian Tindakan menghisap lendir melalui hidung dan atau mulut
Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan penghisapan lendir, mengeluarkan
lendir, melonggarkan jalan nafas
Kebijakan Dibawah tangungjawab dokter.
Prosedur PERSIAPAN ALAT :
Perangkat penghisap lendir meliputi :
1. Mesin penghisap lendir
2. Slang penghisap lendir sesuai kebutuhan
3. Air matang untuk pembilas dalam tempatnya (kom)
4. Cairan desinfektan dalam tempatnya untuk merendam slang
5. Pinset anatomi untuk memegang slang
9
6. Spatel / sundip lidah yang dibungkus dengan kain kasa
7. Sarung tangan
8. Bak instrumen
9. Kasa
10. Bengkok
PERSIAPAN PASIEN :
1. Bila pasien sadar, siapkan dengan posisi setengah duduk
2. Bila pasien tidak sadar ;
a. Posisi miring
b. Kepala ekstensi agar penghisap dapat berjalan lancar
PELAKSANAAN :
1. jelasakan pada pasien/ keluarga + inform concern
2. Alat didekatkan pada pasien dan perawat cuci tangan
3. Perawat memakai sarung tangan
3. Pasien disiapkan sesuai dengan kondisi
4. Slang dipasang pada mesin penghisap lendir
5. Mesin penghisap lendir dihidupkan
6. Sebelum menghisap lendir pada pasien, cobakan lebih dahulu untuk air bersih
yang tersedia
7. tekan lidah dengan spatel
8. Hisap lendir pasien sampai selesai. Mesin/pesawat dimatikan
9. Bersihkan mulut pasien kasa
10. membersihakan slang dengan air dalam kom
11. Slang direndam dalam cairan desinfektan yang tersedia
12. Perawat cuci tangan
10