Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan dasar pada manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
oleh manusia dalam menjaga keseimbangan baik secara fisiologis maupun
psikologis. Hal ini tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan
kesehatan. Kebutuhan dasar pada manusia menurut Abraham Maslow, yaitu
Teori Hierarki. Kebutuhan yang menyatakan bahwa setiap manusia memiliki
lima kebutuhan dasar, salah satu diantaranya adalah kebutuhan fisiologis,
merupakan kebutuhan paling dasar pada manusia antara lain pemenuhan
kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, cairan (minuman), intake dan output
(nutrisi/makanan), eliminasi, istirahat dan tidur, aktivitas, keseimbangan suhu
tubuh, serta seksual.
Intake cairan yaitu jumlah atau volume kebutuhan tubuh manusia akan
cairan per hari. Selama aktivitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa
minum kira-kira 1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira
2500 ml per hari sehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari
makanan, dan oksidasi selama proses metabolisme. Output cairan yaitu jumlah
atau volume kehilangan cairan pada tubuh manusia per hari. Kehilangan cairan
tubuh melalui empat rute (proses) yaitu : urine, feses, keringat, dan IWL.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas secara khusus tentang Konsep Cairan dan
Elektolit, dan menghitung balance cairan.

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep cairan dan elektrolit,
dan mampu menghitung balance cairan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi cairan
b. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep dasar cairan
c. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi elektrolit

1
d. Mahasiswa mampu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
keseimbangan cairan dan elektrolit
e. Mahasiswa memahami rumus menghitung tetesan infus
f. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
g. Mahasiswa mampu memahami indikasi gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit
h. Mahasiswa mampu memahami contoh kasus menghitung balance cairan

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. PENGERTIAN CAIRAN
Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air. Cairan
tubuh terdiri dari cairan eksternal dan cairan internal. Volume cairan intrasel
tidak dapat diukur secara langsung dengan prinsip difusi oleh karena tidak ada
bahan yang hanya terdapat dalam cairan intrasel. Volume cairan intrasel dapat
diketahui dengan mengurangi jumlah cairan ekternal, terdiri dari cairan tubuh
total.
Cairan Eksternal terdiri dari cairan tubuh total :
1. Cairan Interstitiel: bagian cairan ekstra sel yang ada diluar pembulu darah.
Plasma darah.

2. Cairan Transeluler, cairan yang terdapat pada rongga khusus seperti dalam
pleura, perikardium, cairan sendi, cairan serebrospinalis.
Kebutuhan cairan dan elektroli merupakan suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon
terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling
berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam
bentuk kelebihan atau kekurangan.

B. KONSEP DASAR
1. Volume dan Distribusi Cairan Tubuh
a. Volume cairan
Total jumlah volume cairan tubuh (Total Body Water = TBW) kira2
60% dari BB pria dan 50% dari BB wanita. Usia juga berpengaruh
terhadap TBW di mana makin tua usia maka sedikit kandungan airnya.
Jadi jumlah volume ini tergantung pada kandungan lemak badan dan
usia.

Contoh: BBL-TBW nya 70-80 %, usia pubertas sampai dengan 39 th


untuk pria 60% dari BB dan untuk wanita 52 % dari BB. Usia 45-60 th
untuk pria usia 55% dari BB dan wanita 47 % dari BB. Usia diatas 60
tahun untuk pria 52 % dari BB dan wanita 46 % dai BB.

Lemak jaringan sangat sedikit meyimpan cairan, dimana lemak pada


wanita lebih banyak daripada pria sehingga volume cairan lebih rendah

3
dari pria.

b. Distribusi cairan
Cairan tubuh didistribusikan diantara 2 kompartemen yaitu pada intra
seluler dan ekstraselular. Cairan Intraseluler kira-kira 2/3 atau 40% dari
BB, sedangkan Cairan Ekstraseluler 20% dari BB. Cairan ini terdiri atas
plasma (Cairan Intravaskuler) 5%.

Cairan Interstisial CIT (Cairan disekitar tubuh seperti limfe) 10-15 %


dan Cairan Transeluler (CTS) (misalnya cairan cerebrospinalis, sinovial,
cairan dalam peritoneum, cairan dalam rongga mata, dan lain-lain) 1-3
%.

c. Fungsi Cairan
1. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperature tubuh.
2. Transport nutrient ke sel
3. Transport hasil sisa metabolism
4. Transport hormone
5. Pelumas antar organ
6. Memperthanakan tekanan hidrostatik dalam system kardiovaskuler.

d. Keseimbangan Cairan
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake dan output cairan. Intake
cairan berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari
antara 1.800–2.500 ml/hari. Sekitar 1.200ml berasal dari minuman dan
1.000 ml dari makanan.

Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalambentuk urine 1.200-


1.500 ml/hari, paru-paru 300-500 ml, dan kulit 600-800 ml.
Rumus menghitung keseimbangan cairan tubuh :
CM – CK – IWL
Ket:
CM : Cairan Masuk CK : Cairan Keluar
* Rumus IWL
IWL = (15 x BB)
24 am

4
e. Pergerakan Cairan Tubuh
Mekanisme pergerakan cairan tubuh melalui 3 proses yaitu ;
1. Difusi
Merupakan proses dimana partikel yang terdapat dala cairan bergerak
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi
keseimbangan. Cairan dan elektrolit didisfusikan menembus
membrane sel. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh ukuran molekul,
konsentrasi larutan, dan temperature.
2. Osmosis
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membrane
semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke
konsentrasi yang lebih tinggi yang sifatnya menarik.
3. Transpor aktif
Merupakan proses partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi
karena adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung. Partikel
suatu larutan (elektrolit) terjadi secara aktif dan pasif. Air gerakan
terjadi secara pasif, sedangkan gerakan aktif dipengaruhi oleh:
a. Permaebilitas membran sel
b. Kemampuan difusi masing-masing partikel
c. Kekutan listrik pada permukaan membran sel
d. Perubahan tegangan potensial membran sel
e. Transport aktif oleh natrium pompa
Adapun gerakan secara pasif dipengaruhi oleh adanya:
a. Tekanan hidrostatik yaitu pada pembuluh darah (tekanan yang
mendorong air – plasma ke jaringan interstitium)
b. Tekanan osmotik yaitu :
1) Tekanan osmotik plasma = 280 miliosmol/kg air
2) Cairan yang sama dengan tekanan osmotik plasma disebut
ISOTONIK.
3) Cairan yang lebih tinggi dengan tekanan osmotik plasma
disebut HIPERTONIK.
4) Cairan yang lebih rendah dengn tekanan osmotik plasma
disebut HIPOTONIK.

5
f. Pengaturan Keseimbangan Cairan
1. Rasa dahaga
Mekanisme rasa dahaga :
a) Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan renin, yang
pada akhirnya menimbulkan produksi angiotensin II yang
dapat merangsang hipotalamus untuk melepaskan substrat
neuron yang bertanggungjawab terhadap sensasi haus.
b) Osmoreseptor di hipotalamus mendeteksi penigkatan tekanan
osmotic dan mengaktivasi jaringan saraf yang dapat
mengakibatkan sensasi rasa dahaga.
2. Anti Diuretik Hormon (ADH)
ADH dibentuk di hipotalamus dan disimpan dalam neurohipofisisi
dari hipofisis posterior. Stimuli utama untuk sekresi ADH adalah
peningkatan osmolaritas dan penurunan cairan ekstrasel. Hormone
ini meningkatkan rearbsorbsi air pada duktus koligentes, dengan
demikian dapat menghemat air
3. Aldosteron
Hormone ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja pada
tubulus ginjal untuk meningkatkan absrsorsi natrium. Pelepasan
aldosteron dirangsang konsentrasi kalium, natrium serum dan
system angiotensin rennin serta sangat efektif dalam
mengendalikan hiperkalemia.
4. Prostaglandin
Adalah asam lemak alami yang terdapat dalam banyak jaringan
dan berfungsi dalam merespn radang, pengendalian tekanan darah,
kontraksi uterus dan mobilitas gastro intestinal. Dalam ginjal,
prostaglandin bereran mengatur sirkulasi ginjal, respons natrium
dan efek ginjal pada ADH.
5. Glukokortikoid
Menigkatkan rearbsorbsi natrium dan air, sehingga volume darah
naik dan terjadi retensi natrium. Perubahan kadar glukokortikoid
menyebabkan perubahan pada keseimbangan cairan (volume
darah).

6
g. Cara Pengeluaran Cairan
Pengeluaran cairan terjadi melalui organ-organ seperti :
1. Ginjal
a) Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang
menerima 170 liter darah untuk disaring setiap hari.
b) Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam

c) Pada orang dewaasa produksi urine sekitar 1,5 liter/hari.

d) Jumlah urine yang dipprosuksi oleh ADH dan Aldosteron.

2. Kulit
a) Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang
menerima rangsang aktivitas kelenjar keringat
b) Rangsangan kelenjar keringat dapa dihasilkan
dari aktivitas otot, temperature lingkungan
yang meningkat dan demam.
c) Disebut Insensible Water Loss (IWL) sekitar 15 – 20 ml/24
jam.
3. Paru – paru
a) Menhasilkan IWL sekitar 400 ml/hari
b) Meningkatkan cairan yang hilang sebagai respon terhadap
perubahan kecepatan dan kedalaman nafas akibat pergerakan
atau demam.
4. Gastrointestinal
a) Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal
setiap hari sekitar 100 – 200 ml.
b) Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10 – 15 cc/kg
BB/24 jam, dengan kenaikan 10 % dari IWL pada setiap
kenaikan suhu 1O C.

h. Masalah keseimbangan cairan


1. Hipovolemik
Adalah kondisi akibat kekurangan volume Cairan Ekstraseluler
(CES), dan dapat terjadi kehilangan melalui kulit, ginjal,
gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan syok
hipovolemik. Mekanisme kompensasi pada hipovolemik adalah
peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi
jantung, kontraksi jantung, dan tekanan vaskuler), rassa haus,

7
pelepasan hormone ADH dan aldosteron. Hipovolemik yang
berlangsung lama dapat menimbulkan gagal ginjal akut.

Gejala : pusing, lemah, letih, anoreksia, mual, muntah, rasa haus,


gangguan mental, konstipasi dan oliguri, penurunan tekanan
darah, suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah kering dan
kasar, mukosa mulut kering. Tanda – tanda penurunan brat badan
akut , mata cekung pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan
anak – anak adanya penurunan jumlah air mata.

Ada 3 macam dehidrasi :


a) Dehidrasi isotonik
Kehilangan cairan dan elektrolit yang sama jumlahnya.
Penyebabnya muntah dan diare, kadar natrium dalma darah
antara 135 – 145 meq/l
b) Dehidrasi hipertonik
Kehilangan cairan lebih banyak disbanding elektrolitnya, seperti
pada hiperventilasi, kadar natrium dalam darah < 150 meq/l>
c) Dehidrasi hipotonik
Kehilangan elektrolit lebuh banyak disbanding cairannya, seperti
orang yang berkeringat banyak dan lama, tidak diimbangi
dengan intake cairan yang adekuat, kadar natrium darah , 130
meq /l

Penyebab terjadinya hipovolemia:


1) orang yang tak mau makan dan minum
2) orang yang berkeringat banyak dan lama
3) muntah dan diare
4) penyakit metabolic
5) hidropobia.

Sedangkan derajat dehidrasi menurut bnayaknya cairan yang hilang


antara lain:
a. Dehidrasi berat
Hilangnya cairan dalam tubuh 4-6 liter atau 10%bb.
Gejala :tekanan drah menurun, nadi naik dan lemah, tugor kulit
jelek, oliguria, pernapasan meningkat, kadar Na dalam darah 159
– 166meq/l.

8
b. Dehidrasi sedang
Hilangnya cairan tubuh 2 – 4 liter atau 5- 10 % bb. Gejala : mata
cekung, kadar Na dalam darah 152- 159 meq/l.
c. Dehidrasi berat
Hilangnya cairan tubuh 1 – 2 liter atau kurang 5 % bb. Pada orang
yang sudah tuaapabila terjadi kehilkangan mencapai 5% dari total
cairan tubuh, sudah dianggap berat,karena pada orang tua
kebutuhanya banyak.

2. Hipervolemia
Adalah penambaha/kelebihan volume cairan CES dapat terjadi pada
saat :
a) Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air
b) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan
air
c) Kelebihan pembarian cairan
d) Perpindaha CIT ke plasma.
Gejala : sesak nafas, peningkatan dan penurunan tekana darah,
nadi kuat, asietes, edema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi
vena leher dan irama gallop.

i. Ketidakseimbangan asam basa


1. Asidosis respiratorik
Disebabkan karena kegagalan system pernafasan dalam membuang
CO2 dari cairan tubuh. Kerusakan pernafasan, peningkatan PCO2
arteri diatas 45 mmHg dengan penurunan pH < 7,35. Penyebab ;
penyait obstruksi, retraksi paru, polimielitis, penurunan aktivitas
pusat pernafasan (trauma kepala, pendarahan, narkotik, anestesi, dll).
2. Alkalosis respiratorik
Disebabkan karena kehilangan CO2 dari paru-paru pada kecepatan
yang lebih tinggi dari produksinya dalam jaringan. Hal ini
menimbulkan PCO2 arteri < 35 mmHg, pH > 7,45. Penyebab :
hiperventilasi alveolar, anxietas, demam, meningitis, keracunan
aspirin, pneumonia dan emboli paru.
3. Asidosis metabolic
Terjadi akibat akumulasi abnormal fixed acid atau kehilangan basa.
pH arteri < 7,35, HCO3 menurun diawah 22 mEq/lt. Gejala ;
pernafasan kusmaul (dalam dan cepat), disorientasi dan koma.

9
4. Alkalosis metabolic
Disebabkan oleh kehilangan ion hidrigen atau penambahan basa pada
cairan tubuh. Bikarbonat plasma meningkat > 26 mEq/ltd an pH arteri
> 7,45. Penyebab : mencerna sebagian besar basa ( missal : BaHCO3
antasid, soda kue) untuk mengatasi ulkus peptikum atau rasa
kembung. Gejala : apatis, lemah, gengguan mental, kram dan pusing.

Kebutuhan Cairan Menurut Umur dan Berat Badan.


CAIRAN (ML/24
NO UMUR BB (KG)
JAM)
1 3 hari 3,0 250 – 300
2 1 tahun 9,5 1150 – 1300
3 2 tahun 11,8 1350 – 1500
4 6 tahun 20 1800 – 2000
5 10 tahun 28,7 2000 – 2500
6 14 tahun 45 2200 – 2700
7 18 tahun (Adult) 54 2200 – 2700

C. PENGERTIAN ELEKTROLIT
Elektrolit adalah substansi yang menyebabkan ion kation (+) dan anion (-). Ada
tiga cairan elektrolit yang paling esensial yaitu :
1. Pengaturan elektrolit
a. Natrium (sodium)
1) Merupaka kation paling banyak yang terdapa pada Cairan Ekstrasel
(CES)
2) Na+ mempenagruhi keseimbangan air, hantaran implus araf dan
kontraksi otot.
3) Sodium diatur oleh intake garam aldosteron, dan pengeluaran urine.
Normalnya sekitar 135-148 mEq/lt.
b. Kalium (potassium)
1) Merupakan kation utama dalam CIS

2) Berfungsi sebagai excitability neuromuskuler dan kontraksi otot.

3) Diperlukan untuk pembentukan glikkogen, sintesa protein,


pengaturan keseibangan asam basa, karena ion K+ dapat diubah
menjadi ion H+. Nilai normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt.

10
c. Kalsium
1) Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, kondusi jantung,
pembekuan darah serta pembentukan tulang dan gigi.
2) Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan
tiroid.

3) Hormone paratiroid mengarbsobsi kalsium melalui gastrointestinal,


sekresi melalui ginjal.
4) Hormon thirocaltitonim menghambat penyerapan Ca+ tulang.

d. Magnesium
1) Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel.

2) Sangat penting untuk aktivitas enzim, neurocemia, dn muscular


excibility. Nilai normalnya 1,5-2,5 mEq/lt.
e. Klorida
Terdapat pada CES dan CIS, normalnya 95-105 mEqlt.
f. Bikarbinat
1) HCO3 adalh buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada
cairan CES dan CIS.
2) Bikarbonat diatur oleh ginjal.

g. Fosfat
1) Merupakan anion buffer dalam CIS dan CES

2) Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskuler,


metabolisme karbohidrat, dan pengaturan asam basa.
3) Pengaturan oleh hormone paratiroid

2. Gejala klinis kekurangan elektrolit :


a. Haus
b. Anoreksia
c. Perubahan tanda-tanda vital
d. Lemas atau pucat
e. Anak rewel
f. Kejang-kejang
g. Kulit dingin
h. Rasa malas

11
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
1. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas perkembangan tubuh, metabolism yang
diperlukan dan berat badan.

2. Temperature lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat
kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari.
3. Diet
Pada saat tubuh kekurangan niutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi,
proses ini menimblkan pergerakan carian dari interstitial ke intraseluler.
4. Stres
Stres dapat menimbulkan paningkatan metabolism sel, konsentrasi darah dan
glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air.
Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi
urine.
5. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjaldan jantung,
gangguan hormone akan mengganggu keseimbangan cairan.

E. CARA MENGHITUNG INFUS


1. Dewasa (Makro dengan 20 tetes / menit)
Tetesan / menit = Jumlah cairan yang masuk

Lamanya infuse (jam) x 3

Atau tetesan / menit = Jumlah kebutuhan cairan x factortetesan

Lama infuse (jam) x 60 menit

Catatan : factor tetesan infuse bermacam – macam, dapat dilihat pada label
infuse (10 per menit, 15 per menit, 20 tetes per menit).

2. Anak
Tetesan / menit (mikro) = Jumlah cairan yang masuk

Lamanya infuse (jam)

12
F. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan medis utama diarahkan pada pengendalian atau pengobatan
penyakit dasar. Obat-obatan tersebut misalnya; prednison yang dapat
mengurangi beratnya diare dan penyakit.
2. Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukosa oral
serta larutan elektrolit dapat diberikan untuk rehydrasi pasien.
3. Untuk diare sedang, akibat sumber non infeksius, obat-obatan tidak spesifik
seperti defenosiklat (lomotil) dan loperamit (imodium) juga diberikan untuk
menurunkan motilitas.
4. Preparat anti mikrobial diberikan bila preparat infeksius telah teridentifiksi
atau bila diare sangat berat.
5. Terapi cairan intra vena mungkin diperlukan untuk hydrasi cepat, khususnya
untuk anak kecil dan lansia.

G. INDIKASI
1. Pendarahan dalam jumlah banyak ( kehilangan cairan tubuh dan komponen
darah )
2. Trauma abdomen ( perut ) berat ( kehilangan cairan tubuh dan komponen
darah )
3. Fraktur ( patah tulang ), khususnya di pelvis ( panggul ) dan femur ( paha )
kehilangan cairan tubuh dan komponen darah.
4. Serangan panas ( heat stroke ) kehilangan cairan tubuh pada pada dehidrasi
5. Diare dab demam ( mengakibatkan dehidrasi )
6. Luka bakar luas ( kehilangan banyak cairan tubuh )
7. Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung ( kehilangan cairan tubuh
dan kompenan darah )

H. CONTOH MENGHITUNG BALANCE CAIRAN


Rumus Balance Cairan
Inteake / cairan masuk = Output / cairan keluar + IWL (Insensible Water
Loss)
Intake / Cairan Masuk : mulai dari cairan infus, minum, kandungan cairan
dalam makanan pasien, volume obat-obatan, termasuk obat suntik, obat yang di
drip, albumin dll.
Output / Cairan keluar : urine dalam 24 jam, jika pasien dipasang kateter maka
hitung dalam ukuran di urinbag, jka tidak terpasang maka pasien harus
menampung urinenya, biasanya ditampung di botol air mineral dengan ukuran
1,5 liter, kemudian feses.

13
IWL (insensible water loss(IWL) : jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan
sulit diitung, yaitu jumlah keringat, uap hawa nafas.
RUMUS IWL
IWL = (15 x BB )
24 jam

Contoh:
Tn.A BB 60kg dengan suhu tubuh 37⁰C (suhu normal)
IWL = (15 x 60 ) = 37,5 cc/jam
24 jam
*kalo dlm 24 jam —-> 37,5 x 24 = 900cc/24 jam
*Rumus IWL Kenaikan Suhu
[(10% x CM)x jumlah kenaikan suhu] + IWL normal
24 jam
Contoh:
Tn.A BB 60kg, suhu= 39⁰C, CM= 200cc
IWL = [(10%x200)x(39 ⁰ C-37 ⁰ C)] + 37,5cc
24 jam
= (20×2) + 37,5cc
24
= 1,7 + 37,5 = 39cc/jam

*CM : Cairan Masuk


Menghitung balance cairan seseorang harus diperhatikan berbagai faktor,
diantaranya Berat Badan dan Umur, karena penghitungannya antara usia anak
dengan dewasa berbeda.
Menghitung balance cairanpun harus diperhatikan mana yang termasuk
kelompok Intake cairan dan mana yang output cairan. Berdasarkan kutipan dari
Iwasa M. Kogoshi S (1995) Fluid Therapy do (PT. Otsuka Indonesia)
penghitungan wajib per 24 jam bukan pershift.

PENGHITUNGAN BALANCE CAIRAN UNTUK DEWASA


Input cairan: Air (makan+Minum) = ……cc
Cairan Infus = ……cc
Therapi injeksi = ……cc
Air Metabolisme = ……cc (Hitung AM= 5 cc/kgBB/hari)
Output cairan : Urine = ……cc

14
Feses = …..cc (kondisi normal 1 BAB feses = 100 cc)
Muntah/perdarahan
cairan drainage luka/
cairan NGT terbuka = …..cc
IWL = …..cc (hitung IWL= 15 cc/kgBB/hari)
(Insensible Water Loss)
Contoh Kasus:
Tn Y (35 tahun) , BB 60 Kg; dirawat dengan post op Laparatomi hari kedua,
akibat appendix perforasi, Keadaan umum masih lemah, kesadaran
composmentis..Vital sign TD: 110/70 mmHg; HR 88 x/menit; RR 20 x/menit,
T 37 °C: masih dipuasakan, saat ini terpasang NGT terbuka cairan berwarna
kuning kehijauan sebanyak 200 cc; pada daerah luka incici operasi terpasang
drainage berwarna merah sebanyak 100 cc, Infus terpasang Dextrose 5% drip
Antrain 1 ampul/kolf : 2000 cc/24 jam., terpasang catheter urine dengan jumlah
urine 1700 cc, dan mendapat tranfusi WB 300 cc; mendapat antibiotik Cefat 2
x 1 gram yg didripkan dalam NaCl 50 cc setiap kali pemberian, Hitung balance
cairan Tn Y!
Input Cairan: Infus = 2000 cc
Tranfusi WB = 300 cc
Obat injeksi = 100 cc
AM = 300 cc (5 cc x 60 kg) +
———————————————
2700 cc
Output cairan: Drainage = 100 cc
NGT = 200 cc
Urine = 1700 cc
IWL = 900 cc (15 cc x 60 kg) +
———————————————-
2900 cc
Jadi Balance cairan Tn Y dalam 24 jam : Intake cairan – output cairan
2700 cc – 2900 cc
= -200 cc.
Bagaimana jika ada kenaikan suhu? maka untuk menghitung output terutama
IWL gunakan rumus :
IWL + 200 (suhu tinggi – 36,8 .°C), nilai 36,8 °C adalah konstanta
Andaikan suhu Tn Y adalah 38,5 °C, berapakah Balance cairannya?
berarti nilai IWl Tn Y= 900 + 200 (38,5 °C – 36,8 .°C)

15
= 900 + 200 (1,7)
= 900 + 340 cc
= 1240 cc

Masukkan nilai IWL kondisi suhu tinggi dalam penjumlahan kelompok Output
:
Drainage = 100 cc
NGT = 200 cc
Urine = 1700 cc
IWL = 1240 cc +
————————–
3240 cc
Jadi Balance cairannya dalam kondisi suhu febris pada Tn Y adalah : 2700 cc –
3240 cc = -540 cc
Menghitung Balance cairan anak tergantung tahap umur, untuk menentukan
Air Metabolisme,menurut Iwasa M, Kogoshi S dalam Fluid Tehrapy
Bunko do (1995) dari PT. Otsuka Indonesia yaitu:
Usia Balita (1 – 3 tahun) : 8 cc/kgBB/hari
Usia 5 – 7 tahun : 8 – 8,5 cc/kgBB/hari
Usia 7 – 11 tahun : 6 – 7 cc/kgBB/hari
Usia 12 – 14 tahun : 5 – 6 cc/kgBB/hari
Untuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak = (30 – usia anak dalam
tahun) x
cc/kgBB/hari
Jika anak mengompol menghitung urine 0,5 cc – 1 cc/kgBB/hari
CONTOH :
An X (3 tahun) BB 14 Kg, dirawata hari ke dua dengan DBD, keluhan pasien
menurut ibunya: “rewel, tidak nafsu makan; malas minum, badannya masih
hangat; gusinya tadi malam berdarah”. Berdasarkan pemeriksaan fisik didapat
data: Keadaan umum terlihat lemah, kesadaran composmentis, TTV: HR 100
x/menit; T 37,3 °C; petechie di kedua tungkai kaki, Makan /24 jam hanya 6
sendok makan, Minum/24 jam 1000 cc; BAK/24 jam : 1000 cc, mendapat Infus
Asering 1000 cc/24 jam. Hasil pemeriksaan lab Tr terakhir: 50.000. Hitunglah
balance cairan anak ini!
Input cairan: Minum : 1000 cc
Infus : 1000 cc
AM : 112 cc + (8 cc x 14 kg)

16
————————-
2112 cc
Out put cairan: Muntah : 100 cc
Urin : 1000 cc
IWL : 378 cc + (30-3 tahun) x 14 kg
—————————–
1478 cc
Balance cairan = Intake cairan – Output Cairam
2112 cc – 1478 cc
+ 634 cc
Sekarang hitung balance cairannya jika suhu An x 39,8 °C !
yang perlu diperhatikan adalah penghitungan IWL pada kenaikan suhu
gunakan rumus:
IWL + 200 ( Suhu Tinggi – 36,8 °C) 36,8 °C adalah konstanta.
IWL An X = 378 + 200 (39,8 °C – 36,8 °C)
378 + 200 (3)
378 + 600
978 cc

Maka output cairan An X = Muntah : 100 cc


Urin : 1000 cc
IWL : 978 cc +
————————-
2078 cc
Jadi Balance cairannya = 2112 cc – 2078 cc
+ 34 cc.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air. Cairan
tubuh terdiri dari cairan eksternal dan cairan internal. Volume cairan intrasel
tidak dapat diukur secara langsung dengan prinsip difusi oleh karena tidak
ada bahan yang hanya terdapat dalam cairan intrasel. Volume cairan intrasel
dapat diketahui dengan mengurangi jumlah cairan ekternal, terdiri dari cairan
tubuh total. Elektrolit adalah substansi yang menyebabkan ion kation (+) dan
anion (-).

Intake cairan yaitu jumlah atau volume kebutuhan tubuh manusia akan cairan
per hari. Selama aktivitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum
kira-kira 1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500
ml per hari sehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari
makanan, dan oksidasi selama proses metabolisme. Output cairan yaitu
jumlah atau volume kehilangan cairan pada tubuh manusia per hari.
Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu : urine, feses,
keringat, dan IWL.

B. Saran
Demikianlah penyusun makalah ini, kami sadar bahwa dalam penyusunan
makalah masih banyak kekurangan, karena keterbatasan kemampuan kami
atau kurangnya referensi. Maka dari itu kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan
makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini berguna bagi para
pembacanya dan bisa menambah ilmu pengetahuan kita semua. Amin ya
Rabbal ‘alamin.

18
DAFTAR PUSTAKA

Barbara Kozier, Fundamental Of Nursing Concept, Process and Practice, Fifth


Edition, Addison Wsley Nursing, California, 1995

Dolores F. Saxton, Comprehensive Review Of Nursing For NCLEK-RN,


Sixteenth Edition, Mosby, St. louis, Missouri, 1999.

Sylvia Anderson Price, Alih : Peter Anugerah, Pathofisiologi Konsep Klinis


Proses-proses Penyakit, Edisi kedua, EGC, Jakarta, 1995

19

Anda mungkin juga menyukai